BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tanah dasar (subgrade) yang telah mengalami pemadatan dan mempunyai fungsi
jalan supaya tanah dasar tidak menerima beban yang lebih besar dari daya dukung
tanah yang diijinkan. Tujuan dari pembuatan lapis perkerasan jalan adalah agar
dicapai suatu kekuatan tertentu sehingga mampu mendukung beban lalu lintas dan
jalan dengan campuran bergradasi senjang yang terdiri dari aspal, agregat kasar,
agregat halus, dan bahan pengisi (filler). Campuran Lataston (Hot Rolled Sheet)
berasal dari Hot Rolled Asphalt (HRA) yang berasal dari Inggris dan mengacu
Indonesia. Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS,
terdiri dari dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus
19mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar lebih besar daripda
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya, lapisan ini
berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini memiliki stabilitas yang tinggi,
kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya sehingga air mengalir ke saluran
di samping jalan, tahan terhadap keausan akibat gesekan rem kendaraan, dan
Hot Rolled Sheet adalah salah satu jenis campuran aspal panas yang terdiri
dari campuran agregat halus, agregat kasar, filler dan aspal yang membentuk
mortar atau spesi dengan aspal sebagai pengikat. Susunan agregatnya bergradasi
terbuka atau senjang dimana ada satu bagian fraksi yang tidak terdapat dalam
minimum 3 s/d 4 cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan lalu lintas
sedang.
2.2.2.1 Aspal
Aspal didefinisikan sebagai suatu cairan yang lekat atau berbentuk padat
bersifat tidak mudah menguap serta lunak secara bertahap jika dipanaskan. Aspal
berwarna coklat tua sampai hitam dan bersifat melekatkan, padat atau semi padat,
dimana sifat aspal yang menonjol tersebut didapat didalam atau dengan
6
Aspal dibuat dari minyak mentah (crude oil) dan secara umum berasal dari
sisa organisme laut dan sisa tumbuhan laut dari masa lampau yang tertimbun oleh
pecahan batu batuan. Setelah berjuta-juta tahun material organis dan lumpur
terakumulasi menjadi lapisan lapisan sedalam ratusan meter, beban dari beban
teratas menekan lapisan yang terbawah menjadi batuan sedimen. Sedimen tersebut
yang lama kelamaan menjadi atau terproses menjadi minyak mentah senyawa
dasar hydrocarbon. Aspal biasanya berasal dari destilasi minyak mentah tersebut,
namun aspal ditemukan sebagai bahan alam (misal : asbuton), dimana sering juga
Selain sebagai bahan pengikat, aspal juga menjadi bahan pengisi pada
yang banyak memakai agrgat kasar, penggunaan kadar aspal menjadi sangat
tinggi karena aspal disini berfungsi untuk mengisi rongga-rongga antar agregat
dalam campuran. Kadar aspal yang tinggi menyebabkan campuran Aspal Beton
(LASTON) memrlukan kadar aspal yang tinggi pula. Untuk mengantisipasi kadar
aspal yang tinggi digunakan aspal dengan mutu baik, dengan tujuan memperbaiki
kondisi campuran.
beban lalu lintas, sebaliknya kadar aspal yang terlalu tinggi akan menghasilkan
Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal padat atau keras
dengan penetrasi 60/70 dan mempunyai nilai karakteristik yang telah memenuhi
7
persyartan yang ditetapkan Bina Marga berdasarkan Petunjuk Lapis Tipis Aspal
c. Kekerasan aspal
2.2.2.2 Agregat
Agregat adalah suatu bahan yang keras dan kaku yang digunakan sebagai
bahan campuran yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan yang termasuk
di dalamnya antara lain pasir, kerikil, agregat pecah, terak dapur tinggi dan debu
agregat. Banyaknya agregat dalam campuran aspal pada umumnya berkisar antara
90% sampai dengan 95% terhadap total berat campuran atau 70% sampai dengan
beban lalu lintas karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung
sifat-sifat yang ada yaitu strength atau kekuatan, durability atau kemudahan dalam
oleh gradasi, kadar lumpur, kekerasan (hardness) dan bentuk butir (shape-grain).
Gradasi merupakan ukuran luar dari agregat dan dibedakan menjadi agregat kasar,
halus dan agregat pengisi (filler). Gradasi yang baik, seragam dan seimbang dapat
8
meningkatkan kekuatan dan keawetan karena rongga yang dibentuk mudah
c. Agregat Buatan
a. Agregat kasar
b. Agregat halus
T96-7 )
Filler adalah suatu mineral agregat dari fraksi halus yang sebagian besar
9
mengurangi kepekaan terhadap temperatur. Meningkatnya komposisi filler dalam
void (rongga udara) dalam campuran. Meskipun demikian komposisi filler dalam
campuran tetap dibatasi. Terlalu tinggi kadar filler dalam campuran akan
mengakibatkan campuran menjadi getas dan retak ketika menerima bebam lalu
lintas. Akan tetapi terlalu rendah kadar filler akan menyebabkan campuran terlalu
Filler atau yang sering disebut bahan pengisi harus kering dan bebas dari
bahan lain yang mengganggu dan apabila dilakukan pemeriksaan analisa saringan
secara basah, harus memenuhi gradasi yang tertera pada Tabel 2.2.
(voids) diantara agregat kasar sehingga rongga udara menjadi lebih kecil dan
kerapatan massanya lebih kasar. Dengan bubuk isian yang berbutir halus maka
luas permukaan akan bertambah, sehingga luas bidang kontak yang dihasilkan
juga akan bertambah luasnya, yamg mengakibatkan tekanan terhadap gaya geser
10
menjadi lebih besar sehingga stabilitas geseran akan bertambah. Menurut Bina
Marga tahun 1987 macam dari filler adalah abu batu, abu batu kapur (limestone
dust), abu terbang (fly ash), semen Portland, kapur padam dan bahan non plastis
lainnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan abu batu sebagai filler.
merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh
dari hasil sampingan pabrik‐pabrik semen atau mesin pemecah batu. Material
jenis ini banyak dibutuhkan untuk campuran dalam proses pengaspalan dan bisa
digunakan sebagai pengganti pasir. Abu batu saat ini merupakan bahan
hasil sampingan dalam industri pemecahan batu yang jumlahnya tidak sedikit.
Saat ini di kota kota besar abu batu tidak begitu laku untuk dijual karena
perkerasan jalan dengan Lapen sudah banyak beralih ke lapisan aspal beton.
Namun pada beberapa daerah material ini masih tetap dipakai dan menjadi
Tabel 2.3 Kandungan Kimia Dari Abu Hasil Pembakaran Sekam Padi
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
11
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak
a. Sumber Silika
b. Pemurnian Air
c. Bahan Bakar
d. Bahan Bangunan
hampir sama / sejenis atau mengandung agregat halus yang sedikit jumlahnya
sehingga tidak dapat mengisi rongga antar agregat. Gradasi seragam disebut
12
juga gradasi terbuka. Agregat dengan gradasi menerus akan menghasilkan
porsi yang berimbang, sehingga dinamakan juga agregat bergradasi baik (well
graded). Agregat dinamakan bergradasi baik bila persen yang lolos setiap
P = 100 (d/D)0.45
Dimana :
spesifikasi atau dibawah kurva gradasi kasar dapat juga di bagian kanan
13
berada di atas kurva, kemudian memotong kurva dan di bagian kiri berada di
bagian bawah kurva, kemudian memotong kurva dan di bagian kiri berada di
bagian bawah kurva seperti terlihat pada Gambar 2.4 Spesifikasi Gradasi
merupakan agregat dengan satu fraksi hilang atau satu fraksi sedikit sekali.
mutunya terletak antara kedua pengaruh jenis gradasi rapat dengan gradasi
menerus.
14
2.2.3 Karakteristik Campuran
sehingga kuat menahan beban serta aman dan nyaman ketika dilalui kendaraan. Di
bawah ini adalah karakteristik yang akan diinginkan dalam penelitian, yaitu :
1. Stabilitas (Stability)
2. Kelelahan (Flow)
3. Durabilitas (Durability)
5. Fleksibilitas
6. Porositas
7. Kuat Tarik
8. Workability
"Marshall Test" akan diperoleh kadar aspal optimum, dimana pada kadar aspal
Tabel 2.6.
Jenis Pemeriksaan
15
2.2.4 Pengujian Campuran Asphalt Concrete
densitas, specific gravity campuran dan porositas dari masing-masing benda uji.
Pengujian meliputi pengukuran tinggi, diameter, berat SSD, berat di udara, berat
dalam air dari sampel dan berat jenis agregat, filler dan aspal. Sebelum dilakukan
𝑊𝑑𝑟𝑦
𝐷= ……………………………………………...(Rumus 2.1)
𝑉𝑏
Keterangan :
100
𝐷 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑎 (100−𝑎) …………………...(Rumus 2.2)
𝐺𝑎𝑐
+ 𝐺𝑠𝑒
Keterangan :
16
Gac = Berat Jenis Aspal (gr/cc)
rumus :
100
𝐺𝑠𝑏 = %𝑊𝐴 %𝑊𝐵 %𝑊𝐶 %𝑊𝑛 ………………(Rumus 2.3)
+ +
𝐺𝑏𝐴 𝐺𝑏𝐵 𝐺𝑏𝐶
+⋯ 𝐺𝑏𝑛
Keterangan :
campuran (gr/cm3)
(%)
saringan
(gr/cm3)
100
𝐺𝑠𝑎= %𝑊𝐴 %𝑊𝐵 %𝑊𝐶 %Wn ……………...(Rumus 2.4)
+ + +⋯
𝐺𝑎𝐴 𝐺𝑎𝐵 𝐺𝑎𝐶 GaN
Keterangan :
campuran (gr/cm3)
(gr/cm3)
𝐺𝑠𝑏+𝐺𝑠𝑎
𝐺𝑠𝑒 = ………………………………….(Rumus 2.5)
2
17
Keterangan :
𝐺𝑠𝑎− 𝐺𝑠𝑏
𝑃𝑏𝑎 = 100 × × 𝐺𝑎𝑐 ........................(Rumus 2.6)
𝐺𝑠𝑎 × 𝐺𝑠𝑏
Keterangan :
𝑉𝑏 = 𝑊𝑠 – 𝑊𝑤 ………………………………….(Rumus 2.7)
Keterangan :
Dari nilai densitas dan specific gravity campuran dapat dihitung besarnya
100 𝐷
𝑉𝐼𝑀 = [100 − ] …………………….. (Rumus 2.8)
𝐷𝑚𝑎𝑘𝑠𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Keterangan :
18
VIM = Porositas benda uji (%)
menentukan nilai kadar aspal optimum dan karakteristik campuran dengan cara
dengan :
2.2.4.4 Flow
yang terjadi mulai saat awal pembebanan sampai kondisi kestabilan maksimum
sehingga sampel sampai batas runtuh dinyatakan dalam satuan mm atau 0,01”.
19
2.2.4.5 Marshall Quotient
𝑆
𝑀𝑄 = ......................................................................... (Rumus 2.10)
𝐹
dengan :
kelelahan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang
terbentuk.
Alat marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving ring
kelelahan plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4
penentuan berat jenis bulk dari benda uji, pemeriksaan nilai stabilitas dan flow,
20
Pada persiapan benda uji, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
Jumlah benda uji yang disiapkan ditentukan dari tujuan dilakukannya uji
Marshall tersebut. AASHTO menetapkan minimal 3 buah benda uji setiap kadar
saringan. Temperature pencampuran bahan aspal dengan agregat adalah pada saat
110⁰C – 135⁰C.
21