Anda di halaman 1dari 15

MOTOR BAKAR

1.1 Teori Dasar


1.1.1 Motor Bensin.
Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion
engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang
membedakanya dengan motor diesel .
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah
dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua
elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai dengan spark ignitions.
Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya udara dan bensin.
Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh
loncatan bunga api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi.
Siklus Otto(ideal) pembakaran tersebut dimisalkan dengan pemasukan
panas pada volume konstan.

P T
3 4
4
2 2 3

0 1 1 0

V S

Gambar 1.1 Proses Siklus Otto

Keterangan grafik

a. Proses 0-1 : Langkah hisap (Intake)

1
Pada langkah hisap campuran udara-bahan bakar dari karburator terhisap masuk
ke dalam silinder dengan bergeraknya piston ke bawah, dari TMA menuju TMB.
Katup hisap pada posisi terbuka, sedang katup buang pada posisi tertutup. Di
akhir langkah hisap, katup hisap tertutup secara otomatis. Fluida kerja dianggap
sebagai gas ideal dengan kalor spesifik konstan. Proses dianggap berlangsung
pada tekanan konstan.
b. Proses 1-2 : Langkah kompresi
Pada langkah kompresi katup hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup.
Selanjutnya piston bergerak ke atas, dari TMB menuju TMA. Akibatnya campuran
udara-bahan bakar terkompresi. Proses kompresi ini menyebabkan terjadinya
kenaikan temperatur dan tekanan campuran tersebut, karena volumenya
semakin kecil. Campuran udara-bahan bakar terkompresi ini menjadi campuran
yang sangat mudah terbakar. Proses kompresi ini dianggap berlangsung secara
isentropik.
c. Proses 2-3 : Langkah pembakaran volume konstan
Pada saat piston hampir mencapai TMA, loncatan nyala api listrik diantara kedua
elektroda busi diberikan ke campuran udara-bahan bakar terkompresi sehingga
sesaat kemudian campuran udara-bahan bakar ini terbakar. Akibatnya terjadi
kenaikan temperatur dan tekanan yang drastis. Kedua katup pada posisi
tertutup. Proses ini dianggap sebagai proses pemasukan panas (kalor) pada
volume konstan.
d. Proses 3-4 : Langkah kerja/ekspansi (Expansion)
Kedua katup masih pada posisi tertutup. Gas pembakaran yang terjadi
selanjutnya mampu mendorong piston untuk bergerak kembali dari TMA menuju
TMB. Dengan bergeraknya piston menuju TMB, maka volume gas pembakaran di
dalam silinder semakin bertambah, akibatnya temperatur dan tekanannya turun.
Proses ekspansi ini dianggap berlangsung secara isentropik.

2
e. Proses 4-1 : Langkah buang volume konstan (Exhaust)
saat piston telah mencapai TMB, katup buang telah terbuka secara otomatis
sedangkan katup hisap masih pada posisi tertutup. Langkah ini dianggap sebagai
langkah pelepasan kalor gas pembakaran yang terjadi pada volume konstan.
f. Proses 1-0 : Langkah buang tekanan konstan
Selanjutnya piston bergerak kembali dari TMB menuju TMA. Gas pembakaran
didesak keluar melalui katup buang (saluran buang) dikarenakan bergeraknya
piston menuju TMA. Langkah ini dianggap sebagai langkah pembuangan gas
pembakaran pada tekanan konstan.

1.1.1.2. Prinsip kerja motor bakar bensin


Motor bensin bekerja dengan gerakan torak bolak balik (bergerak naik turun
padamotor tegak). Motor bensin bekerja menurut prinsip 4 langkah (tak) dan 2
langkah (tak).Yang dimaksud dengan istilah “langkah” disini adalah perjalanan
torak dari satu titikmati atas ke titik mati bawah.
Langkah hisap
Torak begerak ke bawah, katup masuk membuka, katup buang tertutup,
terjadilahkevakuman pada waktu torak bergerak ke bawah, campuran bahan
bakar udara mengalir ke dalam silinder melalui lubang katup masuk, campuran
bahan bakar udara datang dari karburator.
Langkah kompresi
Setelah mencapai titik mati bawah, torak bergerak kembali menuju titik mati
atas,sembari saat itu katup hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup.
Dengan demikian campuran bahan bakar dan udara yang berada di dalam
silinder tadi ditekan dan dimampatkan oleh torak yang bergerak ke titik mati
atas. Akibatnya, tekanan dan suhu dalam silinder naik sehingga sangat mudah
bagi bahan bakar untuk terbakar.
Langkah kerja
Pada saat torak hampir mencapai titik mati atas, campuran bahan bakar dan
udara dinyalakan, maka terjadilah ledakan atau proses pembakaran yang

3
mengakibatkan suhu dan tekanan naik dengan cepat. Di lain pihak torak tetap
meneruskan perjalanannya menuju titik mati atas, ini berarti ruang bakar atau
silinder semakin menyempit sehingga suhu dan tekanan gas di dalam silinder
semakin bertambah tinggi lagi. Akhirnya torak mencapai posisi titik mati atas,
dan pada kondisi ini gas pembakaran mampu untuk mendorong torak kembali
dari posisi titik mati atas ke posisi titik mati bawah dengan tetap katup hisap dan
katup buang dalam tertutup. Pada langkah ini volume gas pembakaran di dalam
silinder bertambah besar oleh karena itu tekanannya turun.
Langkah buang
Kemudian pada saat torak mencapai posisi titik mati bawah, katup buang
terbuka dan katup hisap tetap tertutup. Torak kembali ke titik mati atas dan
mendesak gas pembakaran keluar silinder melalui saluran katup buang.

Gambar 1.2 Prinsip Kerja Motor Bensin Empat Langkah

1.1.2. Motor Bakar Diesel


Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam lebih spesifik lagi
sebuah mesin pemicu kompresi dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi dan bukan oleh alat berenergi lain seperti busi. dimana bahan
bakarnya disemprotkan kedalam silinder pada waktu torak hampir mencapai titik mati
atas (TMA).Oleh karena udara di dalam silinder mempunyai temperatur yang tinggi,
maka bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya.

4
Motor Diesel umumnya mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya
adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan tinggi
dan mekanisme penggerak lainnya. Daya yang dihasilkan motor diesel diperoleh
melalui pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder. Hal ini menyebabkan
gerakan translasi torak didalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol pada
bantalannya melalui batang penghubung (Connecting Rod).
Siklus ideal diesel dapat dilihat pada gambar 1.3 proses yang terjadi pada
siklus diesel adalah

Gambar 1.3 Siklus Ideal Diesel

Keterangan grafik:
a. Proses 6-1. Tekanan konstan udara hisap pada Po. Katup hisap terbuka dan
katup keluar tertutup
b. Proses 1-2. Langkah kompresi isentropik Semua katup tertutup
c. Proses 2-3. Tekanan Konstan Panas Masuk (Pembakaran) semua katup
tertutup
d. Proses 3-4: Langkah Insentropik atau langkah ekspansi Semua katup tertutup
e. Proses 4-5: Rejeksi panas volume konstan (keluaran berhembus kebawah)
Katup keluar terbuka dan katup hisap tertutup.

5
f. Proses 5-6: Tekanan Konstan langkah buang di Po. Katup buang terbuka dan
katup hisap tertutup.

sistim bahan bakar


ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel
1. sistem pompa pribadi
2. sistem distribusi dan
3. sistem akumulator

1.1.2.1 Prinsip Dasar Motor Diesel Empat Langkah


Ketika gas dikompresi, suhunya meningkat (seperti dinyatakan oleh
Hukum Charles; mesin diesel menggunakan sifat ini untuk menyalakan bahan
bakar. Udara disedot ke dalam silinder mesin diesel dan dikompresi oleh piston
yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin menggunakan
busi. Pada saat piston memukul bagian paling atas, bahan bakar diesel dipompa
ke ruang pembakaran dalam tekanan tinggi, melalui nozzle atomising, dicampur
dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan
membakar dengan cepat. Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang
pembakaran di atas mengembang, mendorong piston ke bawah dengan tenaga
yang kuat dan menghasilkan tenaga dalam arah vertikal. Rod penghubung
menyalurkan gerakan ini ke crankshaft yang dipaksa untuk berputar, menghantar
tenaga berputar di ujung pengeluaran crankshaft.
Scavenging yang mendorong muatan-gas yang habis terbakar keluar dari
silinder, dan menarik udara segar kedalam mesin dilaksanakan oleh ports atau
valves. Untuk menyadari kemampuan mesin diesel, penggunaan turbocharger
untuk mengkompres udara yang disedot masuk sangat dibutuhkan dan
intercooler untuk mendinginkan udara yang disedot masuk setelah kompresi oleh
turbocharger meningkatkan efisiensi. Komponen penting dari mesin diesel
adalah governor, yang membatasi kecepatan mesin mengontrol pengantaran

6
bahan bakar. Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada
gambar 1.4 dibawah ini

Gambar 1.4 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah

Maka secara ringkas langkah-langkah kerja pada mesin diesel adalah sebagai
berikut:
1. Langkah Hisap
- Piston bergerak dari TMA ke TMB
- Katup hisap terbuka.
- Katup buang tertutup.
- Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan udara murni masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
- Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Katup hisap tertutup.
- Katup buang tertutup.
- Udara dikompresikan sampai tekanan dan suhunya menjadi 30 kg/cm2 dan
500°C. 3. Langkah Usaha
- Katup hisap tertutup.

7
- Katup buang tertutup.
- Injektor menyemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran yang
menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB.
4. Langkah Buang
- Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Katup hisap tertutup.
- Katup buang terbuka.
- Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.

Tinjauan Energi Motor Diesel

Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi
masuk berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi
thermal yang terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi
gesekan, sehingga volume atur dapat digambarkan seperti gambar 1.5.

Qcv
Udara
Po , To Gas
Buang
Siklus Dari Mesin Po , T o

Bahan Bakar Permukaan


Po , T o Kontrol
Wcv

Gambar 1.5. Volume Atur Untuk Menganalisa Kerja Maksimum

1.1.3 Parameter-Parameter Mesin


Prestasi mesin biasanya dinyatakan dengan efisiensi thermal, th. Karena
pada motor bakar 4 langkah selalu berhubungan dengan pemanfaatan energi
panas/kalor, maka efisiensi yang dikaji adalah efisiensi thermal. Efisiensi thermal
adalah perbandingan energi (kerja/daya) yang berguna dengan energi yang

8
diberikan. Prestasi mesin dapat juga dinyatakan dengan daya output dan
pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dihasilkan mesin. Daya output
engkol menunjukan daya output yang berguna untuk menggerakan sesuatu atau
beban. Sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik engkol menunjukan seberapa
efisien suatu mesin menggunakan bahan bakar yang disuplai untuk menghasilkan
kerja. Prestasi mesin sangat erat hubungannya dengan parameter operasi, besar
kecilnya harga parameter operasi akan menentukan tinggi rendahnya prestasi
mesin yang dihasilkan.
Untuk mengukur prestasi kendaraan bermotor 4 langkah dalam aplikasinya
diperlukan parameter sebagai berikut :
1. Konsumsi bahan bakar, semakin sedikit konsumsi bahan bakar kendaraan
bermotor 4 langkah, maka semakin tinggi prestasinya.

2. Akselerasi, semakin tinggi tingkat akselerasi kendaraan bermotor 4 langkah


maka prestasinya semakin meningkat.

3. Waktu tempuh, semakin singkat waktu tempuh yang diperlukan pada


kendaraan bermotor 4 langkah untuk mencapai jarak tertentu, maka semakin
tinggi prestasinya.

4. Putaran mesin, putaran mesin pada kondisi idle dapat menggambarkan normal
atau tidaknya kondisi mesin. Perbedaan putaran mesin juga menggambarkan
besarnya torsi yang dihasilkan.

5. Emisi gas buang, motor dalam kondisi statis bisa dilihat emisi gas buangnya
pada rpm rendah dan tinggi.

Pada motor bakar torak parameter-perameter prestasi mesin dapat


ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Untuk menentukan karakteristik pengoperasian pada motor bakar

9
Vc
TDC
B

Vd s

BDC

s r

Gambar 1.6. Sistem Motor Bakar

Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah
S dan perputar dengan kecepatan N seperti pada gambar 1.6 maka kecepatan
rata-rata piston adalah ;

U p = 2SN

dimana N biasanya diberi satuan RPM (revolution per minute), U p dalam


m/detik (ft/sec), dan B,a dan S dalam m atau cm (ft atau in).
Jarak s antara crank axis dan wrist pin axis diberikan oleh persamaan

s = a cos  + r 2  a2 sin 2 
dimana :
a = crankshaft
r = connecting rod length
 = crank shaft offset

10
Daya poros efektif, Ne
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol. Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake
digunakan untuk mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur
putaran poros engkol. Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam
watt (Nm/s) atau dalam kW dan didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan
dengan kecepatan putar poros engkol.

T=m.g.l (N.m)

dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s2
L = panjang lengan momnen torsi, m
maka :
2 . n . T
Ne = (kW)
60

Ne = Daya poros efektif, kW


N = putaran poros engkol, rpm

Tekanan efektif rata – rata, Pe

Tekanan efektif rata –rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.

Ne
Pe = x 60 x 10 6 (kPa)
VL x z x n x a

dimana:
Pe = tekanan efektif rata – rata, kPa
Z = Jumlah silinder

11
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor 2-langkah
= 2 untuk motor 4-langkah

Pemakaian bahan bakar, mf


Pemkaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah bahan bakar yang
terpakai sebanyak 10cc dalam detik adalah :
10 3600
mf = x  bb x (kg/h)
t 1000

dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm3
bb = massa jenis bahan bakar
= 0,7329 gram/cm3 untuk bensin

Pemakaian bahan-bakar spesifik, Be


Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah
motor yang berhubungan erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan
bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per
jam untuk menghasilkan
Setiap kW daya motor.
mf
Be = (kg/kWh)
Ne

Laju aliran massa udara, ma


Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi opleh jumlah udara yang diisap ke
dalam silinder. Pemakaian udara diukur dengan manometer tabung-U, dimana
yang diukur adalah beda tekanan pada tabung pitot. Laju aliran udara karena
pengaruh perbedaan tekanan pada tabung pitot.

Kecepatan aliran udara melewati pitot :


vu = C 2g.h (m/s)

12
Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :
d 2
mv =  v a  10 -6 (m3/s)
4

maka laju aliran udara adalah:


ma =  u  m v  3600 (kg/h)

Perbandingan bahan bakar-udara, F/A


Perbandingan bahan bakar-udara yang masuk ke karburator dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
mf
F/A =
ma

Laju air pendingin


Alat ukur ini digunakan untuk mengukur volume aliran air yang masuk radiator,
maka debit aliran air dapat ditentukan :
Va
Qa =
t

Maka laju massa aliran air :


ma =  a . Q a kg/s
dimana :
ma = laju massa air pendingin
 a = massa jenis air, kg/m3

Qa = debit aliran air, m3/s

Prinsip keseimbangan energi digunakan untuk mengetahui energi dalam


bentuk panas yang digunakan secara efektif pada suatu sistem. Skema
keseimbangan energi seperti gambar dibawah ini :

13
Q loss

HNe
Hf
Hsp
Hu Hgb

Gambar 1.7 Skema keseimbangan energi

Efisiensi volumetrik, v
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :

mia = VL  z  n  a   u  60  10 -6 kg/h

Efisiensi volumetrik adalah:

ma
v 
m ia

Efisiensi termal, t

Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap


jumlah energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.

Ne
T 
m f  LHV

14
Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif. Sebagian panas yang
hilang dapat dinyatakan dengan prinsip balance energi sebagai berikut :

a). Energi Masuk


 Energi bahan bakar masuk (Hf)
Hf = mf . LHV (kW)
 Energi udara masuk (Hu)
Hu = mu . cpu . T1 (kW)
b). Energi Keluar
 Energi gas buang (Hgb)
Hgb = (mu + mf) . cpgb . Tgb (kW)
asumsi : cpgb = 950 + (0.25Tgb) (J/kg.  K )
 Energi poros efektif dalam bentuk panas
HNe = Ne (kW)
 Energi keluar air pendingin (Hap)
Hap = map . cpap . (Tk – Tm) (kW)
c). Energi Yang Hilang (Qloss)
Qloss = (Hu + Hf) – (HNe + Hap + Hgb) (kW)

Persentase keseimbangan energi menjadi :


H Ne H ap H gb H loss
1=   
Hu  Hf Hu  Hf Hu  Hf Hu  H f

15

Anda mungkin juga menyukai