Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Persebaran Flora Dan Fauna Wilayah Neartik”

Disusun Oleh :
Kelompok :
1. Winda Tiara Amanda
2. Dea Rizky
3. Dimas Abdi Negoro
4. Erlangga Dionata Fadilah

SMA NEGERI 2 RANGKASBITUNG


TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari tentang keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu. Cabang keilmuwan ini bertujuan untuk
mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organism dan apa yang mempengaruhinya.
Di dunia terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang berbeda antar setiap wilayah.
Masing-masing makhluk hidup tersebut memiliki kharakteristik tersendiri sehingga dapat
hidup pada wilayah tersebut. Terbentuknya keanekaragaman makhluk hidup dalam suatu
wilayah dapat dikatakan sebagai keanekaragaman hayati. Menurut Broer and Schaick,
2007:11 "Biodiversity is the variability among living organisms from all sources
including, inter alia, terrestrial, marine and other aquatic ecosystems and the ecological
complexes of which they are part; this includes diversity within species, between species
and of ecosystems". Sehingga dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati adalah
keragaman antar organisme makhluk hidup dari semua sumber yang ada di bumi yang
mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan dari ekosistem.
Keanekaragaman makhluk hidup antar wilayah mengalami perbedaan. Perbedaan
tersebut dapat berupa jumlah dan jenis Flora dan faunanya. Akibat dari perbedaan
karakteristik tingkat tanggap makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya,
menyebabkan persebaran keanekaragaman hayati antar wilayah tidak sama.
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi
di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis,
dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang dingin dan lembab. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan
flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Bagaimanakah pola persebaran keanekaragaman hayati di dunia ?
3. Bagaimanakah bentuk persebaran fauna di dunia ?
4. Apakah yang dimaksud dengan fauna tipe neartik ?
5. Hewan-hewan seperti apakah yang menjadi endemic pada wilayah neartik ?

C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi tentang keanekaragaman hayati
2. Mahasiswa dapat mengetahui pola persebaran flora dan fauna di dunia
3. Dan fauna di permukaan bumi.
4. Mahasiswa dapat menganalisis kondisi keanekaragaman flora dan fauna padamasing
masing wilayah di permukaan bumi.
D. MANFAAT
Dari pembuatan makalah ini diharapkan member manfaat agar mahasiswa sadar akan
keadaan lingkungan pada sekitarnya dan ikut andil dalam upaya pelestarian berbagi
macam keanekaraagaman hayati yang ada di dunia saat ini.

Pada dasarnya keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam


terhadap suatu benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukutan, bentuk,
tekstur maupun jumlah, Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup,
jadi Keanekaragaman Hayati bisa di artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman
dari mahluk hidup yang bisa terjadi akibat adanya Perbedan-perbedaan, di antaranya
perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur, penampilan dan juga sifat-sifatnya.
Keanekaragaman Hayati terkadang sering di kenal dengan
sebutan biodiversitas (bahasa Inggris: biodiversity). Aspek yang berbeda dari
keanekaragaman hayati semua memiliki pengaruh yang sangat kuat antara satu dengan
yang lainnya, Kita mulai akan memahami hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungan mereka melalui artikel ini dan penjelasan di website genggaminternet.com.
Keanekaragaman juga dapat membantu kita dalam kehidupan kita sehari-hari. akan
tetapi taukah kamu jika gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang
menumpuk di atmosfer akan menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim
merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati di seluruh Dunia.

Macam-Macam Keanekaragaman Hayati


Jika kita sudah membahas dan mulai memahami tentang Pengertian
Keanekaragaman hayati, maka sekarang kita akan melangkah ke pembahasan yang
lebih Menarik lagi, yakni tentang Tingkatan-tingkatan dalam Keanekaragaman, secara
pengertianya keanekaragaman hayati dapat kita pilah menjadi tiga bagian, yakni
keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman
ekosistem. Untuk penjelasan secara lengkapnya mengenai Ketiga tingkatan tersebut
silahkan menyimaknya di lembar selanjutnya.
1. Keanekaragaman Gen

Mangga
Keanekaragaman gen merupakan variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam satu
jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan variasi
antarindividu sejenis. Contohnya Seperti keanekaragaman tanaman padi dan mangga,
yang memiliki banyak sekali ragam dan jenisnya, walaupun mereka sama-sama mangga
ataupun sama-sama padi. Tanaman padi terdapat beberapa macam atau varietas seperti
IR, PB, kapuas, rojolele, dan sedani. Tanaman mangga memiliki banyak varietas seperti
arum manis, manalagi, gadung, dan golek. Keanekaragaman mangga dan padi
disebabkan oleh variasi gen.

2. Keanekaragaman Spesies

kucing
Keanekaragaman Spesies merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu
kelompok maupun komunitas di suatu tempat tertentu, Perbedaan ini sangatlah mudah
di bedakan karena dapat di lihat dengan mata terbuka, hal ini karena perbedaan itu
begitu ketara,
Sebagai contoh agar kita mudah dalam Memahaminya, Seperti keanekaragaman yang
terjadi antara kurma, sagu dan kelapa. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu
kelompok tumbuhan palem-paleman,akan tetapi masing-masing memiliki fisik yang
berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Seperti kelapa tumbuh di pantai, kurma
tumbuh di daerah kering dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawah gambut).
Jika kita melihat lagi Contoh Keragaman yang ada pada binatang, karena contoh di atas
merupakan keragaman pada tumbuhan, nah contoh untuk binatang adalah : Kucing,
Singa dan Harimau. Ketiga hewan teramsuk dalam satu kelompok kucing. Akan tetapi
singa, kucing dan harimau terdapat perbedaan fisik yang sangat jauh, habitat dan
tingkah lakunya.

3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem
Keanekaragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem merupakan akibat dari interaksi
yang sangat kompleks melalui komponen biotik dengan komponen abiotik.
Interaksi biotik
Interaksi biotik dapat terjadi pada makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang
lainya(baik di dalam jenisnya ataupun antar jenisnya) yang membentuk suatu
komunitas. sedangkan Interaksi Biotik.
Interaksi abiotik
interaksi abiotik dapat terjadi antara mahluk hidup dengan lingkungan fisik, yaitu suhu,
cahaya dan lingkungan kimiawi, antara lain, air, mineral dan keasaman .
Dengan adanya beranekaragamnya kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati,
maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem. yang mana tiap-tiap ekosistem memiliki
keanekaragaman makhluk hidup tertentu pula. Cotohnya, ekosistem padang rumput,
ekosistem pantai, ekosistem hutan hujan trofik, dan ekosistem air laut. Tiap-tipa
ekosistem mempunyai ciri fisik, kimiawi, dan biologis tersendiri. Flora dan fauna yang
terdapat dsalam ekosistem tertentu berbeda dengan flora dan fauna yang terdapat
didalam ekosistem yang lain.
Perubahan iklim Juga mempengaruhi suhu udara dan laut, panjang musim, permukaan
air laut, pola arus laut dan angin, tingkat curah hujan, serta hal-hal lainnya. Perubahan
ini mempengaruhi habitat dan perilaku banyak spesies yang berbeda. Banyak yang
tidak akan mampu beradaptasi cukup cepat dan dapat punah. Maka dari itu Mulai
sekarang adalah menjadi Tugas manusia utuk bersama-sama lebih sadar dan menjaga
Lingkungan sekitar untuk Kebaikan bersama juga.
Dengan adanya artikel Pengertian Keanekaragaman Hayati ini semoga bisa membantu
adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah bisa lebih mudah lagi belajarnya, Oleh
karena itu alangkah Bahagianya saya jika anda yang membaca ini mau membagikan
artikel ini kepada teman-teman atau siapa saja melalui media sosial, seperti facebook
dan juga yang lainya, karena merupakan suatu kebahagiaan yang tidak dapat di
lukiskan ketika apa yang kita buat, apa yang kita tulis bisa bermanfaat dan dapat
membantu banyak orang, teirma kasih, kamu bisa juga membaca artikel sebelumnya
yang sudah saya bagikan pada kesempatan yang lalu yakni macam-macam jaringan
tumbuhan.
BAB III
PEMBAHASAN

Persebaran organisme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut
biogeografi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme
tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies dan spesies baru yang
cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Penghalang (barrier) geografi seperti gunung yang tinggi, gurun pasir, sungai dan
lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies (isolasi geografi).
Adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di
berbagai daerah.

Menurut Alfred Russell Wallace, berdasarkan adanya persamaan fauna di daerah-


daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu
sebagai berikut:
1. Neartik : Amerika Utara
2. Paleartik: Asia sebelah utara himalaya, eropa dan afrika, gurun sahara sebelah utara.
3. Neotrapik/Neotropikal: Amerika selatan bagian tengah
4. Oriental: asia, himalaya bagian selatan’
5. Ethiopia : Afrika
6. Australia/australis : Australia dan pulau-[ulau sekitarnya.

Flora dan fauna di suatu wilayah sangat terkait dengan kondisi lingkungannya. Hal ini
berarti bahwa keberadaan fenomena biosfer di suatu tempat pada dasarnya merupakan
fungsi dari kondisi lingkungannya sekitarnya. Faktor faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap keberadaan flora dan fauna diantaranya adalah faktor klimatik
(iklim), edafik (tanah), dan biotik (makhluk hidup). Berdasarkan kondisi iklim dan
tanahnya, permukaan bumi sangat beragam. Oleh karena itu, beragam pula sebaran
flora dan faunanya.
Persebaran Flora di Dunia
Faktor faktor yang dapat menyebabkan persebaran flora yaitu: iklim, tanah, air,
topografi atau relief.
Secara garis besar komunitas flora dapat dibagi menjadi lima macam yaitu:
Padang rumput dibagi menjadi dua, sabana dan stepa
Tundra atau padang lumut adalah daerah beku dan tandus di daerah kutub utara,
tumbuhan tidak dapat hidup, biasanya hanya berupa padang rumput.
Gurun adalah padang luas yang tandus atau disebabkan oleh padang pasir. Wilayah
persebaran di Afrika, Jazirah Arab, Asia selatan, Amerika bagina tengah dan barat.
Hutan hujan tropis merupakan hutan yang terdapat di daerah tropis atau beriklim panas.
Contoh vegetasi daerah hutan hujan tropis antara lain merani dan damar.
Taiga merupakan daerah hutan pohon jarum jarum di Siberia, terdapat di antara daerah
tundra di Utara dan Stepa di selatan.
ZONA NEARTIK

Wilayah fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah benua
Amerika bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah persebaran ini
terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya, antara lain :

1. Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan gugur.
2. Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
3. Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang memiliki hutan
konifer yang sangat luas.
4. Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan yang sulit
ditentukan
5. Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :
6. Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara,
kolkum(kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.

Kalkun

Antelop
Burung Biru

Bison

Karibou
Musko

Salamander

Prairie Dog
Keanekaragaman hayati di muka bumi selalu berkaitan pada kondisi wilayah. Beberapa
Rora dan fauna hanya dapat bertahan hidup pada wilayah yang beriklim tropis, dimana
curah hujan dan penyinaran matahari terjadi secara optimal. Sebaliknya beberapa Rora
dan Fauna dapat hidup di daerah yang bersuhu ekstrim, seperti pada daerah kutub dan
gurun. Pengaruh kondisi suatu wilayah terhadap persebaran flora dan fauna dapat
berupa faktor-faktor abiotik dan faktor biotik. Yang termasuk faktor abiotik adalah
iklim (suhu, kelembaban udara, angin), tanah, dan topografi, serta faktor geologi.
Sedangkan yang termasuk biotik adalah Aktivitas manusia, hewan dan Tumbuhan.

1. Faktor iklim
Iklim adalah faktor penting yang memainkan peran utama dalam persebaran flora dan
fauna. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Wilayah-wilayah dengan pola iklim
ekstrim seperti kutub yang memiliki suhu sangat rendah dan gurun yang memiliki suhu
sangat tinggi mengakibatkan persebaran flora dan fauna tidak optimal karena sangat
menyulitkan bagi kehidupan tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu, persebaran
flora dan fauna pada wilayah ini sangat sedikit sehingga mempengaruhi jumlah maupun
jenis dari flora dan fauna. Sebaliknya pada wilayah-wilayah yang beriklim tropis
persebaran flora dan fauna bervariasi sehingga terjadi peningkatan baik jumlah maupun
jenisnya. Daerah tropis merupakan daerah yang sangat kaya akan keanekaragaman flora
dan fauna, karena pada daerah ini mendapatkan sinar matahari dan hujan yang cukup,
keadaan ini berbeda dengan daerah kutub dan daerah gurun. Variasi suhu pada wilayah
akan mempengaruhi bagaimana flora dan fauna dapat merespon terhadap pengaruh
lingkuunagan sekitarnya sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Menurut Joy
dan George (2005:59) "The climatic factors can further be grouped into: light,
temperature, moisture,wind/atmospheric conditions and humidity. "

A. Suhu
Garis lintang setiap wilayah akan mempengaruhi seberapa banyak wilayah tersebut
menerima penyinaran matahari, wilayah yang berada pada posisi lintang beriklim tropis
akan cenderung lebih banyak menerima penyinaran matahari setiap tahunnya di
bandingkan dengan wilayah yang memiliki posisi lintang lainnya. Akibat dari
perbedaan penyinaran matahari tersebut mengakibatkan variasi suhu udara di setiap
wilayah di muka bumi. Selain itu perbedaan ketinggian suatu tempat maupun wilayah
di atas permukaan laut juga akan berpengaruh pada perbedaan suhu yang terjadi.
Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna.
Rora dan fauna memiliki tingkat tanggap terhadap pengaruh lingkungan sekitar yang
berbeda-beda. Setiap spesies memiliki syarat suhu lingkungan yang ideal yang berbeda
satu sama lain utuk dapat bertahan hidup, sebagai contoh. Flora dan fauna yang berada
pada kawasan tropis tidak dapat bertahan hidup apabila menempati wilayah yang
beriklim gurun maupun dingin. Flora dan fauna iklim tropis tidak memiliki tingkat
ketahanan yang tinggi terhadap perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam.
B. Kelembaban Udara
Dalam kehidupan di bumi kelembaban udara merupakan salah satu nsure penting bagi
keanekaragaman hayati. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup
tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungannya. Tingkat kelembaban udara
berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa
jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis
tumbuhan yang hanya bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air selalu tinggi,
sebagai contoh tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi,
bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal. Sebaliknya
jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah
maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Berdasarkan tingkat kelembaban, Obando dan Makokha (2005:61).

C. Angin
Angin secara tidak langsung memiliki pengaruh penting terhadap persebaran
keanekaragaman hayati di bumi. Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang
memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan baik
penyerbukan secara alami maupun silang. Selain itu, angin berfungsi untuk
mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung hujan dari suatu tempat ke
tempat lain.

D. Curah Hujan
Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati.
Bagi makhluk hidup, air merupakan kebutuhan utama karena air merupakan sumber
kehidupan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan keanekaragaman hayati
mengakibatkan terjadinya persebaran mahluk hidup antar wilayah. Persebaran berbagai
makhluk hidup ini biasanya tergantung intensitas curah hujan. Akibat perbedaan curah
hujan pada tiap-tiap wilayah di permukaan bumi menyebabkan perbedaan jenis hewan
dan variasi karakteristik vegetasi yang mendiami wilayah tersebut.

2. Faktor Geologi
Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai
dengan perkembangan bumi. Beberapa teori terdahulu memperkirakan bumi terdiri atas
satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat
kuat maka benua itu menjadi terpisah. Pecahan benua itu yang sering disebut dengan
puzzle raksasa. Menurut Teori "Apungan" dan "Pergeseran Benua" yang disampaikan
oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930). Kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi
hanya terdiri atas satu benua besar yang disebut "Pangaea"dan satu samudra besar
"panthalassa", karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk
Benua Eurasia di bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia
bagian tengah) dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India,
Australia, dan Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat
tenaga endogen, kurang lebih 20 - 50 juta tahun yang lalu Afrika dan Asia selatan
bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri dengan Antartika. Proses
pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula flora dan fauna saat itu (
Sumardi, 2009:6 ). Fauna di Afrika mempunyai kesamaan dengan fauna di India.
Padahal diketahui kedua tempat tersebut dipisahkan oleh samudra. Beberapa ahli
berpendapat bahwa hal tersebut bisa terjadi sesuai dengan "Teory Apung Benua".
Pada saat Pangaea terpecah, afrika dan india han5ait dengan membawa serta flora dan
fauna yang ada, diantaranya pada saat itu terdapat spesies luluhur kerbau dan badak
masa kini. Dua daratan tersebut tetap terpisah dalam waktu yang lama namun kemudian
keduanya bertabrakan dengan benua Eurasia sehingga mulai saat itu yang terjadi adalah
terbentuk jembatan darat antara keduanya yaitu daratan Arab dan Asia sehingga
memungkinkan terjadinya migrasi fauna diantaranya gajah, kucing besar, dan mamalia
kecil. Seiring berjalannya waktu dan berbagai proses endogen dan eksogen, terjadi
penghalang alami yaitu gurun pasir serta laut merah dan laut arab maka selanjutnya
spesies-spesies yang ada di masing-masing tempat berkembang dan beradaptasi sesuai
dengan lingkungannya (Sumardi, 2009:7).

3. Faktor Topografi
Perbedaan ketinggian tempat akan berpengaruh pada persebaran flora dan fauna. Faktor
topografi meliputi ketinggian tempat dan kemiringan lahan. Ketinggian tempat erat
kaitannya dengan perbedaan suhu. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang
berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi
tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan (Qodratullah,
2013).

Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghunn membagi habitat beberapa
tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan
iklim sebagai berikut:
a. Wilayah berudara panas (O - 600 m dpal). Suhu wilayah ini antara 23,3 °C - 22 °C,
tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada,
dan buah-buahan.
b. Wilayah berudara sedang (600 - 1.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 22 °C - 17,1
°C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas. kopi, coklat, kina,
teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
c. Wilayah berudara sejuk (1.500 - 2.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 17,1 °C -
11,1 °C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi,
teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.
d. Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal). Wilayah ini dijumpai tanaman yang
berjenis pendek, contoh: edelweis ( Sumardi, 2009:9 ).

4. Faktor Tanah
Selain iklim, faktor lingkungan yang mempengaruhi persebaran keanekaragaman hayati
di bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah. Tingkat kesuburan tanah menjadikan
tanah sebagai faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Tumbuhan sangat tergantung pada tanah yang dapat menyimpan dan memberikan
nutrisi bagi tanaman untuk tetap bertahan hidup. Tanah humus dan tanah vulkanis
sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena memiliki banyak unsur hara. Ini berarti
semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan
keanekaragamannya. Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan
bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Apabila tanah mengalami kekurangan nutrisi maka akan
mengakibatkan terjadinya kompetisi organisme. Bila kesuburan tanah terus memburuk
maka spesies yang kurang agresif dalam mempertahankan hidupnya akan mengalami
jumlah yang terus berkurang. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral
anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%).

5. Faktor Biotik
a) Manusia
Manusia adalah komponen biotik paling berperan terhadap keberadaan
keanekaragaman hayati di bumi. Pada dasarnya manusia berperan sebagai penjaga
kelestarian keanekaragaman hayati. Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar
disebabkan oleh aktivitas manusia, bencana alam, maupun seleksi alam. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mengolah dan memanfaatkan lingkungan
secara optimal. Terkadang aktivitas manusia dalam mengelola dan memanfaatkan
lingkungan dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan tersebut.
Sebagai contoh dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
dapat dengan mudah dan relatif cepat melakukan reboisasi terhadap lingkungan atau
mengubah fungsi hutan sebagai wilayah pemukiman. Perubahan fungsi hutan sebagai
wilayah pemukiman misalnya akan berdampak pada ketidak seimbangan ekosistem.
Hilangnya berbagai jenis flora dan fauna karena perubahan fungsi lahan akan
berpengaruh pada jumlah keanekaragaman hayati. Aktivitas manusia juga dapat
berfungsi sebagai faktor persebaran keanekaragaman hayati di bumi. Manusia dapat
memindahkan tumbuhan maupun hewan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.

b) Hewan
Hewan memiliki peran dalam persebaran keanekaragaman hayati di muka bumi. Suatu
wilayah yang di dominan oleh hewan karnivora akan berakibat pada berkurangnya
jumlah hewan herbivora. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap hewan karnivora,
sehingga untuk dapat bertahan hidup hewan karnivora harus berpindah kewilayah lain.
Selain itu, seleksi alam mengharuskan hewan yang memiliki tingkat tanggap rendah
terhadap lingkungan harus berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain untuk tetap
mempertahankan hidupnya. Selain itu aktivitas dari hewan juga berfungsi sebagai
penyebar tumbuhan. Sebagai contoh, tupai dapat membantu penyebaran biji tumbuhan
dari suatu wilayah ke wilayah lain.

c) Tumbuhan
Tumbuhan dapat berperan sebagai faktor persebaran bagi tumbuhan maupun bagi
hewan. Bagi hewan herbivora berkurangnya jumlah tumbuhan di suatu wilayah akan
mengakibatkan hewan-hewan herbivora akan berpindah ke wilayah lain untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup. Selain itu tumbuhan yang
berukuran besar merupakan pelindung bagi tumbuh-tumbuhan kecil yang berada
dibawahnya. Bagi tumbuhan besar tumbuhan parasit memanfaatkan tumbuhan besar
untuk dapat bertahan hidup dengan menempel di batang pohonnya. Tumbuhan yang
hidup menempel di batang pohonnya, seperti anggrek, dan benalu. Tumbuh-tumbuhan
juga mempunyai peran dalam menyuburkan tanah melalui daun- daun yang telah
membusuk. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan
tumbuhan dan juga memengaruhi kehidupan hewan.
BAB IV
PENUTUP

Makhluk hidup di dunia sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut


disebut dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keragaman
antar organisme makhluk hidup dari semua sumber yang ada di bumi yang mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan dari ekosistem. Setiap sistem
lingkungan memiliki keanekeragaman hayati yang berbeda-beda.
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi
di wilayah itu. Persebaraan keanekaragaman hayati di bumi tidak merata. Pengaruh
kondisi suatu wilayah terhadap persebaran flora dan fauna dapat berupa faktor-faktor
abiotik dan faktor biotik. Yang termasuk faktor abiotik adalah iklim (suhu, kelembaban
udara, angin), tanah, dan topografi, serta faktor geologi. Sedangkan yang termasuk
biotik adalah Aktivitas manusia, hewan dan Tumbuhan. Wilayah tropis akan cenderung
memiliki keanekaragaman hayati yang lebih bervariasi dibandingkan dengan wilayah
dengan iklim lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Broer, Wijnand dan Schaick, Jolanda van. 2007. Biodiversity a GRI Reporting
Resource. Global Reporting Initiative
Obando, Joy Apiyo dan Makokha, George Lukoye. 2005. Physical Geography III.
Nairobi: Kenyatta University
Qodratullah, Ghozali.2013. Faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna.
http://ghozaliq.com/2013/07/18/faktor-vang-mempengaruhi-persebaran-flora-dan-
fauna/
http://belajarbiologi.com/2015/08/persebaran-flora-dan-fauna-di-dunia.html

Anda mungkin juga menyukai