Anda di halaman 1dari 3

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


3.1.1 Data Perhitungan
Tabel 3.1 Data Perhitungan
Konsentrasi Konsentrasi
m X Log
No Asam Mula- Asam x/m Log C
(gr) (gr) x/m
Mula (M) Akhir (M)
1 1 0,5 0,28 1,32 1,32 0,1206 0.5528
2 1 0,25 0,09 0,96 0,96 -,0,0177 -1.046
3 1 0,125 0,024 0,606 0,606 -0,2175 -1.619
4 1 0,0625 0,0034 0,354 0,354 -0,4560 -2.469
5 1 0,0313 0,0016 0,1782 0,1782 - -0.7490 -2.796

3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorpsi isoterm
Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang yang digunakan
sebagai karbon aktif. Isoterm adsorpsi adalah hubungan banyaknya adsorbat yang
dapat diserap oleh adsorben pada suhu yang kosntan.
Dalam melakukan percobaan isoterm adsorbsi, mula-mula arang diaktifkan
dengan cara dipanaskan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan agar pori-pori yang ada
pada permukaan arang akan membuka dan rongga didalamnya juga akan melebar, hal ini
akan berpengaruh pada luas permukaan total yang dimiliki oleh karbon hingga mencapai
2000 m2/gram sehingga semakin banyak adsorbat yang dapat diserap, proses adsorbsi pun
bisa semakin maksimal. Proses pemanasan arang ini disebut dengan pengaktifan, dimana
arang yang di treatment dengan cara ini disebut arang aktif.
Arang yang telah aktif ditimbang dan dimasukkan kedalam 5 erlenmeyer berbeda
dengan masing – masing 1 gram arang. Didalam erlenmeyer tersebut dimasukkan asam
asetat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5 M; 0,25 M; 0,125 M; 0,0625 M dan
0,0313 M. Asam asetat ini didapat dengan mengencerkan larutan sebelumnya dengan
konsentrasi yang lebih tinggi. Setelah dimasukkan kedalam erlenmeyer, campuran antara
asam asetat dan arang diaduk selama 1 menit dengan interval waktu setiap 10 menit
sekali, proses ini dilakukan dalam waktu 30 menit. Pengadukan dilakukan untuk
membuat molekul asam asetat bergerak lebih cepat dan acak, sehingga kemungkinannya
untuk bertemu dan bertabrakan dengan permukaan arang semakin besar, sehingga
semakin banyak molekul asam asetat yang dapat diserap oleh permukaan arang.
Setelah 30 menit, campuran tersebut disaring dengan menyisakan arang pada
bagian atas kertas saring dan larutan asam asetat lolos kedalam wadah akibat perbedaan
besar molekul. Filtrat penyaringan tersebut diambil dengan volume 10 ml untuk 2 larutan
pertama yang paling kuat, 25 ml untuk larutan ke 3, dan 50 ml untuk 2 larutan terlemah,
perbedaan volume ini berfungsi agar proses titrasi dapat dilaksanakan lebih cepat dan
volume NaOH yang digunakan lebih sedikit sehingga proses menjadi lebih efektif.
Masing-masing filtrate dititrasi dengan indikator phenolpthalein untuk mengetahuin unsur
asam bebas yang masih terkandung dalam filtrate tersebut. Titrasi dilakukan hingga
warna filtrat berubah menjadi keunguan, semakin sedikit volume yang dibutuhkan dalam
titrasi mengindikasikan bahwa makin sedikit jumlah asam bebas yang berada dalam
larutan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada campuran tersebut asam asetat
yang diadsorbsi oleh arang semakin besar.. pada perocabaan yang kami lakukan, diapat
volume NaOH yang dipakai adalah 28 ml untuk asam asetat 0,5 N, 9 ml untuk asam
asetat 0,25 M, 6 ml untuk asam asetat 0,125 M, 1,7 ml untuk asam aseta 0,0625 M dan
0,8 ml untuk asam asetat 0,0313 M.
Pada percobaan ini didapat bahwasannya terjadi pengurangan konsentrasi
sebelum dan sesudah ditambahkan arang aktif. Hal ini dikarenakan terjadinya
proses adsorbsi zat-zat terlarut oleh arang aktif sehingga konsentrasi asam asetat
pada larutan berkurang. Berdasarkan tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi asam asetat maka perbandingan antara berat zat terlarut dan
adsorben semakin besar. Jadi, konsentrasi asam dan berat zat terlarut per adsorben
memiliki hubungan berbanding lurus.

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5

X/m C

Gambar 3.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Akhir Asam Asetat (C) dengan Berat
Zat Terlarut per Gram Adsorben (x/m)
Pada gambar 3.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara Log konsentrasi akhir asam
(C) dengan Log berat zat terlarut per gram menunjukkan hubungan yang linear. Sehingga
pada percobaan ini memenuhi persamaan isoterm Freundlich.

0.5
0
-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5
-3

Log x/m Log C

Gambar 4.2 Grafik Pembanding Log X/M terhadap Log C

Dari perhitungan regresi linear, didapatkan harga n dan k pada CH3COOH yaitu
sebesar 4.44 dan 3.374. Nilai n dan k adalah tetapan dari persamaan isoterm
adsorpsi dengan persamaan log x/m = log k + n log C.

Anda mungkin juga menyukai