Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Afif

BAB 3
1. Jenis Bukti Dalam Pemeriksaan Kinerja
a) Bukti Fisik: bukti yang diperoleh melalui (1) Pengamatan langsung, seperti
pengamatan terhadap aktivitas dari orang, suatu kejadian, atau proses dan prosedur
yang sedang berjalan, (2) Inspeksi fisik dengan kunjungan lapangan ke suatu proyek,
verifikasi persediaan dan lain-lain.
b) Bukti Testimonial/Lisan: bukti yang diperoleh secara lisan melalui wawancara,
diskusi, survei atau dalam bentuk pernyataan tertulis sebagai respon dari pertanyaan
atau wawancara.
c) Bukti Dokumenter: bukti dalam bentuk dokumen fisik resmi maupun dalam bentuk
digital/elektronik yang diperoleh baik dari dalam maupun luar entitas yang diperiksa.
Bukti dokumenter diperoleh melalui review dokumen. Hal ini dilakukan untuk menilai
keandalan dan relevansi bukti dokumenter yang diperoleh dalam hubungannya dengan
tujuan dan/atau pertanyaan pemeriksaan.
d) Bukti Analisis: hasil olahan secara ilmiah dari suatu data baik kuantitatif maupun
kualitatif. Bukti analisis dapat berupa perhitungan, perbandingan, analisis rasio, tren
dan pola, serta perbandingan prosedur dan standar, perbandingan kinerja dengan
organisasi sejenis.

2. Langkah Analisis Bukti Dalam Pemeriksaan Kinerja

Data dan informasi yang telah


dikumpulkan, dikompilasi
dan diringkas, sehingga dapat
menjadi bukti pemeriksaan.
Selanjutnya, dilanjutkan
dengan menerjemahkan dan
mengembangkan bukti
analisis dalam menilai dan
menjelaskan kinerja entitas
menggunakan pertimbangan
pemeriksa untuk membuat
data yang diperoleh menjadi
terstruktur sehingga dapat
mendukung temuan
pemeriksaan. Analisis bukti
harus didokumentasikan
dalam KKP dalam bentuk Hasil Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3).

Metode analisis data dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis data
ditentukan oleh tipe data yang diperoleh. Analisis kuantitatif merupakan analisis yang dapat
diterapkan pada jenis data berupa angka/numerik. Sedangkan analisis kualitatif merupakan
analisis yang dapat diterapkan pada data yang bersifat kualitatif, seperti hasil wawancara,
observasi atau review dokumen.
3. Unsur-Unsur Temuan Pemeriksaan & Hubungan Antara Unsur-Unsur Tersebut
TP memiliki beberapa unsur yaitu kondisi, kriteria, akibat, dan sebab.

a. Unsur kondisi, berisi informasi atas suatu keadaan yang disajikan secara objektif dan
relevan berdasarkan fakta yang ditemukan pemeriksa di lapangan.
b. Unsur kriteria, merupakan standar atau ukuran yang masuk akal dan dapat dicapai
untuk menilai aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa.
c. Unsur akibat, merupakan konsekuensi yang jelas dan logis dari perbedaan antara
kondisi yang ditemukan oleh pemeriksa di lapangan dengan keadaan yang diharapkan
(kriteria).
d. Unsur sebab, merupakan alasan terjadinya ketidaksesuaian suatu kondisi dengan
kriteria yang ditetapkan.
Hubungan unsur-unsur TP:

Penjelasan:
TP disusun karena adanya perbedaan antara kriteria dengan kondisi atau fakta yang ditemui.
Perbedaan tersebut juga memiliki akibat/konsekuensi dan sebab/alasan mengapa kondisi
tersebut terjadi. Unsur sebab tersebut akan mengarahkan pemeriksa untuk memformulasikan
rekomendasi pemeriksaan kinerja. Pelaksanaan rekomendasi tersebut akan menghilangkan
sebab yang menjadi akar permasalahan.
BAB 4
1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan LHP

a) mengomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pemangku kepentingan;


b) menghindari kesalahpahaman atas hasil pemeriksaan;
c) membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk melakukan tindakan perbaikan oleh
pihak yang bertanggung jawab; dan
d) memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk memastikan apakah tindakan perbaikan
telah dilakukan sesuai rekomendasi.

2. Pengertian Rekomendasi Dalam Pemeriksaan Kinerja


Rekomendasi merupakan saran, arahan, atau masukan kepada entitas yang diperiksa untuk
memperbaiki kelemahan atau permasalahan terkait lingkup pemeriksaan seperti sistem, proses,
perilaku organisasi, maupun kepemimpinan dari entitas, guna meningkatkan kinerja entitas.
3. Proses TLHP Kinerja
Mekanisme Pemantauan TLHP terdiri dari tiga tahap, yaitu:

a) Penatausahaan TLHP, merupakan proses untuk mengadministrasikan bahan


pemantauan TLHP sampai dengan penugasan PFP untuk melakukan telaahan atas
bahan tersebut dengan menggunakan sistem informasi.
b) Penelaahan TLHP, dilakukan melalui desk review atau penelahaan dokumen. Jika
hasil desk review atau telaahan dinilai belum memadai, maka pemeriksa dapat
melakukan prosedur tambahan yang relevan untuk mendapatkan bukti yang memadai.
c) Pelaporan Pemantauan TLHP, berisi hasil pemantauan TLHP berdasarkan desk
review/telaahan dokumen dan atau prosedur lainnya.

Anda mungkin juga menyukai