Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASKEP MEDIKAL BEDAH


Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan

DosenPembimbing
Puspita Hanggit Lestari, M. Kep

Di Susun Oleh
Kelompok II
Debora Veronika Santi (181048)
Hidayatul Qoyimah (181141)
Khikmah Arifin (181145)
Margareta Aprilianum (181026)
Mistina (181067)
Risna Nur Amalia (181155)
Shafira Ayu Pratiwi (181075)
Veronica Sisilawati Manullang (181081)

KELAS II A

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,karena dengan


karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah iniAdalah untuk menambah
pengetahuan kepada pembaca tentang penyakit "Hemoroid".

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh


karena itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata,kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah


berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Hemorroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena (Murbawani, 2006).
Hemorrhoid dapat menyebabkan kesulitan untuk defekasi. Hemorrhoid
tidak hanya terjadi pada pria usia tua, tetapi wanita bisa terjadi hemorrhoid. Usia
muda dapat pula terjadi hemorrhoid (Isselbacher, dkk, 2000). Diperkirakan bahwa
50 % dari populasi yang berumur lebih dari 50 tahun menderita hemorrhoid secara
nyata atau minimal. Kebanyakan dari mereka tidak memberikan keluhan
(Robbins, 1995).
Dewasa ini, pola makan masyarakat semakin berubah sesuai dengan
tuntutan keadaan. Banyak para pekerja yang hanya mengutamakan rasa kenyang
di banding gizi dari makanan yang hendak dimakan. Yang penting, cepat dan bisa
langsung kenyang. Kebanyakan makanan-makanan itu sangat rendah kandungan
seratnya. Padahal mengonsumsi makanan rendah serat terlalu banyak dapat
menyebabkan susah buang air besar. Bila sudah mengalami kesulitan dalam
buang air besar, maka pada akhirnya untuk mengeluarkan faeses kita harus
mengejan. Hal ini menyebabkan pembuluh darah di daerah anus, yakni pleksus
hemorrhoidalis akan merenggang, membesar karena adanya tekanan yang tinggi
dari dalam. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, maka pembuluh darah itu
tidak akan mampu kembali ke bentuk semula. Kejadian ini dialami pula oleh
wanita yang sedang hamil dan seseorang yang obesitas. Lama kelamaan, akan

4
terjadi penonjolan hemorrhoid yang tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam
anus, sehingga harus dilakukan operasi (Murbawani, 2006).

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Hemoroid?
2. Apa etiologi dari Hemoroid?
3. Bagaimana patofisiologi Hemoroid
4.Tanda dan gejala dari Hemoroid?
5. Apa komplikasi dari Hemoroid?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Hemoroid?
7. Bagaimana penatalaksanaan pasien Hemoroid?
8. Asuhan keperawatan pada pasien pre-operatif Hemoroid
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Hemoroid?
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari Hemoroid?
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Hemoroid
4.Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Hemoroid?
5. Untuk mengetahui apa komplikasi dari Hemoroid?
6. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Hemoroid?
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pasien Hemoroid?
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pre-operatif
Hemoroid?

5
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian

Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena (Murbawani, 2006).

2.2 Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organik


2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya hemoroid.
3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis
dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.
4) Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
2.3 Patofisiologi
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan - keluhan.
Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan, thrombus, dan infeksi.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam
saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri.
Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang

6
keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam.
Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan
mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
2.4 Tanda dan Gejala
 Perdarahan intermiten tanpa rasa nyeri pada saat defekasi; perdarahan ini
terjadi karena iritasi dan cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid
 Darah berwarna merah cerah pada feses atau tisu kamar mandi yang
disebabkan oleh cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid
 Rasa gatal pada anus akibat higiene anus yang buruk
 Rasa tidak nyaman didaerah anus ketika terjadi perdarahan
 Prolapsus (penggembungan) mukosa rekti akibat mengejan
 Rasa nyeri akibat trombosis pada hemoroid eksterna

2.5 Komplikasi
1) Terjadinya perdarahan
2) Terjadi thrombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
3) Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)


2) Anoskopy
3) Pemeriksaan Proktosigmoidoskopy
4) Rontgen (colon inloop)atau Kolonoskopy
5) Laboratorium : - Eritrosit
- Leukosit
- Hb

2.7 Penatalaksanaan
1) Untuk Derajat I dan II

7
- Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.
- Obat – obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk
melunakan feces.
- Anti biotik bila terjadi infeksi.
- Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan harapan
timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).
- “Rubber Band Ligation“ yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastic
kira – kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis.
2) Untuk Derajat III dan IV
Dapat dilakuakan
- Pembedahan
- Dapat dilakukan pengikatan atau ligation.
- Dapat dilakukan rendam duduk.
- Dengan jalan suntikan”Sklerotika” ujntuk mengontrol pendarahan dan
kolaps (keluar) hemoroid interna yang kecil sampai sedang.
2.8 Pengkajian
1) Keluhan utama.

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.

2) Riwayat penyakit.
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang
kembali. Dan pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan
pembedahan sehingga akan kembali RPD.

3) Pola kebiasaan dan pemeliharaan kesehatan.

8
a. Pola Nutrisi
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga
perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi
lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit yang
banyak orang mondar-mandir.
c. Pola Aktivitas
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.
Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitasnya sebagian kebutuhan pasbantu oleh perawat dan
keluarganya.
d. Pola Eleminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan
defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah,
pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain
akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik
otot-otot tractus degestivus.
4) Pemeriksaan fisik.

Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
1. Inspeksi
- Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.
- Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
- Warna benjolan terlihat kemerahan.
- Benjolan terletak di dalam ( internal ).
2. Palpasi

9
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan
melakuakan rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan
ditemukan benjolan tersebut dengan konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.

5) Informasi penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium
- Hb 14,3 N: 14-18 mg/dl
- Lekosit 12-700 N : 4000 – 11.000
- Elektrolit :
1. K 2,8 N : 3,6 – 5,5 mmol/L
2. Na 137,6 N : 135 – 155 mmol/L
3. Cl 107 N : 70 – 108 mmol/L

b. Diagnostik

- Kolonoscopy
- Anoskopy

2.9 Diagnosa Keperawatan


Pre Operatif
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai
dengan perdarahan waktu BAB.

Post Operatif
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan
adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.

10
2.10 Implementasi
1) Membantu dengan mencapai tujuan – tujuan terapeutik

Meningkatkan agar feses normal


Konstipasi kronis dapat mempercepat terjadinya lesi – lesi anal. Sekali lesi
timbul, direabsorpsi didalam kolon, dan selanjutnya menambah rasa tak nyaman.
Tindakan – tindakan perawatan karena itu ditujukan untuk meningkatkan
pengeluaran feses yang lembek, yaitu dengan aktivitas, cairan yang adekuat
(paling sedikit 2000 ml/hari), dan diet yang mengandung serat. Obat pelembek
feses mungkin diresepkan.

2) Meningkatkan penyembuhan

Abses di inisisi dan di drainase. Pembalut yang mengandung drainase yang


purulen harus diganti dengan sering untuk melindungi kulit. Hemorhoid mungkin
di insisi, diinjeksi, diligasi, atau di exsisi.

3) Pembedahan anorektal

Perawatan preoperatif
Pasien mungkin diberi laxatif dan diberi dorongan untuk memakan diet penuh
dan normal hingga beberapa jam sebelum anestesi lokal dilakukan. Obat
pelembek feses sering diberikan untuk memudahkan pengeluaran feses melalui
rektum pada masa post operatif, dan laxatif besar seperti psyllium (Metamucil)
mungkin diberikan untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema
mungkin di minta dilakukan 1 – 2 jam sebelum pembedahan.

11
BAB III

LAPORAN KASUS

Ny.R, Umur 50 tahun , masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat
di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya
seperti ditusuk-tusuk dengan skala 6. Namun saat dilakukan pengkajian di
ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah
BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.

Tanggal masuk : 08 Oktober 2011 Ruang: Kemuning


Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2011
Diagnosa medis : Hemoroid
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 50 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir : 15 Oktober 1961
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Banjaran

2. Identitas penanggung jawab

12
Nama : Tn. S
Usia : 58 Tahun
Alamat : Banjaran
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan klien : Suami

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri pada daerah anus
2. Riwayat kesehatan sekarang : Klien masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal
8 Oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes,
Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah
tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien
belum BAB selama 2 hari.
Metode PQRST (untuk nyeri)

P : Paliatif/provokatif : nyeri disebabkan karena klien susah BAB

Q : Quality/quantity : klien mengatakan nyeri yang dirasakan sepertI


ditusuk2,

R : Region/ Radiation : nyeri dirasaka klien di daerah anus

S : Severity/Scale : klien menyebutkan skala 6 saat di tanya skala nyeri


dari 1-10

T : Time : klien mengatakan nyeri terjadi pada saat BAB

3. Riwayat kesehatan masa lalu :Klien pernah dirawat di RS sebelumnya,


dengan diagnosa KLL, 10 tahun yang lalu. Klien tidak memiliki alergi
dan tidak suka minum kopi.

C. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : lemah


b. Kesadaran : compos mentis, GCS : 4,5,6

13
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
N: 88x/ menit
S : 36°C
RR : 24x/menit

 Pemeriksaan head to toe


a) Kepala
1. Wajah dan kulit kepala : Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah
tampak pucat
2. Mata : Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu
penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis
3. Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
4. Telinga : Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
5. Mulut : Gigi, gusi, dan lidah bersih
b) Leher : tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
c) Thorax dan Paru ; bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru
ronchi, irama an regular, frekuensi 18x/menit
d) Jantung : normal, tidak ada keluhan
e) Abdomen : bentuk simetris, tidak ada keluhan
f) Ginjal : normal, tidak ada keluhan
g) Genetalia : kklien mengatakan tidak ada keluhan
h) Musculoskeletal : ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse
RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
i) Integument : turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang
j) Anus : anus kemerahan

A. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI


1. Pola Persepsi: klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap
sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat
warung.

14
2. Pola Nutrisi : sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk
pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan

Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur
dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari

3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras,
warna dan bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/ hari.
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan
konsistensi keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari

4. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa
ada gangguan.Selama sakit klien tidur malam tidak ada gangguan, siang juga
sama.

5. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan
suaminya di sawah.
Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti
biasanya karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat.

6. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami
gangguan pola pokir serta orientasi.

7. Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan
keperawatan dan pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera
pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali.

15
8. Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya
membantu suami di sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-
anaknya karena selama sakit mereka bergantian untuk menunggu dan
menjaganya.

9. Nilai dan keyakinan


Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya
bisa berdo’a untuk kesembuhannya.

16
Analisa data

No Data Penunjang Etiologi Masalah


1 DS : Klien mengatakan BAB 2 Pembesaran Konstipasi
hari 1x dengan konsistensi Vena
keras. Hemoroidalis
DO : Konsistensi keras, ada
darah

 Klien lemah
 Anus kemerahan

2 DS : Klien mengatakan nyeri Adanya Nyeri


saat BAB hemoroid pada
DO : Wajah pucat daerah anal
- Kesakitan
- Skala 6
3 DS : klien mengeluh BAB Pecahnya Vena Perdarahan
seminggu yang lalu karena Hemoroidalis V.Hemoroidalis
keluar darah segar bersama
feses bahkan darah menetes
saat BAB
DO :
1. TTV : TD = 120/80 mmHg
2. Klien tampak lemah
3. Konjungtiva pucat
4. hasil lab :
Hb= 8,9 gr/dl
Data Tambahan :
1. Pasien tidak dapat melakukan

17
aktivitas mandiri.
2. Klien cepat lelah setelah
beraktivitas.
3. Banyaknya aktifitas klien
yang dibantu oleh orang lain

Diagnosa Keperawatan (Sesuai Prioritas)

No. Diagnosa Keperawatan ( P&E) Tanggal Tanggal Nama


Ditemukan Teratasi Jelas
1. Konstipasi berhubungan dengan 27 Agustus
2019
pembesaran vena hemoroidalis.

Nyeri berhubungan dengan


2. 27 Agustus
adanya hemoroid pada daerah 2019
anus.

Perdarahan berhubungan dengan


27 Agustus
pecahnya vena hemoroidalis yang 2019
3.
ditandai dengan perdarahan
waktu BAB.

18
RENCANA KEPERAWATAN

( Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen )

No. Diagnosa Tujuan/kriteria Intervensi Paraf dan


Keperawatan Hasil nama jelas
1. Konstipasi Setelah 1.Berikan dan anjurkan
berhubungan dilakukan minum kurang lebih 2
dengan tindakan liter/hari.
pembesaran keperawatan 2.Berikan posisi semi
vena selama 3 x 24 fowler pada tempat
hemoroidalis. jam diharapkan tidur.
konstipasi 3.Anjurkan
teratasi. mengkonsumsi
KH: makanan tinggi serat.

BAB 4.Auskultasi bunyi


a.Pola
normal (1- usus.
5.Hindari makanan
2x/minggu).
yang membentuk gas.
b.Konsistensi
6.Kurangi/batasi
feses lunak.
makana seperti produk
c.Warna feses susu.
kuning. 7.Berikan laktasif

d.Klien tidak sesuai program dokter.


takut untuk
BAB.

e.Tidak ada
nyeri pada saat
BAB.

19
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Paraf dan
nama jelas
2 Nyeri berhubungan Setelah 1.Berikan Posisi
dilakukan yang nyaman.
dengan adanya
tindakan 2.Berikan
hemoroid pada daerah keperawatan bantalan dibawah
selama 3 x 24
anal. bokong saat
jam duduk.
diharapkan
nyeri teratasi. 3.Observasi
KH: tanda-tanda vital.
a.wajah pasien 4.Ajarkan teknik
tampak segar untuk
b.Skala nyeri menguranyi rasa
berkurang 0-3 nyeri seperti
atau hilang. membaca,
c.Klien dapat menarik nafas
istirahat tidur. panjang,
d.TTV menonton TV,
Normal dll.
TD: 120/80
5.Berikan
mmHg kompres dingin
pada daerah
anus 3-4 jam
dilanjutkan
dengan redam
duduk hangat 3-4
x/hari.
6.Berikan
lingkungan yang
tenang.
7.Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
analgesik,
pelunak feses
dan dilakukan
hemoroidectomi.

20
3 Perdarahan Setelah 1.Observasi
dilakukan TTV.
berhubungan dengan
tindakan 2.Monitor
pecahnya vena keperawatan banyaknya
selama 3 x 24
hemoroidalis yang perdarahan
jam diharapkan klien.
ditandai dengan kekurangan
nutrisi 3.Kaji ulang
perdarahan waktu tingkat toleransi
terpenuhi.
BAB. KH: aktifiitas klien.
a.Konjungtiva 4.Mandirikan
klien merah klien dalam
muda. melakukan
b.Hb Normal aktifitas sehari-
(12-14 g/dl). hari.
c.Tidak ada Kolaborasi:
perdarahan 1.Konsultasikan
v.hemoroid. nutrisi untuk
d.Dapat klien dengan ahli
melakukan gizi.
aktivitas 2.Berikan
mandiri. vitamin K dan
e.Klien tidak B12 sesuai
cepat lelah indikasi.
setelah 3.Konsultasi
beraktivitas. dengan ahli gizi.
f.Aktifitas klien 4.Berikan cairan
sudah tidak IV.
dibantu oleh
perawat.

21
CATATAN KEPERAWATAN

Tgl waktu No. Tindakan keperawatan dan hasil Paraf dan


dk nama jelas

Rabu, 1. 1.Memberikan dan anjurkan minum kurang


lebih 2 liter/hari.
Hasil :pasien mengatakan sudah minum
sesuai anjuran
2.Memberikan posisi semi fowler pada
tempat tidur.
Hasil : pasien mengatakan nyaman dengan
posisi tersebut
3.Menganjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi serat.
Hasil : pasien sudah terlihat mengkonsumsi
makanan tinggi serat
4.Mengauskultasi bunyi usus.
Hasil: bising usung sudah normal yaitu
12x/menit
5.Menghindari makanan yang membentuk
gas.
Hasil : pasien tidak mengkonsumsi makanan
yang mengandung gas
6.Mengurangi/batasi makanan seperti
produk susu.
Hasil : pasien tidak mengkonsumsi makanan
produk susu
7.Memberikan laktasif sesuai program
dokter.

22
Hasil : obat diberikan 3x1 sesuai anjuran
dokter
1.Memberikan Posisi yang nyaman.
Hasil: pasien nyaman dengan posisi semi
fowler
2.Memberikan bantalan dibawah bokong
saat duduk.
Hasil : pasien terlihat nyaman saat
menggunakan bantal
3.Mengobservasi tanda-tanda vital.

Hasil :

TD : 130/80 mmHg

N: 88x/ menit

S : 36°C

RR : 18x/menit

4.Mengajarkan teknik untuk mengurangi


rasa nyeri seperti membaca, menarik nafas
panjang, menonton TV, dll.
Hasil : pasien mengurangi nyeri dengan
menonton tv
5.Memberikan kompres dingin pada daerah
anus 3-4 jam dilanjutkan dengan redam
duduk hangat 3-4 x/hari.
Hasil : pasien merasa lebih nyaman
6.Memberikan lingkungan yang tenang.
2 Hasil : membatasi jam besuk dan
menjauhkan alat-alat yang mengganggu
7.Mengkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgesik, pelunak feses dan
dilakukan hemoroidectomi.
Hasil : pasien diberikan obat 3x1 sesuai
anjuran dokter

23
3 1.Mengobservasi TTV.
Hasil:

130/80 mmHg

N: 88x/ menit

S : 36°C

RR : 18x/menit

2.Memonitor banyaknya perdarahan klien.


Hasil : darah yang keluar hanya beberapa
tetes
3.Mengkaji ulang tingkat toleransi aktifiitas
klien.
Hasil : pasien sudah mulai berjalan-jalan
disekitar ruang rawat
4.Memandirikan klien dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.
Hasil: pasien sudah bisa ke toilet sendiri
tanpa dibantu
Kolaborasi:
1.Mengonsultasikan nutrisi untuk klien
dengan ahli gizi.
Hasil: makanan yang dimakan mengandung
serat

24
EVALUASI

Waktu/Tgl No Evaluasi Paraf&Nama


dk Jelas
1. S:-Pasien Mengatakan sudah meminum
Air putih sebanyak 2 liter/hari
-Pasien mengatakan sudah iya sudah
memakan makananan yang tinggi serat dan
tinggi akan protein
O:Pasien sudah tampak lebih sehat dari
hari sebelumnya
A:Masalah telah teratasi
P:Tindakan keperawatan dihentikan

2. S:Pasien mengatakan sudah merasa lebih


nyaman dan lebih membaik
O:-Pasien terlihat sudah Bisa bisa berjalan
ke kamar mandi
-Pasien terlihat dipasang infus
A:.Masalah telah teratasi
P:Tindakan keperawatan dihentikan

3. S:-Pasien mengatakan dia sudah


membaca,menonton tv untuk mengurangi
rasa nyeri nya
-Pasien mengatakan dia sudah merasa
nyaman
O: Pasien sudah terlihat membaik
A:Masalah telah teratasi
P:Tindakan keperawatan dihentikan

25
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hemorrhoid adalah varikositis akibat pelebaran (dilatasi) pleksus vena


hemorrhoidalis interna. Hemorrhoid interna jika varises yang terletak pada
submukosa terjadi proksimal terhadap otot sphincter anus. Letaknya distal dari
linea pectinea dan diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus,
yang berupa benjolan karena dilatasi vena hemorrhoidalis. Faktor risiko
hemorrhoid, yaitu; keturunan, anatomic, pekerjaan, umur, endokrin, mekanis,
fisiologis, dan radang.
Gejala klinis hemorrhoid, yaitu; darah di anus, prolaps, perasaan tidak
nyaman pada anus (mungkin pruritus anus), pengeluaran lendir, anemia sekunder
(mungkin), tampak kelainan khas pada inspeksi, gambaran khas pada anoskopi,
atau rektoskopi. Terapi hemorrhoid derajat I dan II terapi yang diberikan berupa
terapi lokal dan himbauan tentang perubahan pola makan. Dianjurkan untuk
banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung air.
derajat III dan IV, terapi yang dipilih adalah terapi bedah yaitu dengan
hemoroidektomi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya hemorrhoid dengan minum yang cukup, makan cukup
sayuran, dan buahbuahan, sehingga kotoran kita tidak mengeras.

3.2 Saran

Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan


pengobatannya pada penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-
pencegahan terjadinya hemoroid dengan cara :
1. Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12.
2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah
bokong.

26
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah
besar hemoroid.
4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi
hemoroid.
5. Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid telah
mencapai derajat 3 hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

27
- Kowalak, Jennifer P., Welsh, William., & Mayer, Brenna. 2011. Buku Ajar
Patologi. Jakarta: EGC.
- Long, Barbara C. 2009. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.
- Suprijono,Moch, Agus. 2009. Hemorrhoid. Jurnal Universitas Sultan Agung.
Vol. XLIV / No. 118.
- Brunner & Suddarth. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2.
Jakarta: EGC.
- Doenges Moorhouse Geissle. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: EGC

28

Anda mungkin juga menyukai