Anda di halaman 1dari 18

SYNDROME OF INAPPROPRIATE

ANTIDIURETIC HORMONE (SIADH)


Definisi
• SIADH merupakan kumpulan gejala akibat gangguan
hormon antidiuretik atau yang lebih dikenal dengan
Inappropriate ADH syndrome, Schwartz-Bartter
syndrome. SIADH dapat didefinisikan sebagai
gangguan produksi hormon antidiuretik ini
menyebabkan retensi garam atau hiponatremia.
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang (Watson,2004).

Kelenjar Hipofisis dibagi menjadi tiga, yaitu Hipofisis anterior,pars media dan posterior .

1. Lobus Anterior (Adenohipofisis) Hormon yang menstimulasi dan


menghambat hipofisis mengalir dalam
2. Lobus Pars Media sistem porta pembuluh darah dari
hypothalamus mengendalikan hormon
3. Lobus Posterior (Neurohipofisis) yang dihasilkan oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis.
• Hormon Adenokortikotropik (ACTH)
• Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
• Gonadotropine Hormone, yaitu Follicle
Stimulating Hormone
• (FSH) dan Lutienizing Hormone (LH)
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang (Watson,2004).

Kelenjar Hipofisis dibagi menjadi tiga, yaitu Hipofisis anterior,pars media dan posterior .

1. Lobus Anterior (Adenohipofisis) Jenis hormon serta fungsi hipofisis media


2. Lobus Pars Media ,MSH (Melanosit Stimulating
Hormon),fungsi: mempengaruhi warna
3. Lobus Posterior (Neurohipofisis) kulit individu dengan cara
menyebarkan butir melamin,apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang (Watson,2004).

Kelenjar Hipofisis dibagi menjadi tiga, yaitu Hipofisis anterior,pars media dan posterior .

1. Lobus Anterior (Adenohipofisis)


2. Lobus Pars Media Lobus posterior tidak menghasilkan
hormon, tetapi menyimpan dan
3. Lobus Posterior (Neurohipofisis) menyekresi dua hormon, yaitu
Antidiuretic Hormone dan Oksitosin.
Hormon Antidiuretik (Vasopresin) Mengatur kecepatan eksresi air ke dalam urin
dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
Dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus, dan
ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil
hormone. ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan
kanal air ke dalam membrane lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air
pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga merangsang absorsi
Na+ dan urea ditubulus.
Etiologi
• SIADH dapat disebabkan oleh kanker paru dan kanker lainnya. Penyakit paru (pneumonia, TB)
dan penyakit SSP (sistem saraf pusat) seperti atrofi serebrum senilis, hidrosefalus, delifiumtremens,
psilosis akut, penyakit demielinisasi dan degenerative, penyakit peradangan, trauma/cedera
kepala/cerebrovaskular accident, pembedahan pada otak, tumor (karsinuma bronkus, leukemia,
limfoma, timoma, sarkoma) atau infeksi otak (ensepalitis, meningitis) dapat menimbulkan SIADH
melalui stimulasi langsung kelenjar hipofisis. Beberapa obat (vasopressin, desmopresin asetat,
klorpropamid, klofibrat, karbamazepin, vinkristin, fenotiazin, antidepresan trisiklik, preparat diuretic
tiazida, dan lain-lain) dan nikotin dapat terlibat terjadinya SIADH; zat-zat tersebut dapat
menstimulasi langsung kelenjar hipofisis atau meningkatkan sensitifitas tubulus renal terhadap ADH
yang beredar dalam darah (Grabe, Mark A. 2006).
Faktor Pencetus
o Trauma Kepala
o Meningitis.
o Ensefalitis.
o Neoplasma.
o Cedera Serebrovaskuler.
o Pembedahan.
o Penyakit Endokrin.
Gejala yang sering muncul
• Mual dan muntah
• Mobilisasi gastrointestinal menurun (Anorexia)
• Takipnea
• Retensi air yang berlebihan
• Hiponatremi (penurunan kadar natrium )
• Kelemahan
• Letargi
• Penurunan kesadaran (stupor) hingga koma
• Pengeluaran dan produksi urin kurang karena osmolalitas urine melebihi osmolaritas
plasma
Patofisiologi
3 Patofisiologis yang bertanggung jawab terhadap SIDH :
• Sekresi ADH yang abnormal dari sistem hipofisis. Mekanisme tersebut disebabkan oleh
kelainan sistem saraf pusat seperti trauma kepala, stroke, meningitis, tumor, ensafalitis ,
sindrom guillain Barre. Pasien yang mengalami syok, status asmatikus, nyeri hebat atau
stress tingkat tinggi, atau tidak adanya tekanan positif pernafasan juga akan
mengalami SIADH.
• ADH atau substansi ADH dihasilkan oleh sel-sel diluar system supraoptik – hipofisis, yang
disebut sebagai sekresi ektopik (misalnya pada infeksi).
• Kerja ADH pada tubulus ginjal bagian distal mengalami pemacuan. Bermacam-
macam obat menstimulasi atau mempotensiasi pelepasan ADH. Obat-obat tersebut
termasuk nikotin, transquilizer, barbiturate, anestesi umum, suplemen kalium, diuretik
tiazid, obat-obat hipoglikemia, asetominofen, isoproterenol dan empat anti neoplastic:
sisplatin, siklofosfamid, vinblastine dan vinkristin (Otto, Shirley E 2003).
Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaan Natrium yang berfungsi untuk 5. Osmolalitas plasma dan hiponatremia
melihat fungsi ginjal, dalam pemeriksaan (penurunan konsentrasi natrium,natrium
tersebut didapatkan hasil serum menurun serum menurun sampai 170 M Eq/L.
<15 M Eq/L.
6. Prosedur khusus :tes fungsi ginjal(nitrogen
2. Osmolalitas,umumnya rendah tetapi urea darah (blood urea nitrogen/BUN,
mungkin normal atau atau kadang disebut sebagai urea) dan
tinggi.Osmolalitasurin,dapat turun/biasa < kreatinin).
100 m osmol/L kecuali pada SIADH
dimana kasus ini akan melebihi osmolalitas 7. Pengawasan di tempat tidur :
serum. Berat jenis urin:meningkat (< 1,020) peningkatan tekanan darah (dilakukan
bila ada SIADH. pada pasien yang menjalani rawat inap
dirumah sakit dan pemantauan dilakukan
3. Natrium urin > 20 M Eq/L menandakan untuk menghidari atau mencegah
SIADH. terjadinya hal yang memperberat
penyakit klien) (Sacher, Ronald A, 2004)
4. Hematokrit (Ht dan Hb), tergantung pada
keseimbangan cairan,misalnya:kelebihan
cairan melawan dehidrasi.
Pemeriksaan penunjang
• RIA (radioimunoasay) untuk memeriksa kadar ADH plasma, namun
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan.
• CT Scan atau MRI kepala untuk menemukan penyebab yang berasal
dari SSP (misalnya tumor) dan edema serebral yang merupakan
komplikasi SIADH.
• Foto rontgen thoraks untuk menemukan penyebab yang berasal dari
paru-paru.
Penatalaksanaan
• Pengobatan penyakit yang mendasari, yaitu pengobatan yang
ditunjukkan untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan
SIADH
• Mengurangi retensi cairan yang berlebihan. Pada kasus ringan
retensi cairan dapat dikurangi dengan membatasi masukan
cairan
• Semua asuhan yang diperlukan saat pasien mengalami
penurunan tingkat kesadaran (kejang, koma, dan kematian)
seperti pemantauan yang cermat masukan dan haluaran urine.
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan dukungan emosional.
Komplikasi
SIADH dapat mengakibatkan komplikasi sebagai berikut
• Edema serebral
• Edema pulmo non kardiogenik
• Central Pontine Myelinolysis (CPM)
• Overload tipe hipotonik
• Penurunan Osmolaritas (plasma)
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SIADH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai