Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III,
kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan memperoleh
hasil yang maksimal, adapun isi dari makalah ini yaitu membahas mengenai Asuhan
Keperawatan Cedera Kepala & Stroke. Disamping itu kami berharap bahwa makalah ini
dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
lagi.
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih ada kekurangan sehingga kami
berharap saran dan kritik dari pembaca dan khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 25
B. Saran ...................................................................................................................... 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 80% penderita trauma yang datang ke rumah sakit selalu disertai cedera
kepala. Sebagaian besar penderita trauma kepala disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas,berupa tabrakan sepeda motor,mobil,sepeda dan penyeberang jalan yang ditabrak.
Sisanya disebabkan oleh jatuh dari ketinggian,tertimpa benda (ranting pohon,kayu,dll),
olahraga, korban kekerasan (misalnya: senjata api,golok,parang,batang kayu,palu,dll)
Kontribusi paling banyak terhadap trauma kepala serius adalah ada kecelakaan sepeda
motor,dan sebagian besar diantaranya tidak menggunakan helm atau menggunakan helm
yang tidak memadai (>85%). Dalam hal ini dimaksud dengan tidak memadai adalah helm
yang terlalu tipis dan penggunaan helm tanpa ikatan yang memadai,sehingga saat penderita
terjatuh,helm sudah terlepas sebelum kepala membentur lantai.
Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir
semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban
ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan
perusahaan asuransi kesehatan.\
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah utama
di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini
diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi,
dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi
keharusan, terlebih bila melihatangka penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke
tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan
meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun makalah
mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Trauma kepala dan Stroke?
2. Apa penyebab terjadinya Trauma kepala dan Stroke?
3. Apa tanda dan gejala yang dapat menimbulkan Trauma kepala dan Stroke?
4. Bagaimana patofisiologi dari Trauma kepala dan Stroke?
3
5. Bagaimana asuhan keperawatan dari Trauma kepala dan Stroke?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Trauma kepala dan Stroke
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Trauma kepala dan Stroke
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang dapat menimbulkan Trauma kepala dan
Stroke
4. Untuk mengetahui patofisiologi Trauma kepala dan Stroke
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari Trauma kepala dan Stroke
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b. CKS (Cidera Kepal Sedang)
GCS 9-13.
Ditemukan kalainan pada CT scan otak.
Diperlukan tindakan operasi untuk lesi intrakranial.
Dirawat di RS setidaknya 48 jam.
c. CKB(Cidera Kepala Berat)bila dalam waktu 48 jam setelah trauma, nilai GCS
<9
2) Cedera kepala dapat di klasifikasikan berdasarkan patologi seperti berikut:
a. Cedera Kulit Kepala
Luka pada kulit kepala merupakan tempat masuknya kuman yang
dapat menyebabkan infeksi intrakinal. Trauma dapat menyebabkan abrasi,
kontusio, atau avuisi. (Fransisca, 2008, 96)
b. Fraktur Tengkorak
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak yang
disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak.
Adanyan fraktur tengkorak dapat menimbulkan dampak tekanan yang kuat.
Fraktur tengkorak dapat terbuka atau tertutup. Pada fraktur tngkorak terbuka
terjadi kerusakan pada dura meter sedangkan pada fraktur tertutup keadaan
durameter tidak rusak.
c. Cedera Otak
Pertimbangan paling penting pada cedera kepala manapun adalah
apakah otak tengah atau tidak mengalami cedera. Cedera minor dapat
menyebabkan kerusakan otak bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen
dan glukosa sampai derajat tertentu yang bermakna. Sel-sel otak
mambutuhkan suplaidarah terus-menerus untuk memperoleh nutrisi.
Kerusakan otak bersifat irreversible. Sel-sel otak yang mati diakibatkan karena
aliran darah berhenti mengalir haya beberapa menit saja dan kerusakan neuron
tidak dapat mengalami regenerasi. Cedera otak serius dapat terjadi, dengan /
tanpa fraktur tengkorak. Setelah pukulan atau cedera pada kepala yang
menimbulkan konstusio, laserasi dan pendarahan (hemoragik) otak.
d. Komosio Serebri (Cedera kepala ringan)
Setelah cidera kepala ringan, akan terjadi kehilangan fungsi neurologis
sementara dan tanpa kerusakan struktur. Komosio umumnya meliputi suatu
6
periode tidak sadar yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa
menit. Keadaan komosio ditunjukkan dengan gejala pusing atau berkunang-
kunang dan terjadi kehilangan kesadaran penuh sesaat. Jika jaringan otak di
lobus prontal terkena, klien akan berperilaku sedikit aneh, sementara jika
lobus temporal yang terkena maka akan menimbulkan amnesia atau
disorientasi.
e. Kontusio serebri (cedera kepala berat)
Kontusio serebri (cerebri contusion) merupakan cedera kepala berat, di
mana otak mengalami memar dengan kemungkinan adanya daerah yang
mengalami perdarahan (hemoragik-hemorrhage). Klien berada pada periode
tidak sadarkan diri. Gejala akan timbul dan lebih khas. Klien terbaring
kehilangan gerakan, denyut nadi lemah, pernapasan dangkal, kulit dingin dan
pucat. Sering terjadi defikasi dan berkemih tanpa disadari. Klien dapat
diusahakan bangun tetapi segera bangun kembali ke dalam keadaan tidak
sadar. Tekanan darah dan suhu subnormal dan gambaran sama dengan syok.
Umumnya individu yang mengalami cedera luas mengalami fungsi
motorik abnormal, gerakan mata abnormal, dan peningkatanTIK yang
merupakan prognosis buruk. Sebaliknya, klien dapat meengalami pemulihan
kesadaran penuh dan mungkin melewati tahap peka rangsang serebral.
f. Hemoragik Intrakanial
Penggumpalan darah (hematoma) yang terjadi di dalam kubah cranial
adalah akibat yang paling serius dari hemoragik cedera kepala. Penimbunan
darah pada rongga epidural (epidural hematoma), subdural, atau intraserebral,
bergantung pada lokasinya. Deteksi dan penanganan hematoma seringkali
lambat dilakukan sehingga akhirnya hematoma tersebut cukup besaruntuk
menyebabkan distorsi dan herniasi otak serta peningkatan TIK.
g. Hematoma epidural
Setelah cedera kepala, darah berkumpul di dalam ruang epidural
(ekstradural) di antara tengkorak dan dura meter. Keadaan ini sering
diakibatkan karena terjadifraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri
meninggael tengah putus atau rusak (laserasi) di mana arteri ini berada
diantara durameter dan tengkorak daerah infrerior menuju bagian tipis tulang
temporal- dan terjadi hemoragik sehingga menyebabkan penekanan pada otak.
7
h. Hematoma Subdural
Hematoma subdural adalah penggumpalan darah pada ruang diantara
dura meter dan dasr otak, yang pada keadaan normal diisi oleh cairan.
Hematoma subdural paling sering disebabkan karena trauma, tetapi dapat juga
terjadi karena kecenderungan pendarahan yang serius dan aneurisma.
Hematoma subdural lebih sering terjadi pada vena dan merupakan akibat dari
putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani ruang subdural.
i. Hemoragik intraserebral
Hemoragik intraserebral adalah pendarahan ked ala subtansia otak.
Hemoragik ini biasanya terjadi pada cedera kepala dimana tekanan mendesak
ke kepala sampai ke daerah kecil (cedera peluru atau luka tembak; cedera
tumpul). Hemoragik ini di dalam otak mungkin juga diakibatkan oleh
hiperensi sitemik yang menyebabkan degenerasi dan rupture pembuluh darah;
rupture kantong aneurisma; anomaly vaskuler; tumor intrakanial; penyebab
sistemik termasuk gangguan pendarahan seperti leukemia, hemofolia, anemia
aplastik, dan trombositopenia; dan komplikasi terapi antikoagulan.
D. Patofisiologi Cedera Kepala
Patofisiologi Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan
berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala.
Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak
membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul,
atau karena kena lemparan benda tumpul.
Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang
secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah.
Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan
kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah
secara kasar dan cepat.
8
E. Pathway
F. Manifestasi Klinik
2. Kebingungan
3. Iritabel
4. Pucat
6. Pusing
8. Terdapat hematoma
9. Kecemasan
9
10. Sukar untuk dibangunkan
11. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
Menurut Price &Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran
darahmelalui sistem suplai arteri otak.
B. Klasifikasi Stroke
a) Stroke Non Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang
ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau
hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia
(kesulitan menelan). Stroke non hemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke
embolik dan stroke trombotik (Wanhari,2008).
b) Stroke Hemoragik
10
C. Etiologi Stroke
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
empat kejadian yaitu:
D. Manifestasi Klinik
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006), tanda dan gejala
penyakit stroke :
1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
2. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
3. Penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata.
4. Pusing & sakit kepala berat
5. Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
6. Bicara tidak jelas (pelo)
7. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
8. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
9. Ketidakseimbangan tubuh dan terjatuh
10. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
11. Mual dan Muntah
12. Penurunan Kesadaran
13. Kejang
14. Penglihatan Kabur
11
E. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh
darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada
otak melalui empat mekanisme, yaitu :
F. Penatalaksanaan
1. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena
dapat memperhebat edema serebri.
2. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
3. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
4. Pemeriksaan EKG
5. Pemeriksaan rontgen toraks.
12
6. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit, Kimia darah
(glukosa, ureum, kreatinin danelektrolit), PT (Prothrombin Time)/PTT
(PartialThromboplastin time)
13
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan insiden stroke iskemik bertahun-
tahun setelah trauma kepala.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
15
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
16
8. Pola koping
Stresor Ny. S adalah kebutuhan keluarga terhadap diri Ny. S yang sedang sakit,
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas normal seperti biasanya.
9. Pola seksual dan reproduksi
Tidak dikaji
10. Pola peran dan hubungan
Klien sebagai ibu rumah tangga dan sangat menyayangi keluarganya.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien menganut agama islam, selama sakit ia menjadi terhambat dalam melakukan
aktivitas ibadahnya.
17
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan
d) Abdomen : - Inspeksi : Datar, tidak ada jejas
- Auskultasi : Bising usus normal
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Thympani
e) Extermitas Atas dan Bawah : Terdapat kelemahan pada extermitas dextra
f) Nervous Cranial (NC)
V. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan : Tampak pendarahan di pons 1.2 cc (Hasil gambaran CT Scan lakunaar
infark kiri)
18
2. Foto Thorax : CTR<50% tampak gambaran Fibroinfitrat paru kanan
3. Hasil Laboratorium :
a) Hb : 13,6
b) Ht : 40
c) Leukosit : 8.800
d) Trombosit : 277.000
e) MCV: 83
f) MCH: 28
g) MCHC: 34
h) Ureum: 27
i) Kreatinin: 0,9
j) GDS : 131
k) Kalium: 4
l) klorida: 111
m) Natrium: 135
4. Analisa gas darah :
a) apH: 7,449
b) PCO2: 29,5
c) PO2: 97
d) SO2: 97,8
e) BE ecf: -3,5
f) Beb:-1,5
g) SBc: 23,2
h) HCO3: 20,7
i) TCO2: 21,6
Terapi Farmakologi :
1. Inf Asering 20tpm
2. Ranitidin 2x1
3. Amlodipine 5mg 1x1 pada malam hari
4. inj piracetam 1 gr. 3x 1
19
VI. Analisa Data
No Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah
Keperawatan
1 Ds : Pasien mengangguk Stroke Hemaragik Gangguan perfusi
saat ditanya pusing serebral
Do :
- Pasien mngalami Tekanan Sistemik
penurunan
kesadaran
- Tekakan darah Pendarahan
140/90 mmHg Arachnoid/ventrikal
- Pasien
mengalami
kesulitan PTIK/Herniaris serebral
berbicara
- Hasil CT – scan
ICH ganglia Suplai darah kejaringan serebral
basalis sinistra tidak adekuat
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan mobilitas
Do : fisik
- Pasien
mengalami Tekanan Sistemik
kelemahan pada
ekstrimitas
kanan Pendarahan
- Hanya bisa Arachnoid/ventrikel
beraktifitas
ditempat tidur
- Kemampuan Hematama serebral
pergerakan sendi
terbatas
- Kekuatan otot Vasopasme arteri serebral/saraf
- 0 5 serebral
20
3 5
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemister kiri
Hemiparase/plegi kanan
21
anggota gerak serebral
- seluruh aktifitas
pasien dibantu
perawat Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemistes kiri
hemiparase/plegi kanan
22
PTIK keadaan umum
pasien
5. Dapat
digunakan
untuk
mencegah
pendarahan
serta
memperbaiki
aliran darah
serebral
2. Gangguan setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. TTV
mobilitas fisik tindakan keperawatan 2 2. Kaji kemampuan menunjukan
b/d kerusakan x 24 jam diharapkan pasien dalam perubahan
neuromuskuler pasien tidak mengalami Mobilisasi kondisi
gangguan mobilitas 3. Kaji kekuatan otot 2. Mengetahui
fisik dengan KH pasien kemampuan
- Nilai kekuatan 4. Latih rentang gerak mobilisasi
otot meningkat rom pasien
Dapat menggerakan 5. Ubah posisi klien 3. Mengetahui
Ekstremitar tangan kekuatan otot
kanan dan kaki kanan pasien
4. Melatih
pergerakan
otot agar tidak
kaku
5. Mencegah
kekakuan
3. Defisit setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Melihat
perawatan diri tindakan keperawatan 2 klien dalam kemampuan
b/d imobilitas x 24 jam diharapkan perawatan diri klien dalam
fisik kebutuhan perawatan 2. Bantu klien dalam perawatan diri
diri pasien terpenuhi personal hygie 2. Membantu
23
dengan KH 3. Rapihkan tempat memenuhi
- Klien bersih tidur klien jika kotor kebutuhan
rapi dan tidak / berantakan personal hygie
bau 4. Libatkan keluarga klien
Dapat melakukan dalam melakukan 3. Menjaga
personal perawatan diri kerapiahn
pasien klien
4. Mengajarkan
keluarga
melakukan
perwatan diri
ketika
dirumah
24
BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kecelakaan lalu lintas, cedera kepala biasanya terjadi karena kepala yang sedang
bergerak mendadak berhenti atau terpantul kembali.
Cedera otak traumatis bisa menyebabkan kerusakan otak. Pasca trauma kepala,
mungkin akan ada perdarahan dalam otak, yang mengiritasi jaringan otak. Perdarahan
juga menurunkan aliran darah ke otak dikarenakan adanya kebocoran darah akibat
robeknya pembuluh darah.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembelajaran serta kami berharap kritik dan saran yang membangun.
25
DAFTAR PUSTAKA
26