P T
3 4
4
2 2 3
0 1 1 0
V S
Keterangan grafik
1
Pada langkah hisap campuran udara-bahan bakar dari karburator terhisap masuk
ke dalam silinder dengan bergeraknya piston ke bawah, dari TMA menuju TMB.
Katup hisap pada posisi terbuka, sedang katup buang pada posisi tertutup. Di
akhir langkah hisap, katup hisap tertutup secara otomatis. Fluida kerja dianggap
sebagai gas ideal dengan kalor spesifik konstan. Proses dianggap berlangsung
pada tekanan konstan.
b. Proses 1-2 : Langkah kompresi
Pada langkah kompresi katup hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup.
Selanjutnya piston bergerak ke atas, dari TMB menuju TMA. Akibatnya campuran
udara-bahan bakar terkompresi. Proses kompresi ini menyebabkan terjadinya
kenaikan temperatur dan tekanan campuran tersebut, karena volumenya
semakin kecil. Campuran udara-bahan bakar terkompresi ini menjadi campuran
yang sangat mudah terbakar. Proses kompresi ini dianggap berlangsung secara
isentropik.
c. Proses 2-3 : Langkah pembakaran volume konstan
Pada saat piston hampir mencapai TMA, loncatan nyala api listrik diantara kedua
elektroda busi diberikan ke campuran udara-bahan bakar terkompresi sehingga
sesaat kemudian campuran udara-bahan bakar ini terbakar. Akibatnya terjadi
kenaikan temperatur dan tekanan yang drastis. Kedua katup pada posisi
tertutup. Proses ini dianggap sebagai proses pemasukan panas (kalor) pada
volume konstan.
d. Proses 3-4 : Langkah kerja/ekspansi (Expansion)
Kedua katup masih pada posisi tertutup. Gas pembakaran yang terjadi
selanjutnya mampu mendorong piston untuk bergerak kembali dari TMA menuju
TMB. Dengan bergeraknya piston menuju TMB, maka volume gas pembakaran di
dalam silinder semakin bertambah, akibatnya temperatur dan tekanannya turun.
Proses ekspansi ini dianggap berlangsung secara isentropik.
2
e. Proses 4-1 : Langkah buang volume konstan (Exhaust)
saat piston telah mencapai TMB, katup buang telah terbuka secara otomatis
sedangkan katup hisap masih pada posisi tertutup. Langkah ini dianggap sebagai
langkah pelepasan kalor gas pembakaran yang terjadi pada volume konstan.
f. Proses 1-0 : Langkah buang tekanan konstan
Selanjutnya piston bergerak kembali dari TMB menuju TMA. Gas pembakaran
didesak keluar melalui katup buang (saluran buang) dikarenakan bergeraknya
piston menuju TMA. Langkah ini dianggap sebagai langkah pembuangan gas
pembakaran pada tekanan konstan.
3
mengakibatkan suhu dan tekanan naik dengan cepat. Di lain pihak torak tetap
meneruskan perjalanannya menuju titik mati atas, ini berarti ruang bakar atau
silinder semakin menyempit sehingga suhu dan tekanan gas di dalam silinder
semakin bertambah tinggi lagi. Akhirnya torak mencapai posisi titik mati atas,
dan pada kondisi ini gas pembakaran mampu untuk mendorong torak kembali
dari posisi titik mati atas ke posisi titik mati bawah dengan tetap katup hisap dan
katup buang dalam tertutup. Pada langkah ini volume gas pembakaran di dalam
silinder bertambah besar oleh karena itu tekanannya turun.
Langkah buang
Kemudian pada saat torak mencapai posisi titik mati bawah, katup buang
terbuka dan katup hisap tetap tertutup. Torak kembali ke titik mati atas dan
mendesak gas pembakaran keluar silinder melalui saluran katup buang.
4
Motor Diesel umumnya mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya
adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan tinggi
dan mekanisme penggerak lainnya. Daya yang dihasilkan motor diesel diperoleh
melalui pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder. Hal ini menyebabkan
gerakan translasi torak didalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol pada
bantalannya melalui batang penghubung (Connecting Rod).
Siklus ideal diesel dapat dilihat pada gambar 1.3 proses yang terjadi pada
siklus diesel adalah
Keterangan grafik:
a. Proses 6-1. Tekanan konstan udara hisap pada Po. Katup hisap terbuka dan
katup keluar tertutup
b. Proses 1-2. Langkah kompresi isentropik Semua katup tertutup
c. Proses 2-3. Tekanan Konstan Panas Masuk (Pembakaran) semua katup
tertutup
d. Proses 3-4: Langkah Insentropik atau langkah ekspansi Semua katup tertutup
e. Proses 4-5: Rejeksi panas volume konstan (keluaran berhembus kebawah)
Katup keluar terbuka dan katup hisap tertutup.
5
f. Proses 5-6: Tekanan Konstan langkah buang di Po. Katup buang terbuka dan
katup hisap tertutup.
6
bahan bakar. Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada
gambar 1.4 dibawah ini
Maka secara ringkas langkah-langkah kerja pada mesin diesel adalah sebagai
berikut:
1. Langkah Hisap
- Piston bergerak dari TMA ke TMB
- Katup hisap terbuka.
- Katup buang tertutup.
- Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan udara murni masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
- Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Katup hisap tertutup.
- Katup buang tertutup.
- Udara dikompresikan sampai tekanan dan suhunya menjadi 30 kg/cm2 dan
500°C. 3. Langkah Usaha
- Katup hisap tertutup.
7
- Katup buang tertutup.
- Injektor menyemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran yang
menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB.
4. Langkah Buang
- Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Katup hisap tertutup.
- Katup buang terbuka.
- Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.
Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi
masuk berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi
thermal yang terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi
gesekan, sehingga volume atur dapat digambarkan seperti gambar 1.5.
Qcv
Udara
Po , To Gas
Buang
Siklus Dari Mesin Po , T o
8
diberikan. Prestasi mesin dapat juga dinyatakan dengan daya output dan
pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dihasilkan mesin. Daya output
engkol menunjukan daya output yang berguna untuk menggerakan sesuatu atau
beban. Sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik engkol menunjukan seberapa
efisien suatu mesin menggunakan bahan bakar yang disuplai untuk menghasilkan
kerja. Prestasi mesin sangat erat hubungannya dengan parameter operasi, besar
kecilnya harga parameter operasi akan menentukan tinggi rendahnya prestasi
mesin yang dihasilkan.
Untuk mengukur prestasi kendaraan bermotor 4 langkah dalam aplikasinya
diperlukan parameter sebagai berikut :
1. Konsumsi bahan bakar, semakin sedikit konsumsi bahan bakar kendaraan
bermotor 4 langkah, maka semakin tinggi prestasinya.
4. Putaran mesin, putaran mesin pada kondisi idle dapat menggambarkan normal
atau tidaknya kondisi mesin. Perbedaan putaran mesin juga menggambarkan
besarnya torsi yang dihasilkan.
5. Emisi gas buang, motor dalam kondisi statis bisa dilihat emisi gas buangnya
pada rpm rendah dan tinggi.
9
Vc
TDC
B
Vd s
BDC
s r
Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah
S dan perputar dengan kecepatan N seperti pada gambar 1.6 maka kecepatan
rata-rata piston adalah ;
U p = 2SN
s = a cos + r 2 a2 sin 2
dimana :
a = crankshaft
r = connecting rod length
= crank shaft offset
10
Daya poros efektif, Ne
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol. Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake
digunakan untuk mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur
putaran poros engkol. Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam
watt (Nm/s) atau dalam kW dan didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan
dengan kecepatan putar poros engkol.
T=m.g.l (N.m)
dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s2
L = panjang lengan momnen torsi, m
maka :
2 . n . T
Ne = (kW)
60
Tekanan efektif rata –rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
Ne
Pe = x 60 x 10 6 (kPa)
VL x z x n x a
dimana:
Pe = tekanan efektif rata – rata, kPa
Z = Jumlah silinder
11
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor 2-langkah
= 2 untuk motor 4-langkah
dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm3
bb = massa jenis bahan bakar
= 0,7329 gram/cm3 untuk bensin
12
Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :
d 2
mv = v a 10 -6 (m3/s)
4
13
Q loss
HNe
Hf
Hsp
Hu Hgb
Efisiensi volumetrik, v
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :
mia = VL z n a u 60 10 -6 kg/h
ma
v
m ia
Efisiensi termal, t
Ne
T
m f LHV
14
Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif. Sebagian panas yang
hilang dapat dinyatakan dengan prinsip balance energi sebagai berikut :
15