HEMORRHOID
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Bedah RSUDZA/FK Unsyiah
Banda Aceh
Oleh:
Pembimbing:
dr. M. Yusuf, Sp. B, KBD
Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari vena-vena
hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan hemoroid
eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.
Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai
istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah dalam otot sfingter
ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani. Hemoroid timbul
akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik vena hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan
yang sangat tidak nyaman. Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal, terbakar,
pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit ini biasanya hanya memerlukan perawatan
ringan dan perubahan gaya hidup
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Salmiah yusuf
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : wanita
Pekerjaan : IRT
Alamat : Aceh Timur
Suku : Aceh
Agama : Islam
Nomor RM : 19-24-63
Masuk RS : 04/12/2018
2.2 Anamnesis
a. Keluhan utama : Benjolan di Anus
b. Keluhan tambahan : Bab berdarah
c. Riwayat penyakit sekarang : Pasien rujukan dari RS Cut Mutia
lhokseumawe dengan keluhan adanya benjolan di anus yang dialami sejak 2
tahun SMRS. Awalnya benjolan dapat masuk sendiri jika pasien mencoba
memasukkan dengan menggunakan jari. Lama kelamaan benjolan keluar dan
sulit di masukkan kembali. benjolan tidak di rasakan nyeri. Pasien juga
mengeluhkan buang air besar setiap kali pasien BAB. Darah yang keluar
berwarna merah segar dengan volume +250 cc. Pasien juga mengeluhkan
lemas. Mual muntah tidak ada.BAK dalam batas normal
d. Riwayat penyakit dahulu : pasien didiagnosa dengan CHF tahun 2017
e. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada riwayat keluarga yang mengalami
keluhan yang sama,
f. Riwayat penggunaan obat : pasien sempat berobat ke puskesmas namun
tidak mengetahui nama obat tersebut
g. Riwayat kebiasaan : pasien seorang IRT, BAB menggunakan
jamban jongkok, ibu dari 3 orang anak
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 64 kali per menit
Frekuensi pernafasan : 20 kali per menit
Temperatur : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kulit : dalam batas normal
Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterus (-/-), RCL (+/+), RTCL (+/+)
T/H/M : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (-), TVJ -2 cm H2O
Pulmo
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, jejas ( - )
Palpasi : suara fremitus taktil kanan sama dengan suara fremitus taktil
kiri
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikular (+/+), Ronki (-/-), wheezing (- / -)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi : Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Auskultasi : Bunyi jantung 1 > bunyi jantung 2, bising tidak ada
Abdomen dan Pinggang
Inspeksi : simetris (+), distensi ( - )
Palpasi : nyeri tekan ( - ), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik usus (+)
S/L ar Ani :
Iook : Tampak benjolan, kemerahan
Feel : Nyeri (+) sfingter ani ketat, teraba benjolan di anus
Handscoon : feses (+) darah (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat (+), edema (-)
Inferior : akral hangat (+), edema (-)
Genitalia
S/L ar genitalia
I: MUE stenosis (-), meatal bleeding (-)
F: nyeri (-)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (17/10/2018)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Laboratorium 18/10/2018
HEMATOLOGI
Rencana Hemorhoidektomy
foto klinis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
1. Hemoroid interna
Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus v.hemoroidalis superior diatas
garis mukokutan (linea dentata) dan ditutupi oleh mukosa.
Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler didalam jaringan
submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi
primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang
lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut.
2. Hemoroid eksterna
Pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di bawah linea
dentata dan ditutupi oleh epitel gepeng.
Kedua pleksus hemoroid, interna dan eksterna saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rektum
sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke
v.hemoroidalis superior dan selanjutnya ke v.porta. pleksus hemoroid eksternus
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke
v.iliaka.3
PATOGENESIS
Trombosis hemoroid adalah kejadian yang lazim dan dapat timbul dalam
pleksus analis eksternus di bawah tunika mukosa epitel gepeng, di dalam pleksus
hemoroidalis utama dalam tela submukosa kanalis atas atau dalam keduanya.
Trombosis analis eksternus pada hemoroid lazim terjadi dan sering terlihat pada
pasien yang tak mempunyai stigmata hemoroid lain. Sebabnya tak diketahui, tetapi
mungkin karena tekanan vena yang tinggi, yang timbul selama usaha mengejan
berlebihan, yang menyebabkan distensi dan stasis di dalam vena. Pasien
memperhatikan pembengkakan akut pada pinggir anus yang bisa sangat nyeri. Nyeri
bisa terus menerus selama beberapa hari dan kemudian secara bertahap mereda
spontan, tetapi edema bisa kontinyu selama 3 sampai 4 minggu. Kadang-kadang
bekuan terlihat melalui kulit dibawahnya dan menonjol.2
Trombosis akut pleksus hemoroidalis internus adalah keadaan yang tak
menyenangkan. Pasien mengalami nyeri anus mendadak yang parah, yang diikuti oleh
penonjolan area trombosis. Nyeri dapat sangat parah dan dapat berlangsung selama 1
minggu. Secara bertahap edema mereda dan trombus diserap. 2
Faktor resiko hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang air besar yang
sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu
lama duduk dijamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra
abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan
janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare
kronik atau diare akut berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang
makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang olah raga/imobilisasi.4
Hemoroid Interna
I (+) - -
II (+) + Spontan
PEMERIKSAAN 3
Pemeriksaan colok dubur hemorid interna tidak dapat diraba sebab tekanan
vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur
diperlukan untuk menyingkirkan karsinoma kolon rektum.
DIAGNOSIS BANDING 3
1. karsinoma kolorektum
2. penyakit divertikel, polip
3. kolitis ulseratif, dan penyakit lain yang tidak begitu sering terdapat di
kolorektum.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi dari daerah perianal akan memungkinkan untuk penemuan dan
deskripsi ruam, skin tags, fisura, fistula, abses, neoplasma, kondiloma, dan beberapa
kasus prolaps. Posisi dekubitus lateral kiri (LLD) lebih disukai untuk pemeriksaan,
karena posisi ini tampaknya lebih dapat ditoleransi daripada posisi "jack-knife"
(Sarles, 2013).
Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA
Oral Calcium Dobesilate : Adalah obat venotonic lain yang biasa digunakan
dalam diabetic retinopathy dan insufisiensi vena kronis serta dalam pengobatan gejala
akut hemoroid. Kalsium dobesilate dapat menurunkan permeabilitas kapiler,
menghambat agregasi platelet dan meningkatkan viskositas darah; sehingga
mengakibatkan penurunan edema jaringan. (Loshiriwat, 2012).
Terapi Non-farmakologi
Non-Operative treatment
PREVENTIF
Modifikasi gaya hidup juga harus disarankan untuk setiap pasien dengan
berbagai derajat hemoroid sebagai bagian dari pengobatan dan sebagai tindakan
pencegahan. Perubahan ini termasuk meningkatkan asupan serat makanan dan cairan
oral, mengurangi konsumsi lemak, olahraga teratur, meningkatkan kebersihan anal,
berpantang dari mengedan berlebihan dan membaca di toilet, dan menghindari obat-
obatan yang menyebabkan sembelit atau diare (Loshiriwat, 2012).
PROGNOSIS
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada
semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah
terapi penderita diedukasi untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan
berserat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid (Loshiriwat, 2012).
KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus hemoroid interna yang mengalami prolaps akan menjadi
iresponibel sehingga tak dapat terpulihkan oleh karena kongesti yang mengakibatkan
edema dan trombosis. Keadaan yang agak jarang ini dapat berlanjut menjadi
trombosis melingkar pada hemoroid interna dan hemoroid eksterna secara bersamaan.
Keadaan ini menyebabkan nyeri hebat dan dapat berlanjut, menyebabkan nekrosis
mukosa dan kulit yang menutupinya. Komplikasi ini disebut sebagai Acute
Hemorrhoid Disease—Strangulation (Sanchez and Chin, 2011).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada anus yang lama keamaan
semakin mengganggu, awalnya bisa dimasukkan atau direposisi menggunakan jari,
lama kelamaan reposisi menggunakan jari tidak lagi membuat benjolan tetap pada
tempatnya, secara teori, keadaan ini dikenal sebagai hemoroid. Hemoroid adalah
pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari
pleksus hemoroidalis. Pasien biasanya akan mengeluhkan benjolan yang terdapat
pada anus, dan akan mencoba untuk memasukkan kembali dengan menggunakan jari
atau reposisi digitalis, hal ini merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh pasien
sebelum akhirnya benjolan tidak lagi menetap di dalam anus setelah dilakukan
reposisi oleh jari dan akhirnya pasien akan mencari pertolongan ke dokter. Pasien
akan datan dengan keluhan benjolan yang mengganggu pada anus, menetap, dan sulit
untuk direposisi.
Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada benjolan yang terdpat pada anus.
Hemorrhoid interna tidak akan menyebabkan nyeri pada pasien, berbeda dengan
hemorrhoid eksterna yang menyebabkan nyeri. Nyeri pada hemorrhoid interna
disebabkan oleh persarafan sensoris somatis sehingga tidak ada saraf sensoris yang
menghantarkan nyeri, sedangkan pada hemorrhoid eksterna dipersarafi oleh nervus
cutaneus yang mempersarafi bagian perianal, persarafannya termasuk juga nervus
pudendal dan plexus sacral.
Sanchez C, Chin BT. 2011. Hemorrhoids. Clinics in Colon and Rectal Surgery 24: 5–
13, [e-journal], Available through:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3140328/pdf/ccrs24005.pdf
[Acessed 17 November 2014].
Schubert MC, Sridhar S, Schade RR, et al. 2009. What every gastroenterologist needs
to know about common anorectal disorders. World Journal of Gastroenterology
15(26): 3201-3209, [e-journal], Available through:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2710774/pdf/WJG-15-3201.pdf
[Acessed 17 November 2014].