Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA PEMERIKSAAN BERCAK DARAH DALAM PENGUNGKAPAN

KASUS TINDAK PIDANA

Oleh Ardyan Pradana Putra, S.Kep., Ners


Mahasiswa Magister Ilmu Forensik
Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga

Surabaya, 10/12/2018. Seiring perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi dibidang saintist, dalam upaya menyelesaikan suatu perkara terutama perkara pidana,
pihak penegak hukum yaitu polisi, jaksa, hakim dan penasihat hukum akan membutuhkan
bantuan dari para ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk memeriksa barang bukti
(corpus delicti) secara ilmiah sehingga barang bukti tersebut dapat menggambarkan tentang apa
yang telah terjadi dan pada akhirnya dapat ditemukan titik terang mengenai suatu tindak
kriminalitas.
Dalam suatu kasus pembunuhan maupun kejahatan terhadap fisik/badan, sangat sering
didapatkan bukti-bukti yang terkait dengan tindak kejahatan baik yang tertinggal di TKP atau
yang melekat pada tubuh si pelaku maupun korban. Bukti fisik dari materi tubuh bisa berupa
bercak darah, sperma dll. Faktanya dalam suatu kasus pembunuhan maupun kejahatan terhadap
fisik/badan seperti yang dijelaskan di atas, sangat sering didapatkan bukti-bukti yang terkait
dengan pelaku tindak kejahatan baik yang tertinggal di tempat kejadian perkara atau yang
melekat pada tubuh si korban maupun si pelaku tindak kejahatan. Bukti fisik dari materi tubuh
bisa berupa darah, sperma, rambut, jaringan, urin, feses, dan muntahan.
Pada umumnya ada berbagai cara pelaku kejahatan menghilangkan barang bukti, yaitu
bercak darah yang terdapat pada objek-objek di sekitar korban sering kali disamarkan oleh
pelaku. Objek yang paling sering adalah baju korban, seringkali pelaku kejahatan menghilangkan
barang bukti berupa darah tersebut dengan berbagai cara antara lain: membuang baju korban,
mencuci baju korban dengan tujuan untuk menghilangkan bercak darah yang ada, sehingga pada
saat dilihat tidak akan diketahui adanya darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Ardyan Pradana Putra, mahasiswa Magister Ilmu
Forensik Universitas Airlangga membuktikan bahwa bercak darah yang telah dicuci oleh pelaku
tindak pidana, baik pencucian yang hanya menggunakan air biasa, detergen dan cairan
penghilang noda sejatinya masih ada kemungkinan untuk diidentifikasi bercak darah tersebut,
walaupun secara kasat mata bercak darah luntur akibat pencucian.
Untuk membuktikan apakah bercak darah yang telah dicuci oleh pelaku tindak pidana
masih dapat diidentifikasi atau tidak, ia melakukan eksperimen laboratory, yakni dengan cara
sampel darah yang diperoleh dari seseorang relawan yang memiliki golongan darah A dan
disimpan pada tabung EDTA vacutainer. Selanjutnya dibuat bercak darah pada baju berbahan
katun dengan cara ditetesi darah sebanyak 300µ disetiap bercaknya. Bercak darah yang telah
dibuat tersebut kemudian dilakukan pencucian menggunakan air biasa, detergen & cairan
pemutih. Setelah dilakukan pencucian, barang bukti bercak darah pada baju tersebut dilakukan
pengukuran kadar protein dan tingkat aglutinasinya.

Data penurunan kadar protein pada bercak darah yang diberi perlakuan yang
berbeda

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dimana perbedaan mencuci pada noda darah
terbukti mempengaruhi kadar protein dan tingkat aglutinasi. Ada penurunan yang signifikan
dalam tingkat rata-rata protein dalam bercak darah yang dicuci menggunakan air biasa, deterjen
dan pemutih. Penelitian ini secara konseptual didasarkan pada konten seluler jaringan darah.
Secara konseptual, kadar protein dan tingkat aglutinasi menentukan perilaku dan keadaan
komposisi sel darah. Berfokus pada sel darah merah (eritrosit), mengandung protein yang
terintegrasi dengan dinding sel yang bersifat antigenik. Komposisi membran sel darah merah
adalah 49% protein, 43% lipid dan 8% karbohidrat. Variasi protein dalam eritrosit inilah yang
menyebabkan darah dibagi menjadi beberapa kelompok yang disebut golongan darah. Jadi setiap
golongan darah memiliki antigen sendiri di permukaan membran sel darah merah.
Maka dari itu, pemeriksaan bercak darah sangat penting dilakukan yang nantinya dapat
memberikan informasi penting dalam mengungkap suatu tindak pidana pembunuhan, karena
darah mudah tercecer dihampir semua bentuk tindak kekerasan, selain itu darah merupakan
cairan biologis yang memiliki sifat individualitas tertentu disetiap orang. Pemeriksaan serologi
dari bercak darah dapat dilakukan dengan cepat dan murah dengan berbagai macam metode
(absorpsi elusi salah satu contohnya) serta memberikan data yang secara saintifiknya masih
valid.

Anda mungkin juga menyukai