Anda di halaman 1dari 17

BAB 4

Evidence Based Practice

A. Analisa Jurnal

1. Jurnal 1

No Subject Descriptive

1 Judul Penelitian IDENTIFIKASI FAKTOR USIA, JENIS KELAMIN

DENGAN LUAS INFARK MIOKARD PADA

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI

RUANG ICCU RSD DR. SOEBANDI JEMBER

2 Peneliti Cipto Susilo

3 Tahun Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015

4 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu

Penelitian penyakit yang banyak menyebabkan kematian serta

masih merupakan masalah kesehatan bagi negara-

negara yang maju maupun negara yang sedang

berkembang. Diperkirakan dua kali lipat dalam dua

dekade mendatang, menjadikannya penyebab utama

terbesar kematian pada tahun 2020. Organisasi

kesehatan dunia (WHO) juga telah mengemukakan

fakta bahwa Penyakit Jantung Koroner (PJK)

merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari

oleh faktor penuaan.

Data statistik dunia melaporkan tentang insiden

68
terbesar dan prevalensi PJK di dunia ternyata semakin

meningkat dengan usia harapan hidup berkisar 3

sampai 9% (Shivaramakrishna, 2010). WHO

memperkirakan bahwa pada tahun 2005 terdapat 17,5

juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler,

mewakili 30% dari seluruh kasus kematian di dunia.

Berdasar kasus kematian ini, 7,6 juta diantaranya

terkena serangan jantung dan 5,7 juta diantaranya

stroke

5 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor usia,

Penelitian jenis kelamin dengan luas infark miokard pada PJK

6 Metode Penelitian ini termasuk jenis deskripsi observasional.

Penelitian Populasinya adalah pasien dengan Penyakit Jantung

Koroner (PJK) yang di rawat di di Ruang ICCU RSD

Dr. Soebandi Jember dengan besar sampel dalam

pengambilan teknik consecutive sampling.

7 Hasil dan Hasil analisis dengan tabulasi silang menunjukkan luas

Kesimpulan rata-rata infark miokard berdasarkan skor selvester

Penelitian antara 11-20% dan 21% -30% dengan masing-masing

berjumlah 4 (20%) berusia antara 60-69 tahun dan jenis

kelamin laki-laki nomor 7 (35 %) Dengan luas infark

sebesar 11% -20%. Kesimpulan dari penelitian ini

bahwa terjadinya infark miokard luas pada pria lebih

luas bila dibandingkan dengan wanita, sedangkan pada

69
usia umumnya terjadi pada usia 50-69 tahun.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cipto Susilo bahwa hasil

analisis dengan tabulasi silang menunjukkan luas rata-rata infark miokard

berdasarkan skor selvester antara 11-20% dan 21% -30% dengan masing-masing

berjumlah 4 (20%) berusia antara 60-69 tahun dan jenis kelamin laki-laki nomor 7

(35 %) Dengan luas infark sebesar 11% -20%. Kesimpulan dari penelitian ini

bahwa terjadinya infark miokard luas pada pria lebih luas bila dibandingkan

dengan wanita, sedangkan pada usia umumnya terjadi pada usia 50-69 tahun.

70
2. Jurnal 2

No Subject Descriptive

1 Judul Penelitian Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase

Myocardial Band pada Infark Miokard Akut

2 Peneliti 1. Rendi Dwi Prasetyo

2. Masrul Syafri

3. Efrida

3 Tahun Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014

4 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard

Penelitian akibat ketidakseimbangan antara suplai dankebutuhan

oksigen otot jantung. Penyebab IMA yang paling

banyak adalah trombosis sehubungan dengan plak

ateromatosa yang pecah dan ruptur.

Pada Agustus 2002 sampai Desember 2002, terdapat 92

pasien IMA yang datang ke Instalasi Gawat Darurat

rumah sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Data

Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2006

didapatkan kasus IMA 7,32 per 1.000 penduduk. Pada

tahun 2010, Laporan Profil Kesehatan Kota Semarang

menunjukkan kejadian penyakit jantung dan pembuluh

darah sebanyak 95.957 kasus dan sebanyak 1.847 (2%)

merupakan IMA. Penyakit jantung dan pembuluh darah

71
merupakan penyebab kematian utama selama periode

2005-2010 dengan jumlah kematian sebanyak 2.941

kasus dan sebanyak 414 kasus (14%) disebabkan IMA.

5 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Penelitian gambaran kadar troponin T dan CKMB pada pasien

IMA di RS. Dr. M. Djamil Padang periode 1 Januari

2012 - 31 Desember 2012

6 Metode Penelitian ini dilakukan secara retrospektif deskriptif

Penelitian untuk mengetahui gambaran kadar troponin T dan

CKMB pada pasien IMA yang dirawat inap di bagian

penyakit dalam dan jantung RS. Dr. M. Djamil Padang

berdasarkan data rekam medik periode 1 Januari 2012 -

31 Desember 2012. Data yang dikumpulkan adalah

data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medik

pasien IMA yang dirawat di bagian Penyakit Dalam

RS. Dr. M. Djamil Padang. Data-data yang diperlukan

sesuai dengan kriteria inklusi (troponin T dan CKMB).

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan

mencatat data rekam medik berdasarkan data yang

dibutuhkan dari penilitian ini, kemudian data tersebut

ditabulasikan dan ditampilkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi

7 Hasil dan Hasil penelitian ini menunjukkan umur terbanyak

Kesimpulan pasien IMA adalah 40-60 tahun berjumlah 30 orang

72
Penelitian (55,56%). Jenis kelamin terbanyak pasien IMA adalah

laki-laki berjumlah 39 orang (72,22%). Pasien IMA

yang memiliki kadar CKMB ≥24 U/L berjumlah 35

orang (64,82%). Pasien IMA yang memiliki kadar

troponin T ≥0,1 ng/mL berjumlah 44 orang (81,48%).

Didapatkan peningkatan kadar troponin T dan CKMB

pada pasien IMA.

Kesimpulan :

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rendi Dwi Prasetyo, Masrul

Syafri ,Efrida, 2015) menunjukkan umur terbanyak pasien IMA adalah 40-60

tahun berjumlah 30 orang (55,56%). Jenis kelamin terbanyak pasien IMA adalah

laki-laki berjumlah 39 orang (72,22%). Pasien IMA yang memiliki kadar CKMB

≥24 U/L berjumlah 35 orang (64,82%). Pasien IMA yang memiliki kadar troponin

T ≥0,1 ng/mL berjumlah 44 orang (81,48%). Didapatkan peningkatan kadar

troponin T dan CKMB pada pasien IMA.

3. Jurnal 3

No subjeck descriptive

1 Judul PENGARUH GAYA HIDUP MEROKOK TERHADAP

penelitiaan KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)

DI RSU BETHESDA TOMOHON

2 peneliti 1.Geiby F. Kalalo

2.Jandry Pangemanan

73
3.A. Lucia Panda

3 Tahun Penelitian ini di lakukan pada tahun 2012.

penelitia

Kebiasaan dan rutinitas yang merugikan memiliki kekuatan

untuk merusak kesehatan seseorang seperti kebiasaan

merokok yang merupakan contoh kebiasaan untuk

memudahkan seseorang terkena penyakit kardiovaskuler.

Setelah dilakukan analisa data dan menguji hasil penelitian

dengan menggunakan Uji statistik Chi Square Test

diperoleh hasil yang memerlukan pembahasan tentang

Latar pengaruh gaya hidup merokok terhadap kejadian infark

belkang miokard akut. Dari 34 kasus infark miokard pada pria yang

penelitian terdaftar di ruang ICU RSU Bethesda Tomohon selama

tahun 2011-2012, terdapat 25 kasus atau pasien dengan

infark miokard akut pada pria yang masih hidup dan

dijadikan sebagai responden..

5 Tujan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi

penelitian pengaruh gaya hidup merokok terhadap kejadian infark

miokard akut di RSU Bethesda Tomohon.

6 Metode

penelitian Metode penelitian yang dilakukan bersifat case control

retrospektif.

74
7 Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan

bahwa pada kelompok kasus sebagian responden dengan

gaya hidup merokok berat pada umur ≥ 50 tahun sebesar

Hasil dan 56%, sedangkan pada kelompok kasus sebagian responden

kesimpulan dengan gaya hidup merokok berat pada umur 30-50 tahun

sebesar 36%. Untuk karakteristik berdasarkan lamanya

merokok didapatkan bahwa sebagian responden yang

lamanya merokok ≥ 10 tahun memiliki persentase lebih

besar dibandingkan dengan lamanya merokok 5-10 tahun

dimana pada kalompok kasus sebesar 76% dan kelompok

kontrol sebesar 84%. Gaya hidup merokok berat yang tidak

terjadi IMA dan yang terjadi IMA memiliki persentase

responden lebih besar dibandingkan dengan gaya hidup

merokok sedang, dimana gaya hidup merokok berat yang

tidak terjadi IMA sebesar 28% sebanyak 14 responden dan

yang terjadi IMA sebesar 30% sebanyak 15 responden.

Kesimpulan :. Kejadian IMA pada kelompok kasus dan

kelompok kontrol sebagian besar terjadi pada gaya hidup

merokok berat. Pengaruh gaya hidup merokok berat dengan

kejadian IMA, memiliki signifikan pengaruh yang sangat

kuat.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis yang didapat, gaya hidup merokok sedang pada

kelompok yang tidak terjadi IMA sebesar 22% dengan jumlah 11 responden

75
dimana mereka mampu menghabiskan 11-12 batang rokok dengan selang waktu

31-60 menit setelah bangun pagi. Sedangkan untuk gaya hidup merokok berat

sebesar 28% dengan jumlah 14 responden dimana mereka mampu menghabiskan

rokok 21-31 batang per hari atau lebih, dan selang waktu sejak bangun pagi

berkisar antara 6-30 menit.5 Dengan begitu gaya hidup merokok berat

mempunyai persentase responden lebih besar di bandingkan dengan gaya hidup

merokok sedang.

76
4. Jurnal 4

No subjeck descriptive

1 Judul FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

penelitiaan TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN INFARK

MIOKARD AKUT DI RUANGAN CVCU RSUP

PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

2 peneliti 1. Fentia Budiman

2.Mulyadi

3.Jill Lolong

3 Tahun Penelitian ini di lakukan pada tahun 2015.

penelitia

4 Penyakit kardiovaskuler merupakan

penyebab kematian nomor satu di dunia.

Menurut American Heart Association

semakin banyak kematian yang disebabkan

oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan

dengan gabungan ketujuh penyebab

kematian utama berikutnya. Hal ini

menunjukkan terjadinya satu kematian

Latar akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik.

belkang Pencegahan primer-identifikasi dini dan

penelitian modifikasi faktor resiko bagi timbulnya

77
penyakit kardiovaskuler penting dilakukan

untuk menurunkan angka mortalitas,

morbiditas, dan angka kecacatan (Harun,

2003).

5 Tujan Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor yang

penelitian Berhubungan

dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien dengan Infark

Miokard Akut di Ruangan CVCU

RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

6 Metode Desain Penelitian menggunakan Cross sectional

penelitian dan data yang dikumpulkan dari responden menggunakan

lembar kuesioner dan lembar

observasi. Sampel berjumlah 30 responden yang didapat

menggunakan tekhnik total

sampling.

7 Hasil Penelitian dengan menggunakan uji Chi-Square

Hasil dan dengan hasil nilai á < 0,05. dalam penelitian ini terdapat

kesimpulan hubungan antara faktor usia, tingkat pendidikan,

status sosial ekonomi, dan pengalaman dengan tingkat

kecemasan

Kesimpulan

dalam penelitian ini terdapat hubungan antara faktor usia, tingkat pendidikan,

78
status sosial ekonomi, dan pengalaman dengan tingkat kecemasan. Saran sebagai

bahan

referensi, dalam mengembangkan penelitian selanjutnya berkaitan dengan faktor-

faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien infark miokard akut

semisalnya lama

hari rawat, dukungan keluarga, diagnosa medis dan lain sebagainya.

79
5. Jurnal 5

No subjeck Descriptive

1 Judul Terapi Stem cell untuk Infark Miokard Akut

penelitiaan

peneliti Hilman Zulkifli Amin

Tahun Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013

penelitia

Infark miokard masih merupakan penyebab utama gagal

jantung kongestif dan kematian (5,1%). Penyakit tersebut

Latar belkang mengakibatkan kerusakan miokard yang progresif dan

penelitian irreversible, sehingga pengobatan konvensional seperti

terapi reperfusi tidak dapat mengatasi secara sempurna.

Oleh karena itu, diperlukan terapi yang dapat meregenerasi

jaringan yang dapat dicapai melalui aplikasi stem cell

secara klinis. Stem cell memiliki kemampuan meregenerasi

sel lain melalui dua mekanisme yaitu, diferensiasi sel dan

sekresi sitokin serta faktor pertumbuhan.

Tujan Tujuan utama dalam aplikasi stem cell ialah untuk

penelitian regenerasi sel yang telah rusak; dalam hal ini untuk

menggantikan kardiomiosit.

Metode Metode aplikasi stem cell yang umum digunakan ialah

penelitian melalui pendekatan transvaskuler yang cocok untuk terapi

infark yang akan mengantarkan jumlah sel dalam jumlah

80
besar menuju area jejas. Sel diantarkan menuju lumen

sentral melalui inflasi balon kateter dalam memaksimalkan

waktu kontak antara sel dengan sistem mikrosirkulasi arteri

yang terkait area infark. Teknik itu mudah dilakukan dalam

waktu kurang dari sejam dan dapat membuat sel bertahan di

area infark. Metode aplikasi stem cell dengan injeksi

langsung ke area infark sulit dilakukan karena memerlukan

operasi terbuka di dada.49

Hasil dan Penanganan infark miokard akut tidak hanya terbatas pada terapi

kesimpulan konvensional dalam melakukan reperfusi namun regenerasi miokard

yang telah mengalami kerusakan irreversibel. Regenerasi miokard

dilakukan untuk mencegah gagal jantung dan kematian sekaligus

meningkatkan kualitas hidup pasien. Usaha tersebut dicapai melalui

aplikasi stem cell.

Jenis stem cell yang paling banyak digunakan pada terapi

infark miokard ialah stem cell derivat sumsum tulang karena

aplikabilitasnya yang tinggi, tidak membutuhkan ekspansi

secara in vitro, dan mampu berdiferensiasi menjadi berbagai

jenis sel. Metode aplikasi yang paling sesuai ialah melalui

pendekatan transvaskuler. Meskipun demikian, masih perlu

dilakukan studi yang mendalam terkait optimalisasi terapi

stem cell di masa yang akan datang.

81
B. PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membandingkan antara tinjuan teoritis Infark miokard

akut yang kelompok temukan pada Tn. S selama dinas di Rumah Sakit Santo

Antonius di ruang St. Xaverius Kamar 325/3.

1. Klasifikasi

Infark Miokard Akut Tn. S termasuk dalam klasifikasi Miokard Infark

Subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardardial yang relative

menurut dalam waktu lama akibat perubahan derajat penyempitan arteri

coroner hal ini dibuktikan pada pengkajian yang menunjukan bahwa klien

mengalami iskemia dan infark.

2. Etiologi

Seperti yang sudah kelompok uraikan pada bab sebelumnya, etiologi yang

kelompok dapatkan dari Tn. S adalah sebagai berikut :

1. Faktor pembuluh darah : Ateroklerosis

2. Faktor biologis :

a) Usia lebih dari 40 tahun

b) Jenis kelamin : insiden pada pria lebih tinggi, sedangkan pada wanita

meningkat setelah menopause

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian oleh Cipto Susilo dengan

judul Indentifikasi faktor usia, jenis kelamin dengan luas infark

miokard pada penyakit jantung koroner di ruang ICCU Dr. Soebandi

Jember dengan hasil penelitian hasil analisi dengan tabulasi silang

menunjukkan luas rata-rata infark miokard berdasarkan skor selvester

82
antara 11-20% dan 21-30% dengan masing-masig berjumlah 4 (20%)

berusia antara 60-69 tahun dan jenis kelamin laki-laki nomor 7 (35%)

dengan luas infark sebesar 11-20%.

3. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah :

a) Mayor : Merokok, Hiperlipidemia

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian oleh Geiby F. Kalado,

Jandry Pangemanan, A. Lucia Panda dengan judul Pengaruh Gaya

Hidup Merokok Terhadap Kejadian Infark Miokard Akut (IMA) di

RSU Bethesda Tomohon dengan hasil penelitian karateristik

responden berdasarkan umur didapatkan bahwa pada kelompok kasus

sebagian responden dengan gaya hidup merokok berat pada umur ≥ 50

tahun sebesar 56%, sedangkan pada kelompok kasus sebagian

responden dengan gaya hidup merokok berat pada umur 30-50 tahun

sebesar 36%. Untuk karakteristik berdasarkan lamanya merokok 5-10

tahun dimana pada kelompok kasus sebesar 76% dan kelompok

sebesar 84%. Gaya hidup merokok berat yang tidak terjadi IMA dan

yang terjadi IMA memiliki persentase responden lebih besar.

3. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik cardiac tropinin dan Creatinin Kinase Myocardial

Band adalah merupakan pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pasien

Tn, S.

Pemeriksaan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ransul

Dwi Prasetyo, Masrul syafri, dan Elfrida dengan hasil penelitian

83
menunjukan umur pasien IMA adalah 40-60 tahun berjumlah 30 orang

(55.56%). Jenis kelamin terbanyak IMA adalah laki-laki berjumlah 39

orang ( 72,22%). Pasien IMA yang memiliki kadar CKMB ≥ 24 U/L

berjumlah 35 orang (64,82%). Didapatkan peningkatan kadar troponin T

dan CKMB pada pasien IMA.

84

Anda mungkin juga menyukai