Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ukuran populasi suatu spesies sangat penting diketahui karena untuk

mengetahui kekayaan/kelimpahannya disuatu kawasan (alam), ukuran populasi

merupakan data dasar untuk menilai kemungkinan kelangsungan atau

keterancaman keberadaannya di alam, dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan manajemen satwaliar. Ukuran populasi dapat juga digunakan sebagai

dasar dalam pendugaan kualitas lingkungan (habitat) walaupun secara umum

tidak akan lebih baik bila didasarkan pada keanekaragaman. Perubahan ukuran

populasi dalam suatu kawasan tertentu dapat merupakan indikasi terjadinya

perubahan kualitas lingkungan. Peningkatan ukuran populasi dapat terjadi bila

kondisi lingkungan membaik, paling tidak daya dukung lingkungan masih

memungkinkan berkembangnya populasi dan sebaliknya penurunan ukuran

populasi akan terjadi bila kondisi lingkungan memburuk.

Jumlah populasi baik manusia, hewan, tumbuhan, berubah setiap

waktu. Informasi mengenai jumlah populasi ini dibutuhkan untuk mengetahui

keragaman dan kemelimpahan suatu makhluk hidup agar tetap terjaga

kelestariannya. Estimasi ukuran populasi secara akurat sangat susah dilakukan,

dan memerlukan teknik/metode tersendiri. Metode-metode yang digunakan

secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu

penghitungan seluruh anggota populasi secara langsung, pendugaan ukuran

populasi berdasarkan densitas, dan pendugaan berdasarkan tanda-tanda khas

(dari suatu spesies) yang ditinggalkan.


Ukuran pendugaan populasi dapat diperkirakan dengan teknik Capture

Mark Release Recapture (CMRR) yaitu menangkap dan menandai individu

yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepaskan kembali sampel

yang sudah ditandai ke populasi dan menangkap kembali sampel secara acak

dari populasi pada waktu selanjutnya. Capture MarkRelease Recapture

(CMRR) mempunyai tiga metode yang terdapat dalam teknik Capture Mark

Release Recapture (CMRR) yaitu metode Licoln-Petersen, Schnabel dan

Schumacher-Eschmey. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan

praktikum ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

mengetahui pendugaan besar populasi dalam suatu tempat dan metode yang

digunakan untuk mengetahui pendugaan besar populasi?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

cara pendugaan besar populasi dalam suatu tempat dan metode yang digunakan

untuk mengetahui pendugaan besar populasi

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara pendugaan

besar populasi dalam suatu tempat dan metode yang digunakan untuk

mengetahui pendugaan besar populasi


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekosistem

Ekosistem merupakan lingkungan biologi yang berisi organisme hidup,

non-biotik, dan komponen fisik yang saling berinteraksi. Perbedaan struktur

dan komposisi penyusun suatu ekosistem menyebabkan perbedaan karakter

ekosistem yang mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan biota yang

tinggal di dalamnya. Ekosistem mencakup penggabungan dari setiap unit

biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan

lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik

tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.

Ekosistem dalam kehidupan memiliki berbagai macam organisme (Erawati,

2010).

B. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah suatu istilah yang mencakup semua

bentuk kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan dan

mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi. Arus globalisasi

dan efesiensi menuntut suatu keseragaman sehingga mengakibatkan krisis

keseragaman diberbagai bidang. Keragaman dianggap sebagai in-efesien dan

primitif, dimana keseragaman adalah efesien dan modern. Hal yang sama ini

juga terjadi pada keragaman hayati atau sering disebut dengan keanekaragaman

hayati. Proses penyeragaman sudah terjadi pada semua aspek sehingga terjadi

penekanan pada perkembangan keragaman genetik (Sutoyo, 2010).


C. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar kita.

Lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan

makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia

teutama lingkungan tumbuhan. Lingkungan tumbuhan merupakan sistem

kompleks yang berinteraksi berbagai faktor yang saling mempengaruhi yakni

salah satunya adalah vegetasi. Vegetasi adalah suatu sistem dinamik yang

selalu mengalami pergantian dan dipengarihi oleh berbagai faktor lingkungan,

sehingga kondisi ekstrim suatu habitat yang tidak menguntungkan dapat

berubah menjadi habitat optimum bagi pertumbuhan (Suryani, 2013).

D. Populasi

Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama

(takson tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu.

Suatu populasi memiliki sifat-sifat tertentu; seperti kepadatan, laju kelahiran,

laju kematian, sebaran umur dan sex. Sifat-sifat ini dapat dijadikan sebagai

parameter untuk mengetahui suatu kondisi suatu populasi secara alami maupun

perubahan kondisi populasi karena adanya pengaruh perubahan lingkungan.

Densitas sebagai salah satu sifat populasi merupakan cerminan ukuran populasi

(jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu. Perubahan ukuran

populasi dalam suatu kawasan tertentu dapat dijadikan indikasi terjadinya

perubahan kualitas lingkungan. Peningkatan ukuran populasi dapat terjadi bila


kondisi lingkungan membaik, paling tidak daya dukung lingkungan masih

memungkinkan berkembangnya populasi dan sebaliknya, penurunan ukuran

populasi akan terjadi bila kondisi lingkungan memburuk (Tobing, 2012).

E. Rantai Makanan

Rantai makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari

beberapa spesies organisme. Bagian paling sederhana dari suatu rantai

makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa

(prey) dengan pemangsa (predator). Model yang mendiskripsi kan interaksi dua

spesies yang terdiri dari prey dan predator adalah model rantai makanan dua

spesies. Kehadiran predator memberikan pengaruh pada jumlah prey. Interaksi

tiga spesies, kehadiran predator kedua berpengaruh pada jumlah predator

pertama dan prey sehingga dalam rantai makanan setiap komponennya saling

memberikan pengaruh. Model yang mendiskripsikan interaksi tiga spesies yang

terdiri dari prey, predator pertama dan predator kedua adalah model rantai

makanan tiga spesies (Praktikno, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Erawati, N.V. dan Kahono, S., 2010, Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang
dan Kerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem Pegunungan di Taman
Nasional Gunung Halimun-Salak, Jurnal Entomol Indon, 7(2): 100-115
Pratikno, W.B. dan Sunarsih, 2010, Model Dinamis Rantai Makanan Tiga Spesies,
Jurnal Matematika, 13(3): 151-158
Suryani, T., 2013, Pengaruh Proses Belajar melalui Inkuiri Sosial terhadap
Pemahaman Konsep dan Internalisasi Nilai Peduli Lingkungan dalam
Pembelajaran Ips, Universitas Pendidikan Kesehatan, Palu

Sutoyo, 2010, Keanekaragaman Hayati Indonesia, Jurnal Buana Sains, 10(2):


101-106
Tobing, I.S.L., 2012, Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata,
Jurnal Vis Vitalis, 1(1): 43-52
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
PERCOBAAN IV
PENDUGAAN BESAR POPULASI

OLEH :

NAMA : ARIG AL FATH ODE


STAMBUK : F1D218013
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : TRI CAHYO HARIYANTO

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

Anda mungkin juga menyukai