kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh, menunjukkan
sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan
baik.[butuh rujukan] Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:[7]
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara.
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol")
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.[butuh rujukan]
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.[butuh
rujukan]
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim.[butuh rujukan]
Komunikasi ilmiah adalah bagian dari ilmu informasi dan sosiologi ilmu yang mempelajari
penggunaan saluran informasi formal dan informal oleh peneliti, peran komunikasinya (e.g.
"penjaga gerbang"), pemanfaatan sistem penerbitan formal, dan hal-hal sejenisnya.
Definisi komunikasi ilmiah menurut Priyanto (2016) adalah proses yang terus
berlangsung menjadikan pengetahuan bisa tumbuh dan meluas baik di dalam maupun
di luar, lintas, dan antar disiplin ilmu. Menurut Siswadi (2009) Komunikasi ilmiah
(scholarly or scientific communication) adalah komunikasi yang umumnya berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan penelitian atau penyelidikan, khususnya di lingkungan
akademik. Lougee (2007: 312) menjelaskan bahwa melalui komunikasi ilmiah dapat
mempelajari bagaimana para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu (fisika, biologi, sosial,
dan ilmu perilaku, humaniora, teknologi) memanfaatkan dan menyebarkan informasi
melalui saluran formal dan informal. Jadi komunikasi ilmiah merupakan
penyerbarluasan informasi ilmiah mengenai berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Prahastuti (2006: 23) mengutip pendapat Kirez tentang beberapa fungsi komunikasi
ilmiah:
http://daniarifcahyadi.blogspot.com/2016/10/komunikasi-ilmiah.html
(INI LENGKAP)
3. Komunikasi ilmiah merupakan salah satu jenis komunikasi dalam kehidupan manusia. Manusia
sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi dengan yang lainnya. Hal ini karena manusia
membutuhkan bantuan dari orang lain dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia juga
diberi anugerah berupa akal pikiran yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk
berpikir secara ilmiah. Untuk menyampaikan dan mengungkapkan potensi dan hasil berpikir
ilmiah yang dimilikinya maka manusia membutuhkan sarana dalam penyampaiannya. Alat yang
berfungsi sebagai sarana tersebut yaitu berupa bahasa. Jadi bahasa digunakan sebagai alat dalam
berkomunikasi secara ilmiah antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.