Anda di halaman 1dari 7

1.

Botani
A. Klasifikasi kubis
Berikut adalah klasifikasi dari tanaman kubis (B oleraceae):
 Kingdom : Plantae
 Divisio : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Papavorales
 Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
 Genus : Brassica
 Spesies : Brassica oleracea L. (Simpson,2006).
B. Morfologi kubis
Kepala kubis paling tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yang besar,
yang terdiri atas daun yang saling tumpang tindih secara ketat, yang menempel
dan melengkapi batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanaman umumnya
berkisar 40-60 cm. Pertumbuhan daun memanjang dan tiarap. Daun berikutnya
secara progresif lebih pendek, lebih lebar, lebih tegak, dan mulai menindih daun
yang lebih muda. Bersamaan dengan pertumbuhan daun, batang juga lambat
lahun juga akan memanjang dan membesar pertumbuhan kepala bagian dalam
yang terus berlangsung hinnga melewati fase matang (keras) dapat menyebabkan
pecahnya kepala. Variabel komoditas yang penting adalah ukuran kepala,
kerapatan, bentuk, warna, dan periode kematangan. Bentuk kepala berkisar elips
meruncing hingga gepeng, dengan bentuk yang paling disukai adalah bundar atau
hampir bundar, warna daun beragam mulai dari hijau muda hinga hijau-biru tua
dan juag ungu kemerahan tekstur daun licin atau kusut (Rubatzky et al.,1998)
Menurut Sunarjono (2011), kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman
semusim. Tanaman kubis berbentuk batang pendek dan beruas-ruas, sebagai
bekas tempat duduk daun. Tanaman ini berakar tungang dengan akar sampingnya
sedikit ketepi dangkal. Daunya lebar berbentuk bulat telur. Bunga tersusun dalam
tandan dengan mahkota bungga berwarna kuning spesifik, buahnya bulat panjang
menyerupai polong, polong muda berwarna hijau, setelah tua warnanya
kecoklatan dan mudah pecah bijinya berbentuk bulat kecil dan berwarna
kecoklatan. Biji yang banyak tersebut menempel pada diding bilik tengah polong.

2. Syarat tumbuh tanaman kubis


Tanaman kubis merupakan tanaman dataran tinggi, tumbuh baik pada ketinggian tempat
lebih dari 750 mdpl (meter di atas permukaan laut). Namun demikian sekarang sudah
banyak kubis yang ditanam di dataran yang lebih rendah. Kubis toleran terhadap
beberapa jenis tanah dengan PH netral, tetapi pada tanah yang masam, kubis mampu
tumbuh dengan baik. Kubis termasuk tanaman dwimusim, namun dapat juga ditanam
sebagai tanaman semusim (Ashari, 1995).
Menurut Sarjono (2011), syarat yang paling penting untuk dipenuhi supaya kubis tumbuh
dengan baik, yaitu tanahnya gembur mengandung bahan organik, suhu udara yang
lembab dan rendah. Pada umumnya pada dataran rendah dan bersuhu tinggi tanaman
kubis sulit untuk membentuk krop (telur) atau bunga syarat lainya adalah pH antara 6-7
karena ada salah satu jenis kubis, yaitu kubis bunga yang sangat peka terhadap pH
rendah. Waktu tanam kubis yang paling baik ialah pada awal musim hujan atau awal
musim kemarau.

3. Kultur Teknik
a. Pengolahan tanah
Menurut Suwandi et al., (1993) Selanjutnya kemasaman tanah (pH) diperiksa.
Jika kemasaman tanah ≤ 5,5; dilakukan pengapuran dahulu dengan Dolomit
sebanyak kira-kira 2 t/ha. Kapur diaduk rata dengan tanah dan dibiarkan
minimum dua minggu sebelum penanaman. Tujuannya adalah untuk menekan
perkembangan penyakit akar bengkak (P. brassicae). Setelah kira-kira tiga sampai
empat minggu, dibuat garisan dangkal sedalam ± 10 cm sesuai dengan jarak
tanam antar baris (biasanya 70 cm). Selanjutnya dibuat lubang tanam dengan
jarak sesuai dengan yang diinginkan (umumnya 50 cm).
b. Persemaian
Tempat persemaian berbentuk persegi panjang dan menghadap kearah Timur-
Barat supaya bibit kubis di persemaian mendapat banyak sinar matahari pagi
(Suwandi et al., 1993). Untuk media tumbuh persemaian digunakan campuran
tanah dan pupuk kandang (kompos) yang halus serta matang dengan
perbandingan 1:1 yang telah dibersikan terlebih dahulu dari sisa-sisa gulma atau
kotoran yang ada pada tanah. Benih yang telah disebar ditutup tipis dengan media
persemaian, kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung plastik yang
bersih. Setelah tiga sampai empat hari benih berkecambah, penutup (daun pisang
atau karung plastik) dibuka sampai berumur tujuh hari hingga terbentuk lembaga.
Selain itu bibit dipindahkan satu per satu pada bumbungan daun pisang dengan
media yang sama dan dipelihara di persemaian sampai berumur kira-kira tiga
sampai empat minggu dan siap ditanam di lapangan. Selama di persemaian, bibit
kubis dipelihara secara instensif, seperti penyiraman menggunakan hendsprayer
tiap hari dan pengendalian OPT (Suwandi et al., 1993). Hal ini dilakukan karena
bibit yang sehat selama di persemaian turut menentukan keberhasilan pertanaman
kubis di lapangan.
c. Penanaman
Bibit kubis yang telah berumur tiga sampai empat minggu memiliki empat sampai
lima daun dan siap untuk ditanam di lapangan. Penanaman bibit kubis yang tua
(umurnya lebih dari enam minggu) akan mengakibatkan penurunan hasil panen
kubis, karena ukuran krop kecil dan ringan bobotnya. Ukuran krop kubis yang
dihasilkan juga tergantung pada varietas kubis yang ditanam dan jarak tanam yang
digunakan dalam barisan. Jarak tanam tergantung pada ukuran/berat krop yang
dikehendaki sebagai berikut (Suwandi et al., 1993):
 Jarak tanam 70 cm (antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) : ukuran/berat
krop ± 2 kg/tanaman.
 Jarak tanam 60 cm x 40 cm : ukuran/berat krop ± 1 kg/tanaman. Jarak
tanam ini umumnya ditentukan untuk tujuan komersial.
d. Pemeliharaan
1) Penyiraman
Setelah bibit kubis ditanam di lapangan perlu dilakukan penyiraman.
Penyiraman dilakukan tiap hari kira-kira sampai umur dua minggu,
khususnya di musim kemarau. Penyiraman diperjarang dan dihentikan
setelah kubis tumbuh normal, kira-kira berumur tiga minggu. Drainase
perlu dijaga dengan baik. Drainase yang jelek atau pertanaman kubis yang
terendam air akan mengakibatkan banyak tanaman terserang OPT, yaitu
penyakit layu atau busuk (Suwandi et al., 1993).
2) Penyulaman
Dilakukan pada tanaman rusak ( tidak sehat ) atau yang sudah mati,
penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 MST (Susila, 2006).
3) Pendangiran
Pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati, dan tak perlu terlalu dalam
karna bisa merusak akar. Pada saat pendangiran bisa langung dilakukan
penyiangan terhadap tumbuhan ata rumput-rumpur liar (Susila, 2006).
4) Pemupukan
Kubis merupakan tanaman sayuran yang dianggap peka terhadap kondisi
kesuburan tanah dan pemberian pupuk. Pada tanah-tanah yang masam,
pada daun-daun kubis cepat terjadi bercak klorosis yang merupakan gejala
kekurangan Magnesium. Untuk mengatasinya perlu dilakukan pengapuran
tanah dengan Dolomit atau Kaptan sampai Ph sekitar 6,5. Penggunaan
pupuk organik pada penanaman kubis dapat memperbaiki produktivitas
tanah dan tanaman kubis. Pupuk organik yang akan digunakan harus yang
sudah matang, Jenis dan dosis penggunaan pupuk organik untuk tanaman
kubis adalah pupuk kandang sapi sebanyak 30 t/ha yang setara dengan
pupuk kandang domba sebanyak 19 t/ha atau kompos jerami padi 18 t/ha
(Suwandi et al., 1993). Pupuk kandang sapi ditempatkan pada lubang
tanam yang telah dipersiapkan (± 1 kg/lubang tanam). Tanaman kubis
memerlukan unsur N, P, dan K, yang perlu diberikan secara berimbang
supaya diperoleh hasil kubis yang optimal. Pemberian pupuk N yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan tanaman kubis rentan terhadap serangan
OPT. Potensi hasil panen kubis selain dipengaruhi oleh dosis pemupukan
fosfat (P), juga sangat dipengaruhi oleh macam sumber pupuk N yang
diberikan. Penggunaan kombinasi pupuk N yang berasal dari Urea dan ZA
(masing-masing setengah dosis) dapat meningkatkan hasil panen
(Suwandi et al.,. 1993).

4. Hama dan Penyakit


Fase Nama umum dan nama ilmiah
Pertumbuhan
(umur tanaman) Hama Penyakit
Di persemaian/ sebelum 1. Ulat daun kubis, Penyakit tular tanah :
tanam P. xylostella (L.)* 1. Peronospora brassicae (Pers.)
2. Kumbang daun, (Phyllotreta Fr.*
vittata F.) 2. Busuk lunak,
Erwinia carotovora Holland.
3. Rebah kecambah :
Rhizoctonia solani Kuhn,
Pythium spp., Fusarium spp.
4. Tepung berbulu,
P. parasitica (Pers.) Fr.*

Tanaman muda (umur 1-7


minggu) 1. Ulat tanah, 1. Akar bengkak
Agrotis ipsilon Hufn.* Plasmodiophora brassicae Wor.*
2. Ulat daun kubis, 2. Busuk lunak,
P. xylostella * E. carotovora *

Tanaman muda (umur 1-7 3. Ulat tanah,


minggu) A. ipsilon * 3. Akar bengkak
P. brassicae *
4. Ulat daun kubis, 4. Busuk lunak,
P. xylostella * E. carotovora *
5. Busuk hitam
5. Ulat krop kubis, Crocidolomia Xanthomonas campestris
binotalis Zell.* Downs.**
6. Ulat krop bergaris, 6. Rebah kecambah,
Hellula undalis (F.)** R. solani Kuhn, Pythium spp.
7. Ulat jengkal kubis,
Chrysodeixis orichalcea L.
8. Ulat bawang,
Spodoptera exigua Hbn.
9. Ulat grayak,
Spodoptera litura F.
10. Kutudaun persik,
Myzus persicae Sulz.
11.Ulat buah tomat,
Helicoverpa armigera Hbn.
Tanaman tua (umur 8
minggu sampai panen) 1. Ulat daun kubis, 1. Akar bengkak,
P. brasiccae *
P. xylostella * 2. Busuk lunak,
2. Ulat krop kubis, E. carotovora *
3. Busuk hitam,
C. binotalis * X. campestris **
3. Ulat grayak, S. litura 4. Bercak daun Alternaria,
4. Ulat buah tomat, Alternaria spp.

H. armigera
5. Ulat berbulu,

Deychira inclusa Wlk.

5. Panen dan pasca panen


Tanaman kubis dapat dipetik kropnya setelah besar, padat dan umur berkisar antara 3 - 4
bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat rata-rata untuk kubis telur 20 - 60
ton/ha dan kubis bunga 10 -15 ton/ha. Pemungutan hasil jangan sampai terlambat, karena
kropnya akan pecah (retak), kadang-kadang akan menjadi busuk
- Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari
- Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah
melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
- Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
- Jangan sampai terjadi memar atau luka
- Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas
camprestris)
- Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.

Untuk memperoleh krop kubis yang baik, maka kubis harus dipanen tepat waktu.
Kepadatan dan kekompakan digunakan sebagai penetapan saat panen. Biasanya kubis
dipanen setelah umur 81-105 hari di pertanaman dan tergantung pada varietas yang
ditanam. Panen yang terhambat akan menyebabkan krop pecah. Untuk penyemprotan
sebaiknya tidak dilakukan lagi 2 minggu sebelum dipanen.

6. Asal usul Kubis


Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan merupakan
tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno. Kubis atau kol dengan
nama latin (Brassica Oleracea Var Capitata) pada mulanya merupakan tumbuhan liar di
daerah subtropik. Tanaman ini berasal dari daerah Eropa yang ditemukan pertama di
Cyprus, Italia dan Mediteranian. Tanaman kubis termasuk dalam golongan tanaman
sayuran semusim atau umur pendek. Tanaman kubis hanya dapat berproduksi satu kali
setelah itu akan mati. Pemanenan kubis dilakukan pada saat umur kubis mencapai 60 –
70 hari setelah tanam (Cahyono, 2001).

Anda mungkin juga menyukai