Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan halaman demi
halaman sehingga menjadi makalah ini yang merupakan salah satu dari komponen
nilai mata kuliah Etika Dan Tanggung Jawab Profesi Hukum. Saya sangat sadar
bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang
begitu luar biasa, oleh karenanya tampa mempermasalahkan hierarkinya, maka saya
ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada mereka.

Semoga makalah ini yang saya beri judul Etika dan Tanggung Jawab Profesi
Hukum ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para pembaca,
serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita tentang etika dan tentunya
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya. Amien.

Hormat saya

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATAPENGATAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Maksud dan Tujuan.............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA PROFESI HUKUM ..................................... 5


B. FUNGSI KODE ETIK PROFESI HUKUM ........................................ 7
C. EKSISTENSI KODE ETIK PROFESI ................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena


memiliki akal,perasaan dan kehendak. Menurut Abdulkadir Muhammad, akal adalah
alat berpikir, sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan akal, manusia
menilai mana yang benar dan mana yang salah, sebagai sumber nilai kebenaran.
Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni. Dengan
perasaan, manusia menilai mana yang indah (estetis) dan yang jelek. Kehendak
adalah alat untuk menyatakan penilaian, sebagai kebaikan. Dengan kehendak,
manusia menilai mana yang baik dan yang buruk, sebagai sumber nilai moral.1
Manusia adalah sumber penentu dan menimbang, menilai ,serta memutuskan untuk
memilih mana yang paling menguntungkan (nilai moral). Maka dari itu, manusia
harus beretika dalam hal apapun, karena pengertian etika itu sendiri adalah ilmu
pengetahuan tentang asas – asas ( moral ). Etika moral berkenaan dengan kebiasaan
berprilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika itu dilanggar,
timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini
berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Dewasa ini kebanyakan masyarakat
mencampur adukkan kata etika dan etikad. Kata etika berarti moral, sedangkan kata
etikat berarti sopan santun, dan tata karma. Dari latar belakang diatas maka saya akan
mencoba membahas tentang etika profesi dan eksistensinya dalam profesi hukum.

1
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 2.

3
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk memeudahkan dalam pembahasan penulis


merumuskan masalah diantra lain sebagai berikut :

1. Apa pengertian etika profesi hukum ?


2. Apa Fungsi dari kode etik profesi hukum ?
3. Bagaimana eksistensi dari etika profesi hukum ?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian etika profesi hukum.


2. Untuk mengetahui fungsi dari adanya kode etik profesi hukum.
3. Untuk mengetahui eksistensi dari etika profesi hukum

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA PROFESI HUKUM

1. Pengertian Etika

WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Umum bahasa Indonesia mengemukakan


bahwa pengertian etika adalah : ilmu pengetahuan tentang asas – asas ( moral ).
(WJS. Poerwadarminta ,1986 : 278).2

Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu
tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos yang berarti
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap. Aristoteles adalah filsuf pertama
yang berbicara tentang etika secara kritis, reflektif, dan komprehensif. aristoles pula
filsuf pertama yang menempatkan etika sebagai cabang filsafat tersendiri. Aristoteles
dalam konteks ini lebih menyoal tentang hidup yang baik dan bagaimana pula
mencapai hidup yang baik itu.

2. Pengertian Profesi

Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.3
jenis profesi yang dikenal antara lain : profesi hukum, profesi bisnis, profesi
kedokteran, profesi pendidikan (guru).

2
Suhrawardi K. Lubis,S.H,Etika Profesi Hukum,Hlm 1
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Hlm.789.

5
Dengan pengertian etika dan profesi diatas, maka dapat diambil pengertian
etika profesi hukum. Jadi etika profesi hukum adalah Ilmu tentang kesusilaan, tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam jabatannya
sebagai pelaksana hukum dari hukum yang berlaku dalam suatu negara. sesuai
dengan keperluan hukum bagi masyarakat Indonesia dewasa ini dikenal beberapa
subyek hukum berpredikat profesi hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Penasihat hukum
(advokad, pengacara), Notaris, Jaksa, Polisi.

Menurut Notohami djodjo dalam melaksanakan kewajibannya professional hukum


perlu memiliki4:
a. Sikap manusiawi, artinya tidak menanggapi hukum secara formal
belaka,melainkan kebenaran yang sesuai dengan hati nurani.
b. Sikap adil,artinya mencari kelayakan yang sesuai dengan perasaan
masyarakat.
c. Sikap patut,artinya mencari pertimbangan untuk menentukan keadilan dalam
suatu perkara konkrit.
d. Sikap jujur,artinya menyatakan sesuatu itu benar menurut apa adanya dan
menjauhi yang tidak benar dan tidak patut.
Seluruh sektor kehidupan, aktivitas, pola hidup, berpolitik baik dalam lingkup
mikro maupun makro harus selalu berlandaskan nilai-nilai etika.
Dengan berpegang pada etika, kehidupan manusia manjadi jauh lebih
bermakna, jauh dari keinginan untuk melakukan pengrusakan dan kekacauan -
kekacauan. Berlandaskan pada pengertian dan urgensi etika, maka dapat diperoleh
suatu deskripsi umum, bahwa ada titik temu antara etika dan dengan hukum.
Keduanya memiliki kesamaan substansial dan orientasi terhadap kepentingan dan tata
kehidupan manusia. Dalam hal ini etika menekankan pembicaraannya pada konstitusi
soal baik buruknya perilaku manusia.

4
. Notohamidjojo,dalam Supriadi,S.H.,M.Hum.,Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di
Indonesia,Hlm. 66

6
B. Fungsi Kode Etik Profesi Hukum
Pengertian kode etik profesi menurut Abdul Kadir Muhammad, kode etik
profesi merupakan produk etika terapan karena di hasilkan berdasarkan penerapan
pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan di ubah seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga anggota kelompok
profesi tidak akan ketinggalan jaman.5

Terjadinya pelanggaran nilai moral dan nilai kebenaran karena kebutuhan


ekonomi yang terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan psikis yang
seharusnya berbanding sama. Usaha penyelesaiannya adalah tidak lain harus kembali
kepada hakikat manusia dan untuk apa manusia itu hidup. hakikat manusia adalah
mahkluk yang menyadari bahwa yang benar, yang indah dan yang baik adalah
keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan psikis dan inilah yang
menjadi tujuan hidup manusia.

Ada dimensi fungsional mengapa etika itu perlu dituangkan dalam kode etika
profesi :
1. Menjelaskan atau menetapkan tanggung jawab kepada klien, institusi
dan masyarakat. ada sasaran konvergensi tanggung jawab yang dituju,
yakni bagaimana hak-hak istimewa klien, kelembagaan dan
masyarakat dapat ditentukan dan diperjuangkan. pengemban profesi
mendapatkan kejelasan informasi dan "buku pedoman" mengenai
kewajiban yang harus dilaksanakan, sementara klien, lembaga dan
masyarakat pun secara terbuka mengetahui hak - haknya.
2. Membantu tenaga ahli dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat jika menghadapi problem dalam pekerjaannya. Problem yang
dihadapi seperti munculnya kasus-kasus hukum baru yang
penanganannya membutuhkan kehadiran ahli atau diluar kemampuan
spesifikasi adalah membutuhkan pedoman yang jelas untuk

5
Abdul kadir Muhammad,dalam Supriadi,S.H.,M.H.Hlm 23

7
menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan, sehingga kalau
sampai terjadi seorang ahli itu misalnya tidak mampu menyelesaikan
problem yang dihadapinya tidaklah lantas dipersalahkan begitu saja.
3. Diorientasikan untuk mendukung profesi secara bermoral dan
melawan perilaku melanggar hukum dan indispliner dari anggota-
anggota tertentu. Pengemban profesi (hukum) mendapatkan pijakan
yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati perilaku sesama
pengemban profesi yang dinilai melanggar hukum. Dengan
keberadaan kode etik, akan lebih mudah ditentukan bentuk, arah dan
kemanfaatan penyelenggaraan profesi hukum.
4. Sebagai rujukan untuk menjaga prestasi dan reputasi, baik secara
individu maupun kelembagaan.

Ada beberapa fungsi kode etik6 :


1. Kode etik sebagai sarana kontrol sosial. Kode etik memberikan semacam
kriteria bagi para calon anggota kelompok profesi dan membantu
mempertahankan pandangan para anggota lama terhadap prinsip profesional
yang telah digariskan.
2. Kode-kode etik profesi mencegah pengawasan atau campur tangan yang
dilakukan oleh pemerintah atau oleh masyarakat melalui agen atau
pelaksanannya.
3. kode etik adalah untuk pengembangan patokan kehendak yang lebih tinggi.
Kode etik ini dasarnya adalah suatu perilaku yang sudah dianggap benar serta
berdasarkan metode prosedur yang benar pula.

Kode etik profesi dapat dijadikan pedoman untuk memberdayakan,


kemahiran, spesifikasi atau keahlian yang sudah dikuasai oleh pengemban profesi.
Dengan kode etik, pengemban profesi dituntut meningkatkan karier atau prestasi-
prestasinya. Kalau itu merupakan kode etik profesi hukum, maka pengemban profesi

6
Ibid.,Hlm 24

8
hukum dituntut menyelaraskan tugas-tugasnya secara benar dan bermoral. Kode etik
menjadi terasa lebih penting lagi kehadirannya ketika tantangan yang menghadang
profesi hukum makin berat dan kompleks, khususnya ketika berhadapan dengan
tantangan yang bersumber dari komunitas elit kekuasaan. sikap elit kekuasaan
terkadang bukan hanya tidak menghiraukan norma moral dan yuridis, tetapi juga
mempermainkannya.

C. Eksistensi Kode Etik Profesi

Pameo "ubi societas ibi ius" (dimana ada masyarakat, disana ada hukum)
sebenarnya mengungkapkan bahwa hukum adalah suatu gejala sosial yang bersifat
universal. Dalam setiap masyarakat, mulai dari yang paling modern sampai pada
masyarakat yang primitif, terdapat gejala sosial yang disebut hukum, apapun
namanya. Bentuk dan wujudnya berbeda-beda, tergantung pada tingkat kemajemukan
dan peradapan masyarakat yang bersangkutan.

Istilah-istilah yang bermunculan di masyarakat pun tidak berbeda dengan apa


yang dialami dengan istilah hukum, yakni seiring dengan perkembangan (dinamika)
yang terjadi dalam realitas kehidupan masyarakat. Di tengah masyarakat terdapat
pelaku-pelaku sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan lainnya, yang bisa saja
melahirkan istilah-istilah atau makna varian sejalan dengan tarik menarik
kepentingan. Perkembangan istilah-istilah yang diadaptasikan dengan dinamika sosial
budaya masyarakat kerapkali menyulitkan kalangan ahli-ahli bahasa, terutama bila
dikaitkan dengan penggunaan bahasa yang dilakukan di lingkungan jurnalistik media
cetak. Kata profesi mudah digunakan sebagai pembenaran terhadap aktifitas tertentu
yang dilakukan seseorang atau sekumpulan orang. Menurut Liliana Tedjosaputro,
suatu lapangan kerja itu dapat dikategorikan sebagai profesi diperlukan7 :

7
Liliana tedjosaputro,dalam Supriadi,S.H.,M.Hum.,Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di
Indonesia, Hlm.16.

9
1. Pengetahuan
2. Penerapan keahlian (competence of application)
3. Tanggung jawab sosial (social responsibility)
4. self control
5. pengakuan oleh masyarakat (social sanction)

Profesi hukum memiliki tempat yang istimewa ditengah masyarakat, apalagi


jika dikaitkan dengan eksistensi konstitusional kenegaraan yang telah
mendeklarasikan diri sebagai negara hukum (rechstaat). Profesi hukum pun
berangkat dari suatu proses, yang kemudian melahirkan pelaku hukum yang handal.
Penguasaan terhadap perundang-undangan, hukum yang sedang berlaku dan diikuti
dengan aspek aplikatifnya menjadi substansi profesi hukum. Tanggung jawab seorang
yang profesional, menurut Wawan Setiawan, paling tidak harus bertanggung jawab
kepada :

1. Klien dan masyarakat yang dilayaninya;


2. Sesama profesi dan kelompok profesinya;
3. Pemerintah dan negaranya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kehidupan manusia dalam melakukan interaksi sosialnya selalu akan


berpatokan kepada norma atau tatanan hukum yang berada dalam masyarakat
tersebut. Pengertian dari etika profesi hukum adalah Ilmu tentang kesusilaan, tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam jabatannya
sebagai pelaksana hukum dari hukum yang berlaku dalam suatu Negara.

Etika diperlukan oleh kaum beragama yang di satu pihak diperlukan untuk
menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaan mereka, dilain pihak mau
berpastisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang berubah itu.

B. SARAN
Profesi Hukum adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobel ) karna
bertujuan menegakkan hukum dan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Harapan
masyarakat di Negara ini agar para pekerja di profesi hukum dapat benar-benar
menjalani perannya secara adil dan menegakkan keadilan yang sesungguhnya dan
dapat menjiwai secara sungguh-sungguh kode etik dalam menjalankan profesinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

K.Lubis Suhrawardi,1994. Etika Profesi Hukum,Jakarta:Sinar Grafika.

Supriadi,2008.Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di


Indonesia,Jakarta: Sinar Grafika.

Poedjawiyatna,2003,Etika Filsafat Tingkah Laku,Jakarta: Rineka Cipta.

Abdulkadir Muhammad, 1997. Etika Profesi Hukum , , Bandung: Citra


Aditya Bakti.

http//www.google.co.id,Pengertian etika profesi hukum

UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusi

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Pakan Bebas
    Pakan Bebas
    Dokumen11 halaman
    Pakan Bebas
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Ayam Arab
     Ayam Arab
    Dokumen28 halaman
    Ayam Arab
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Retno
    Jurnal Retno
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Retno
    Hafiz Fath
    Belum ada peringkat
  • Abstrak PDF
    Abstrak PDF
    Dokumen2 halaman
    Abstrak PDF
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 2085 4078 1 SM PDF
    2085 4078 1 SM PDF
    Dokumen7 halaman
    2085 4078 1 SM PDF
    alief
    Belum ada peringkat
  • Tugas Makalah Dila Amalia & Nur Arifa In.
    Tugas Makalah Dila Amalia & Nur Arifa In.
    Dokumen16 halaman
    Tugas Makalah Dila Amalia & Nur Arifa In.
    frysye gumansalangi
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen5 halaman
    1 PB
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 685 1348 1 SM PDF
    685 1348 1 SM PDF
    Dokumen9 halaman
    685 1348 1 SM PDF
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Pakan Bebas
    Pakan Bebas
    Dokumen11 halaman
    Pakan Bebas
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 685 1348 1 SM
    685 1348 1 SM
    Dokumen9 halaman
    685 1348 1 SM
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen15 halaman
    Jurnal
    Nurul
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen28 halaman
    Contoh Proposal
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Pakan Bebas
    Pakan Bebas
    Dokumen11 halaman
    Pakan Bebas
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen8 halaman
    1 SM
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah
    Tugas Kuliah
    Dokumen17 halaman
    Tugas Kuliah
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • H09lin PDF
    H09lin PDF
    Dokumen157 halaman
    H09lin PDF
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Massa Kalsium Dan Protei Pada Ayam Arab
    Massa Kalsium Dan Protei Pada Ayam Arab
    Dokumen10 halaman
    Massa Kalsium Dan Protei Pada Ayam Arab
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Kasus Penyelesaian Sengketa Perdata
    Kasus Penyelesaian Sengketa Perdata
    Dokumen5 halaman
    Kasus Penyelesaian Sengketa Perdata
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Ayam Arab
     Ayam Arab
    Dokumen28 halaman
    Ayam Arab
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • D15 Man
    D15 Man
    Dokumen32 halaman
    D15 Man
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Revisi Pedoman PHBD 2016 PDF
    Revisi Pedoman PHBD 2016 PDF
    Dokumen26 halaman
    Revisi Pedoman PHBD 2016 PDF
    Eko Ariyanto Wong Plembang
    Belum ada peringkat
  • UU No. 32 Tahun 2009
    UU No. 32 Tahun 2009
    Dokumen110 halaman
    UU No. 32 Tahun 2009
    Sumarlina
    100% (5)
  • Bab I, Iv, Daftar Pustaka PDF
    Bab I, Iv, Daftar Pustaka PDF
    Dokumen65 halaman
    Bab I, Iv, Daftar Pustaka PDF
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Ayam Arab
    Ayam Arab
    Dokumen2 halaman
    Ayam Arab
    asgi_aja4462
    Belum ada peringkat
  • Tata Ibadat Sabda
    Tata Ibadat Sabda
    Dokumen3 halaman
    Tata Ibadat Sabda
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Tata Ibadat Sabda
    Tata Ibadat Sabda
    Dokumen3 halaman
    Tata Ibadat Sabda
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Kementrian Riset
    Kementrian Riset
    Dokumen1 halaman
    Kementrian Riset
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Profile DISC Test
    Profile DISC Test
    Dokumen3 halaman
    Profile DISC Test
    'Marga Maun'
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ani
    Proposal Ani
    Dokumen9 halaman
    Proposal Ani
    Togi Marito Pasaribu
    Belum ada peringkat