Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Karakteristik Anak dan Tahapan Perkembangan Bermain”

MATA KULIAH

“Permainan Untuk Anak di Sekolah Dasar “

Dosen Pengampu:

Drs. Arsil, M.Pd.

Kelompok 8

1. Stanishaufa Anis Kumala (A1D117137)


2. Lili Nurahmawati (A1D117140)
3. Juwi Riskayanti (A1D117143)
4. Ilham Ifliadi (A1D117148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pemanfaatan bahasa sisa dan bahan alam sebagai media bermain di SD” ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai ketentuan yang ada.
Meskipun demikian kami tetap menyadari bahwa kekurangan hanya milik
manusia, maka dari itu penulis memohon maaf apabila kami memiliki kesalahan
dalam penulisan dan diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kemajuan ilmu pengetahuan kami.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun seluruh pembaca, sehingga dapat memberikan dampak positif dengan
bertambahnya pengetahuan dan wawasan.
Terimakasih.

Ma. Bulian, September 2019

Penulis

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata
lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan
proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan
dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan,
dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik,
baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang
telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek
afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak
mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar.
Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa
pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu
kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada
diri peserta didik, yaitu: Ranah proses berfikir (cognitive domain), Ranah
nilai atau sikap (affective domain), Ranah keterampilan (psychomotor
domain). Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau
ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi
hasil belajar. ketiga ranah tersebut memiliki kepentingan fungsi masing-
masing. Siswa dapat mengasah intelektualnya melalui ranah kognitif,
sikapnya melalui ranah afektif serta geraknya melalui psikomotorik untuk
meningkatkan ketiga fungsi ranah tersebut, pendidik harus mampu mem-
erikan strategi yang cocok dalam pelaksanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membedakan jenis penelitian afektif, kognitif, dan
psikomotorik ?
2. Bagaimana ranah tujuan pembelajaran menurut taksonomi Bloom
edisi revisi ?

4
C. Tujuan
1. Dapat membedakan jenis penilaian afektif,kognitif dan psikomotorik.
2. Dapat menjelaskan ranah tujuan pembelajaran menurut Taksonomi
Bloom Edisi Revisi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS PENILAIAN
Penilaian merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program
pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif tingkat.

Pertama, untuk perbaikan dan pengembangan sistem pem-elajaran. Sebagaimana kita


ketahui bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen, seperti
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan, guru, dan peserta didik
dengan demikian perbaikan dan pengembangan pembelajaran bukan hanya terhadap
proses dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua komponen belajar
tersebut . Kedua, untuk akreditasi dalam UU No 20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 22
dijelaskan bahwa Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Salah satu komponen akreditasi
adalah pembelajaran Artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.

1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input),
proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami,
apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan. ]Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun
waktu tertentu.

4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi


peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian
terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan,
dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran.

7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:

1. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan


pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

2. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan


kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian
proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada
jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada
proporsi pembinaan akademik.

A. Teknik Penilaian di SD

Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang
dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan .

Sikap

a. Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain:

1. Ketaatan beribadah

2. Berperilaku syukur

6
3. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

4. Toleransi dalam beribadah

b. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:

1 Jujur

2 Disiplin

3 Tanggung jawab

4 Santun

5 Peduli

6 Percaya diri

7 Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran,
misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..

Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
dan jurnal.

a. Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal
ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran

b. Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai
terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

7
d. Jurnal Catatan Guru

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari
hasil observasi.

Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga
menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf
yang diucapkan.

c. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

3. Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Kinerja atau Performance

adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.

Contoh penilaian tes performance atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi
pada bab selanjutnya.

b. Projek

Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi


dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi

8
tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk
mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah,
berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam
kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.

c. Portofolio

Penilaian dengan memanfaatkan Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan


karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan
selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.

Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui


sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi
pada suatu tema. Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energy”. Contoh
kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil
percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses
panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap
disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang
karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak
draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang
menjadi potofolio.

Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi


membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan
hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan
perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.

Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan
hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio Sebagai berikut:

1) masing-masing peserta didik memiliki porto folio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.

2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.

3) sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi
komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam
rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.

9
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.catatan guru
dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga
perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

B. RANAH TUJUAN PEMBELAJARAN MENURUT TAKSONOMI BLOOM

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan


jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson
merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada
tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata
kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih
diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif
kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari
jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin
memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal
dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
2. Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)

10
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai
atau
komplek nilai)
3. Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran
praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan
memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya.

Kegiatan pembelajaran dengan berdasarkan tujuan pembelajaran taksonomi edisi revisi


lebih mengembangkan kelas berbasis pelatihan yang dipimpin instruktur, pelatihan
online, atau campuran dari keduanya. Pembelajaran dalam hal ini diarahkan dengan
menyertakan lingkungan yang mendukung kegiatan pembelajaran dan
membantu peserta didik agar terlibat dengan konten. Selain itu juga memastikan
bahwa kegiatan, termasuk penilaian, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan untuk
pembelajaran. Untuk memfasilitasi ini, Anderson / Krathwohl dari Bloom belajar
menyuguhkan sebuah kerangka di mana untuk menentukan bagaimana berbagai
kegiatan berjalan sesuai dengan berbagai tujuan dalam taxonomi edisi revisi. Jenis
kegiatan itu meliputi: dokumen-dokumen informatif (Informational Documents);
pengelolaan alat bantu (Organizational Aids); diagram kegiatan (Diagrammatic
Activities), misalnya flowcharts, peta informasi dll diskusi-diskusi (Discussions); kegiatan
kolaboratif (Collaborative Activities); Authentic Practice; Prsentasi (Presentations);
mengerjakan alat bantu (Job Aids); Demonstrations; Drill/Practice; Modeling.

Kegiatan belajar seperti di atas sangat cocok untuk mendukung tingkat yang berbeda
atau kompleksitas tujuan pembelajaran, seperti yang didefinisikan di atas dalam
Taksonomi Bloom. Dengan menggunakan dua dimensi taksonomi untuk
mengklasifikasikan tujuan pembelajaran, kita akan dapat dapat menawarkan
desainer pembelajaran dan bahkan pengembangan alat bantu yang dapat digunakan
untuk memilih kegiatan pembelajaran yang paling tepat, termasuk penilaian, yang
sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran.

11
C. Strategi Penilaian
Taxonomi yang dijelaskan di atas dapat diterapkan secara langsing dalam
penilaian yang real. Berikut adalah beberapa jenis aktivitas penilaian yang dapat
dilakukan: Multiple Choice (Recall, Interpretations, Summaries, predictions,
Best Answer, etc.) Matching (concepts, cause & effect, etc.) Sequencing
Multiple True/False Short Answer Essay Comprehension Item Set Interlineal
Item Set Pictoral Item Set Lab: High-Inference Lab: Low-Inference Interactive
video/simulation Instrumented lab Visual observation/rating Item set FIB
Project Instrument-aided observation Anecdotal (formative) Demonstration
with rating scale/checklist Exhibition Performance Differentiation interlineal
set Knowledge mapping Problem-solving item set Discussion (formative) Essay
(rated on use of principles, procedures, etc.) Review/critique Constructed
Response Self-assessment (formative)

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penilaian merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program
pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif tingkat.

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Taxonomi yang dijelaskan di atas dapat diterapkan secara langsing dalam


penilaian yang real. Berikut adalah beberapa jenis aktivitas penilaian yang dapat
dilakukan: Multiple Choice (Recall, Interpretations, Summaries, predictions,
Best Answer, etc.) Matching (concepts, cause & effect, etc.) Sequencing
Multiple True/False Short Answer Essay Comprehension Item Set Interlineal
Item Set Pictoral Item Set Lab: High-Inference Lab: Low-Inference Interactive
video/simulation Instrumented lab Visual observation/rating Item set FIB
Project Instrument-aided observation Anecdotal (formative) Demonstration
with rating scale/checklist Exhibition Performance Differentiation interlineal
set Knowledge mapping Problem-solving item set Discussion (formative) Essay
(rated on use of principles, procedures, etc.) Review/critique Constructed
Response Self-assessment (formative)

B. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik dalam lingkungan sekolah maupun
lingkungan keluarga , kita harus memahami karakteristik perkembangan –
perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Kita juga tidak hanya
memahaminya , kita dapat mengrahkan perkembangan – perkembangan
yang terjadi ke arah yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth Dalton,

The “New Bloom’s Taxonomy,” Objectives, and Assessments”

14
Prof. Dr. Maksum, M.A., Taksonomi Bloom Revisi

15

Anda mungkin juga menyukai