Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa lanjut usia merupakan tahap terakhir dari tahapan
Selain itu tugas perkembangan yang harus dilalui lansia yaitu lansia harus
internal pada lanjut usia meliputi persepsi individu dengan gejala berupa
kekumuhan dan lain-lain. Stress dan tekanan sosial juga seringkali menjadi
penyebab depresi pada lanjut usia (Santoso, 2009). Lebih dari 20% lansia
1
berusia 60 tahun atau lebih menderita gangguan mental atau neurologis
dan 6,6% dari semua gangguan pada usia 60 tahun disebabkan oleh
pada kelompok usia ini adalah demensia dan depresi, yang masing-masing
tua(WHO,2017).
Prevalensi depresi pada lansia di dunia dengan usia rata-rata 60
mayor diperkirakan sekitar 1-4%. Angka ini sama dengan inside sebesar
keluarga dan angka depresi meningkat secara drastis pada lansia yang
2
panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang (Stanley & Beare,
dalam Sari,2016).
Gangguan depresi pada umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup
depresi, hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor–faktor lain yang
terjadi bahwa depresi disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi lebih sering
merupakan fase saat individu melakukan tinjauan hidup (life review) dan
(Hawari, 2011).
Depresi berhubungan dengan suatu emosi yang normal yang
3
lansia seringkali tidak terdeteksi, salah didiagnosis, atau tidak ditangani
medis dalam proses penuaan, bukan sebagai tanda dari depresi itu sendiri
kejadian depresi pada lansia dua kali lipat lebih tinggi daripada orang
sedangkan gejala yang timbul adalah seperti adanya gejala secara fisik
kurangnya aktivitas atau aktivitas yang menurun dan gejala secara psikis
seperti hilangnya rasa percaya diri dan sensitif. Selain itu depresi juga
tidak berharga, putus asa, agitasi, rasa bersalah dan perasaan kesepian (Das
J,et al,2014).
Kesepian sendiri diartikan sebagai loneliness dalam bahasa Inggris,
yang berarti suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan
dengan orang lain (Bruno, dalam basuki 2017 ). Menurut Peplau &
4
Perlman (dalam Tiikkainen dan Heikkinen, 2010) memandang kesepian
memperburuk efek dari hidup sendiri pada lansia (Anestad dan Bratteteig,
2013).
Kesepian biasanya dialami oleh lanjut usia karena meninggalnya
adalah suatu hal yang berbeda. Ada sebagian lanjut usia yang tinggal
lansia yang tinggal sendiri di rumah, yaitu: alasan lansia hidup sendiri di
usia tua, dampak hidup sendiri di usia tua, dan ketakutan terkait dengan
hidup sendiri di usia tua. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa dampak
5
negatif hidup sendiri pada lansia yaitu: perasaan kesepian dan isolasi
sosial.
Hasil penelitian yang diperoleh Wulandari (2011) menyatakan
bahwa proporsi depresi pada lanjut usia di komunitas (60%) lebih besar
daripada proporsi depresi pada lanjut usia di panti wreda (38,5%). Uji
beda kejadian dan tingkat depresi mendapatkan nilai p=0,030 dan p=0,036.
panti wreda mendapatkan nilai p<0,05. Semua faktor risiko yang diteliti
yang rendah/lemah tapi pasti antara kesepian dengan depresi pada lansia di
tingkat korelasi sedang, dan sebagian besar lansia yang mengalami depresi
rendah sebanyak 36,7% dan tingkat kesepian tinggi 25 % dan hasil tingkat
6
depresi sedang hingga berat dan 23,3% lansia tidak mengalami depresi.
tersebut.
Dari hasil studi pendahuluan pada bulan maret di Desa Candirejo
terdapat 5 lansia mengalami depresi ringan dengan hasil tidak puas dengan
sedang.
Berdasarkan uraian diatas,peneliti tertarik untuk meneliti “
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan diatas maka peneliti merumuskan masalah adakah
B. Tujuan Penelitian
7
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat kesepian dengan kejadian depresi di Desa
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk