DosenPembimbing
Puspita Hanggit Lestari, M. Kep
Di Susun Oleh
Kelompok II
Debora Veronika Santi (181048)
Hidayatul Qoyimah (181141)
Khikmah Arifin (181145)
Margareta Aprilianum (181026)
Mistina (181067)
Risna Nur Amalia (181155)
Shafira Ayu Pratiwi (181075)
Veronica Sisilawati Manullang (181081)
KELAS II A
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
terjadi penonjolan hemorrhoid yang tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam
anus, sehingga harus dilakukan operasi (Murbawani, 2006).
5
BAB II
TEORI
2.1 Pengertian
Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena (Murbawani, 2006).
2.2 Etiologi
6
keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam.
Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan
mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
2.4 Tanda dan Gejala
Perdarahan intermiten tanpa rasa nyeri pada saat defekasi; perdarahan ini
terjadi karena iritasi dan cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid
Darah berwarna merah cerah pada feses atau tisu kamar mandi yang
disebabkan oleh cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid
Rasa gatal pada anus akibat higiene anus yang buruk
Rasa tidak nyaman didaerah anus ketika terjadi perdarahan
Prolapsus (penggembungan) mukosa rekti akibat mengejan
Rasa nyeri akibat trombosis pada hemoroid eksterna
2.5 Komplikasi
1) Terjadinya perdarahan
2) Terjadi thrombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
3) Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.
2.7 Penatalaksanaan
1) Untuk Derajat I dan II
7
- Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.
- Obat – obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk
melunakan feces.
- Anti biotik bila terjadi infeksi.
- Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan harapan
timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).
- “Rubber Band Ligation“ yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastic
kira – kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis.
2) Untuk Derajat III dan IV
Dapat dilakuakan
- Pembedahan
- Dapat dilakukan pengikatan atau ligation.
- Dapat dilakukan rendam duduk.
- Dengan jalan suntikan”Sklerotika” ujntuk mengontrol pendarahan dan
kolaps (keluar) hemoroid interna yang kecil sampai sedang.
2.8 Pengkajian
1) Keluhan utama.
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
2) Riwayat penyakit.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang
kembali. Dan pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan
pembedahan sehingga akan kembali RPD.
8
a. Pola Nutrisi
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga
perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi
lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit yang
banyak orang mondar-mandir.
c. Pola Aktivitas
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.
Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitasnya sebagian kebutuhan pasbantu oleh perawat dan
keluarganya.
d. Pola Eleminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan
defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah,
pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain
akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik
otot-otot tractus degestivus.
4) Pemeriksaan fisik.
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
1. Inspeksi
- Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.
- Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
- Warna benjolan terlihat kemerahan.
- Benjolan terletak di dalam ( internal ).
2. Palpasi
9
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan
melakuakan rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan
ditemukan benjolan tersebut dengan konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.
5) Informasi penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium
- Hb 14,3 N: 14-18 mg/dl
- Lekosit 12-700 N : 4000 – 11.000
- Elektrolit :
1. K 2,8 N : 3,6 – 5,5 mmol/L
2. Na 137,6 N : 135 – 155 mmol/L
3. Cl 107 N : 70 – 108 mmol/L
b. Diagnostik
- Kolonoscopy
- Anoskopy
Post Operatif
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan
adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.
10
2.10 Implementasi
1) Membantu dengan mencapai tujuan – tujuan terapeutik
2) Meningkatkan penyembuhan
3) Pembedahan anorektal
Perawatan preoperatif
Pasien mungkin diberi laxatif dan diberi dorongan untuk memakan diet penuh
dan normal hingga beberapa jam sebelum anestesi lokal dilakukan. Obat
pelembek feses sering diberikan untuk memudahkan pengeluaran feses melalui
rektum pada masa post operatif, dan laxatif besar seperti psyllium (Metamucil)
mungkin diberikan untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema
mungkin di minta dilakukan 1 – 2 jam sebelum pembedahan.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Ny.R, Umur 50 tahun , masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat
di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya
seperti ditusuk-tusuk dengan skala 6. Namun saat dilakukan pengkajian di
ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah
BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
12
Nama : Tn. S
Usia : 58 Tahun
Alamat : Banjaran
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan klien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri pada daerah anus
2. Riwayat kesehatan sekarang : Klien masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal
8 Oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes,
Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah
tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien
belum BAB selama 2 hari.
Metode PQRST (untuk nyeri)
C. PEMERIKSAAN FISIK
13
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
N: 88x/ menit
S : 36°C
RR : 24x/menit
14
2. Pola Nutrisi : sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk
pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur
dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras,
warna dan bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/ hari.
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan
konsistensi keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan
suaminya di sawah.
Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti
biasanya karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat.
6. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami
gangguan pola pokir serta orientasi.
7. Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan
keperawatan dan pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera
pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali.
15
8. Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya
membantu suami di sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-
anaknya karena selama sakit mereka bergantian untuk menunggu dan
menjaganya.
16
Analisa data
Klien lemah
Anus kemerahan
17
aktivitas mandiri.
2. Klien cepat lelah setelah
beraktivitas.
3. Banyaknya aktifitas klien
yang dibantu oleh orang lain
18
RENCANA KEPERAWATAN
e.Tidak ada
nyeri pada saat
BAB.
19
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Paraf dan
nama jelas
2 Nyeri berhubungan Setelah 1.Berikan Posisi
dilakukan yang nyaman.
dengan adanya
tindakan 2.Berikan
hemoroid pada daerah keperawatan bantalan dibawah
selama 3 x 24
anal. bokong saat
jam duduk.
diharapkan
nyeri teratasi. 3.Observasi
KH: tanda-tanda vital.
a.wajah pasien 4.Ajarkan teknik
tampak segar untuk
b.Skala nyeri menguranyi rasa
berkurang 0-3 nyeri seperti
atau hilang. membaca,
c.Klien dapat menarik nafas
istirahat tidur. panjang,
d.TTV menonton TV,
Normal dll.
TD: 120/80
5.Berikan
mmHg kompres dingin
pada daerah
anus 3-4 jam
dilanjutkan
dengan redam
duduk hangat 3-4
x/hari.
6.Berikan
lingkungan yang
tenang.
7.Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
analgesik,
pelunak feses
dan dilakukan
hemoroidectomi.
20
3 Perdarahan Setelah 1.Observasi
dilakukan TTV.
berhubungan dengan
tindakan 2.Monitor
pecahnya vena keperawatan banyaknya
selama 3 x 24
hemoroidalis yang perdarahan
jam diharapkan klien.
ditandai dengan kekurangan
nutrisi 3.Kaji ulang
perdarahan waktu tingkat toleransi
terpenuhi.
BAB. KH: aktifiitas klien.
a.Konjungtiva 4.Mandirikan
klien merah klien dalam
muda. melakukan
b.Hb Normal aktifitas sehari-
(12-14 g/dl). hari.
c.Tidak ada Kolaborasi:
perdarahan 1.Konsultasikan
v.hemoroid. nutrisi untuk
d.Dapat klien dengan ahli
melakukan gizi.
aktivitas 2.Berikan
mandiri. vitamin K dan
e.Klien tidak B12 sesuai
cepat lelah indikasi.
setelah 3.Konsultasi
beraktivitas. dengan ahli gizi.
f.Aktifitas klien 4.Berikan cairan
sudah tidak IV.
dibantu oleh
perawat.
21
CATATAN KEPERAWATAN
22
Hasil : obat diberikan 3x1 sesuai anjuran
dokter
1.Memberikan Posisi yang nyaman.
Hasil: pasien nyaman dengan posisi semi
fowler
2.Memberikan bantalan dibawah bokong
saat duduk.
Hasil : pasien terlihat nyaman saat
menggunakan bantal
3.Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 130/80 mmHg
N: 88x/ menit
S : 36°C
RR : 18x/menit
23
3 1.Mengobservasi TTV.
Hasil:
130/80 mmHg
N: 88x/ menit
S : 36°C
RR : 18x/menit
24
EVALUASI
25
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
26
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah
besar hemoroid.
4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi
hemoroid.
5. Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid telah
mencapai derajat 3 hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
27
- Kowalak, Jennifer P., Welsh, William., & Mayer, Brenna. 2011. Buku Ajar
Patologi. Jakarta: EGC.
- Long, Barbara C. 2009. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.
- Suprijono,Moch, Agus. 2009. Hemorrhoid. Jurnal Universitas Sultan Agung.
Vol. XLIV / No. 118.
- Brunner & Suddarth. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2.
Jakarta: EGC.
- Doenges Moorhouse Geissle. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: EGC
28