Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini
kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Termodinamika. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penggunaan paling umum dari sebuah persamaan keadaan adalah dalam memprediksi keadaan gas
dan cairan. Salah satu persamaan keadaan paling sederhana dalam penggunaan ini adalah hukum gas
ideal, yang cukup akurat dalam memprediksi keadaan gas pada tekanan rendah dan temperatur tinggi.
Tetapi persamaan ini menjadi semakin tidak akurat pada tekanan yang makin tinggi dan temperatur
yang makin rendah, dan gagal dalam memprediksi kondensasi dari gas menjadi cairan. Namun demikian,
sejumlah persamaan keadaan yang lebih akurat telah dikembangkan untuk berbagai macam gas dan
cairan. Saat ini, tidak ada persamaan keadaan tunggal yang dapat dengan akurat memperkirakan sifat-
sifat semua zat pada semua kondisi.

Selain memprediksi kelakuan gas dan cairan, terdapat juga beberapa persamaan keadaan dalam
memperkirakan volume padatan, termasuk transisi padatan dari satu keadaan kristal ke keadaan kristal
lainnya. Terdapat juga persamaan-persamaan yang memodelkan bagian dalam bintang,
termasuk bintang netron. Konsep yang juga berhubungan adalah mengenai fluida sempurna di dalam
persamaan keadaan yang digunakan di dalam kosmologi.

2. Rumusan Masalah
 Bagaimana persamaan pada gas ideal dan gas nyata?
 Apa yang dimaksud energi dalam pada gas ideal dan gas nyata?
 Bagaimana kapasitas kalor pada gas ideal dan gas nyata?
 Bagaimana proses penting pada gas ideal dan gas nyata?

3. Tujuan
 Mengetahui persamaan pada gas ideal dan gas nyata
 Mengetahui energi dalam pada gas ideal dan gas nyata
 Mengetahui kapasitas kalor pada gas ideal dan gas nyata
 Mengetahui proses penting pada gas ideal dan gas nyata
BAB II

PEMBAHASAN

4. Persamaan pada gas ideal dan gas nyata


Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak dan
tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena memenuhi hukum gas ideal, sebuah
persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat dianalisis dengan mekanika statistika.
Persamaan keadaan gas ideal adalah hukum gas ideal .

PV = n R T

Dimana ;

P = tekanan (atm)

V= volume (Liter)

n = jumlah substansi gas (mol)

R = konstanta gas

T = temperatur (Kelvin)

Dalam gas ideal terdapat berbagai hukum :


a. Hukum Boyle
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan
Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan
konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

P1V1= P2V2
Dengan ;
p1 :tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)

b. Hukum Charles
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques Charles. Charles menyatakan
bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume
gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

V1/T1=V2/T2
Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

c. Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac
menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

PI/T1=P2/T2
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

d. Hukum Avogadro

V1/V2 = n1/n2

Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
n1 : jumlah substansi gas pada keadaan 1 (mol)
n2 : jumlah substansi gas pada keadaan 2 (mol)

Gas nyata adalah gas yang tidak mematuhi persamaan dan hukum gas lainya di semua kondisi suhu
dan tekanan. Van der Waal menunjukkan asumsi kesalahan yang dibuat dalam merumuskan model
kinetik molekular gas. Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini hanya berlaku
pada tekanan rendah dan suhu tinggi karena dalam kondisi molekul berjauhan. Tetapi pada tekanan tinggi
dan suhu rendah volume gas kecil dan sehingga kekuatan menarik meskipun sangat kecil.
Bila dibandingkan dengan persamaan gas ideal, persamaan Van der Waals ini dapat digunakan pada gas
nyata denga besaran suhu dan tekanan yang lebih besar. Disamping itu juga persamaan Van der Waals
juga dapat menjelaskan penyimpangan gas nyata dari gas ideal. Namun walaupun demikian, persamaan
Van der Waals ini belum dapat secara sempurna menggambarkan sifat0sifat gas sehingga digunakan
persamaan lain yang dikenal persamaan Virial. Batas-batas Hukum termodinamika II

 Menurut clausius
Sifatnya reversibel (bolak-balik) entropi di alam semesta tidak akan berkurang dan tidak
bertambah.Kalor yang di lepaskan dari suhu rendah ke suhu tinggi akan membutuhkan usaha.
 Menurut Calvin Plank
Tidak semua kalor yang di serap dari lingkungan di ubah menjadi energi.

NB: Proses dalam Termodinamika cenderung tidak teratur ukuran ketidakteraturannya


disebut Entropi (S) di pengaruhi oleh kalor yang di terima dan di keluarkan. Hukum Gay lussac
(Hukum perbandingan volume)

Bunyi hukum tersebut adalah : "Bila di ukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume
gas gas yang bereaksi dan volume gas gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana".

Hukum gay lussac di dasari oleh hasil penemuan ahli kimia inggris yang bernama Henry
Cavendish (1731-1810)bahwa perbandingan volume gas hidrogen yang bereaksi dengan gas
oksigen membentuk air adalah 2:1 dengan syarat harus di ukur pada suhu dan tekanan yang
sama.pada tahun 1808, Joseph Louis Gay Lussac melakukan percobaan serupa dengan
menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa perbandingan vo- lume gas-gas dalam
reaksi selalu merupakan bilangan bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air

1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen → 2 volu


me gas amonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin → 2 volume gas hidrogen klorida
dari hasil percobaan inilah gay lussac mengemukakan hukumnya.

Avogadro pada tahun 1811. Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa dua sampel gas ideal dengan
volume, suhu, dan tekanan yang sama, maka akan mengandung molekul yang jumlahnya sama.
Contohnya adalah, ketika hidrogen dan nitrogen dengan volume yang sama mengandung
jumlah molekul yang sama ketika mereka berada pada suhu dan tekanan yang sama. Avogadro
menyebut partikel sebagai molekul. Untuk suatu massa dari gas ideal, volume dan mol gas secara
langsung akan proporsional jika suhu dan tekanannya konstan. Persamaan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut:

Atau

Dimana:
V adalah volume gas
n adalah jumlah zat dari gas (dalam satuan mol)
k adalah konstanta yang sama dengan RT/P, di mana R adalah konstanta gas universal,
T adalah suhu Kelvin, dan P adalah tekanan. Sebagai suhu dan tekanan yang konstan, RT/P juga
konstan dan disebut sebagai k. Ini berasal dari hukum gas ideal.
Hukum ini menjelaskan bagaimana dalam kondisi suhu, tekanan, dan volume gas yang
sama pasti mengandung jumlah molekul yang sama. Untuk membandingkan substansi yang sama
di bawah dua set yang kondisinya berbeda, hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika jumlah mol gas meningkat, volume gas juga
akan meningkat secara proporsional. Dan sebaliknya, jika jumlah mol gas berkurang, maka
volume juga menurun.
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari
namakimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatusenyawa
kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama. Dengan kata
lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap. Misalnya, air
terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massahidrogen. Bersama dengan hukum perbandingan
berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap adalah hukum dasar stoikiometri.
Dari hasil eksperimen yang dilakukan Joseph Louis Proust (1807) ditemukan fakta sebagai berikut:
Perbandingan massa unsur-unsur dalam setiap senyawa adalah selalu tetap. Inilah yang menjadi salah satu
hukum dassar kimia yang kemudian dikenal sebagai Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Proust.

5.

Anda mungkin juga menyukai