Anda di halaman 1dari 44

1

PEDOMAN CABANG
KARYA TULIS ILMIAH
PEKAN ILMIAH MAHASISWA
UNIVERSITAS SURABAYA
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmatNya sehingga Pedoman Cabang Karya Tulis Ilmiah Pekan Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya ke-9 (PIMUS IX) ini dapat diselesaikan.

Kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada


semua pihak untuk semangat,pikiran dan kebersamaan yang ditunjukkan melalui diadakannya
Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya ke-9 tahun 2019.
Pada PIMUS IX, terdapat beberapa perubahan dalam hal muatan lomba maupun hal-
hal teknis sebagai tindak lanjut dari kritik dan saran yang telah disampaikan oleh berbagai pihak
pada pelaksanaan PIMUS VIII.
Penilaian umum pada masing-masing cabang didasarkan pada (1) kepatuhan terhadap
ketentuan yang tercantum dalam pedoman, (2) level kreativitas peserta dan (3) orisinalitas.
Orisinalitas dalam hal ini tidak hanya diartikan sebagai suatu temuan baru, akan tetapi ide yang
akan direalisasikan murni berasal dari peserta.

Agar objektivitas pelaksanaan PIMUS IX dapat terjaga dengan baik, panitia cabang
PIMUS XI menyusun Pedoman Cabang Karya Tulis Ilmiah PIMUS IX sebagai acuan bagi
setiap peserta dari masing-masing fakultas/politeknik yang memerlukan informasi dan uraian
umum pada setiap tahap kegiatan Cabang Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Pedoman Cabang Karya Tulis
Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena
itulah, kritik dan saran yang membangun dari para pembimbing, dosen, peserta dan segenap
keluarga besar Universitas Surabaya sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan Pedoman
Cabang Karya Tulis Ilmiah PIMUS IX ini.

Surabaya, September 2019


Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya ke-9

Tim Penulis

Intan & Ivan

3
KETENTUAN UMUM CABANG KARYA TULIS ILMIAH

1.1. PENDAHULUAN

Cabang Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu cabang dari Pekan Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya 2019 (PIMUS 2019). KTI merupakan wahana mahasiswa
dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan-persoalan
aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya unik, kreatif dan bermanfaat
sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual
muda, mahasiswa umumnya cenderung pandai mengungkapkan fakta-fakta sosial, namun
melalui KTI, level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut sampai sebatas mengekspos fakta
tetapi justru harus mampu memberi atau menawarkan solusi.

1.2. TUJUAN

Tujuan dari dibukanya KTI sebagai bagian dari PIMUS 2019 adalah
menumbuhkembangkan karya tulis mahasiswa dalam bentuk penuangan gagasan atau ide
kreatif.

1.3. LUARAN

Luaran KTI adalah gagasan kreatif yang tertulis dan artikel.

1.4. ACUAN

KTI mengacu pada Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT).


PKM-GT merupakan salah satu dari tujuh jenis PKM yang merupakan program dari Direktorat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PKM-GT tidak seperti PKM 5 bidang yang dapat
di selesaikan dalam waktu 3-5 bulan. Ringkasnya bahwa PKM-GT adalah konsep perubahan
dan pengembangan yang bersifat futuristik, realistik dan jangka panjang. Pedoman ini disusun
berdasarkan Pedoman PKM 2018 yang dikeluarkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Kemendikbud.

4
1.5. PESERTA

(1) Kriteria peserta dijelaskan sebagai berikut:


a. Peserta KTI adalah Kelompok Mahasiswa (KM) yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan Strata-1 (S-1) angkatan 2016, 2017, 2018 dan 2019
atau Diploma angkatan 2017, 2018 dan 2019 di Universitas Surabaya;
b. Kelompok Mahasiswa (KM) terdiri dari 1 (satu) orang ketua kelompok dan 2
orang anggota kelompok;
c. Kelompok Mahasiswa (KM) bisa berasal dari satu program studi yang sama
(homogen), maupun berbeda fakultas (heterogen);
d. Keanggotaan setiap Kelompok Mahasiswa (KM) diwajibkan berasal dari minimal
dua angkatan yang berbeda;
e. Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam Kelompok Mahasiswa (KM)
yang berbeda, yaitu satu sebagai ketua dan satu sebagai anggota, atau kedua-
duanya sebagai anggota Kelompok Mahasiswa (KM).
(2) Persyaratan peserta dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengisi formulir pendaftaran menggunakan HURUF KAPITAL, LENGKAP dan
BENAR (mengunggah form pendaftaran yang sudah disediakan oleh panitia,
sehingga tidak perlu di print);
b. Menyerahkan foto terbaru berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar;
c. Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa Universitas Surabaya (KTM
UBAYA) sebanyak 1 (satu) lembar;
d. Menyerahkan jadwal kuliah (Lampiran 1).
e. Mengisi Surat Pernyataan Mewakili Universitas Surabaya yang dicetak secara
mandiri dari folder lampiran yang telah disediakan panitia di link pendaftaran dan
menempelkan materai Rp 6000,00.

Seluruh berkas pendaftaran dimasukkan ke dalam amplop coklat dan diberi


keterangan “CABANG_NAMA KETUA_NRP KETUA” ; (Surat pernyataan
tidak perlu dimasukkan ke dalam amplop tetapi di kumpulkan bersama fotocopy
KTM dan foto 4x6).

1.6. TATA CARA PENGUSULAN

(1) Nama-nama peserta (ketua dan anggota Kelompok Mahasiswa) harus ditulis lengkap
dan tidak boleh disingkat;
(2) Setiap peserta diperkenankan untuk dibimbing oleh seorang dosen pembimbing;
(3) Dosen pembimbing dipilih sendiri oleh masing-masing peserta dengan ketentuan
dosen pembimbing harus memiliki nomor induk dosen nasional;
(4) Seorang dosen pembimbing diperkenankan membimbing maksimum sepuluh
kelompok;
(5) Topik yang digunakan haruslah dipilih dari Rencana Induk Penelitian Universitas
Surabaya (RIP UBAYA) tahun 2011-2015 atau 2016-2020 (Lampiran 2);
(6) Topik yang dipilih tidak harus sesuai dengan bidang ilmu peserta;
(7) Ketua dari Kelompok Mahasiswa (KM) hanya diperbolehkan mengusulkan satu
judul Karya Tulis Ilmiah;
5
(8) Jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap Karya Tulis Ilmiah
adalah 10 halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman Pengesahan,
Daftar Isi, Daftar Gambar, Biodata pengusul dan dosen pembimbing);

6
(9) Karya Tulis Ilmiah yang masih harus di revisi, dikumpulkan dalam bentuk Hardcopy
dengan paperclip pada tanggal 28 Oktober 2019 dan Karya Tulis Ilmiah yang sudah
di revisi di kumpulkan sebanyak 4 (empat) rangkap dan Softcopy pada tanggal 1
November 2019;
(10) Hardcopy dijilid menggunakan lakban hitam dengan bagian muka diberi mika
bening tidak berwarna dan bagian belakang diberi kertas buffalo dengan warna
sebagai berikut sesuai klaster topik yang dipilih:
a. Green Technology : Hijau
b. Healthy Living : Putih
c. Business Governance : Biru
Kemudian dikumpullkan di Markas Besar PIMUS 2019;
(11) Softcopy disimpan dalam satu file format PDF dengan ukuran file maksimum 5
MB.
Softcopy yang diberikan adalah softcopy dari proposal, softcopy PPT Presentasi,
serta softcopy Poster. Diberi nama NamaKetua_PIMUS-KTI_Judul.pdf.
Dikirim melalui e-mail ke pimus09@gmail.com dengan subjek
NamaKetua_PIMUS-KTI_Judul dan diserahkan bersama-sama dengan Hardcopy.
Contoh :
Nama File : Ivan_PIMUS-KTI_Pengadaan tong sampah elektrik.pdf
Subjek e-mail : Ivan_PIMUS-KTI_Pengadaan tong sampah elektrik
Print poster berjumlah 1 dan proposal KTI sebanyak 4 rangkap diberikan pada
waktu pengumpulan berkas final paling lambat pada tanggal 1 November 2019
pukul 16.00 WIB
(12) Poster yang diberikan harus mencantumkan nama kelompok di bagian belakang
poster.

7
SISTEMATIKA PENYUSUNAN CABANG KARYA TULIS ILMIAH

2.1. TATA CARA PENULISAN


2.1.1. Bahan dan Ukuran Kertas

(1) Naskah dicetak pada kertas HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm), minimal
70 g. Naskah hendaknya tidak diketik bolak balik, dicetak dengan printer laser
atau dot-matrix;
(2) Kulit luar naskah menggunakan karton tebal (Hard cover) berwarna sesuai
dengan ketentuan klaster dan dilapisi plastik. Lambang Universitas Surabaya
pada lembar sampul harus merupakan logo dengan tulisan “Universitas
Surabaya” dibawahnya, dicetak berwarna dengan ukuran standar. Contoh
terdapat pada Lampiran 3.
(3) Daftar Isi diberi nomor halaman dengan huruf: i, ii, iii,.. dst yang diletakkan pada
sudut kanan bawah, sedangkan halaman utama yang dimulai dari Pendahulan
sampai dengan halaman Lampiran diberi halaman dengan angka Arab: 1, 2, 3,
...dst yang diletakkan pada sudut kanan atas.

2.1.2. Tata Cara Pengetikan

Tatacara pengetikan mencakup jenis huruf, pengetikan, bilangan, penulisan tanda


baca, jarak baris, bidang pengetikan, pengisian ruangan, paragraph, permulaan
kalimat, penulisan judul dan sub judul, penulisan rincian, dan tata letak.
(1) Jenis Huruf
a. Proposal ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan
jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan,
atas, dan bawah masing-masing 3 cm.
b. Untuk menunjukkan istilah tertentu, digunakan huruf miring (italic) dan atau
diberi garis bawah;
c. Lambang-lambang, tanda-tanda atau huruf yang tidak dapat diketik dengan
computer hendaknya ditulis tangan secara rapi dengan tinta hitam.
(2) Pengetikan Bilangan

(1) Angka dan Bilangan


Penulisan tanda baca mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia,
Pedoman Pembentukan Istilah dan Kamus (Keputusan Mendikbud, No. 50
tahun 2015). Ketentuan tersebut meliputi:
a. Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan
atau nomor.
• Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
• Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), dst.

b. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.

8
Misalnya:
• Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
• Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.

c. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Misalnya:
• Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
• Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
• 24 siswa teladan mendapat beasiswa dari peme-rintah daerah.
• 18 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

d. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
• Panitia mengundang 250 orang peserta.
• Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
• 250 orang peserta diundang panitia.
• 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

e. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan


huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
• Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
• Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
• Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10 triliun
rupiah.

f. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu
serta nilai uang.
Misalnya:
• 0,5 sentimeter
• 5 kilogram
• 4 hektare
• Rp5.000,00

9
g. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Misalnya:
• Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
• Jalan Tanah Abang I/15
• Jalan Wijaya No. 14

h. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
• Bab X, Pasal 5, halaman 252
• Surah Yasin: 9
• Markus 16: 15—16

i. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

Bilangan Utuh
Misalnya:
• dua belas (12)
• lima ribu (5.000)

Bilangan Pecahan
Misalnya:
• setengah atau seperdua (½)
• dua persepuluh (²∕₁₀)
j. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Misalnya:
• abad XX
• Perang Dunia II
• Perang Dunia Ke-2
• Perang Dunia Kedua

k. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
• lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
• tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
• uang 5.000-an (uang lima ribuan)
l. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundangundangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
• Setiap orang yang menyebarkan atau mengedar- kan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
10
• Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.

m. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf


dilakukan seperti berikut. Misalnya:
• Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
• Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke
atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.

n. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
• Kelapadua
• Kotonanampek
• Rajaampat
(2) Penulisan Tanda Baca
Penulisan tanda baca mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia,
Pedoman Pembentukan Istilah dan Kamus (Keputusan Mendikbud, No. 50 tahun
2015). Ketentuan tersebut meliputi:

a. Tanda Titik (.)

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.


Misalnya:
• Mereka duduk di sana.
• Dia akan datang pada pertemuan itu.

Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
• Kondisi Kebahasaan di Indonesia :
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi

B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi

C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi

11
Catatan:
o Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
o Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih
dari satu angka.
o Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir
dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam
judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

➢ Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
• 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
• 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

➢ Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,


tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
• Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. PetaBahasa
di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
• Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

➢ Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
• Indonesia memiliki lebih dari 13.000
pulau.
• Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000
orang.
Catatan:
o Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi-langan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

➢ Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me- rupakan kepala
karangan, ilustrasi, atau tabel. Misalnya:
• Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
• Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
• Gambar 3 Alat Ucap Manusia
• Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan

12
➢ Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330

b. Tanda Koma (,)

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian


atau pembilangan.
Misalnya:
• Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing
lagi.
• Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,


melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
• Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
• Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang


mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
• Kalau diundang, saya akan datang.
• Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Catatan:
o Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak
kalimat.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
• Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau
dia menjadi bintang pelajar.

13
Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o,
ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti
Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Hati-hati, ya, jalannya licin!
• Nak, kapan selesai kuliahmu?

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari


bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
• Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
• “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya,
Catatan:
o Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung
yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari
bagian lain yang mengikutinya.

Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-
bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
• Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis,
Kecamatan Matraman, Jakarta 13130 Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
• Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta:
Restu Agung.
• Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1.
Jakarta: Pusat Bahasa.
• Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari
di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.

Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau


catatan akhir.
Misalnya:
• Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia,
Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

14
• Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya
Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.

Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar


akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya:
• B. Ratulangi, S.E.
• Ny. Khadijah, M.A.
Catatan:
o Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti
Khadijah Mas Agung).

Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah


dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
• 12,5 m
• 27,3 kg
• Rp500,50

Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau


keterangan aposisi. Misalnya:
• Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang
belum diolah.
• Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti
latihan paduan suara.
• Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri
Gerakan Nonblok.

Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat


pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.
Misalnya:
• Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa
daerah.
• Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

c. Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng-hubung


untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
lain di dalam kalimat majemuk. Misalnya:
• Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

15
• Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik
membaca cerita pendek.

Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
• Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
i berkewarganegaraan Indonesia;
ii berijazah sarjana S-1;
iii berbadan sehat.

➢ Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian


pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
• Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus;
pisang, apel, dan jeruk.
• Agenda rapat ini meliputi
d. Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
• Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
• Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup
atau mati.

➢ Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:
• Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

➢ Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
• Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
➢ Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
• Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
• Amir : “Baik, Bu.”

16
➢ Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
• Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
• Surah Albaqarah: 2—5
• Matius 2: 1—3

e. Tanda Hubung (-)

Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Misalnya:
• Di samping cara lama, diterapkan ju- ga cara baru ….
• Nelayan pesisir itu berhasil membudidaya- kan rumpu laut

Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.


Misalnya:
• anak-anak
• ubur-ubur

Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun


yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang
dieja satu-satu.
Misalnya:
• 11-11-2013
• p-a-n-i-t-i-a

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata


atau ungkapan.
Misalnya:
• ber-evolusi
• meng-ukur

Tanda hubung dipakai untuk merangkai


• se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Jawa Barat);
• ke- dengan angka (peringkat ke-2);
• angka dengan –an (tahun 1950-an);

17
• kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
• kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
• huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
• kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNKku).

Catatan:
o Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka
tersebut melambangkan jumlah huruf.
o Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
o Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang
menjadi objek bahasan.

f. Tanda Pisah (—)

Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya :
• Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat
dicapai jika kita mau berusaha keras.

Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan


aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
• Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan
menjadi nama bandar udara internasional.
• Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

➢ Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
• Tahun 2010—2013
• Tanggal 5—10 April 2013

g. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


Misalnya:
• Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
• Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

17
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Misalnya :
• Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
• Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

h. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang


berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
• Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
• Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

i. Tanda Elipsis (...)

Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat


atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
• Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
• Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara
ialah ….
Catatan:

o Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.


o Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik
empat buah).

Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak


selesai dalam dialog. Misalnya :
• “Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
• “Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan:

o Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.


o Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah
titik empat buah).

j. Tanda Petik (“…”)

Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:
17
• “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
• “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya.
• “Besok akan dibahas dalam rapat.”

Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
• Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
• Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!

Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
• “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
• Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

k. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Misalnya:
• Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
• “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku
lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
• “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena
olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau


penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
• tergugat ‘yang digugat’
• retina ‘dinding mata sebelah dalam’

l. Tanda Kurung ((…))


➢ Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang- an atau
penjelasan.
Misalnya:
• Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
• Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).

➢ Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang


bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
18
• Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal
di Bali) ditulis pada tahun 1962.
• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan
baru pasar dalam negeri.

➢ Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang


keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
• Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
• Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian. Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan
(c) tenaga kerja.
l. Tanda Kurung Siku ([…])

➢ Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang di- tulis orang lain.
Misalnya:
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
• Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan]
kaidah bahasa Indonesia.
• Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia
dirayakan secara khidmat.

➢ Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
• Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini.

m. Tanda Garis Miring (/)

➢ Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
• Nomor: 7/PK/II/2013 Jalan Kramat III/10 tahun ajaran
2012/2013

19
➢ Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap.
Misalnya:
• mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
• dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat
laut’

➢ Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
• Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa
kali.
• Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya
Jawa. Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
n. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata


atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)

(4) Jarak Baris


a. Jarak baris pada makalah dicetak dengan spasi 1,15;
b. Ringkasan ditulis dengan jarak baris satu spasi.
(5) Bidang Pengetikan
Pengetikan dari tepi kertas diatur sebagai berikut:
a. Tepi atas : 3 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kanan : 3 cm
d. Tepi kiri : 4 cm
(6) Pengisian Ruang
Ruang yang terdapat dalam setiap halaman hendaknya terisi penuh dengan
ketikan mulai dari batas yang telah ditentukan di atas dan diusahakan tidak ada
ruang yang terbuang, kecuali bila hendak mulai dengan alinea baru, persamaan,
judul tabel, sub judul, atau hal hal khusus lainnya.
(7) Paragraf dan Permulaan Kalimat
a. Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan atau setelah
ketukan ke-7 dari batas tepi kiri;

20
b. Permulaan kalimat ditulis dengan huruf besar. Penulisan lambing bilangan
atau rumus yang mengawali suatu kalimat hendaknya dieja, misalnya:
seratus ekor ayam mati kena racun.
(8) Penulisan Rincian
a. Jika pada penulisan makalah ada perincian yang harus disusun ke bawah,
digunakan nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat
perincian;
b. Penggunaan garis penghubung (-) atau tanda-tanda lain (*,+,:) yang
ditempatkan di depan perincian tidaklah dibenarkan;
c. Penulisan nomor rincian dimulai dari batas kiri alinea.

2.1.3. Pemberian Nomor


(1) Nomor Halaman
a. Bagian awal makalah, mulai dari halaman judul sampai ke ringkasan, diberi
nomor halaman dengan angka romawi kecil (contoh: i, v, vii, x);
b. Bagian inti dan bagian akhir mulai dari ringkasan dampai ke halaman
terakhir menggunakan angka Arab (contoh: 1, 2, 3, 4, …dan seterusnya)
c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas;
d. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari
tepi atas.
(2) Nomor Tabel, Gambar, dan Persamaan
a. Tabel, gambar, dan persamaan diberi nomor dengan angka Arab dengan
menunjukkan bab tempat table, gambar, atau persamaan tersebut berada dan
nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan;
b. Penerapan pemberian nomor table, gambar, dan persamaan dapat dilihat
pada contoh berikut:
▪ Tabel 4.1 artinya table tersebut berada dalam bab 4 dengan nomor urut tabel
1 dan ditempatkan di atas tabel.
▪ Gambar 3.2 artinya gambar tersebut berada dalam bab 3 dengan nomor urut
gambar 2 dan ditempatkan di bawah gambar.
▪ Persamaan 3.3 artinya persamaan tersebut berada dalam bab 3 dengan
nomor urut persamaan 3.

2.1.4. Penulisan Tabel, Penyajian Gambar dan Persamaan


(1) Penulisan Tabel

a. Tabel hendaknya diberi identitas (berupa nomor dan judul tabel). Kata
“Tabel” ditulis di pinggir kiri diikuti nomor dan judul tabel dan ditempatkan
di atas tabel;
b. Judul tabel ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama tiap kata kecuali
kata hubung dan dicetak tebal serta diakhiri tanpa tanda titik. Jika judul tabel

21
lebih dari 1 (satu) baris, maka baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar
dengan huruf awal dengan jarak 1 (satu) spasi;
c. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu
dengan yang lainnya cukup tegas. Di bagian atas dan di bawah tabel
dipasang garis batas, agar terpisah dari uraian pokok dalam makalah;
d. Tabel diletakkan dalam satu halaman, tidak terpotong. Kalau dibutuhkan
tabel dengan ukuran lebih lebar dari lebar kertas, bagian atas tabel
hendaknya diletakkan di sebelah kiri kertas (dalam format lamdscape)
e. Penyebutan adanya tabel dalam uraian pokok hendaknya mendahului tabel;
f. Apabila tabel tersebut merupakan suatu kutipan/Salinan, pada bagian bawah
tabel hendaknya disebutkan sumbernya;
g. Contoh tabel:
Epidermis Dermis Subkutan
Fungsi Pelindung Penunjang Isolator dan
pengabsorbsi
Komponen Keratin Kolagen Lemak
terbesar
pH 4,5 – 6,5 7,1 – 7,3 -
Tebal 0,2 mm 3-5 mm Bervariasi
Kandungan Air 10 – 25% 60 – 70% -
Pembuluh darah - Banyak Beberapa
Kelenjar secret - Keringat, sebaseus -
(Katzung, 1973)
(2) Penyajian Gambar
a. Bagan, grafik, peta, maupun foto tidak dibedakan, semuanya disebut gambar;
b. Gambar diberi nomor sesuai butir 2.1.3. diikuti dengan judul gambar diletakkan
simetris di bawah gambar, ditulis dengan huruf kecil kecuali pada awal kalimat atau
penyebutan nama, tanpa diakhiri dengan tanda titik. Apabila gambar tersebut
merupakan Salinan, di akhir judul gambar harus disebutkan sumbernya;
c. Gambar hendaknya sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat
dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual;
d. Letak gambar diatur simetris batas kiri kanan. Gambar tidak boleh dipenggal. Bila
gambar memakan tempat lebih dari setengah halaman hendaknya ditempatkan pada
halaman tersendiri;
e. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan yang wajar (tidak terlalu kurus atau
terlalu gemuk). Bila gambar disajikan melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian
atas gambar hendaknya diletakkan di sebelah kiri kertas (dalam format landscape)
f. Keterangan gambar dituliskan pada tempat-tempat yang lowong dalam gambar atau
di bawah gambar dan tidak berada pada halaman yang berbeda. Skala pada grafik
hendaknya dibuat agar mudah digunakan untuk mengadakan intra dan/atau
ekstrapolasi;

22
g. Dalam uraian gambar diacu menggunakan angka (sesuai nomor gambar), bukan
menggunakan kata “gambar di atas” atau “gambar di bawah”. Penyebutan adanya
gambar dalam uraian pokok hendaknya mendahului gambar;
(3) Persamaan
a. Persamaan dapat berbentuk rumus matematis, reaksi kimia, dan lain lainnya. Nomor
persamaan ditempatkan di dekat batas tepi kanan Contoh persamaan:

Y = bx + a............................................................................. Persamaan 2.1

2.1.5. Penggunaan Bahasa


(1) Bahasa Yang Digunakan
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa indonesia yang baku (ada subyek dan
predikat dan supaya lebih sempurna, ditambah dengan obyek dan keterangan),
atau Bahasa Internasional (disarankan menggunakan kalimat pasif).
(2) Bentuk Kalimat
Kalimat tidak menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua (saya, aku,
kami, kita, engkau, dan lain-lainnya), tetapi dibuat dalam bentuk pasif.
(3) Istilah
a. Istilah yang digunakan adalah istilah-istilah Indonesia yang baku atau istilah
asing yang diindonesiakan;
b. Jika harus menggunakan istilah asing, maka istilah tersebut diberi garis
bawah atau diketik dengan huruf miring.

2.1.6. Penulisan Nama


(1) Nama Penulis Dalam Uraian
a. Nama penulis yang tulisannya diacru dalam uraian hanya disebutkan nama keluarga
atau nama akhirnya saja. Kalua lebih dari dua orang, hanya nama akhir penulis pertama
yang dicantumkan diikuti dengan dkk atau et al. disertai dengan tahun
b. Contoh penulisan nama penulis diacu dalam uraian: Menurut Lachman et al. (1994)
….
Pratt dan Hudson (1990) menyatakan bahwa ….
(2) Nama Penulis Dalam Darftar Rujukan
a. Dalam daftar rujukan, bila penulis tidak lebih dari tiga penulis, hendaknya ditulis tiga
nama penulis pertama diikuti dkk atau et al. Penulisan nama diakhiri dengan koma;
b. Penulisan nama penulis dalam daftar rujukan perlu memperhatikan beberapa ketentuan
berikut:
▪ Jika nama penulis terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, penulisan nama diawali
dengan nama akhir selanjutnya diikuti dengan singkatan nama depan dan nama
tengah (bila ada), semuanya tanpa titik;

23
▪ Jika nama penulis dalam sumber aslinya menggunakan garis penghubung di antara
dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan;
▪ Jika nama penulis diikuti dengan singkatan, diangap singkatan itu menjadi satu
dengan suku kata yang ada di depannya;
▪ Jika nama penulis didahului dengan singkatan, maka penulisan namanya
didahulukan kemudian singkatannya;
▪ Jika nama penulis ditulis dengan kata sandang maka, penulisan namanya
didahulukan kemudian kata sandangnya;
▪ Gelar kesarjanaan tidak dicantumkan dalam penulisan nama penulis rujukan

2.1.7. Penulisan Daftar Rujukan


(1) Ketentuan Umum
a. Jarak antara masing-masing pustaka adalam dua spasi;
b. Apabila pustaka lebih dari satu baris, jarak antar baris cukup satu spasi;
c. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi
kiri dan baris-baris berikutnya diketik masuk 7 (tujuh) ketukan);
d. Nama penulis disusun menurut abjad, tanpa diberi nomor;
e. Penulisan nama orang asing maupun nama orang Indonesia menggunakan kaidah yang
sama.
(2) Buku/Bibliografi
a. Buku
▪ Unsur pokok dari kepustakaan berbentuk buku atau bibliografi ialah:
- Nama penulis
- Tahun penerbitan
- Judul buku dicetak miring
- Data publikasi (volume/edisi)
- Badan penerbitan
- Tempat penerbitan
- Nomor halaman Contoh penulisan buku:
Eisen HN, 2003, Immunology: An Introduction to Molecular &
Cellular Principles of the Immune Response, 5th ed, Harper and Row, New York,
409.
▪ Apabila nama pengarang dan tahun penerbitan sama pada buku yang berbeda, maka
dibelakang tahun penerbitan buku dicantumkan abjad huruf kecil dalam kurung.
Contoh: …1992(a), … 1992 (b)

b. Bab Dalam Sebuah Buku


▪ Penulisan rujukan pustaka berupa bab (chapter) dalam sebuah buku dilengkapi
dengan judul bab yang dirujuk diikuti keterangan “dalam atau In” dan judul
bukunya;

24
▪ Contoh penulisan bab dalam sebuah buku:
Abate MA & Hildebrand III JR, 2000, Clinical Drug Literature, In
Remington: The Science and Practice of Pharmacy, Gennaro AR
(Ed), 20th edition, Vol I, Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia, Chapter 9, 70-80.

(3) Jurnal, Bulletin, Majalah Ilmiah, dan Penerbitan Berkala Lainnya


a. Jurnal
Unsur pokok dari kepustakaan berbentuk jurnal, majalah dan terbitan berkala lainnya
adalah:
- Nama penulis
- Tahun penerbitan
- Judul tulisan
- Nama majalah/jurnal/edisi
- Volume, nomor penerbitan dan halaman
Contoh penulisan jurnal:
Gabison A, Shmeeda H, Barenholz Y, et al, 2003,
Pharmacokinetics of pegylated liposomal doxorubicin – review of animal
and human studie. J. Invest. Dermatol. 42 (45): 419-436.
b. Jurnal CD-ROM
Penulisan jurnal CD_ROM sam adnegan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak
diikuti dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung; Contoh penulisan jurnal SD-
ROM:
Juergens JP, 1999, New Ethical Issues Facing Pharmacist, Drug
Topic, 143, 2, 61-69 (CD-ROM PROQUESTABI/INFORM,
January 1996 – September 1999)
c. Penerbitan Pemerintah, Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya
Unsur pokok penulisan kepustakaan dari penerbitan pemerintah, lembaga-lembaga
ilmiah dan organisasi-organisasi lainnya ialah:
- Nama lembaga yang bertanggung jawab atas penulisan dokumen
- Tahun penerbitan
- Judul
- Data publikasi
- Halaman
▪ Contoh penulisan penerbitan pemerintah:
Badan POM Republik Indoensia, 2003, Kriteria dan Tata Laksana Registrasi
Obat, 53-58.

25
▪ Contoh penulisan dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan tanpa penulis dan
tanpa lembaga.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, 1990, Jakarta: PT Armas Duta Jaya
d. Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, kemudian diikuti tahun penerbitan karya asli
(jika tidak ada maka ditulis kata “tanpa tahun”, judul terjemahan, nama penerjemah,
tahun terjemahan, tempat penerbitan, nama penerbit terjemahan; Contoh penulisan
karya terjemahan:
Lachman L, Lieberman AH, Kanig LJ, 1986, Teori dan Praktek
Farmasi Industri, Terjemahan oleh Siti Suyatmi, 1994, Jakarta, UI-Press, 70710
e. Skripsi, Tesis, Disertasi
Nama penulis diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau
disertasi, diikuti pernyataan “Skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan”, nama
kota perguruan tinggi, nama fakultas dan nama perguruan tinggi; Contoh:
Taliman A, 2004, Pola Penggunaan Obat Antihipertensi pada Ibu
Hamil Penderita Hipertensi di RUmah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
Selama 2001-2003, Skripsi tidak dipublikasikan, Surabaya, Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya.
f. Makalah Dalam Seminar, Kongres, Lokakarya
Nama penulis diikuti tahun, judul makalah, kemudian diikuti pernyataan “Makalah
disajikan dalam “……….”, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya;
Contoh penulisan makalah:
Agus G, 2001, Uji Stabilitas Obat dan Kosmetika, Makalah disajikan dalam Seminar
tentang Stabilitas dan Fotostabilitas, Surabaya, 11 Oktober
g. Jurnal atau Karya Pribadi di Internet
▪ Nama penulis diikuti oleh tahun, judul artikel, nama jurnal dengan keterangan
dalam kurung (Online), volume dan nomor, diakhiri dengan alamat sumber rujukan
disertai waktu mengakses;
▪ Jika merupakan karya pribadi, maka ditulis judul karya dengan keterangan dalam
kurung (Online), volume dan nomor, diakhiri dengan alamat sumber rujukan
disertai waktu mengakses. Contoh penulisan jurnal di internet:
Ash MK, 2002, Mary Kay Inc: Compounding in a cosmetics megacorporation,
International Journal of Pharmaceutical Compounding, Vol. 6 No. 2, (Online),
(http: // www.marykay.inc.com diakses 29-07-2003)
▪ Bila informasi tersebut tanpa pengarang, ditulis dengan nama institusi penerbit,
diikuti tahun, judul artikel dengan keterangan dalam kurung (Online), volume dan

26
nomor, diakhiri dengan alamat sumber rujukan disertai waktu mengakses. Contoh
penulisan jurnal tanpa pengarang di internet:

International Business Strategies, 2002, New Drug Approval and License System in
Pharmaceutical Market in Japan, September 2002, (Online), (http: //
www.internationalbusinessstrategies.com diakses 25-08-2005)

2.2. BAGIAN AWAL


2.2.1. Halaman Sampul
Judul harus singkat dan jelas (maksimum 12 kata) dan menggambarkan isi dari gagasan
yang diajukan. Bila judul KTI panjang, dapat dibagi menjadi dua bagian Bagian pertama
menunjukkan pokok persoalan dan bagian kedua merupakan keterangan dari pokok persoalan.
Contoh halaman sampul KTI dapat dilihat pada Lampiran 3.
2.2.2. Halaman Pengesahan
Lampiran 4.
2.2.3. Daftar Isi
Selain merupakan penunjuk mengenai letak suatu uraian tertentu, daftar isi juga
memberikan gambaran global tentang sifat, isi, dan organisasi suatu karya tulis. Di dalam daftar
isi tercantum urutan penulisan (bila perlu) disertai nomor halamannya.

2.2.4. Daftar Tabel/Gambar (bila ada)


Apabila di dalam makalah terdapat lebih dari 3 (tiga) tabel/gambar, perlu dibuat daftar
tabel/gambar yang memuat urutan judul tabel/gambar beserta nomor halamannya.

2.3. BAGIAN INTI


2.3.1. Pendahuluan
a. Bagian Pendahuluan berisi latar belakang yang mengungkap tentang situasi dan
kondisi bangsa, negara yang menjadi alasan mengangkat gagasan menjadi karya
tulis (dilengkapi dengan data atau informasi yang mendukung);
b. Tujuan dan manfaat penulisan yang ingin dicapai.

27
2.3.2. Gagasan

Bagian gagasan berisi uraian tentang:


a. Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara,
observasi, imajinasi yang relevan);
b. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki
keadaan pencetus gagasan;
c. Seberapa jauh kondisi pencetus gagasan dapat diperbarui atau dikembangkan
melalui karya tulis ilmiah jika gagasan tersebut di implementasikan;
d. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya;
e. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan
gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
2.3.3. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian akhir tulisan yang membawa pembaca keluar dari
pembahasan. Secara umum kesimpulan mengungkap gagasan yang diajukan, teknik
implementasi yang akan dilakukan, dan prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan
dampak gagasan).

2.3.4. Daftar Pustaka


Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan
mudah menemukan sumber yang disebutkan. Format perujukan pustaka mengikuti Harvard
style (Lampiran 5).

2.3.5. Lampiran-Lampiran
▪ Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota (Lampiran 6)
▪ Lampiran 2. Susunan Organisasi Kelompok Mahasiswa dan Pembagian Tugas
(Lampiran 7)
▪ Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Kelompok Mahasiswa (Lampiran 8)

28
SELEKSI DAN EVALUASI CABANG KARYA TULIS ILMIAH

4.1. SYARAT-SYARAT KTI


Sifat dan isi KTI harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Kreatif dan Objektif;
Tulisan berisi gagasan kreatif yang menawarkan solusi suatu permasalahan yang
berkembang di masyarakat, tulisan tidak bersifat emosional atau tidak subjektif, tulisan
didukung data dan/atau informasi terpercaya, dan bersifat asli (bukan karya jiplakan) dan
menjauhi duplikasi.
(2) Logis dan Sistematis;
Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut, dan pada dasarnya
karya tulis ilmiah memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis-sintesis, kesimpulan dan
sedapat mungkin memuat saran-saran.
(3) Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka atau sumber informasi lainnya. Penggunaan data
primer tidak di anjurkan dalam KTI;
(4) Materi Karya Tulis
Materi yang ditulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni para
penulis/mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki ide kreatif dan
mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan, walaupun yang bersangkutan tidak sedang
belajar secara formal di bidang tersebut. Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.
Karya Tulis Ilmiah belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
4.2. SELEKSI DAN EVALUASI MAKALAH KTI
Seleksi dan evaluasi KTI dilakukan oleh Tim Juri terpilih dari beberapa bidang
keilmuan. Penilaian KTI dilakukan dengan mempertimbangkan kreativitas (rasionalitas,
keunikan, dan manfaat) tulisan, kelayakan implementasi dan dampak yang ditimbulkannya.
Nilai Total KTI adalah 700 poin, terdiri dari dua bagian dengan botot yang sama, yaitu
45% untuk nilai Makalah KTI dan 45% untuk nilai Presentasi KTI. Nilai Total KTI hanya akan
diperoleh jika Makalah KTI dipresentasikan.
Nilai Total KTI = (45% Nilai Makalah) + (45% Nilai Presentasi) + Voting Poster
Makalah KTI dinilai seluruhnya oleh 3 (tiga) orang dewan juri. Penilaian didasarkan
pada Lampiran 9. Nilai makalah merupakan nilai rata-rata dari ke tiga dewan juri.
Hasil penilaian makalah KTI akan diumumkan melalui email kepada ketua Kelompok
Mahasiswa dan untuk 10 proposal dengan poin tertinggi diberi kesempatan untuk
mempresentasikan gagasannya dihadapan dewan juri dan peserta cabang KTI.

29
4.3. KELAS PRESENTASI KTI
3.3.1. Registerasi On-Desk
(1) Regiterasi On-Desk dapat dilakukan mulai pukul 1 (satu) jam sebelum Kelas
Presentasi dimulai;
(2) Memakai jas almamater;
(3) Membawa Kartu Tanda Mahasiswa Universitas Surabaya (KTM UBAYA)
(4) Memakai ID Card peserta cabang KTI PIMUS 2019.
(5) Peserta menyerahkan bahan presentasi KTI (melalui email bersamaan dengan file
proposal). Apabila materi peserta memerlukan software khusus (selain Ms. Office
dan Adobe Acrobat) maka peserta diperkenankan menggunakan laptop pribadi
(laptop dan charger harap diserahkan saat registrasi on desk)
4.3.2. Presentasi KTI
(1) Setiap kelompok akan diberikan jadwal jam untuk presentasi dan setiap kelompok
wajib datang paling lambat 15 menit sebelum waktu yang ditentukan oleh panitia;
(2) Peserta wajib mengikuti Kelas Presentasi;
(3) Selama Kelas Presentasi berlangsung, peserta tidak diperkenankan keluar masuk
ruangan, kecuali mendapatkan ijin panitia PIMUS 2019;
(4) Peserta wajib mengenakan ID card selama berlangsungnya kelas Presentasi;
(5) Peserta dilarang menggunakan alat elektronik selama sesi Kelas Presentasi
(6) Peserta wajib mengenakan kemaja/kaos berkerah dan sepatu, tidak diperkenakan
memakai kaos oblong;
(7) Peserta wajib menggunakan materi presentasi yang telah telah diserahkan kepada
panitia;
(8) Peserta wajib menggunakan laptop yang sudah di sediakan panitia, kecuali yang
memerlukan program khusus dan sudah menyerahkan laptop kepada panitia pada
saat registerasi;
(9) Kelas Presentasi dipimpin oleh seorang moderator;
(10) Urutan presentasi didasarkan pada hasil pengundian nomor urut peserta yang telah
dilakukan pada saat Opening PIMUS.
(11) Peserta memulai presentasi setelah dipersilahkan oleh moderator;
(12) Peserta menyampaikan presentasi selama 10 menit dan tanya jawab dengan juri 15
menit;
(13) Apabila masih terdapat sisa alokasi waktu maka akan diakumulasikan untuk tanya
jawab dengan audience;
(14) Pertanyaan dewan juri dan audience disarankan bersifat : eksplorasi kreativitas,
klarifikasi, pengembangan wawasan dan pertukaran informasi ilmiah;
(15) Peserta dan audience wajib menjaga kelancaran dan ketenangan selama
berlangsungnya presentasi;
(16) Peserta tidak diperkenainkan mengaktifkan gadget di dalam ruangan lomba kecuali
atas ijin panitia PIMUS 2019;
(17) Peserta dan audience menjaga sendiri barang-barang milik pribadi peserta.
Kehilangan barang bukan tanggung jawab panitia PIMUS 2019 ;
(18) Dewan juri atau moderator dapat menghentikan acara presentasi apabila situasi dan
kondisi dalam ruangan tidak tertib;
(19) Seluruh tata tertib ini wajib dipatuhi peserta dan audience

30
4.3.3. Penilaian dan Evaluasi Presentasi KTI
(1) Presentasi KTI akan dinilai oleh 3 (tiga) orang dewan juri;
(2) Penilaian presentasi berdasarkan pada mutu presentasi dan tanya jawab dengan
menggunakan format Lampiran 10;
(3) Bobot persentase dari total penilaian tiap aspek KTI
Proposal = 45% = maksimal 315 poin
Presentasi = 45% = maksimal 315 poin
Voting Poster = 10% = maksimal 70 poin
Apabila dalam penilaian dewan juri terdapat perbedaan yang mencolok (>50 poin dari
maksimum nilai 310) diantara ketiga juri maka ketiga juri wajib membahasnya segera setelah
sesi berakhir untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.
4.4. PKM KLINIK DAN SCIENCE FAIR
3.4.1 PKM KLINIK
(1) Setiap kelompok wajib mengirimkan perwakilan anggota kelompok untuk
mengikuti PKM Klinik;
(2) Setiap kelompok wajib mengirimkan hardcopy dan softcopy makalah yang
minimal berisi pendahuluan dan rumusan masalah ke email
pimusclinic@gmail.com maksimal H-1 sebelum hari dilaksanakannya PKM
Klinik;
3.4.2 SCIENCE FAIR
(1) Poster yang akan ditampilkan sewaktu Science Fair adalah poster dari semua
kelompok yang mengikuti lomba KTI.
(2) Akan diadakan voting terbuka bagi seluruh Mahasiswa Aktif Universitas Surabaya
dimana hasil Voting akan menjadi acuan dalam penentuan Juara Favorit.

5.1 JADWAL
Keterangan Tanggal
Registrasi 16 September – 23 September
Pertemuan Teknis 28 September
PKM Klinik 19 Oktober
Pengumpulan Proposal untuk Revisi 28 Oktober - 31 Oktober
Pengumpulan Akhir Proposal, Poster, PPT 1 November
DDAY 11-15 November

31
Lampiran 1 Format Jadwal Kuliah Peserta

Nama Lengkap
:
NRP
:
Progaram Studi
:

Hari Kode MK Nama MK Waktu Dosen


Pengampu
Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

32
Lampiran 2. Rencana Induk Penelitian Universitas Surabaya (RIP UBAYA) 2011 – 2015
dan 2016-2020

33
Lampiran 3. Format Halaman Sampul

LOGO
UBAYA

(rasio 4:5)

(diameter 5,5)

PROPOSAL PIMUS
JUDUL PROGRAM

……………………………..………………………………………………………………..……..
BIDANG KEGIATAN :
KARYA TULIS ILMIAH

Diusulkan oleh:

(Nama Ketua Kelompok)


(Nama Anggota 1)
(Nama Anggota 2)
(Nama Anggota 3)
(Nama Anggota 4)
(Penuli san Nama Ketua maupun Anggota harus menyertakan NRP dan tahun ang katan)

UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2018

34
Lampiran 4. Format Halaman Pengesahan

PENGESAHAN PROPOSAL CABANG KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan :
2. Bidang PIMUS : Karya Tulis Ilmiah
3. Ketua Kelompok Mahasiswa
a. Nama Lengkap :
b. NRP :
c. Asal Fakultas :
d. Program Studi :
e. Alamat Rumah :
f. No. HP :
g. Alamat e-mail :
4. Anggota Kelompok Mahasiswa : Orang
5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah :
d. No. HP :

Kota, Tanggal, Bulan, Tahun

Dosen Pendamping Ketua Kelompok Mahasiswa

( ) ( )
NIDN. NRP.

Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan isi
proposal Karya Tulis Ilmiah, oleh sebab itu setelah ditandatangi kemudian discan dan
disimpan dalam format PDF dan digabungkan ke file Makalah yang akan di e-mail ke
panitia PIMUS 2019

35
Lampiran 5. Format Penyusunan Rujukan dan Daftar Pustaka

Penulisan Daftar Pustaka menggunakan Sistem Harvard (author – date style). Sistem Harvard
menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan kemunculan berdasarkan nama
penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis
dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi
(baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet
ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian sistem Harvard yang digunakan
dalam berbagai jurnal di dunia.

Contoh:

Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. NewEngland
J Med 337(6):435-439.

Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench rural
communities. J Rural Studies 10(2):197-210.

Downer M. 1997. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),


SecondHomes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210-237.

Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Press.

Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:


“Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa spesies
Rhizobium yang berbeda.”.

“Integrasi vertical sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara 15%
sampai 25% (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Green, 1963).”

“Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan


kacangkacangan (Nguyen, 1987), telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan berlawanan
(Washington, 1999).”

36
Lampiran 6. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NRP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 No. HP

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel


No. Waktu dan Tempat
Ilmiah

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebearnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam mengikuti kompetisi Karya Tulis Ilmiah PIMUS IX

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Peserta/Pembimbing

Tanda Tangan
(Nama Lengkap)

37
Lampiran 7. Susunan Organisasi Kelompok Mahasiswa dan Pembagian Tugas

Alokasi Waktu
No. Nama/NRP Program Studi Uraian Tugas
(jam/minggu)
1
2
3

38
Lampiran 8. Surat Pernyataan Ketua Kelompok Mahasiswa

KOP UNIVERSITAS SURABAYA

SURAT PERNYATAAN KETUA KELOMPOK MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
NRP :
Program Studi :
Fakultas :

Dengan ini menyatakan bahwa Proposan Cabang Karya Tulis Ilmiah saya dengan judul :
…………………………………………………………………………………………………
……
…………………………………………………………………………………………………
……

Yang didaftarkan untuk mengikuti PIMUS IX bersifat original dan belum pernah
didaftarkan pada kompetisi sejenis dan belum pernah dipublikasikan.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang menyatakan,

(Nama Lengkap) NRP.

39
Lampiran 9. Lembar Nilai Proposal
Judul Kegiatan :
Bidang Kegiatan : KARYA TULIS ILMIAH
Topik :
Ketua KM :
NRP :
Jumlah Anggota : ……………ORANG
Anggota 1 :
Anggota 2 :
Anggota 3 :
Anggota 4 :
Dosen Pembimbing :
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS SURABAYA
Fakultas / Program Studi :
Bobot Nilai
No Kriteria Penilaian Skor
(%) Bobot x Skor
1 Format Makalah : 15
- Tata tulis : ukuran kertas, tipografi, kerapihan ketik, tata
letak, jumlah halaman
- Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Kesesuaian dengan format penulisan yang tercantum di
pedoman
2 Gagasan : 40
- Kreativitas gagasan
- Kelayakan implementasi
3 Sumber Informasi : 25
- Kesesuaiansumber informasi dengan gagasan yang
ditawarkan
- Akurasi dan aktualisasi informasi
4 Kesimpulan : 20
- Prediksi hasil implementasi gagasan
TOTAL 100
NILAI ARTIKEL 45%

Komentar Juri :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Juri,
Tanda Tangan

(Nama Lengkap)

40
Lampiran 10. Lembar Nilai Presentasi

Judul Kegiatan :
Bidang Kegiatan : KARYA TULIS ILMIAH
Topik :
Ketua KM :
NRP :
Jumlah Anggota : ………….ORANG
Anggota 1 :
Anggota 2 :
Anggota 3 :
Anggota 4 :
Dosen Pembimbing :
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS SURABAYA
Fakultas / Program Studi :
Bobot Nilai
No Kriteria Penilaian Skor
(%) Bobot x Skor
1 Pemaparan : 20
- Sistematika Penyajian dan isi
- Kemutakhiran alat bantu
- Penggunaan bahasa yang baku
- Cara dan sikap presentasi
- Ketepatan waktu
2 Gagasan : 50
- Kreativitas gagasan (keunikan, manfaat dan dampak)
- Kelayakan implementasi
3 Diskusi : 30
- Tingkat pemahaman gagasan
- Kontribusi anggota tim

TOTAL 100
NILAI ARTIKEL 45%

Keterangan : Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat Kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 = Baik; 7 = Sangat


baik); Nilai = Bobot x Skor

Komentar Juri/Peserta :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Juri/Peserta,
Tanda Tangan

(Nama Lengkap)

41
Contact Person:
• Ignatia Intan
Fakultas Bisnis dan Ekonomika
085100411479
• Ivan William
Fakultas Psikologi
085231373599

42

Anda mungkin juga menyukai