Air laut merupakan zat pelarut yang bersifat sangat berdaya yang mampu
melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar daripada zat cair ain. Air
laut berasa asin karena megandung garam yang disebut salinitas. Salinitas adalah
bilangan yang menunjukkan berapa gram garam-garaman yang larut dalam air
laut tiap-tiap kilogram biasanya dinyatakan dalam persen. menutupi hampir 71%
meliputi penguapan, curah hujan, air sungai, letak dan ukuran laut, arus laut dan
menjadi air bersih dan sehat. Penjernihan air didasarkan pada sifat-sifat koloid
yaitu koagulasi dan adsorpsi. Koagulasi terjadi akibat tidak setabilnya sistem
koloid yang disebabkan penambahan zat elektrolit kedalam sistem koloid tersebut.
mengetahui cara penyaringan air laut yang baik dan benar guna mendapatkan air
laut murni. Sampel air laut pada praktikum ini diambil di daerah kecamatan mata
dinas perikanan dan kelautan Sulawesi Tenggara tepatnya di Balai Benih Udang.
Pemilihan tempat ini dilakukan karena sampel airnya sudah steril sehingga tidak
perlu lagi mensterilkannya. Proses penyaringan air laut dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya saringan kain katun, saringan kapas, aerasi, saringan
pasir lambat (SPL), saringan pasir cepat (SPC), saringan arang, saringan air
sederhana, saringan keramik dan saringan cadas. Praktikum ini menggunakan
teknik saringan kapas disamping sederhana juga karena dapat membersihkan air
dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air. Penunjangan kegiatan
praktikum tidak akan lepas dengan namanya alat dan bahan. Alat yang digunakan
pada praktikum ini meliputi botol aqua, kain kasa, kapas, galon, botol UC dan
aluminum foil. Bahan yang digunakan meliputi air laut dengan salinitas 25-30
PSU. Kinerja penyaringan air laut dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan,
selanjutnya buatlah corong dengan memotong bagian bawah botol aqua. Tujuan
dibuat, langkah selanjutnya ikat bagian atas corong tersebut dengan kain kasa.
Pengikatan kain kasa bertujuan untuk melindungi air dari kontaminasi dari luar
selama proses penyaringan. Setelah pengikatan kain kasa ini, selanjutnya corong
ditaruh diatas mulut galon. Menghubungkan corong dengan mulut galon ini
bertujuan agar air saringan dapat masuk kedalam galon tanpa meleset. Langkah
kotoran pada air tersebut. Terakhir, tuangkan air kedalam corong dengan posisi
tutup botol berada di bawah sehingga penyaringan berjalan dan setelah selesai
tutup mulut galon tersebut dengan alumunium foil. Penutupan dengan alumunium
foil bertujuan untuk menjaga air hasil penyaringan agar tidak terkontaminasi dari
A. Pembuatan Corong
Corong
Kapas
Kain kasa
termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah yang dapat ditemukan pada habitat
perairan laut maupun perairan tawar. Mikroalga memiliki ukuran sel 3-30 µm,
dengan bentuk yang beragam seperti bulat, ellips, silinder. Mikroalga tidak
memiliki akar, batang dan daun sejati, sehingga mikroalga termasuk dalam filum
walne. Media Walne merupakan media kultur yang baik bagi pertumbuhan
Kelebihan media walne dibanding media lain adalah kelimpahan sel dan
Praktikum ini merupakan kelanjutan dari penyaringan air laut yakni akan
dibuat media untuk kultur mikroalga. Keberhasilan praktikum ini tentu melibatkan
penyiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan ada praktikum ini meliputi
autoclave, Erlenmeyer, alumunium foil, timbangan analitik, spatula, pupuk walne,
sodium metasilicate dan air laut yang telah difilter. Proses kinerja pada praktikum
ini pertama dimulai dengan penyiapan alat dan bahan, kemudian autoclave air laut
kembali air laut filteran. Tahap selanjutnya, siapkan botol UC dengan catatan
harus dibersihkan dahulu dengan alkohol agar botol UC tersebut dapat steril dari
100 ml dan suntikkan juga pupuk walne sebanyak 1 ml yang kemudian lakukan
umum yaitu media, derajat keasaman (pH), temperatur, intensitas cahaya dan
1. Media
sumber nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Media ini harus disesuaikan
dengan jenis mikroalga yang akan dikultivasi. Media harus memiliki kandungan
nutrien yang sesuai agar kelangsungan hidup mikroalga dapat tumbuh dengan
mikronutrien. Unsur makronutrien seperti karbon (C), posfor (P), nitrogen (N),
magnesium (Mg), Natrium (Na) dan silikon (S) sedangkan mikronutrien seperti
energi yang dibutuhkan mikroalga, baik berupa sinar matahari langsung ataupun
sebagian besar dalam proses fotosintesis dan photoadaptation. Proses ini, sel-sel
alga akan mengalami perubahan dinamis dalam komposisi biokimia sel, biofisik
3. Temperatur
dapat berubah sesuai dengan jenis mikroalga yang dikultivasi. Sebagian besar
o o
mikroalga dapat mentoleransi antara 16-35 C. Temperatur <16 C dapat
4. Salinitas