PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
TUJUAN TEORI
Taenia solium adalah cacing pita babi yang termasuk dalam keluarga Taeniidae.
Ini adalah parasit zoonotik usus ditemukan di seluruh dunia, dan yang paling umum di
negara-negara di mana babi dimakan. Cacing dewasa ditemukan pada manusia dan
memiliki tubuh datar, seperti-pita, yang berwarna putih dan panjangnya 2 sampai 3 m.
Kepalanya, skoleks, berisi pengisap dan rostelum sebagai organ lampiran. Tubuh
utama, strobila, terdiri dari rantai segmen yang dikenal sebagai proglotid. Setiap
proglotid merupakan unit reproduksi lengkap; maka, cacing pita adalah hermafrodit. Ini
melengkapi siklus hidupnya pada manusia sebagai inang utama dan babi sebagai inang
perantara. Hal ini ditularkan ke babi melalui feses manusia atau pakan ternak yang
terkontaminasi, dan untuk manusia melalui daging babi mentah atau setengah matang.
Babi menelan telur berembrio, morula, yang berkembang menjadi larva, yang
oncospheres, dan akhirnya menjadi larva infektif, sistiserki. Sebuah sistiserkus tumbuh
menjadi cacing dewasa di usus kecil manusia. Infeksi umumnya tidak berbahaya dan
tanpa gejala. Namun, infeksi tidak disengaja pada manusia oleh tahap larva
menyebabkan sistiserkosis. Bentuk yang paling parah adalah neurosistiserkosis, yang
mempengaruhi otak dan merupakan penyebab utama epilepsi.
Taenia solium merupakan cacing pita yang hidup dalam usus manusia
(endoparasit). Secara umum, cacing yang diklasifikasikan kedalam kelas cescota ini
memiiki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Tubuh cacing ini pipih (Platy) seperti pita yang terdiri atas tiga bagian yaitu
skoleks, leher, dan strobila
2. Pada bagian skoleks Taenia solium terdiri atas sebuah rostelum yang dilengkapi
kait-kait (hooks) dan empat buah batil hisap (sucker)
3. Strobila Taenia solium tersusun atas 800 sampai 1000 segmen (proglotida)
4. Cacing ini tergolong sebagai hemaprodit yaitu individu yang berkelamin ganda
(jantan dan betina) dimana kedua organ kelaminnya berada pada setiap
segmen.
5. Taenia solium tidak memiliki organ pencernaan sehingga untuk memperoleh
nutrisi yang dibutuhkannya cacing ini mengambil dari inangnya dengan
menggunakan bagian tubuhnya yang bernama tugumen.
6. Sistem ekskresinya menggunakan terdiri dari collecting canal dan flame cell
7. Babi merupakan inang antara dari Taenia solium dan manusia bertindak sebagai
inang definitifnya
8. Nama larva cacing Taeinia solium disebut Cysticercus cellulosae
9. Sistiserkosis dan taeniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Taenia solium
Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis dan
sistiserkosis. Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah:
Sistiserkosis menimbulkan gejala dan efek yang beragam sesuai dengan lokasi
parasit dalam tubuh. Manusia dapat terjangkit satu sampai ratusan sistiserkus di
jaringan tubuh yang berbeda-beda. Sistiserkus pada manusia paling sering ditemukan
di otak (disebut neurosistiserkosis), mata, otot dan lapisan bawah kulit.
Dampak kesehatan yang paling ditakuti dan berbahaya akibat larva cacing Taenia
yaitu neurosistiserkosis yang dapat menimbulkan kematian. Neurosistiserkosis adalah
infeksi sistem saraf pusat akibat sistiserkus dari larva Taenia solium. Neurosistiserkosis
merupakan faktor risiko penyebab stroke baik pada manusia yang muda maupun
setengah baya, epilepsi dan kelainan pada tengkorak. Sistiserkosis merupakan
penyebab 1% kematian pada rumah sakit umum di Meksiko City dan penyebab 25%
tumor dalam otak.
METODE PRAKTIKUM
Lokasi :