Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

MALARIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3 :

NUR FADILLAH M PO714201171031


NUR HAFIFA PO714201171032
NUR HIKMAH FAJRIANI ILHAM PO714201171033
NUR RAHMA PO714201171034
NUR RAHMIYANI PO714201171035
NURHIKMA RASIKA ATHAYA PO714201171038
NUR LAILA PO714201171039
PUTRI RAHMADANI PO714201171040
QORIMA RESNITA PO714201171041
QORINA RESMITA PO714201171042
RAHAYU YULINAR ROMBA PO714201171043
REZKY RAMADHANI PO714201171044

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 18 November 2018

Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
 Untuk mengetahui konsep medis dari Malaria. ............................................................... 4
 Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Malaria. .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 5
A. Konsep Medis .................................................................................................................. 5
1. Definisi ......................................................................................................................... 5
2. Etiologi......................................................................................................................... 5
3. Symptoms .................................................................................................................... 6
4. Patofisiologis ................................................................................................................ 7
5. Penatalaksanaan .......................................................................................................... 8
B. Konsep Keperawatan....................................................................................................... 9
1. Pengkajian ................................................................................................................... 9
2. Analisa Data............................................................................................................... 10
3. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 10
4. Intervensi Keperawatan ............................................................................................. 11
5. Evaluasi ..................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 14
Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari genus
plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil ) serta
demam berkepanjangan.
Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh
spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin
menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan,
gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.
Malaria adalah penyakit yang bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang
masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO
1981) ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh
manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah plasmodium
falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae. Parasit
malaria yang terbanyak di Indonesia adalah plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax atau campuran keduanya, sedangkan plasmodium ovale dan malariae pernah
ditemukan di sulawesi, irian jaya dan negara timor leste.
Proses penyebaran penyakit ini dimulai dari nyamuk malaria yang mengandung
parasit malaria menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala
demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara
9-40 hari ( WHO 1997).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang di angkat dalam makalah ini, antara lain :
 Bagaimana konsep medis dari Malaria?
 Bagaimana konsep keperawatan dari Malaria?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui konsep medis dari Malaria.
 Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Malaria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Definisi
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia, dan
splenomegaly(Mansjoer 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasite pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies splasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur
nyamuk (Corwin, 2000 hal 125)
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium (Harijianto, 2000 hal 1).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh
Parasit Plasmodium dan ditularkan melalui sejenis nyamuk Anopoles (Tjay &
Raharja, 2000).

2. Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah
manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang
disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan
perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan
berkembang biak dengan membelah diri.
Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan
infeksi yaitu:
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan
malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari empat).
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia
dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan
dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.

Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-
16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12 hari
(Mansjoer, 2001).
3. Symptoms
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dengan malaria secara umum menurut
Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon
tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria
Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya
tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria
proxysm) secara berurutan :
 Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang
kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
 Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi
sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium
sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat
sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
 Periode berkeringat.
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria
Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena
timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal.
571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3
kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior.
Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan
jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,
mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang
berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time).
Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum
tulang.
d. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihan
bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah.
Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :
 Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.
Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan
hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan.
 Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada
disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.
 Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus
biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).

4. Patofisiologis
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori
dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama
berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya
eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium kapiler. Perubahan ini cepat
reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator
humoral masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya
demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan
reaski leukosit dan fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan
perubahan patofisiologik.
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
a. Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam
tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di
dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan
betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh
Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari
gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi
dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu,
sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja,
2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit.
Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi
bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
b. Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang
terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “
sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-
sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami
pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari
kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam
hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel
darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah
mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml
darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati.
Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang
di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan
pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian
merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi
trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau
terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72
jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki
siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa
kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing
yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus
hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan
sebagian ditubuh nyamuk.

5. Penatalaksanaan
Penanganan medis pada kasus malaria yaitu :
Pemberian obat. Tujuan pengobatan adalah penyembuhan penderita, mencegah
kematian, mencegah komplikasi, dan relaps. Obat yang ideal adalah obat yang
memenuhi syarat :
 Membunuh semua parasite dan stadium
 Mudah cara pemberiannya
 Harga murah dan terjangkau
 Efek samping sedikit
Ada beberapa jenis obat umum :
1. Golongan Astemisinin
 Artesunant
 Artemeter
 Artemisinin
 Artheeter
 Dehidraastemisinin
2. Golongan ACT (Artemisinin base combination therapy)
 CO-Artem
 Artekin
3. Pengobatan malaria dengan obat-obat non ACT
 Klorokuin disfufat
 Sulfa doksia
 Kina sulfat
 Primakuin

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
 Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
 Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan
cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi.
Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.
 Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
 Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa
otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
 Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
 Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
 Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol,
riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatic
2. Analisa Data

No. DATA MASALAH


1. DS : Perubahan
- Mengatakan tidak nafsu makan nutrisi kurang
DO : dari
- Mual /Muntah kebutuhan
- Penurunan berat badan tubuh

2. DS : Penurunan
- Mengatakan Pusing / sakit kepala sistem
DO : kekebalan
- Demam tubuh
- Pingsan
- Denyut ferifer kuat dan cepat

3. DS: Hipertermia
DO :
- Dehidrasi
- Peningkatan metabolisme
- Demam

4. DS : Perubahan
- Mengatakan pusing / sakit kepala perfusi
- Mengatakan Tidak nafsu makan jaringan
- Mengatakan sulit bernafas / sesak nafas
DO:
- Mual / muntah

5. DS : Kurangnya
- Klien mengatakan kurang pemajanan / mengingat kesalahan pengetahuan
interprestasi informasi mengenai
DO : masalah
- Keterbatasan kognitif penyakit

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan
gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini (Doengoes, Moorhouse dan
Geissler, 1999):
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan
tubuh; prosedur tindakan invasive
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.

4. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa diatas adalah :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak sdekuat; anorexia; mual/muntah .
Tindakan/ Intervensi :
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien. Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekeurangan konsumsi makanan.
 Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat. Rasional :
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah
periode anoreksia
 Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur. Rasional :
Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi
 Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni. Rasional :
Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control
 Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan. Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia)
pada organ
 Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi. Rasional : Perlu bantuan
dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh
(pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
 Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh. Rasional : Demam
disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah
tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/
penurunan perfusi jaringan.
 Amati adanya menggigil dan diaforosis. Rasional : Menggigil sering kali
mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
 Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi. Rasional : Dapat menunjukkan ketidak
tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.
 Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk. Rasional : Dapat membasmi/
memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum
 Dapatkan spisemen darah. Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis
infeksi malaria
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
Tindakan/ intervensi :
 Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil. Rasional :
Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
menunjukkan diagnosis.
 Pantau suhu lingkungan. Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus
diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
 Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol. Rasional :
Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin
menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
 Berikan antipiretik. Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan
aksi sentralnya pada hipotalamus.
 Berikan selimut pendingin. Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam
dengan hipertermi.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh
Tindakan/ intervensi :
 Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan. Rasional :
Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan
efektifitas dari perfusi jaringan.
 Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan
hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi. Rasional : Hipotensi akan
berkembang bersamaan dengan kuman yang menyerang darah.
 Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer. Rasional : Pada awal nadi
cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat
karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vaso
kontriksi perifer.
 Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek
langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila
terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko kegagalan pernafasan
akut.
 Berikan cairan parenteral. Rasional : Untuk mempertahankan perfusi
jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung
volume sirkulasi.
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
Tindakan/ intervensi:
 Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Rasional : Memberikan
pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.
 Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek
samping dan ketaatan terhadap program. Rasional : Meningkatkan
pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan
mengurangi kambuhnya komplikasi.
 Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan
seimbang. Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan
umum.
 Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal. Rasional : Mencegah
pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.
 Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan. Rasional :
Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah
penyebab penyakit yang ada.
 Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis. Rasional :
Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.
 Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan. Rasional :
Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

5. Evaluasi
a. Menunjukkan nutrisi tubuh pasien tercukupi
b. Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari tanda-tanda
infeksi. Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
c. Mempertahankan volume sirkulasi adekuat dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal pasien, nadi perifer teraba, dan pengeluaran urine adekuat
d. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas dan nyeri hilang/terkontrol
e. Menunjukkan pengetahuan tentang penyakit malaria memadai.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Malaria merupakan Penyakit yang mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
dan menggigil) serta demam berkepanjangannya ini berasal dari nyamuk Anopheles sp.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia,
akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati.
Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati
(stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit atau kriptozoit yang
masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu
mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua atau matang sehingga eritrosit pecah dan keluar
merozoit.
DAFTAR PUSTAKA

http://yudicks.blogspot.com/2012/10/askep-malaria-dan-makalah-malaria.html

http://akpemergency.blogspot.com/2011/11/patofisiologi-penyakit-malaria.html

http://akpemergency.blogspot.com/2011/11/etiologi-penyakit-malaria.html

http://akpemergency.blogspot.com/2011/11/gejala-malaria.html

http://adecandra-bagoes.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-
malaria_30.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai