Laporan Biasa Kimfis
Laporan Biasa Kimfis
Adsorbsi adalah pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain,
sebagai alkibat dari pada ketidak jenuhan gaya-gaya permukaan tersebut. adsorbsi
merupakan peristiwa penyerapan adsorbat oleh adsorben. Contoh proses adsorbsi,
yaitu sistem pengolahan air limbah dalam industri tekstil yang menghilangkan
warna Pada percobaan isoterm adsorbsi, bertujuan untuk menentukan isoterm
adsorbsi menurut Freundlich bagi proses asam asetat pada arang. Bahan yang
digunakan adalah berupa arang yang digunakan sebagai karbon aktif 1 gram, asam
asetat 0,5M sampai 0,03131M, larutan standar NaOH 0,1 M, dan indikator PP. Hal
tersebut dilakukan dengan langkah mencampurkan larutan asam asetat masing-
masing konsentrasi dan HCL dengan arang aktif lalu dilakukan pengocokkan
terhadap larutan dan dilajutkan dengan proses penyaringan sehingga akan
didapatkan filtratnya sebelum dilakukan titrasi secara alkalimetri. Nilai adsorpsi
larutan asam terbesar terjadi pada larutan yang konsentrasinya besar, sehingga nilai
adsorpsi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan yang digunakan.
Kata kunci: adsorbsi, adsorbat, adsorben, asam asetat, arang aktif
ABSTRACT
Adsorption is the collection of molecules of a substance on the surface of other
substances, as a result of the unsaturation of these surface forces. adsorption is the
adsorbate absorption event. Examples of adsorption processes, namely wastewater
treatment systems in the textile industry that eliminate color In the adsorption
isotherm experiment, aims to determine the adsorption isotherm according to
Freundlich for the acetic acid process in charcoal. The material used is in the form
of charcoal used as 1 gram of activated carbon, 0.5M to 0.03131M acetic acid, 0.1
M NaOH standard solution, and PP indicators. This is done by the step of mixing
CH3COOH solution of each concentration and HCL with activated charcoal then
matching the solution and continuing with the screening process so that the filtrate
will be obtained before titration by alkalimetry. The biggest adsorption value of
acid solution occurs in solutions with large concentrations, so the adsorption value
is directly proportional to the concentration of the solution used.
Keywords: activated charcoal, adsorption, adsorbate, adsorbent, asetat acid
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kurva Isoterm Adsorpsi Langmuir ........................................ 5
Gambar 1.2 Pendekatan isoterm adsorpsi Langmuir ................................. 5
Gambar 1.3 Pendekatan isoterm adsorpsi BET ......................................... 7
Gambar 1.4 Kurva Isoterm Adsorpsi Freundlich ...................................... 8
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Akhir Asam Asetat (C) dengan Berat
Zat Terlarut per Gram Adsorben (x/m) .................................. 16
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Log Konsentrasi Akhir Asam Asetat (C) dengan
Log Berat Zat Terlarut per Gram Adsorben (x/m) ................. 16
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perbedaan Adsorbsi Fisik dan Adsorbsi Kimia.......................... 2
Tabel 3.1 Data Perhitunngan ...................................................................... 14
iv
BAB I
TEORI
1.1 Tujuan Praktikum
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Frendlich bagi proses adsorpsi asam
asetat pada arang
1.2 Teori
1.2.1 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau
antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi
atau adsorben (Tony, 1989). Ditinjau dari bahan yang teradsorpsi dan bahan
pengadsorben adalah dua fasa yang berbeda, oleh sebab itu dalam peristiwa
adsorpsi, meteri teradsorpsi akan terkumpul antar muka kedua fasa tersebut. Pada
adsorpsi fisika terjadi proses cepat dan setimbang (reversible) sedangkan adsorpsi
kimia berlangsung secara lambat tetapi irreversible.
Adsorpsi merupakan terjerapnya suatu zat (molekul atau ion) pada
permukaan adsorben. Mekanisme penjerapan tersebut dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, jerapan secara fisika (fisisorpsi) dan jerapan secara kimia (kemisorpsi). Pada
proses fisisorpsi gaya yang mengikat adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya Van
Der Waals. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi
fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol. Sedangkan pada proses adsorpsi kimia,
interaksi adsorbat dengan adsorben melalui pembentukan ikatan kimia. Kemisorpsi
terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke
permukaan adsorben melalui gaya Van Der Waals atau melalui ikatan hidrogen.
Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yang terjadi setelah adsorpsi fisika. Dalam
adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia
(biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan
bilangan koordinasi dengan substrat.
1
2
Pada kesetimbangan, laju adsorpsi dan desorpsi gas adalah sama. Bila θ
menyatakan fraksi yang ditempati oleh adsorbat dan P menyatakan tekanan gas
yang teradsorpsi, maka :
k1 k 2 P(1 ) ..................................................... (2)
6
dengan k1 dan k2 masing – masing merupakan tetapan laju adsorpsi dan desorpsi.
Jika didefinisikan a = k1 / k2, maka :
P
(a P) ............................................................ (3)
Pada adsorpsi monolayer, jumlah gas yang teradsorpsi pada tekanan P (y) dan
jumlah gas yang diperlukan untuk membentuk lapisan monolayer dihubungkan
dengan θ melalui persamaan sebagai berikut :
y
ym ................................................................... (4)
ym P
y
a P ............................................................... (5)
Teori isoterm adsorpsi Langmuir berlaku untuk adsorpsi kimia, dimana reaksi yang
terjadi adalah spesifik dan umumnya membentuk lapisan monolayer.
Sandi (2008) menjelaskan hal-hal yang dapat dilihat dari kurva isoterm adalah
sebagai berikut.
1.Jenis adsorban, seperti arang batok, batubara (antrasit), sekam, dan lain-
lain.
2.Temperatur lingkungan (udara, air, cairan), proses adsorpsi makin baik
jika temperaturnya makin rendah.
3.Jenis adsorbat, tergantung pada bangun molekul zat, kelarutan zat (makin
mudah larut, makin sulit diadsorpsi), taraf ionisasi (zat organik yang tidak
terionisasi lebih mudah diadsorpsi).
Berdasarkan jenis adsorbatnya, tingkat adsorpsi digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
3.Waktu Kontak
1.Adsorben Organik
Adsorben organik adalah adsorben yang berasal dari bahan-bahan yang
mengandung pati. Adsorben organik ini sudah mulai digunakan sejak tahun 1979
untuk mengeringkan berbagai macam senyawa. Beberapa tumbuhan yang biasa
digunakan untuk adsorben diantaranya adalah ganyong, singkong, jagung, dan
gandum. Kelemahan dari adsorben ini adalah sangat bergantung pada kualitas
tumbuhan yang akan dijadikan adsorben.
2.Adsorben Anorganik
11
Adsorben anorganik ini mulai dipakai pada awal abad ke-20. Dalam
perkembangannya, pemakaian dan jenis dari adsorben ini semakin Beragam dan
banyak dipakai orang. Penggunaan adsorben ini dipilih karena berasal dari bahan-
bahan non pangan, sehingga tidak terpengaruh oleh ketersediaan pangan dan
kualitasnya cenderung sama (Jauhar, Edo, Haryo, 2007).
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Pipet volume 10 ml
3. Labu ukur
4. Termometer
5. Buret
6. Batang pengaduk
7. Pipet tetes
8. Corong kaca
9. Cawan porselein
10. Gelas piala 250 ml
1.3 Bahan
1. Asam asetat 0,5 M sampai 0,0313 M
2. Larutan standar NaOH 0,1 M
3. Karbon aktif
4. Indikator PP
5. Aluminium foil
6. Kertas saring
12
13
3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorpsi isoterm
Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang yang digunakan sebagai
karbon aktif. Isoterm adsorpsi adalah hubungan banyaknya adsorbat yang dapat
diserap oleh adsorben pada suhu yang kosntan.
Dalam melakukan percobaan isoterm adsorbsi, mula-mula arang
diaktifkan dengan cara dipanaskan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan agar pori-
pori yang ada pada permukaan arang akan membuka dan rongga didalamnya juga
akan melebar, hal ini akan berpengaruh pada luas permukaan total yang dimiliki
oleh karbon hingga mencapai 2000 m2/gram sehingga semakin banyak adsorbat
yang dapat diserap, proses adsorbsi pun bisa semakin maksimal. Proses pemanasan
arang ini disebut dengan pengaktifan, dimana arang yang di treatment dengan cara
ini disebut arang aktif.
Arang yang telah aktif ditimbang dan dimasukkan kedalam 5 erlenmeyer
berbeda dengan masing – masing 1 gram arang. Didalam erlenmeyer tersebut
dimasukkan asam asetat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5 M; 0,25 M;
0,125 M; 0,0625 M dan 0,0313 M. Asam asetat ini didapat dengan mengencerkan
14
15
1.5
0.5
0
1 2 3 4 5
X/m C
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Akhir Asam Asetat (C) dengan
Berat Zat Terlarut per Gram Adsorben (x/m)
Pada gambar 3.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara Log konsentrasi
akhir asam (C) dengan Log berat zat terlarut per gram menunjukkan hubungan yang
linear. Sehingga pada percobaan ini memenuhi persamaan isoterm Freundlich.
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Log Konsentrasi Akhir Asam Asetat (C)
0.5
0
-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
Dari perhitungan, didapatkan harga n dan k pada CH3COOH yaitu sebesar 4.44
dan 3.374. Nilai n dan k adalah tetapan dari persamaan isoterm adsorpsi dengan
persamaan log x/m = log k + n log C.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Arang aktif dapat mengadsorpsi CH3COOH dalam larutannya.
2. Semakin besar konsentrasi CH3COOH semakin kecil nilai x/m nya.
3. Isoterm adsorpsi dilakukan pada suhu kamar yang dipertahankan agar
tetap konstan.
4. Isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada asam asetat oleh arang dapat
ditentukan dengan memplot grafik antara log x/m dengan log C. Intercept
yang diperoleh merupakan nilai tetapan n dan k.
1.2 Saran
Sebaiknya dilakukan standarisasi terhadap larutan NaOH terlebih dahulu,
dan ketelitian yang tinggi dalam membuat larutan asam asetat serta dalam
pengencerannya. Begitu juga ketelitian dalam menimbang arang pada percobaan.
Setelah praktikum alat dikembalikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
* Mr asam asetat = 60
1000 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
M:
𝑀𝑟 𝑍𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1000 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
:
𝑀𝑟 𝑍𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
10 𝑥 1,05 𝑥 96
: : 16.8 M
60
20
21
C. Melarutkan NaOH
*Mr = 40 *Vol = 100 ml *M = 0,1 M
𝑔𝑟𝑥1000
M=
𝑀𝑟𝑥 𝑣
𝑔𝑟𝑥1000
0,1=
40𝑥 100
gr = 0,4 gram
D. Konsentrasi Akhir Asam Asetat
(i) CH3COOH 0,5 M
M1 x 10 = 0,1 M x 28 ml
M1 = 0,28 M
(ii) CH3COOH 0,25 M
M1 x 10 = 0,1 M x 9 ml
M1 = 0,09 M
(iii) CH3COOH 0,125 M
M1 x 25 = 0,1 M x 6 ml
M1 = 0,024 M
(iv) CH3COOH 0,0625 M
M1 x 50 = 0,1 M x 1,7 ml
M1 = 0,0034M
(v) CH3COOH 0,0313 M
M1 x 50 = 0,1 M x 0,8 ml
M1 = 0,0016 M
E. Menghitung Nilai X (gram)
(i) Mawal CH3COOH = 0,5 M
Mol = M x V
= 0,5 M x 100 ml = 50 mmol
Makhir CH3COOH = 0,28 M
Mol = M x V x perbandingan
= 0,28 M x 10 ml x 10 = 28 mmol
22
G. Nilai Log C
(i) Log (0,28) = -0.5528
(ii) Log (0,09) = -1.046
(ii) Log (0,024) = -1.619
(iv) Log (0,0034) = -2.469
(iv) Log (0,0016) = -2.796
H. Menghitung nilai K dan n
x/m = K.C1/2
Log (x/m) = Log (K.C1/n)
Log (x/m)= Log k + Log C1/n
Log (x/m) = Log K + 1/n Log C
Dengan Log (x/m) adalah y dan Log C adalah X, maka
Y= 1/n x + log k
(i) Y = 1/n (-1.619) + Log K
(ii) Y = 1/n (-2.469) + Log K
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
Maka =
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
𝑦−−𝟎,𝟐𝟏𝟕𝟓 𝑥− −1,619
=
−0,4560−−𝟎,𝟐𝟏𝟕𝟓 −2,469−−𝟏,𝟔𝟏𝟗
𝑦+0,2175 𝑥+1,619
=
−0,2385 −0,85
25
Temperature: 30°C
26
27
PERTANYAAN
* Adsorpsi Kimia
- Bersifat spesifik.
28
29
* Adsorpsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190˚C
akan teradsorpsi pada besi.
* Adsorpsi kimia : pada suhu 500˚C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan
besi.
3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat ?
a) Adsorpsi bersifat selektif, artinya suatu adsorben dapat menyerap banyak
sekali suatu gas, tetapi tidak menyerap gas – gas tertentu.
b) Adsorpsi terjadi sangat cepat, hanya kecepatan adsorpsi makin berkurang
dengan makin banyaknya gas yang diserap.
c) Jumlah gas diserap tergantung temperatur, makin jauh jarak antara
temperature penyerapan dari temperature kritis, makin sedikit jumlah gas
yang diserap.
d) Adsorpsi tergantung dari luas permukaan adsorben, makin porous
adsorben makin besar daya adsorpsinya.
e) Adsorpsi tergantung jenis adsorben dan pembuatan adsorben. Misalnya,
arang dari suatu bahan yang dibuat dengan berbagai cara, mempunyai
daya serap berbeda pula.
f) Jumlah gas yang diadsorpsi persatuan berat adsorben, tergantung tekanan
parsial gas, makin besar tekanan makin banyak gas yang diserap. Namun
demikian, bila penyerapan telah jenuh, tekanan tidak berpengaruh.
g) Adsorpsi merupakan proses reversible. Bila tidak terjadi reaksi kimia,
penambahan tekanan menyebabkan penambahan adsorpsi dan
pengurangan tekanan menyebabkan pelepasan gas yang diserap
4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir ?
a) Karena isoterm Freundlich memiliki situs – situs aktif pada permukaan
adsorben bersifat heterogen. Sedangkan isoterm Langmuir bersifat
homogen, maka lebih memuaskan menggunakan isoterm Langmuir.
30
Gambar C.1 Arang yang sedang dioven. Gambar C.2 Arang setelah
dioven.
31
32