Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL GANGGUAN JIWA


DI POLIKLINIK JIWA RS JIWA BANGLI PROVINSI BALI

OLEH:

OLEH :
KELOMPOK 2A
AYU NGURAH DWI RAHAYU (1002105014)
NI KD. DEBY KRISTIANTI U. (1002105015)
NI LUH PT. SUSI MARDI L. (1002105026)
IB PT. SANCITHA GUPTAYANA P. (1002105027)
KADEK DIAN PRAPTINI (1002105029)
GEDE DODIK KERISTIANTO (1002105035)
I DEWA DALEM SIWA REDITIYA (1202115008)
NI WAYAN DEVIANI (1202115009)
NI LUH ARDINI (1202115010)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENGENAL GANGGUAN JIWA
DI POLIKLINIK JIWA RS JIWA BANGLI PROVINSI BALI

Topik : Mengenal Gangguan Jiwa


Judul : “Peningkatan Pengetahuan Keluarga Mengenai Gangguan
Jiwa”
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Januari 2015
Waktu : 10.00-11.00 WITA
Tempat Pelaksanaan : Poliklinik Jiwa RS Jiwa Bangli
Sasaran : Pengunjung Poliklinik Jiwa RS Jiwa Bangli
Sub Topik :
1. Definisi sehat jiwa dan gangguan jiwa
2. Tanda dan gejala gangguan jiwa
3. Ciri-ciri gangguan jiwa
4. Penanganan gangguan jiwa di keluarga

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,1994).
Kecendrungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring dengan terus
berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu, prevalensinya bukan
saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan
ekonomi, tetapi juga kalangan menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak
langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan
sosial yang terus berubah (Rasmun, 2001).
Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rata-rata lama hari
rawat yang tinggi yaitu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah pasien dengan
diagnosa skizofrenia. Data rumah sakit jiwa pusat Bogor 2001, menunjukkan rata-
rata lama hari rawat adalah 115 hari dan untuk pasien perilaku kekerasan 42 hari
(Keliat,dkk, 2009).
Ketika penderita gangguan jiwa melakukan rawat jalan atau inap di rumah sakit
jiwa, keluarga harus tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan
petunjuk tim medis rumah sakit. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh
penderita gangguan jiwa dalam memotivasi mereka selama perawatan dan
pengobatan. Jenis-jenis dukungan keluarga seperti dukungan pengharapan,
dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan emosional (Friedman,1998).
Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga memiliki kepedulian tentang ini.
Banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya penyembuhan penderita kepada
petugas kesehatan. Banyak pasien gangguan jiwa justru ditelantarkan keluarganya.
Keluarga telah melupakan mereka. Banyak yang tidak mengurusnya lagi saat
dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Padahal, jika keluarga mereka rajin mengunjungi
dan memberikan dukungan bagi pasien gangguan jiwa, ini merupakan salah satu
terapi yang jitu untuk kesembuhan mereka. Namun, jika keluarga mereka tidak
peduli, tingkat kesembuhan pasien makin lama karena pasien merasa tidak
diperhatikan lagi oleh keluarganya (Yosep,dkk, 2008).
Bersadarkan hal tersebut, mahasiswa PSIK FK UNUD akan memberikan
penyuluhan mengenai kesehatan jiwa kepada keluarga pasien dengan gangguan jiwa
dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan jiwa itu
sendiri sehingga berdampak bagi kesembuhan pasien kedepannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat memahami tentang perannya dalam mencegah penderita
dengan gangguan jiwa di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan mampu:
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
4) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di
keluarga

C. Tempat
Poliklinik Jiwa RS Jiwa Bangli Provinsi Bali

D. Waktu
Kegiatan akan berlangsung selama 45 menit pukul 10.30 WITA sampai dengan
pukul 11.15 WITA
E. Sasaran
Pengunjung Poliklinik Jiwa RS Jiwa Bangli Provinsi Bali

F. Penyelenggara Penyuluhan
Penyelenggara penyuluhan “Peningkatan Pengetahuan Keluarga Mengenai
Kesehatan Jiwa” adalah mahasiswa semester X Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana kelompok 2A.

G. Garis Besar Materi


1. Definisi sehat jiwa dan gangguan jiwa
2. Tanda dan gejala gangguan jiwa
3. Ciri-ciri gangguan jiwa
4. Penanganan gangguan jiwa di keluarga

H. Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pendahuluan
- Moderator memberikan salam
- Sasaran membalas
kepada sasaran.
salam dari moderator.
- Moderator menjelaskan topik
- Sasaran menyimak.
penyuluhan.
- Moderator memperkenalkan - Sasaran menyimak.
kelompok kepada sasaran.
- Moderator menjelaskan tujuan - Sasaran menyimak.

penyuluhan. - Sasaran menyimak.


- Moderator menjelaskan waktu
pelaksanaan.
2. 40 menit Penyampaian Materi
- Penyaji menggali sedikit informasi
(30 menit - Sasaran
pada sasaran mengenai Gangguan
materi, 10 mengeksplorasi apa
menit Jiwa yang mereka ketahui
tanya tentang kesehatan
jawab) - Penyaji menjelaskan materi mengenai lingkungan.
: - Sasaran
5. Definisi sehat jiwa dan gangguan
memperhatikan
jiwa
penjelasan dan
6. Tanda dan gejala gangguan jiwa
7. Ciri-ciri gangguan jiwa mencermati materi.
8. Penanganan gangguan jiwa di
keluarga
Tanya Jawab
- Moderator membuka sesi tanya jawab.

- Penyelenggara penyuluhan menjawab


pertanyaan sasaran. - Sasaran mengajukan
pertanyaan.
- Sasaran
memperhatikan
jawaban yang
diberikan.
3. 3 menit Penutup
- Moderator melakukan evaluasi  Sasaran menjawab
dengan memberikan beberapa pertanyaan evaluasi
pertanyaan
- Moderator menyimpulkan hasil - Sasaran menyimak
penyuluhan. kesimpulan yang
disampaikan oleh
moderator.
- Pembagian leaflet pada sasaran. - Sasaran menerima
leaflet yang diberikan
oleh fasilitator.
- Mengakhiri dengan salam - Menjawab salam dan
sasaran bersiap untuk
meninggalkan tempat
penyuluhan.
I. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

J. Media
1. Leaflet
2. Flipcart

K. Setting Tempat

2 12 2

2 2 2

Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta

L. Pengorganisasian kelompok
Moderator : Kadek Dian Praptini
Penyaji materi : Ni Wayan Deviani
Observer : Ni Luh Putu Susi Mardi Lestari
Fasilitator : Ayu Ngurah Dwi Rahayu
Ni Kd. Deby Kristianti Utami
IB Pt. Sancitha Guptayana P.
Gede Dodik Keristianto
I Dewa Dalem Siwa Reditiya
Ni Luh Ardini
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan. Sarana prasarana
seperti leaflet disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
4) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di
keluarga

A. LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Materi
- Leaflet
- Flipcart
Lampiran Materi
MENGENAL GANGGUAN JIWA

A. DEFINISI KESEHATAN JIWA


Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang
lain.
Ciri-ciri orang sehat jiwa yaitu :
a. Bebas dan otonomi
b. Tahan terhadap stress
c. Mampu beradaptasi dengan orang lain secara harmonis
d. Hidup produktif

B. PENGERTIAN GANGGUAN JIWA


Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak
sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk
mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri
(Baihaqi,dkk, 2005). Gangguan jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan
jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari
yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa
atau kita kenal sebagai gila (Hardianto, 2009).
Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1. Suasana rumah yang tidak harmonis seperti : tidak percaya diri, sering
bertengkar, salah pengertian, kurang bahagia
2. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatic
3. Faktor keturunan
4. Perubahan/ kerusakan dalam otak seperti : infeksi, luka, perdarahan, tumor,
gangguan peredaran darah, keracunan, pemakaian alcohol jangka panjang,
kekurangan vitamin, epilepsi.
Faktor lain :
Individu yang tidak mendapat kesempatan dan fasilitas anggota masyarakat yang
dihargai, kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan, ketidakamanan, persaingan
yang berat, dan diskriminasi social.

C. CIRI- CIRI GANGGUAN JIWA


1. Perubahan berulang dalam pikiran
2. Mengalami penurunan daya ingat
3. Perubahan perilaku yang aneh
4. Memiliki labilitas emosional
5. Menarik diri dari interaksi social
6. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri
7. Memiliki keenganan melakukan segala hal
8. Mengalami kesulitas mengorientasikan waktu, orang dan tempat

D. FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA


1. FUNGSI KELUARGA
Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa adalah :
1) Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga
2) Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga
3) Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan
antar anggota keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi keluarga dalam upaya mencegah gangguan jiwa antara lain :
1) Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga
2) Saling mencintai, menghargai dan mempercayai antar anggota
keluarga
3) Saling membantu dan member antar anggota keluarga
4) Saling terbuka dan tidak ada diskriminasi
5) Member pujian dan punishment sesuai perilaku
6) Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan
masalah secara tuntas
7) Menunjukan empati antar anggita masyarakat
8) Membina hubungan dengan masyarakat
9) Menyediakan waktu untuk kebersamaan seperti rekreasi bersama
anggota keluarga

2. TUGAS KELUARGA DALAM MENGATASI MASALAH


KESEHATAN
1) Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehatan untuk anggota keluarga
3) Member perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau
memerlukan bantuan dan menanggulangi keadaan darurat
4) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
5) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

E. UPAYA PERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA


1. PERAWATAN KLIEN DALAM KELUARGA
1) Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehatan
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, cacat
atau yang tidak sakit tapi memerlukan bantuan
4) Menanggulangi keadaan darurat kesehatan
5) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
6) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
2. PERAWATAN KLIEN DI RUMAH SAKIT
1) Keluarga sejak awal perlu dilibatkan dalam penatalaksanaan dan
asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa
2) Metode yang diguakan untuk memberikan pendidikan kesehatan
kesehatan jiwa kepada keluarga adalah dengan ceramah dan tanya
jawab, diskusi kelompok, bermain peran
3. PERAWATAN KLIEN DI MASYARAKAT
1) Pasien jangan dipasung, karena memasung penderita sama artinya
dengan merampas hak hidupnya
2) Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke
puskesmas terdekat
3) Jangan dijauhi atau dikucilkan
4) Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan
produktivitasnya
5) Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi, Ana. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC.
1995
Keliat Budi, Ana, dkk. Proses Keperawatan Jiwa. EGC. 1987
Sembiring, EE. 2011. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/24194/5/Chapter%20I.PDF, diakses 22
Januari 2015)
Stuart and Sunden. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. EGC. 1998

Anda mungkin juga menyukai