PENDAHULUAN
Pembangunan masyarakat desa pada masa lalu, terutama di era orde baru,
secara substansial pembangunan desa lebih cenderung diserahkan kepada desa itu
mengambil posisi dan peran sebagai fasilitator, memberi bantuan dana, pembinaan
mereka butuhkan. Masyarakat desa dianggap lebih tahu apa yang mereka
pembangunan desa lebih bersifat bottom-up atau kombinasi buttom-up dan top-
1
Program pembangunan desa yang bersifat bottom-up dijelaskan dalam
25 tahun 1999 yang mengatur tentang Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal.
2004 dan UU No. 33 tahun 2004. Kedua UUini mengatur tentang Pemerintahan
Provinsi Lampung.
tahun 1990 (1.986 desa dan 180 kecamatan).Pembangunan desa berkaitan erat
keamanan dalam negeri. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bantuan negara
tersebut dituangkan sebagai. modal yang diberikan untuk pemerintah desa dalam
adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2
Dana tersebut merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang berjumlah 10 persen
dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Alokasi Dana Desa
desa dibuktikan bahwa selama tahun 2016-2018 alokasi dana desa mengalami
3
2016 sebesar 124,43 persen.Hal ini disebabkan oleh fokus pemerintah dalam
Kabupaten tersebut.
14
12 6.49
Pertumbuhan Ekonomi (%)
6 5.67
5.31 5.55 5.28 5.27 5.12 5.11
4
Kabupaten Tanggamus
2 Kabupaten Way Kanan
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
bergerak fluktuaktif dengan rata-rata masing-masing sebesar 5,3 persen dan 5,6
4
persen. Laju pertumbuhan Ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2014 masing-
masing sebesar 5,67 persen dan 6,49 persen. Kabupaten Way Kanan memiliki laju
dialami pula oleh kabupaten/kota di Provinsi Lampung ada beberapa daerah yang
per desa yang disyaratkan dalam peraturan tersebut. Program tersebut hanya
terealisasi sebesar 100 juta rupiah dari Alokasi Dana Desa (ADD).
dukung oleh reformasi fiskal yang disertai reformasi perdesaan. Disamping itu
5
reformasi fiskal saja tidak cukup dalam meningkatkan pertumbuhan, diperlukan
perencanan institusi berkaitan dengan pasar dan kualitas modal manusia. Sejalan
Kondisi ini harus melaui pemanfaatan kualitas sumber daya manusia dan
6
Pengelolaan Dana Desa (DD) dalam meningkatkan pendapatan masayarakat,
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan wujud dari pemenuhan hak suatu desa
1.4 Manfaat
antara teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah dengan penelitian yang
dilakukan serta sebagai referensi bagi penulis lainnya, khususnya yang berkaitan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulan atau dan
Desa paling sedikit menerima 10 persen Alokasi Dana Desa (ADD) setelah
dikurangi belanja pegawai dibagi untuk setiap Desa secara proporsional. Menurut
prinsip penggunaan prioritas dana desa antara lain; (1) Keadilan: tidak membeda-
bedakan hak dan kepentingan seluruh warga desa. (2) Kebutuhan Prioritas:
8
Latar belakang diberlakukannya ADD adalah untuk meningkatkan
antar desa dan memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan wujud dari pemenuhan hak suatu desa
pertumbuhan dan perkembangan desa secara merata. Oleh karena itu kebijakan
pendanaan desa harus diimplementasikan secara efektif dan efisien dalam rangka
atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan
lingkungan hidup.
9
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa
berbasis desa.
olahraga, santunansosial bagi anak yatim dan fakir miskin, pelaksanaan upacara
10
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
pemberdayaan masyarakat.
daerah dan desa itu sendiri. Peran pemerintah pusat adalah sebagai penyalur dana
Pemerintah Pusat dan Daerah. Diharapkan dengan adanya peraturan tersebut dapat
desa serta memberi efek catching-up bagi daerah yang sebelumnya tertinggal
11
2.1.1.2. Perbedaan ADD Era Pemerintah 2014-2019 dengan Era Pemerintah
Sebelumnya.
Selama era pemerintahan periode 2009-2014 Alokasi Dana Desa (ADD) yang
diberikan oleh pemerintah kepada setiap desa dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah tidak ada bedanya dengan era pemerintahan periode 2014-2019
dalam sisi pengalokasian dan penggunaannya, masih sama terbagi kedala empat
yang dialokasikan ke desa, beda halnya pada saat era pemerintahan periode 2014-
2019, ADD tetap disalurkan namun, memiliki kebijakan untuk menambah suatu
pengeluaran fiskal yaitu Dana Desa yang bersumber dari APBN, hal ini tentunya
dari tingkat desa agar terciptanya pembangunan yang merata. Sehingga jumlah
pembinaan kemasyarakatan.
12
Tabel 2.1 Bidang dan Kegiatan yang dibiayai oleh ADD tahun 2009-2017
No Nama Bidang Jumlah Kegiatan
1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa 22
2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 61
3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 9
4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 5
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Lampung Barat,
(Laporan Kegiatan Desa Lampung Barat, 2017)
Tabel2.1 menjelaskan bidang dan kegiatan yang dibiayai oleh ADD terbagi
serta pemeliharaan sarana dan prasarana kantor desa, serta kegiatan-kegiatan lain
desa yaitu sebanyak 61 kegiatan, antara lain kegiatan pembangunan jalan desa,
santunan sosial kepada anak yatim dan fakir miskin, serta kegiatan lain yang
kapasitas bagi kepala desa, perangkat desa dan BPD, kegiatan pelatihan usaha
13
masyarakat dan kegiatan peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan.
penggunaan ADD. Masing-masing desa hanya memilih kegiatan apa saja yang
terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan
dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin
tinggi efektivitasnya.Suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai
efektivitas adalah ukuran kualitas output itu. Ketika menguku refisiensi, harus
14
diketahui berapa banyak biaya yang harus ditanggung untuk mencapai suatu
tersebut dapat berguna. Efisiensi dan efektivitas merupakan hal penting, tetapi
memutuskan dan menetapkan kebijakan desa. (2) Transparasi, yaitu kejujuran dan
dana desa. Tertib dan displin anggaran, yaitu informasi yang harus disampaikan
terkait kecukupan dana yang diperoleh pemerintah desa untuk membiayai seluruh
pembangunan.
Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa
efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat
efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah
ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau
15
hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan
tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak
pedoman. Tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau
pengaruh yang besar terhadap kepentingan bersama. Dapat diartikan juga ukuran
tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi,
berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Rasio
Realisasi DD
Efektivitas = X 100%
Target DD
minimal 90% sampai dengan 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi jika organisasi
16
2.1.2.2Kriteria Rasio Efektivitas
Menurut Halim (2009 : 13) penilaian atas efektivitas dari hasil perbandingan
antara realisasi dengan target Dana Desa dapat dinyatakan sangat efektif apabila
hasil perhitungan di atas 100%, hasil perbandingan antara realisasi dengan target
Dana Desa jika tingkat pencapaiannya 90-100% dapat dikatakan efektif. Hasil
perbandingan antara realisasi dengan target Dana Desa jika tingkat pencapaiannya
80-89% dapat dikatakan cukup efektif; hasil perbandingan antara realisasi dengan
target Dana Desa jika tingkat pencapaiannya 60-79% dapat dikatakan kurang
efektif; dan hasil perbandingan antara realisasi dengan target Dana Desa jika
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik adalah
sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu wilayah domestik. Atau merupakan jumlah hasil seluruh nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah.
suatu wilayah tertentu dan dalam suatu periode tertentu (setahun). yang dihasilkan
oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu negara atau suatu daerah, ada dua cara
dalam penyajian PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.
1) PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. PDRB menurut harga berlaku
17
2) PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut dapat dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga konstan digunakan untuk
Angka PDRB dapat diperoleh melalui tiga cara pendekatan yaitu pendekatan
1) Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu
10. Informasi dan Komunikasi, 11. Jasa Keuangan dan Asuransi, 12. Real
Jaminan Sosial Wajib, 15. Jasa Pendidikan, 16. Jasa Kesehatan dan Jasa
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah
dalam waktu tertentu balas jasa dalam faktor produksi yaitu: upah dan gaji,
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDRB mencakup
18
juga penyusutan neto. Jumlah semua komponen pendapatan per sektor disebut
sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah
wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka
yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
dan Migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan
geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang
sampai dengan 40 pertahun lebih besar menurut deret ukur, pada saat yang
pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. maka bumi yang akan pada akhirnya
19
menjadi terasa sempit dan seolah hanya tinggal separuhnya saja, dan pada akhirnya
akan mengurangi dari sandang, papan, dan pangan maupun alat-alat pemuas
kebutuhan yang lainnya. Sehingga jatuh dibawah tingkat yang di butuhkan oleh
2.2Penelitian Terdahulu:
Kajian Saputra (2016) tentang efektivitas pengelolaan alokasi dana desa. Hasil
yaitu 2009 98,8 persen, 2010-2011 100persen, 2012 98,24persen, 2013 100persen,
merealisasi alokasi dana desa adalah pemahaman masyarakat terhadap ADD, miss
komunikasi, dan pencairan alokasi dana desa yang terlambat dengan cara
Alokasi Dana Desa dan keniskinan menemukan beberapa hal yang berkaitan
dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: penyaluran dana ADD belum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bila dilihat dari jumlah yang disalurkan
hingga tahun 2012 belum satupun yang memenuhi ketentuan yang berlaku
(minimal 10 persen dari dana bagi hasil ditambah pajak dikurangi belanja
20
memberikan sanksi terhadap daerah yang tidak menyalurkan ADD. Bila suatu
pembangunan di desa.
secara umum telah sesuai dengan apa yang diatur dalam Permendagri No
desa ini adalah belum semua desa memiliki sumber daya manusia yang
bahwa secara normatif dan administratif pengelolaan alokasi dana desa dilakukan
21
dengan baik, namun secara substansi masih belum menyentuh makna
melaksanakan perannya secara maksimal, hanya kepala desa selaku tim pelaksana
menunjukkan bahwa efektivitas dana desa yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu
pengukuran dan ketepatan berfikir, apabila seluruh aspek tersebut berjalan dengan
baik dan efesien maka efektivtas pengelolaan dana desa akan tercapai dan
dana Alokasi Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat digunakan untuk biaya
operasional pemerintah desa dan BPD sehingga penggunaan Alokasi Dana Desa
(APBDesa) yang dikaji oleh Umi (2014) dengan alat analisis yang digunakan
22
adalah metode deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa kinerja keuangan
penurunan setiap tahun, tahun 2011 turun 2,90persen, tahun 2012 turun
sangat baik, karena pada tahun 2011 mengalami peningkatan 10,23persen dan
potensi ekonomi.
Aziz (2016) dalam analisis Otonomi Desa dan Efektivitas Dana Desa
keuangan pemerintah desa desa sangat baik, karena selama tahun 2012-2016
23
Setiawati (2016) menemukan bahwa Efektivitas Pengelolaan Dana
dana desa yang berada pada kategori cukup efektif dengan angka 99, sedangkan
untuk kategoriefektivitas pengolahan dana desa dilhat dari akuntabel, disiplin dan
Pemanfaatan alokasi dana desa yang dioalah secara efektif dan efisien
reformasi perdesaan. Disamping itu menurutnya reformasi fiskal saja tidak cukup
24
dalam meningkatkan pertumbuhan, diperlukan perencanan institusi berkaitan
pasar, adanya pembiayaan desa akan menyebabkan kualitas sektor pertanian baik
dari kulaitas sumber daya manusia maupun perluasan pasar akan mengalami
pembangunan desa.
Tarnformasi ekonomi yang diukur dari reformasi fiskal memang secara nyata
ini akan mengikuti penelitian Sukanto dan Azwardi (2014) yang membahas
penelitian ini dengan kajian yang diukuti yaitu perbedaan perhitungan efektivitas
25
Dana Desa
Efektivitas
Realisasi DD Target DD
BAB III
METODE PENELITIAN
26
Objek penelitian ini mengenai Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
dari realisasi Alokasi Dana Desa (ADD)di Kecamatan Balik Bukit meliputi Desa
Gunung Sugih yang merupakan desa tertinggal dan Desa Bandar Baru di
Membangun (IDM).
Populasi dalam penelitian perangakat desa yang mengelolah Alokasi Dana Desa
(ADD) di Kecamatan Balik Bukit meliputi Desa Gunung Sugih yang merupakan
desa tertinggal dan Desa Bandar Baru di Kecamatan Sukau yang merupakan desa
Balik Bukit yang merupakan tertinggal dan Desa Bandar Baru di Kecamatan
Pemilihan terakhir yaitu pengambilan sampel pada perangkat desa yang terdiri
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
27
diperoleh secara langsung dari responden yang diinginkan oleh peneliti melalui
pemerintah desa dan masyarakat tentang penyelenggaraan Dana Desa selama ini.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kepustakaan
dan arsip/laporan, diantaranya data dari segala kegiatan yang berkaitan dengan
Peraturan Desa, Kondisi sarana dan prasarana dan data-data lainnya yang
diperoleh dari Kementerian Keuangan, Kecamatan, Desa, dan instansi lain yang
terkait.
2.4MetodePengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu
pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terkait.
Sugih di Kecamatan Balik Bukit dan Desa Bandar Baru di Kecamatan Balik
Bukit Kabupaten Lampung Barat. Desa Gunung sugih dipilih karena desa
28
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif
1. Efektivitas adalah perbandingan antara realisasi dana desa dan target dana
2. Desa adalah desa yang menjadi lokasi penelitian yaitu Desa Gunung Sugih
yang merupakan Desa Pertanian dan Desa Bandar Baru yang merupakan
Desa Desa Gunung Sugihdan Desa Bandar Barutahun 2018, diukur dalam
satuan rupiah.
dari pendapatan desa dibagi jumlah penduduk tahun 2018, dalam satuan
rupiah.
BAB IV
29
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2017 berdasarkan hasil
proyeksi penduduk adalah 298.286 jiwa yang terdiri dari 158.381 laki-laki dan
dengan rata-rata 299.776 orang dengan laju pertumbuhan penduduk untuk tahun
30
umum laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar
Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Balik Bukit, Way
Tenong dan Bandar Negeri Suoh. Selama tahun 2015-2017 jumlah penduduk
sebesar1,45persen.
Lampung Barat adalah Sektor Pertanian dengan kontribusi rata-rata selama tahun
31
a. Tanaman Pangan 12.04 12.2 11.87 11.71 11.05 11.09 11.06 11.13 11.44
b. Tanaman Hortikultura 2.59 2.78 2.79 2.73 2.63 2.58 2.76 1.83 2.59
c. Tanaman Perkebunan 8.22 8.17 7.81 7.42 7.45 7 6.66 6.12 7.23
d. Peternakan 3.81 3.86 3.93 3.89 3.9 3.83 3.96 4.13 3.93
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.81 0.8 0.75 0.76 0.79 0.86 0.84 0.8 0.80
2. Kehutanan dan Penebangan 0.39 0.37 0.38 0.39 0.39 0.43 0.49 0.47 0.42
Kayu
3. Perikanan 6.7 6.49 6.28 6.25 6.47 6.13 5.91 5.92 6.21
B. Pertambangan dan Penggalian 5.9 6.03 6.02 6.39 6.29 5.68 5.47 5.62 5.93
C. Industri Pengolahan 17.18 17.14 17.51 17.65 18.03 19.05 18.64 18.91 18.13
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.09 0.08 0.07 0.06 0.07 0.08 0.11 0.16 0.09
E. Pengadaan Air, Pengelolaan 0.11 0.11 0.1 0.1 0.1 0.11 0.1 0.11 0.10
Sampah,
F. Konstruksi 9.01 8.75 8.82 8.73 8.91 8.5 8.78 9.28 8.82
G. Perdagangan Besar dan 12.21 12.11 11.7 11.33 11.02 10.86 11.18 11.42 11.37
Eceran;
H. Transportasi dan Pergudangan 4.22 4.06 4.13 4.49 4.65 5.15 5.24 5.25 4.71
I. Penyediaan Akomodasi dan 1.18 1.28 1.35 1.4 1.45 1.51 1.54 1.54 1.44
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 3.32 3.35 3.54 3.54 3.46 3.55 3.74 3.9 3.58
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.92 2.06 2.28 2.36 2.24 2.2 2.21 2.19 2.22
L. Real Estate 2.76 2.79 2.76 2.73 2.83 2.87 2.93 2.98 2.84
M,N. Jasa Perusahaan 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.16 0.16 0.15
O. Administrasi Pemerintahan 3.26 3.06 3.26 3.35 3.54 3.7 3.53 3.49 3.42
P. Jasa Pendidikan 2.41 2.62 2.77 2.84 2.84 2.82 2.86 2.78 2.79
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0.87 0.91 0.93 0.93 0.92 0.98 0.97 0.94 0.94
Sosial
R,S,T,U. Jasa lainnya 0.88 0.85 0.81 0.79 0.8 0.87 0.87 0.9 0.84
Sumber : Badan Pusat Statistik (Lampung Barat Dalam Angka, 2018)
keuangan dan persewaan; jasa, dan lain-lain. Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan
dengan masing rata-rata sebesar 32,62 persen, 18,13 persen dan 11,37 persen.
32
Secara Umum selama tahun 2012-2017 struktur ekonomi Kabupaten
makan minum; jasa keuangan dan asuransi; real estate dan jasa perusahaan; dan
Alokasi dana desa adalah merupakan bagian dari dana Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah yang diterima oleh daerah/kabupaten untuk desa paling sedikit
33
120 112.488
103.629
100
81.429
80
Miliar rupiah
60
36.298
40
20
3.47 %
0
2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan
Tahun
Alokasi dana desa Kabupaten lampung barat mengalami peningkatan sebesar 3,47
Dana Desa (ADD) tertinggi di Kabupaten Lampung Barat tahun 2018 yaitu
sejalan dengan anggaran Dana Desa Secara nasional yang mengalami peningkatan
34
4.1.4 Kesimpulan Umum Gambaran Penelitian
rata-rata selama tahun 2010-2017 yaitu sebesar 32,6 dan 25,9 persen.
dan sumber dana yang memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya
Secara umum pembahasan dalam penelitian ini tentang desa tertinggal dan
Sukau.
Besaran Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Balik Bukit Selama Tahun
35
Tabel 4.3 Alokasi Dana Desa di Kecamatan Balik Bukit tahun 2015-2018
signifikan yiatu mencapai 121 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini
Dana Desa dianggarkan pada tahun 2015 sebesar Rp.2,79 miliar, dengan
rata-rata setiap desa mendapatkan alokasi sebesar Rp.280 juta. Pada tahun 2016,
36
Dana Desa meningkat Rp.3,38 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 121
persendengan rata-rata setiap desa sebesar Rp.617 juta. Pada tahun, Dana Desa
persendengan rata-rata setiap desa Rp.798 juta dan di tahun 2018 kembali
Kabuapten Lampung Barat selama tahaun 2015-2018 adalah Desa Buay Nyerupa
yaitu sebesar 11,4 persen dari Dana Desa yang dianggarkan di Kabupaten
Lampung Barat sedangkan untuk yang terendah yaitu Desa Tebang Piring Jaya
yaitu sebesar 9,4 persen. Tinggi rendahnya Alokasi Dana Desa (ADD) tergantung
merupakan desa dengan jumlah penduduk miskin terbanyak. Selain itu desa
Piring memiliki jumlah penduduk yang sedikit dan diaktegorikan desa maju
sehingga dana yang dikucurkan lebih kecil dibandingkan desa tebagng piring
37
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan Klasifikasi Desa
pengelolaan Dana Desa Kecamatan Balik Bukit selama tahun 2015-2018 seluruh
apabila rasio yang dicapai minimal 90 persen sampai dengan 100 persen.
Indikatornyo adalah rasio realisasi dana desa terhadap target dana desa.
Tabel 4.4 Efektivitas Alokasi Dana Desa di Kecamatan Balik Bukit tahun
2015-2018
Tabel 4.4 diketahui bahwa selama tahun 2015-2018 efektivitas dana desa
Desa yang dikategorikan sangat efektif dengan nilai mencapai 100 pesen. Desa
Kubu Perahu yang merupakan desa maju yang sudah menghasil produk BUMDes
yaitu pariwisata arum jeram. Sedangkan untuk Desa Wates dan Desa Padang
38
Dalom dikategorikan Desa Berkembang kedua desa ini lagi mengembangkan
alokasi dana desa dalam bidang pertanian, pemberdayaan buruh tani, pembinaan
masyarakat tentang kopi dan coklat. Disisi lain Bumdes kedua desa ini sudah
desa dari segi pembinaan sumber daya manusia dalam program berkaitan dengan
padat karya. Berdasarkan hasil evaluasi tiga tahun pelaksanaannya Dana Desa
usaha milik desa) yang sudah mengahsil pendapatan desa signifikan ditahun 2016-
2018.
Besaran Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Balik Sukau Selama Tahun
39
Tabel 4.5 Alokasi Dana Desa di Kecamatan Sukau tahun 2015-2018
pada tahun 2015-2016 mengalami pertumbuhan alokasi dana Desa yaitu mencapai
pembangunan baik dari segi infrastruktur, sektor unggulan desa dan peningkatan
40
Sejak dikucurkannya dana desa tahun 2015 di Kecamatan Sukau Dana
mendapatkan alokasi sebesar Rp.286 juta. Pada tahun 2016, Dana Desa meningkat
Rp.3,5 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 123 persen dengan rata-rata
setiap desa sebesar Rp.640 juta. Pada tahun, Dana Desa meningkat Rp.1,79 miliar
2017 atau mengalami pertumbuhan sebesar 27,9 persen dengan rata-rata setiap
desa Rp.820 juta dan di tahun 2018 kembali meningkat Rp.1,11 miliar atau
mengalami pertumbuhan sebesar 13,7 persen dengan rata-rata setiap desa sebesar
Rp.931 juta.
tahun selama tahaun 2015-2018 adalah Desa Padang Cahya yaitu sebesar 11,32
persen dari Dana Desa yang dianggarkan di Kabupaten Lampung Barat sedangkan
untuk yang terendah yaitu Desa Selampang indah yaitu sebesar 9,4 persen. Tinggi
berdasarkan jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas wilayah dan indeks
kesulitan geografis .
aloaksi dana desa digunakan secara efektif baik itu untuk pembangunan,
41
pembangunan seperti perbaikan jalan, perbaikan sekolah, pembuatan gapura dan
pembuatan balai desa. Selain itu dana desa tersebut dialokasikan di berbagai
kategorikan efektif. Terdapat dua Desa yang dikategorikan sangat efektif dengan
nilai mencapai 100 persen. Desa Tanjung Raya yang merupakan desa yang
masyarakat desa padat karya. Sedangkan untuk Desa Pagar dewa yang
42
(akses jalan bagi petani) dan perkembangan fasilitas pemerintahan desa (balai
peningkatan pelatihan dari sisi perangkat desa untuk memperbaiki kualitas desa
terutama dibidang pertanian. Untuk desa yang dikategorikan cukup efektif yaitu
Desa Pering Jaya dikarenakan desa tersebut dikategorikan sangat tertinggal baik
infrastruktur seperti akses jalan yang sulit dan dari segi pemerintahan desa yang
masih memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah pada
terbangunnya jalan desa; jembatan, sambungan air bersih, balai pekon, sekolah
(SD,SMP dan SMA dan PAUD, Polindes, Posyandu serta drainase dan irigasi.
pengunaan luas tanah sawah sebesar 250 Ha, luas tanah kering 4,070 Ha, luas
tanah perkebunan 2,750 Ha, luas tanah fasilitas umum 71 Ha dan luas tana hutan
1,180 Ha. Komoditas utama di Desa Bandar baru adalah mrupakan sektor
43
pertanian meliputi tanaman Holtikultura meliputi jagung, ubi jalar, cabe, tomat,
sawi, kubis, buncis terong, salada, wortel dan tanaman sayur lainnya.
4.3.1.1 Kependudukan
laki-laki dan perumpuan serta jumlah kepala keluarga dan kepadatan penduduk di
Bandar Baru sebanyak 890 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 868
orang dari total penduduk 1.758 orang. Untuk jumlah kepala keluarga sebanyak
4.3.1.2 Ketenagakerjaan
7-18 tahun yang masih menempuh pendidikan baik sekolah dasar sampai dengan
44
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Bandar baru
tahun 2017
pertanian meliputi petani dan buruh Tani. Total penduduk yang memiliki mata
Secara umum jumlah penduduk di Desa Bandar Baru tahun 2017 termasuk dalam
kategori produktif untuk bekerja. Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja
45
Tabel 4.10 Jumlah Penduduk berdasarkan Usia Kerja di Desa Bandar baru
tahun 2017
18-56 tahun yang bekerja sedangkan 98 orang dengan usaia 18-56 orang yang
Gunung Sugih adalah sebuah pekon yang terletak di kecamatan Balik Bukit,
sebanyak 1.849 oranng dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 484 orang.
meliputi tanaman holtikultura meliputi jagung, ubi jalar, cabe, tomat, sawi, kubis,
buncis terong, salada, wortel dan tanaman sayur lainnya sedangkan untuk
46
4.3.2.1 Kependudukan
laki-laki dan perumpuan serta jumlah kepala keluarga di Desa Gunung Sugih
tahun 2017
Gunung Sugih sebanyak 947 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
902 orang dari total penduduk 1854 orang serta jumlah kepala keluarga sebanyak
4.3.2.2 Ketenagakerjaan
7-18 tahun yang masih menempuh pendidikan baik sekolah dasar sampai dengan
47
Tabel 4.12 Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Gunung
Sugih tahun 2017
pertanian meliputi petani dan Pegawai Negeri Sipil/ Aparat Pemerintahan. Total
penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan Pegawai Negeri
Secara umum jumlah penduduk di Desa Gunung Sugih tahun 2017 termasuk
dalam kategori produktif untuk bekerja. Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja
48
Tabel 4.14 Jumlah Penduduk berdasarkan Usia Kerja di Desa Gunung Sugih
tahun 2017
tahun yang bekerja sebanyak 1.067 orang sedangkan 292 orang dengan usia 18-56
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengelolaan Dana Desa di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih
Pengelolaan dana desa dilakukan oleh perangkat desa meliputi berbagai program
pengelolaan dana desa maka program tersebut akan berjalan baik dan akan
49
Tabel 4.13 Pengelolaan dan Efektivitas Dana Desa di Desa Bandar baru dan
Desa Gunung Sugih
Bidang Desa
Bandar Baru (Rp) Gunung Sugih (Rp)
Pembangunan 769502300 485673400
Pemberdayaan 56500000 215969000
Pemerintahan 350884300 381153609
Pembinaan Masyarakat 81016250 187716022
Total Realisasi dana Desa 1232744793 1257806911
Target Dana Desa 1257902850 1270512031
Efektivitas 98 persen 99 persen
Sumber : Balai Desa Bandar baru dan Desa Gunung Sugih (diolah,2019)
efektivitas pengelolaan Dana Desa di Desa Bandar Baru dan Gunung Sugih pada
kategori Efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada 90-100 persen Dana
Dana Desa di Desa Bandar Baru lebih dari 60 persen digunakan untuk
pembangunan gedung PAUD, gedung TK, gedung SD, dan Taman Pendidikan Al
Qur’an untuk anak-anak serta pembangunan balai desa dan peningkatan fasilitas
desa..
aktivitas dan kreativitas usaha pada kelompok masyarakat desa. Tujuannya untuk
50
mengembangkan kegiatan dan kesempatan berusaha berbasis lokal, serta untuk
meningkatkan pendapatan.
yang bisa menjadi unit usaha desa terutama di sektor pertanian. Sehingga para
petani tidak kesulitan untuk menjual produk mereka ke pasar. BUMDes juga
perontok jagung, dan mesin perontok rumput, bibit dan pupuk. BUMDes
menjalankan bisnis uang yang memenuhi kebutuhan uang masyarakat desa yaitu
lembaga perkreditan desa atau simpan pinjam yang sekaligus untuk memperoleh
pendapatan desa dan sektor lainnya yang dilakukan badan usaha milik desa yaitu
peralatan kantor misalnya laptop, printer, dan genset untuk memudahkan para
aparat desa dalam menjalankan tugas mereka. Sebagian desa juga mempunyai alat
untuk gotong royong, agar dapat memudahkan masyarakat dan pemerintah desa
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di desa. Sebagian desa juga ada
koordinasi, dan peningkatan sarana dan prasarana lembaga agar dapat membantu
Sedangkan untuk Desa Gunung sugih lebih dari 38 persen dilakukan untuk
pendidikan (Gedung TK, SD dan Paud) serta perbaikan gedung balai desa.
51
Gunung sugih merupakan desa yang tertinggal mereka harus melakukan
pemberdayaan dan pembinaan masyarakat baik dari segi sumber daya manusia
dan pembinaan perangkat desa agar desa gunung sugih yang merupakan desa
menerima dana desa di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih meliputi
pembinaan masayarkat.
banyaknya jumlah penduduk miskin dan akses infrastruktur yang kurang memadai
setelah adanya Dana Desa mereka melakukan berbagai pembangunan baik dari
segi infrastruktur meliputi jalan, gapura, irigasi, perbaikan sekolah, TPA dan
fasilitas ekonomi pemerintahan yang ada desa.Desa bandar baru yang sebagian
pengangkutan. Akses yang sulit di Desa Bandar Baru yang menyebabkan para
petani mengeluarkan biaya lebih untuk pengangkutan hasil petani, setelah adanya
dana desa yang bermula pada tahun 2015 Desa Bandar baru melakukan perbaikan
di sisi akses infrastruktur terutama akses jalan yang pada awalnya masih tanah,
pada tahun tersebut jalan di cor dan dilakukan pelebaran. Tahun 2016 Dana desa
52
maka diperbaiki saluran irigasi dan penambahan akses jalan untuk para petani.
Tahun 2017 Desa Bandar Baru giat melakukan pembangunan pada sarana
fasilitas sekolah seperti ruang kelas baru, kursi, papan tulis dan fasilitas
Desa Gunung Sugih yang masih berstatus tertinggal yang sebelum adanya
dana desa untuk akses jalan yang sangat sulit masih banyak jalan berlubang
irigasi belum memadai dan tidak ada jembatan penghubung untuk mempercepat
para petani dalam menjual hasil produksinya disisi lain tidak adanya jembatan
pengangkutan hasil tani. Setelah adanya dana desa pada tahun 2015 pembangunan
penghubung untuk akses petani ke desa lainnya untuk kemudahan akses petani
pengairan persewahan meliputi irigasi dan siring serta akses jalan untuk
di tahun tersebut yaitu melakukan pelebaran jalan dan pengecoran jalan yang
53
diperbaiki agar mengurangi biaya pengangkutan.
melalui bantuan terutama untuk sarana prasana pertanian. Sebelum adanya dana
pertanian seperti bibit, alat tani dan pupuk. Melalui dana desa yang direalisasikan
pada tahun selama 2015-2017 masayarakat desa Bandar Baru mulai merasakan
dan pelatihan pembibitan kopi, metode tanam padi modern dan pembibitan coklat.
Desa berupa bantuan sarana dan prasarana TPA dengan memberikan bantuan dana
kepada grup TPA Hadroh Ahmida Gunung Sugih dan selain itu kegiatan rutinitas
54
tahunan yaitu kegiatan MTQ tingkat pekon yang dilaksnakan setiap tahun antar
TPA dengan Jumlah TPA lebih kurang 13 TPA. Untuk kegiatan pemberdayaan di
sektor ekonomi belum mengalami perubahan dikarenakan tidak semua pekon bisa
dana desa yang lebih diutamakan pada sektor pembangunan dan pemerintahan
desa.
desa masih banyak pemuda yang belum mendapatkan pekerjaan. Setelah realisasi
menghasilkan, akan tetapi pada tahun 2016 BUMdes ini sudah mampu
kegiatan MTQ di 13 TPA di Desa Gunung Sugih. Selain itu Dana Desa untuk
55
pembinaan masyarakat di Bidang sumber daya manusia yaitu melalui pelatihan
dibidang pertanian dan peternakan meliputi pembibitan coklat dan kopi serta
digunakan untuk pelatihan aparatur desa dari segi pengelolaan dana desa,
4.5 Implementasi Dana Desa di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa “Dana Desa merupakan Dana
yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa, ditransfer melalui
(DJPK) (2015) Persyaratan pencairan dana desa yang harus dilengkapi desa yaitu
Lebih lanjut, untuk pencairan dana desa anggaran tahun 2015 dibagi
menjadi tiga (3) tahap pencairan. Pencairan pertama dilakukan pada April minggu
ke-2 sebesar 40 persen, tahap kedua pada Agustus minggu ke-2 sebesar 40 persen,
dan tahap ketiga pada Oktober minggu ke-2 sebesar 20 persen. Sedangkan untuk
penerima dana desa anggaran tahun 2015 yang terdaftar yaitu sebanyak 434
56
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penerima Dana Desa
untuk anggaran tahun 2015. Daerah kabupaten di Lampung yang menerima dana
barat desa yang menerima dana desa untuk tahun anggaran 2015 sebanyak 131
desa definitif. Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih merupakan desa yang
menjadi penerima dana desa di Kabupaten Balik Bukit dan Kecamatan Sukau.
Syarat yang diajukan oleh pemerintah Kabupaten kepada desa sebelum menerima
dana desa yaitu telah membuat RPJMDes, tidak memiliki permasalahan terkait
pajak daerah, serta desa tersebut berdiri secara resmi dan diakui oleh pemerintah
daerah.
Pada tahun 2015-2018, dana desa di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung
musyawarah, dana desa nantinya akan masuk ke dalam APBDes. APBDes inilah
yang kemudian akan dikelola oleh aparatur desa guna mendanai pembangunan
desa. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh, Dana Desa anggaran tahun
2015-2018 Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih dipergunakan untuk
57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bandar Baru dan
pembangunan yang berguna selama enam tahun. Selain hal tersebut, RPJM desa
juga berguna untuk memberikan arahan seluruh kegiatan yang akan berjalan di
desa. Hal ini berarti juga RPJM dapat memberikan kontrol terhadap pengeluaran
Penyajian subbab terkait RPJM di sini bertujuan sebagai salah satu bukti
terkait pembangunan dan rencana pembangunan yang ada di Desa Bandar Baru
dan Desa Gunung Sugih. Penyajian subbab ini dilakukan karena setelah peneliti
melakukan penelitian dan menelusuri bukti terkait data evaluasi dana desa, namun
pihak aparatur desa tidak memberikan izin akses. Sehingga hanya dapat
jangka menengah di Desa Bandar Baru untuk jangka tahun 2016-2021 memiliki
anggaran dana kurang lebih 16.046.013.800. Dana tersebut akan dan digunakan
sebesar 71,8 persen, pembinaan masyarakat sebesar 6,6 persen, serta digunakan
Merujuk dari persentase yang telah disajikan di atas dapat diketahui bahwa
persentase tertinggi yakni pada bidang pembangunan sebesar 71.8 persen. Hal ini
dikarenakan di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih khususnya, dan
58
pembangunan terutama pembangunan infrastruktur. Sehingga sebesar 71,8 persen
desa, peneliti menemui kendala yakni tidak diberikannya data evaluasi tersebut
oleh pihak perangkat desa di Desa Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih.
59
BABV
5.1 Kesimpulan
Hasil dari perhitungann rasio efektivitas pengelolaan Dana Desa selama 4 tahun
terakhir di Kecamatan Balik Bukit dan Kecamatan Sukau berada pada kategori
efektif dan tanggapan responden lebih banyak setuju tentang program Dana Desa.
Efektifnya dana desa efektif karena dapat dilihat dari Dana Desa itu sendiri yang
sehingga dapat membantu dalam pembangunan fisik terutama desa yang berstatus
dapat membangun desa yang tertinggal dan meningkatkan statusnya menjadi maju
60
5.2 Saran
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana desa di Desa
Bandar Baru dan Desa Gunung Sugih dikategorikn Efektif, untuk itu bagi
dan desamaju agar bisa mengetahui perbedaan pengeloaan dana desa yang sangat
61
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Lampung Barat (2017) : Laporan dan
Kegiatan Desa di Provinsi Lampung Barat Tahun 2017
62
Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi pada Desa
Deket Kulon Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol. 2(4) Hal. 597-602.
Kurniati, Iin. (2015). Menata Dana Desa. Media Keuangan volume X/no.93/Juni
2015. 18-20. http://www.linked.id Di akses pada 27 Februari 2019
Lin, Justin. (1992). “Rural Reforms and Agricultural Growth in China.” American
Economic Review. 82(1), pp. 34–51.
63
DAFTAR LAMPIRAN
64
Lampiran 3. Alokasi Dana Desa di Kecamatan Sukau tahun 2015-2018
65
Lampiran 5. Pengelolaan dan Efektivitas Dana Desa di Desa Bandar baru
dan Desa Gunung Sugih
Bidang Desa
Bandar Baru (Rp) Gunung Sugih (Rp)
Pembangunan 769502300 485673400
Pemberdayaan 56500000 215969000
Pemerintahan 350884300 381153609
Pembinaan Masyarakat 81016250 187716022
Total Realisasi dana Desa 1232744793 1257806911
Target Dana Desa 1257902850 1270512031
Efektivitas 98 persen 99 persen
Sumber : Balai Desa Bandar baru dan Desa Gunung Sugih (diolah,2019)
66