Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan halaman demi
halaman sehingga menjadi makalah ini yang merupakan salah satu dari komponen
nilai mata kuliah Etika Dan Tanggung Jawab Profesi Hukum. Saya sangat sadar
bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang
begitu luar biasa, oleh karenanya tampa mempermasalahkan hierarkinya, maka saya
ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada mereka.
Semoga makalah ini yang saya beri judul Etika dan Tanggung Jawab Profesi
Hukum ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para pembaca,
serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita tentang etika dan tentunya
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya. Amien.
Hormat saya
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATAPENGATAR .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
1
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 2.
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu
tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos yang berarti
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap. Aristoteles adalah filsuf pertama
yang berbicara tentang etika secara kritis, reflektif, dan komprehensif. aristoles pula
filsuf pertama yang menempatkan etika sebagai cabang filsafat tersendiri. Aristoteles
dalam konteks ini lebih menyoal tentang hidup yang baik dan bagaimana pula
mencapai hidup yang baik itu.
2. Pengertian Profesi
Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.3
jenis profesi yang dikenal antara lain : profesi hukum, profesi bisnis, profesi
kedokteran, profesi pendidikan (guru).
2
Suhrawardi K. Lubis,S.H,Etika Profesi Hukum,Hlm 1
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Hlm.789.
5
Dengan pengertian etika dan profesi diatas, maka dapat diambil pengertian
etika profesi hukum. Jadi etika profesi hukum adalah Ilmu tentang kesusilaan, tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam jabatannya
sebagai pelaksana hukum dari hukum yang berlaku dalam suatu negara. sesuai
dengan keperluan hukum bagi masyarakat Indonesia dewasa ini dikenal beberapa
subyek hukum berpredikat profesi hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Penasihat hukum
(advokad, pengacara), Notaris, Jaksa, Polisi.
4
. Notohamidjojo,dalam Supriadi,S.H.,M.Hum.,Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di
Indonesia,Hlm. 66
6
B. Fungsi Kode Etik Profesi Hukum
Pengertian kode etik profesi menurut Abdul Kadir Muhammad, kode etik
profesi merupakan produk etika terapan karena di hasilkan berdasarkan penerapan
pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan di ubah seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga anggota kelompok
profesi tidak akan ketinggalan jaman.5
Ada dimensi fungsional mengapa etika itu perlu dituangkan dalam kode etika
profesi :
1. Menjelaskan atau menetapkan tanggung jawab kepada klien, institusi
dan masyarakat. ada sasaran konvergensi tanggung jawab yang dituju,
yakni bagaimana hak-hak istimewa klien, kelembagaan dan
masyarakat dapat ditentukan dan diperjuangkan. pengemban profesi
mendapatkan kejelasan informasi dan "buku pedoman" mengenai
kewajiban yang harus dilaksanakan, sementara klien, lembaga dan
masyarakat pun secara terbuka mengetahui hak - haknya.
2. Membantu tenaga ahli dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat jika menghadapi problem dalam pekerjaannya. Problem yang
dihadapi seperti munculnya kasus-kasus hukum baru yang
penanganannya membutuhkan kehadiran ahli atau diluar kemampuan
spesifikasi adalah membutuhkan pedoman yang jelas untuk
5
Abdul kadir Muhammad,dalam Supriadi,S.H.,M.H.Hlm 23
7
menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan, sehingga kalau
sampai terjadi seorang ahli itu misalnya tidak mampu menyelesaikan
problem yang dihadapinya tidaklah lantas dipersalahkan begitu saja.
3. Diorientasikan untuk mendukung profesi secara bermoral dan
melawan perilaku melanggar hukum dan indispliner dari anggota-
anggota tertentu. Pengemban profesi (hukum) mendapatkan pijakan
yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati perilaku sesama
pengemban profesi yang dinilai melanggar hukum. Dengan
keberadaan kode etik, akan lebih mudah ditentukan bentuk, arah dan
kemanfaatan penyelenggaraan profesi hukum.
4. Sebagai rujukan untuk menjaga prestasi dan reputasi, baik secara
individu maupun kelembagaan.
6
Ibid.,Hlm 24
8
hukum dituntut menyelaraskan tugas-tugasnya secara benar dan bermoral. Kode etik
menjadi terasa lebih penting lagi kehadirannya ketika tantangan yang menghadang
profesi hukum makin berat dan kompleks, khususnya ketika berhadapan dengan
tantangan yang bersumber dari komunitas elit kekuasaan. sikap elit kekuasaan
terkadang bukan hanya tidak menghiraukan norma moral dan yuridis, tetapi juga
mempermainkannya.
Pameo "ubi societas ibi ius" (dimana ada masyarakat, disana ada hukum)
sebenarnya mengungkapkan bahwa hukum adalah suatu gejala sosial yang bersifat
universal. Dalam setiap masyarakat, mulai dari yang paling modern sampai pada
masyarakat yang primitif, terdapat gejala sosial yang disebut hukum, apapun
namanya. Bentuk dan wujudnya berbeda-beda, tergantung pada tingkat kemajemukan
dan peradapan masyarakat yang bersangkutan.
7
Liliana tedjosaputro,dalam Supriadi,S.H.,M.Hum.,Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di
Indonesia, Hlm.16.
9
1. Pengetahuan
2. Penerapan keahlian (competence of application)
3. Tanggung jawab sosial (social responsibility)
4. self control
5. pengakuan oleh masyarakat (social sanction)
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika diperlukan oleh kaum beragama yang di satu pihak diperlukan untuk
menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaan mereka, dilain pihak mau
berpastisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang berubah itu.
B. SARAN
Profesi Hukum adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobel ) karna
bertujuan menegakkan hukum dan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Harapan
masyarakat di Negara ini agar para pekerja di profesi hukum dapat benar-benar
menjalani perannya secara adil dan menegakkan keadilan yang sesungguhnya dan
dapat menjiwai secara sungguh-sungguh kode etik dalam menjalankan profesinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12