Anda di halaman 1dari 4

KKotak 3.

FBI Amerika Serikat Dan Investigasinya

Federal bureau of investigation (FBI) adalah bagian utama dari departemen kehakiman di amerika
serikat (united states department of justice) yang melakukan investigasi. FBI merupakan lembaga investigasi
untuk pemerintah federal (federal criminal investigative body) dan lembaga intelejen dalam negeri (domestic
intelligence agency). Pada saat ini FBI berwenang untuk melakukan investigasi terhadap lebih dari 200
kategori kejahatan federal (federal crimes). Dengan demikian FBI secara de facto merupakan lembaga
penegak hukum yang paling utama (lead law enforcement agency) di pemerintahan Amerika serikat.
Mottonya sesuai dengan singkatan namanya, yakni “Fidelity, Bravery, Integrty”.

Lambang FBI

Operasi inti dari FBI adalah melaksanakan investigasi sesuai dengan misi FBI, yakni “melindungi dan
mempertahankan Amerika Serikat dari ancaman teroris dan ancaman intelijen asing dan menegakkan
nhukum pidana amerika serikat”.

Program investigasi FBI dibagi dalam dua prioritas, yakni prioritas keamanan nasional (national
security priorities) dan prioritas di bidang kejahatan (criminal priorities).
National Security Priorites Criminal Priorities Criminal Priorities
1. Counterterrorism 4. Public Corruption 7. White Collar Crime
 International Terrorism  Government Fraud  Antitrust
 Domestic Terrorism  Election Fraud  Bankruptcy Fraud
 Weapons of Mass  Foreign Corrupt  Corporate/Securities
Destruction Practices Fraud
 Health Care Fraud
 Identity Thef
 Insurance Fraud
 Money Laundering
 Mortgage Fraud
 Telemarketing Fraud
 More White-Collar
Fraud

2. Counterintelligence 5. Civil Right 8. Major Thefs/Violent Crime


 Counterespionage  Hate Crime  Art Thef
 Counterprofileration  Human Trafficking  Cargo Thef
 Economic Espionage  Color of Law  Crimes Against
 Freedom of Acces to Childern
Clinics  Cruise Ship Crime
 Indian Country Crime
 Jewelry and Gems
Thef
 Retail Thef
 Vehicle Thef
 Violent Gangs

3. Cyber Crime 6. Organized Crime


 Computer Intrusions  Italian Mafia/LCN
 Online Predators  Eurasian
 Piracy/Intellectual property  Balkan
thef  Middle Eastern
 Internet fraud  Asian
 African
 Sports Bribery

Oleh karena itu juga, jasa-jasa forensic yang dibahas di atas sering diberikan oleh perusahaan di bidang
sekuriti seperti Kroll, Pinkerton dan Interclaim (lihat bab 28) dan oleh firma hukum (law firm). Lihat
kutipan iklasn Kroll yang berisi jasa-jasa forensic yang ditawarkannya di kotak 3.2.3 rekan dan staf di
firma hukum sering kali berasal dari lembaga penegakan hukum seperti kepolisian, kejaksaan,
kehakiman, SEC, otoritas jasa keuangan (financial services authority), dan lembaga di bidang pencegahan
atau pemberantasan pencucian uang seperti Austrac, the Australian Transaction Report and Analysis
Centre (semacam PPATK kita).

KROLL

Di bawah ini dibahas dua jasa forensic yang ada relevansinya bagi kita. Pertama, asset recovery yang
akan dibahas secara lebih mendalam di bab 28. Belum ada dokumentasi mengenai adanya asset
recovery atau pemulihan asset yang dilarikan koruptor Indonesia ke luar negeri, kecuali “kekayaan” G.A.
Thahir di Singapura (lihat bab 28). Melihat kasus-kasus korupsi yang sangat besar (untuk ukuran dunia
sekalipun), seharusnya asset recovery merupakan jasa forensic yang sangat diperlukan di Indonesia.

Jasa forensic kedua adalah penyediaan Ahli (expert witness) di pengadilan, dan persyaratan. Ahli dan
keterangan Ahli, baik untuk kebutuhan penuntut umum maupun untuk tim pembela (pengacara)
berkembang pesat di Indonesia. Masalahnya adalah criteria mengenai siapa yang dapat dianggap Ahli,
masih sering diperdebatkan di ruang persidangan.

ASSET RECOVERY

Asset recovery adalah pemulihan kerugian dengan cara menemukan dan menguasai kebali asset yang
dijarah, misalnya dalam kasus korupsi, penggelapan, dan pencucian uang (money laundering).

Asset recovery tersebar dalam sejarah akuntansi forensic adalah likuidasi Bank of Credit AND Commerce
International (BCCI). BCCI bangkrut karena sarat fraud. Para ahli dan praktisi perbankan menggambarkan
kasus BCCI sebagai fraud terbesar dan paling rumit dalam industry perbankan. BCCI dituduh melakukan
pencucian uang (money laundering), praktik tidak sehat dalam memberikan pinjaman, penggelapan
pembukuan, perdagangan valuta asing yang amburadul, dan pelanggaran ketentuan perbankan berskala
besar. Karena tenggelam dalam fraud, nama bank itu diplesetkan menjadi Bank of Crooks and Criminals
International.

Tahun 1991 Touche Ross ditunjuk menjadi likuidator BCCI. Touche Ross kemudian bergabung dengan
Deloitte Haskins & Sells menjadi Deloitte & Touche.

Wikipedia memberikan gambaran tentang proses dan besarnya asset para kreditor yang berhasil
dipulihkan dalam upaya Deloitte & Touche yang sudah berjalan 14 tahun.

Deloitte & Touche selaku likuidator mengajukan tuntutan terhadap Price Waterhouse dan Ersnt & Young
yang merupakan auditor dari BCCI. Tuntutan ini diselesaikan dalam tahun 1988 sebesar $175 juta.
Deloitte & Touche juga mengajukan tuntutan terhadap Emir dari Abu Dhabi, pemegang saham besar
BCCI, untuk sekitar $400 juta di tahun 1999. Kreditor BCCI mengajukan tuntutan sekitar $1 miliar kepada
Bank of England. Dengan perjuangan mati-matian selama Sembilan tahun, karena aturan kekebalan bank
sentral, kasus ini ke pengadilan tahun 2004. Namun, dalam bulan November 2005 Doloitte menggunakan
tuntutannya terhadap Bank of England, dengan alas an hal itu bertentangan dengan kepentingan para
kreditor yang dialami para kreditor.

Anda mungkin juga menyukai