Disusun oleh:
Megawati (P 17324117018)
TK 2 – B
POLTEKKES BANDUNG
2018
TOPIK 1: Siklus Hormonal
Pada dasarnya interval periode menstruasi adalah 28 hari, tapi setiap wanita
memiliki siklus menstruasi yang beragam tergantung pada individu masing-
masing.
b. Siklus ovarium dan menstruasi
Siklus Ovarium
Pada sebagian besar wanita, siklus ovulasi terjadi pada interval 25 hingga
35 hari berlanjut selama hampir 40 tahun antara menarche dan menopause.
ovarium manusia mengandung 2 juta oosit saat lahir dan sekitar 400.000
folikel muncul saat pubertas. Folikel yang ada berkurang sekitar 1.000 folikel
per bulan sampai usia 35 tahun. Hanya 400 folikel yang biasanya dilepaskan
selama masa reproduksi wanita. Oleh karena itu, lebih dari 99,9 persen folikel
mengalami atresia melalui proses kematian sel yang disebut apoptosis.
Fase folikuler
Untuk fase ini, kelenjar hipofisia akan melepaskan hormon follicle
stimulating hormone (FSH). Fase ini akan dimulai sejak hari pertama
menstruasi sampai ke hari ke 10 mentruasi. Ada beberapa hal yang terjadi
dalam fase ini, seperti.
a) Kelenjar hipofisis memproduksi hormon FSH
b) Sel telur matang dan berada di dalam kantung (folikel).
c) folikel akan mengeluarkan hormon untuk merangsang rahim membuat
lapisan jaringan lunak dan pembuluh darah baru. Biasa disebut dengan
endometrium. Sebagai langkah awal setelah proses menstruasi selesai.
Fase Luteal (pasca ovulasi).
Hari ke 15 – 28, Setelah ovulasi, sel-sel granula dari dinding folikel yang
telah pecah mengalami perubahan dan mengandung warna kuning yang
disebut lutein. Sisa folikel yang berubah menjadi butir kuning ini
disebut korpus luteum. Korpus luteum ini sangat penting, karena
menghasilkan hormon estradiol dan progesteron yang berperan pada
endometrium untuk siap menerima kehadiran embrio.
• Fase Praovulasi
Masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu
oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Mucification adalah sekresi
koktail asam hyaluronic yang menyebarkan dan mengumpulkan jaringan sel
kumulus dalam matriks di sekitar ovum. Jaringan ini tetap dengan sel telur
setelah ovulasi dan telah terbukti diperlukan untuk pembuahan.
Fase Ovulasi
Masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel telur yang matang siap
untuk dibuahi. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada
masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan.
Siklus menstruasi
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus Luteum yang
mensekresi estrogen dan progesterone menyusut. Seiring penyusutan
kadar estrogen dan progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi
spasme,sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai.
Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima
hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progesteron, LH (Lutenizing Hormon)menurun atau pada kadar
terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH (Folikel Hormon) baru
mulai meningkat.
d. Desidua
Endometrium yang telah mengalami modifikasi khusus terhadap
kehamilan disebut desidua.
TOPIK 2: Fertilisasi
Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi
kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma
mencapainya. Dari 60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina
pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam
mucus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati
pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan
hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii.
Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan
likoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi
kapasitasi. Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi
setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi
akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom
dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona
radiata.
Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata,
trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu
sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang
memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki
konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah
menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah
spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan
penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida
(zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma
lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh
lebih dari satu sperma.
Bila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel “blastula sel” lebih
kecil terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sel-sel
lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Sel-sel trofoblast
mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast,
sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak akan menjadi korion. Sel trofoblast
tumbuh menjadi 2 lapisan yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan sinsiotrofoblast
(sebelah luar). Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang-cabang dan disebut dengan korion frondosum, sedangkan yang
berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapat makanan
sehingga menghilang.
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak
dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada
hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke
20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh
darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Pada kehamilan aterm panjang tali pusat sekitar 55-60 cm dengan diameter 2-
2,5 cm23, dan memiliki cukup banyak Wharton's jelly, tidak bersimpul dan tidak
memiliki thrombosis. Tali pusat yang normal memiliki dua arteri dan satu vena.
Selaput plasenta pada umumnya berwarna abu-abu, berkerut, licin dan tembus
cahaya. Selaput dan plasenta memiliki bau yang khas.
Hormon Plasenta :
a Rumus Naegle
c Palpasi abdomen
Rumus bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama,
maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba
tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai
prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan
kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu
(bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu
(bulan ke8).
Palpasi Leopold
d Perkiraan TFU
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran
dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita
pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan
kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa,
pita tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur
karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika
sebagai berikut: Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan
umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total
centi meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.
e Ultrasonografi (USG)
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan 6-7 minggu dan kepala
janin dapat diukur pada usia 13 minggu dengan menggunakan USG
(pemantulan gelombang yang pendek).
Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
proses ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Perubahan dari bersatunya sperma dan ovum menjadi organ yang terus
berkembang
Pembentukan usus
Usus lengkap
BB 15-30 g
Seluruh uterus serisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan
memutar banyak
Plasenta organ yang menghubungkan ibu dan fetus yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran produk-produk metabolisme, nutrisi dan oksigen antara
peredaran darah ibu dan janin (Prawirohardjo, 2006). Plasenta berbentuk
bundar/oval, diameter 15-22 cm, tebal 3-5 cm, berat rata-rata 500-600 gram.
Bagian-Bagian Plasenta
Terdapat desidua kompakta yang terbentuk dari 15-20 struktur berupa bulatan
yang disebut kotiledon.
Terdiri dari struktur yang disebut korion frondosum dan vili. Korion
frondosum merupakan membran yang melindungi janin yang terdiri dari
tropoblas. Sedangkan vili dari plasenta yang matang terdiri dari vili koriali,
ruang interviler dan amnion yang melapisi dinding permukaan plasenta. Pada
bagian bawah lapisan amnion ini terdapat cabang-cabang pembuluh darah tali
pusar.
Tali Pusar
Fungsi utama tali pusar yaitu untuk menghubungkan plasenta dengan bagian
tubuh janin sehingga bisa menyalurkan komponen komponen yang diperlukan
janin.
4. Pertumbuhan Janin
a Pre-Embrionik
b Embrionik
-Ektoderm (lapisan paling atas yang akan membentuk sistem saraf janin dan
membentuk otak, tulang belakang, kulit dan rambut)
c Periode Fetus
Tahap ini dimulai sejak 8-10 minggu setelah pembuahan dan panjang janin
sekitar 4 cm.
12 Minggu Kehamilan
Uterus berada di atas simfisis pubis dan panjang janin 6-7 cm diukur
dari kepala ke bokong janin. Struktur yang telah terbentuk akan terus
bertumbuh dan berkembang kian sempurna. Jari-jari tangan dan kaki
terbentu. Jari-jari memiliki kuku dan genetalia eksterna mulai
menunjukkan perbedaan antara laki dan perempuan.
16 Minggu Kehamilan
Panjang janin 12 cm dan beratnya 110 gram. Pada minggu ke 14, jenis
kelamin dapat dibedakan. Mulai ada pergerakan mata pada minggu ke 16-
18, bertepatan dengan pematangan midbrain.
20 Minggu Kehamilan
24 Minggu Kehamilan
Berat janin sekitar 630 gram. Kepala masih relatif besar, alis dan bulu
mata biasanya dapat dikenali. Periode kanalikuli paru-paru berkembang,
dimana bronkus dan bronkiolus membesar dan saluran alveolus hampir
sempurna. Janin yang lahir pada saat ini akan kesulitan untuk bernafas dan
sebagian besar akan mati karena kantung-kantung udara untuk pertukaran
gas belum terbentuk sempurna. Pada minggu ke 26, susunan saraf mulai
terbentuk tetapi belum sempurna.
28 Minggu Kehamilan
Panjang janin 25 cm dan beratnya 1100 gram. Kulitnya berwarna
kemerahan dan ditutupi vernix caseosa. Sejak usia 28 minggu lengkap,
telah terbentuk koordinasi antara sistem saraf pusat, pernapasan dan
kardiovaskular, meskipun masih sangat minimal. Janin yang lahir pada
masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjangan hidup berupa
perawatan intensif yang sangat baik untuk mencapai hasil optimal.
40 Minggu Kehamilan
5. Transfer plasenta
Mekanisme penyaluran
Sebagian besar zat dengan massa molekul kurang dari 500 mudah berdifusi
menembus jaringan plasenta yang terletak di antara sirkulasi ibu dan janin. Berat
molekul jelas penting untuk menentukan laju penyaluran melalui difusi, apabila
semua hal lain setara, semakin kecil molekul semakin cepat laju penyaluran.
Namun, difusi sederhana bukanlah satu-satunya mekanisme penyaluran senyawa
berberat molekul rendah. Sinsitiotrofoblas secara aktif mempermudah
pemindahan beragam senyawa kecil, terutama senyawa yang konsentrasinya di
plasma ibu rendah tetapi esensial bagi tumbuh-kembang normal janin. Difusi
sederhana tampaknya merupakan mekanisme yang terlibat dalam penyaluran
oksigen, karbon dioksida, air dan sebagian besar (tetapi tidak semua) elektrolit.
Gas anestetik juga cepat melewati plasenta melalui proses difusi sederhana
Insulin, hormon steroid dan hormon tiroid menembus plasenta tetapi dengan laju
yang sangat lambat. Hormon- hormon yang disintesis in situ ditrofoblas masuk ke
sirkulasi ibu dan janin, tetapi jumlahnya tidak sama banyak. Sebagai contoh,
konsentrasi gonadotropin korionik dan laktogen plasenta di plasma janin jauh
lebih rendah daripada di plasma ibu. Zat – zat yang berat molekulnya sangat
tinggi biasanya tidak dapat melewati plasenta, tetapi terdapat pengecualian
penting, misalnya immunoglobulin gama G dengan BM sekitar 160.000 yang
dipindahkan melalui mekanisme yang diperantarai reseptor spesifik di trofoblas (
Cunningham, Leveno, Bloom, Spong, Dashe, & Hoffman , 2014) . Penyaluran
oksigen dan karbondioksida Berdasarkan struktur serta posisinya, plasenta
merupakan organ respiratorik untuk memberikan oksigen kepada janin.
Penyaluran karbon dioksida melintasi plasenta dibatasi oleh difusi. Namun,
penyaluran oksigen dibatasi oleh aliran darah dan terdapat juga pembatasan-
pembatasan lain. Plasenta menyalurkan sekitar 8 ml O2/mnt/kg berat janindan
karena simpanan oksigen darah janin hanya cukup untuk 1 sampai 2
menit,penyaluran ini harus berlangsung terus-menerus. Karena oksigen dari darah
ibu terus menerus mengalir di ruang antarvilus ke janin, saturasi oksigen darah ini
hamper sama dengan saturasi di kapiler ibu. Rata – rata saturasi oksigen darah di
ruang antarvilus diperkirakan adalah 65 sampai 75 persen, dengan tekanan parsial
(PO) dekitar 30 sampai 35 mmHg. Saturasi oksigen darah vena umbilikalis juga
setara, tetapi dengan tekanan parsial oksigen sedikit lebih rendah.
Asam folat diperlukan sebanyak 0.4mg perhari untuk ibu hamil dengan risiko
lemah dan 4mg untuk ibu yang berisiko tinggi.
Rekomendasi konsumsi iodin untuk para ibu adalah 220mcg atau diantara
150-249 mc/L menurut rekomendasi WHO.
Zat Besi tambahan untuk ibu ditentukan sebanyak 30 mg yang harus diberikan
kepada ibu tanpa kelainan produksi stress dan ibu dengan gangguan
hipertensi. Hemoglobin pada masa hamil berkisar antara 9.5-12.5 mg/dL.
Rekomendasi kalsium untuk wanita diatas 19 tahun atau wanita yang sedang
hamil dan menyusui adalah 1000mg.
c. Foramen Ovale
Lubang oval sementara yang berada di atrium jantung janin yang
memungkinkan darah dari vena cava inferior dapat masuk ke dalam
atrium kiri. Pada janin, organ paru-paru dan seluruh sistem fisiologisnya
belum bekerja optimal.
d. Duktur Arteriosis
Duktus ini menghubungkan bifurkasi arteri pulmonalis ke dalam.
e. Aarteri hipogastrika
Berasal dari arteri iliaka interna, dan menjadi arteri umlikalis yang
akan bercabang memasuki tali pusat yang akan mengembalikan darah ke
pusat
Dalam janin darah dapat bersikulasi selama 30 detik. Sirkulasi tersebut
dimulai dari plasenta kemudian darah akan mengalir sepanjang vena
umbilikaslis melewati abdomen dan menuju ke permukaan bawah hati. Vena
umbilikaslis adalah satu-satunya vena yang membawa darah yang tidak
tercampur. Duktus venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat
darah bercampur dengan darah dari tubuh bagian bawah. Dari sini darah
mengalir ke atrium kana yang diarahkan oleh foramen ovale ke dalam atrium
kiri. Kemudian darah memasuki ventrikel kiri dan masuk ke aorta. Jantung
dan otak masing-masing menerima suplai darah yang teroksigenasi dengan
baik karena arteri koroner dan karotis adalah cabang pertama dari aorta.
Lengan mendapat suplai darah dari arteri subklavia, hal ini menyebabkan
lengan lebih terbentuk daripada tungkai.
Darah yang berasal dari bagian atas tubuh akan terakumulasi ke atrium
kanan melalui vena kava superior. Darah ini mengalami deplesi oksigen dan
nutrisi. Aliran darah ini akan menembus darah yang mengalir dari vena kava
inferior mengalir ke dalam ventrikel kanan. Maka disini akan terjadi
percampuran darah sekitar 25%. Namun dua aliran ini akan tetap terpisah
karena bentuk atrium yang berbeda. Kemudian darah yang mengandung
sedikit oksigen dan nutrisi mengalir ke arteri pulmonalis dan ke paru-paru.
Namun karena paru-paru janin belum berfungsi dengan baik jumlah
darah yang masuk ke arteri pulmonalis sedikit, sisanya mengalir melalui
duktus arteriosus sampai ke aorta. Darah terus mengalir sepanjang aorta
walaupun mengandung sedikit oksigen, darah ini cukup untuk menyuplai
organ janin lainnya. Arteri iliaka interna menuju arteri hipogastrika yang
mengembalikan darah ke plasenta melalui arteri umbilikalis. Darah yang
tersisa menyuplai ektermitas bawah dan kembali ke vena kava inferior.
Saat badan janin melalui jalan lahir pada persalinan per vaginam, paru-
paru seakan-akan diperas dan ditekan sehingga cairan-cairan yang mungkin
ada dijalan pernapasan dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya
bagan-bagian paru-paru yang tidak berfungsi karena tersumbat. Namun
begitu, dalam beberapa menit setelah lahir pada bayi baru lahir tetap perlu
dibersihkan jalan napas dan menyediakan oksigen serta menghilangkan
karbon dioksida untuk meningkatkan saturasi oksigen pada tubuhnya. Dari
awal bulan keempat, janin mampu melakukan gerakan pernafasan cukup kuat
untuk memindahkan cairan amnion masuk dan keluar dari saluran pernapasan.
4. Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal pada janin biasanya baru dapat terdeteksi pada
usia kehamilan 14 minggu. Pembentukan usus terjadi akibat adanya pelipatan
mudigah ke arah cephalo caudal dan lateral, lalu rongga yang dibatasi endoderm
sebagian tercakup ke dalam mudigah selanjutnya terbentuklah usus sederhana.
Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu
berupa :
A. Usus sederhana depan (fore gut)
Oesophagus
Mulanya oesophagus sangan pendek, memanjang dengan cepat
(akibat gerak turun jantung dan paru-paru), 2/3 bagian atas otot
berstruktur otot serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya
(innervasi : N.X), 1/3 bagian bawah otot berstruktur otot polos
(innervasi : plexus splanchnicus).
Lambung
Mulai minggu ke-4 berupa pelebaran usus depan yang
berbentuk kumparan, minggu berikutnya kedudukan sangat berubah
karena :
- Perbedaan percepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya
- Perubahan kedudukan alat-alat di sekitarnya
- Curvatur mayor
- Curvatur minor
Doudenum
Terbentuk dari bagian akhir/ fore gut dan bagian atas / mid gut
( daerah distal tunas hati), sementara lambung berputar duodenum
mengambil bentuk mengapung seperti hurup "C” dan akhirnya terletak
retro peritonial.
Hati dan kandung empedu
Terbentuk dari epitel endoderm pada ujung distal fore gut
(pertengahan minggu ke-3), tunas hati terbentuk dari proliferasi cepat
berkas-berkas sel dan menembus septum transversum (lempeng
mesoderm).
- Perkembangan hati dan kandung empedu
Selama perkembangan, sel epitel hati + ventral vitelinae +
ventral umbillicus lalu membentuk sinusoid hati, Diverensiasi tali-
tali hati membentuk jaringan parenkim hati dan jaringan yang
melapisi ductus biliaris. Mesoderm septum transversum
membentuk sel-sel hematopoietik, sel-sel kuppfer dan sel-sel
jaringan penyambung.
- Fungsi hati dalam janin
Fungsi hati yaitu pembentuk empedu oleh sel-sel hati (minggu
ke 12). Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cyticus telah
berkembang, ductus cyticus bersatu dengan ductus hepaticus
membentuk ductus choledocus lalu empedu memasuki saluran
pencernaan (isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap).
Pankreas
Dibentuk oleh Tunas pancreas dorsal dan tunas pancreas
ventral. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C,
tunas pankreas ventral bergeser ke dorsal, tunas pankreas ventral
berada di tepat inferior dan posterior tunas pankreas dorsal. Kemudian
parenkhim, saluran tunas pankreas dorsal dan ventral bersatu sehingga
tunas versal membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput
pankreas, sedangkan tunas dorsal membentuk bagian kelenjar lainnya.
Pulau-pulau langerhans berkembang dari jaringan panrenkhim
pankreas pada minggu ke 3 kehidupan janin, pulau-pulau langerhans
ini tersebar di seluruh kelenjar sedangkan sekresi insulin mulai kurang
lebih pada bulan ke-5, kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar
insulin ibunya.
B. Usus sederhana tengah (mid gut)
Pada tahap ini, mid gut sementara tetap berhubungan dengan kandung
kuning telur melalui ductus vitellinus. Jerat usus dibagia menjadi dua
bagian, yaitu bagian jerat cranial dan caudal. Bagian cranial jerat usus
akan membentuk bagian distal duodenum, jejenum dan ileum. Dan bagian
craudal jerat usus akan membentuk bagian bawah ileum, caecum,
appendix, colon ascenden dan 2/3 proximal colon transversum. Adapun
perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus disebut ductus
vitelinus dan akan tetap ada pada orang dewasa.
Pada bulan ke-3, jerat usus yang mengalami herniasi akan mulai
kembali ke dalam rongga perut, hal ini disebabkan oleh :
a. Menghilangnya mesonephros
b. Berkurangnya pertumbuhan hati
c. Bertambah luasnya rongga perut
Bagian proximal jejenum merupakan bagian pertama yang masuk dan
mengambil tempat di sisi kiri dan jerat yang lainnya makin lama makin
menetap di sisi kanan. Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal
jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut, untuk sementara
terletak langsung di bawah lobus kanan hati, dari sini gelembung caecum
bergerak turun ke dalam fossa iliaca kanan sambil membentuk colon
ascenden dan flexura hepatica. Ujung distal gelembung caecum
membentuk sebuah diverticulum yang sempit yaitu appendix sederhana.
Appendix berkembang selamam penurunan colon sehingga kedudukan
terakhir terdapat dibelakang caecum dan di belakang colon.
C. Usus sederhana belakang (hind gut)
Hind gut membentuk :
- 1/3 distal colon transversum
- Colon ascendens
- Sigmoid
- Rectum
- Bagian atas canalis analis
a. Membran analis
Dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu
ke-8, selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ekstoderm yang akan
menjadi lubang anys/proktodium. Pada minggu ke-9, membran analis
koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.
b. Membran urogenital
5. Sistem Ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh yang penting layaknya paru-paru, jantung,
dan hati. Anatomi ginjal bekerja berkaitan dengan aliran darah, dimana darah
yang kotor akan disaring limbahnya kemudian limbah tersebut akan dibuang
dalam bentuk urine. Ginjal berkembang dari masa embrio hingga bayi dilahirkan.
Tentunya perkembangan ginjal janin terdiri dari fase-fase tertentu dan pada
waktu-waktu tertentu.
Perkembangan Ginjal pada Janin
Pada dasarnya pembentukan ginjal pada janin terjadi dalam 3 proses
utama, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros.
1. Pronefros
Proses pertama dari perkembangan ginjal janin adalah pronefros.
Proses ini terjadi pada minggu keempat kehamilan. Proses pronefros ini
diawali dengan pembentukan 7 hingga 10 kelompok sel padat di area
leher. Kelompok sel yang pertama akan membentuk nefrotom vestigium.
Nefrotom vestigium akan menghilang sebelum nefrotom yang berada di
sebelah kaudal terbentuk. Proses pronefros ini akan menghilang pada
akhir minggu keempat kehamilan.
2. Mesonefros
Proses perkembangan ginjal janin yang berikutnya adalah mesonefros.
Proses ini berawal dari mesodem intermedia yang merupakan bagian dari
segmen dada atas lumbal (L3). Sisetm mesonefros akan mulai tampak
pada minggu keempat. Proses ini akan membentuk saluran yang bisa
memanjang dengan cepat. saluran ini kemudian membentuk sebuah
gelung dengan bentukan yang menyerupai huruf S. Saluran ini memiliki
glomerolus di bagian ujung medial. Selain itu juga akan membentuk
simpai bowman sebagai bagian dari ginjal.
Sampai bowman dan glomerolus akan membentuk korpuskulus
mesonefrikus .sedangkan di sebelah lateral, akan ada saluran yang
berakhir pada saluran duktus mesonefrikus atau duktus wolf. Kemudian
mesoefros ini akan membentuk organ dengan bentukan seperti bulat telur
yang cukup besar. Posisinya ada di kanan dan kiri garis tengah. Pada
proses ini juga akan terbentuk rigi urogenital.
3. Metanefros
Setelah proses pronefros dan mesonefros, maka proses selanjutnya
adalah metanefros. Proses ini akan mulai terjadi pada minggu kelima.
Dalam proses ini, satuan ekskresi akan mulai berkembang. Pada proses
ini juga akan terbentuk Ciri Ciri Anatomi Ginjal permanen atau ginjal
tetap pada manusia.
6. Sistem Syaraf
Pada mudigah, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis,
tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat. Pada minggu ke-24, korda
spinalis memanjang sampai S1, saat lahir sampai L3, dan pada orang dewasa
sampai L1. Mielinisasi korda spinalis dimulai pada pertengahan gestasi dan
berlanjut sepanjang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps sudah cukup
berkembang pada minggu delapan sehingga dapat terjadi fleksi leher dan badan
(Temiras dkk., 1968). Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu
gerakan berkedip, gerakan membuka mulut, penutupan jari tangan yang tidak
sempurna, dan fleksi plantar jari kaki. Penutupan sempurna jari tangan dicapai
selama bulan lunar keempat. Menelan dimulai pada usia sekitar 10 minggu dan
respirasi tampak jelas pada minggu ke-14 sampai 16 (Miller, 1982). Papil
pengecap rudimenter dijumpai pada minggu ke-7, dan reseptor matang terdapat
pada usia 12 minggu (Mistretta, 1975). Kemampuan menghisap belum muncul
sampai usia paling tidak 24 minggu (Lebenthal dan Lee, 1983). Selama trimester
ketiga, integrasi fungsi saraf dan otot berlansung secara pesat.
Komponen dalam , tengah, dan luar telinga sudah terbentuk sempurna
pada pertengahan kehamilan. Janin tampaknya dapat mendengar beberapa suara
in utero pada usia sedini 24 sampai 26 minggu. Pada minggu ke-28, mata peka
terhadap sinar, tetapi persepsi terhadap bentuk dan warna belum sempurna sampai
jauh setelah lahir.
7. Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan salah satu kelenjar yang menghasilkan
hormon-hormon yang berperan dalam pematangan dan. Pengaturan oleh hormon
tersebut bertujuan agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di dalam rahim
maupun di luar rahim.
Berikut adalah Kelenjar endokrin pada janin :
1. Hipofisis Anterior.
Hipofisis anterior janin berdiferensiasi menjadi lima tipe sel yang
mensekresi enam hormon protein, yaitu sebagai berikut :
- Laktotrop memproduksi prolaktin (PRL).
- Somatotrop, memproduksi hormon pertumbuhan (GH).
- Kortikotrop, memproduksi kortikotropin (ACTH).
- Tirotrop, memproduksi thyroid-stimulating horomone (TSH).
- Gonadotrop, memproduksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-
stimulating hormone (FSH).
ACTH pertama kali di deteksi pada hipofisis janin yaitu pada minggu ke-7
kehamilan dan sebelum akhir minggu ke-17. Hipofisis janin mampu
mensintesis dan menyimpan semua hormon hipofisis. GH, ACTH dan LH
telah di identifikasi pada hipofisis janin manusia pada minggu ke-13
kehamilan. Kadar hormon pertumbuhan hipofisis agak tinggi pada darah tali
pusat. Hipofisis janin menghasilakan dan melepaskan endorfin-β dengan cara
yang berbeda dari kadar plasma ibunya. Kadar endorfin-β dan lipotrofin-β
darah tali pusat di temukan menurun sesuai dengan menurunnya pH janin,
tetapi berkorelasi dengan cara yang positif dengan PCO2 janin.
2. Neurohipofisis.
Neurohipofisis janin berkembang dengan baik pada masa kehamilan
minggu ke-10 sampai ke-12 dan dapat di temukan oksitosin dan arginin
vasopresin (AVP). Kadar AVP di plasma tali pusat meningkat secara
menyolok dibandingkan dengan kadar yang ditemukan dalam plasma ibu.
Di samping itu, AVP dalam darah tali pusat dan darah janin tampak
meninggi pada stress janin.
3. Hipofisis Intermedia Janin.
Sel-sel dalam struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan dan
tidak ada lagi pada hipofisis dewasa. Kadar α-MSH janin menurun sesuai
dengan umur kehamilan.
4. Tiroid.
Sistem hipofisis-tiroid mampu berfungsi pada akhir trimester pertama
kehamilan.
Fase-fase peristiwa umur kehamilan, yaitu sebagai berikut :
8. Pembentukan Kelamin
Bakal sistem reproduksi mula-mula berpisah dari bakal sistem eksresi
pada mesoderm (bagian tengah). Bakal reproduksi ini disebut genital ridge.
Sedangkan bakal eksresi disebut nephrotome berada di lateral. Genital ridge
pada embrio pria akan menjadi testis, pada embrio wanita akan menjadi
ovarium. Sel benih induk yang mengisi testis dan ovarium berasal dari
kantung yolk yang bermigrasi. Nephrotome tumbuh menjadi phronepros yang
kemudian beratropi sampai hilang digantikan oleh mesonephros yang
memiliki saluran mesonephros yang disebut duktus wolffi. Saluran (duktus
wolffi) ini dibagian anterior pada embrio pria menjadi duktus epididimis, dan
selebihnya menjadi vas deference. Pada embrio wanita saluran ini disebut
mulleri yaitu yang berasal dari pembentukan alur longitudinal duktus wolffi.
Kemudian menjadi oviduct (tuba fallopi) dan berdiferensiasi lebih lanjut
dalam bentuk uterus dan vagina. Cloaca mengalami pemisahan menjadi vesica
urinaria, rektum, sinus urogenetalis. Bagian posterior duktus wolffi
mengalami evaginasi ke arah latero-anterior, membentuk saluran baru yang
akan menjadi ureter dan ginjal.
Diferensiasi jenis kelamin ditentukan oleh susunan kromosom yang
bekerja bersama dengan perkembangan gonad, untuk menghasilkan jenis
kelamin fenotip. Jenis kelamin genetik XX atau XY sudah ditentukan saat
pembuahan ovum. Namun selama 6 minggu pertama sesudahnya
perkembangan morfologis embrio laki-laki dan perempuan tidak dapat
dibedakan. Diferensiasi gonad primordial menjadi testis atau ovarium.