PENDAHULUAN
A DEFINISI
urutan ketiga setelah artrosis dan rematoid artritis, penderita penyakit rematik di
juta orang di dunia mengidap penyakit rematik. Jumlah ini sesuai dengan adanya
masalah kronis yang paling lazim terjadi pada lansia, dengan sekitar 49 %
lansia mengalami beberapa bentuk artritis (Fowles, 1990 dalam Maas dkk, 2011).
Gout arthritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan
ekskresi asam urat. Kebanyakan gout arthritis disebabkan oleh pembentukan asam
urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi. Gout arthritis dapat mengenai laki-laki
maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan
bahwa kemungkinan gout arthritis menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000
Gout arthritis dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada
ketidak nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa
lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan
mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri
yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi
nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara
untuk menurunkan nyeri pada pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan
kompres dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder.
Gout primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan
penurunan ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya
belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena:
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena
cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam
beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari
purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu
tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.
Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah
menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan
tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang
disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari
kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk
di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika
tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal
1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim
hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan
meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada
faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati
karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati bahkan
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah
khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam,
disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak
badan dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi
tersebut menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam.
Nyerinya, yang dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
F KOMPLIKASI
a. Penyakit ginjal
c. Hipertensi
G PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi
dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg%
apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk
Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi
tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal
pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi
nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan
persendian.
dan asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam
urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan
selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu
diindikasikan
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam,
dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
H PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan
a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari
makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya),
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
d. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai
nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis
dan riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
c. Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
d. Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam
dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
PATOFISIOLOGI GOUT ATHRITIS
Peningkatan Proteinuria,
Diet Tinggi Purin pemecahan sel hipertensi
Pembentukan batu
ringan, urin
ginjal asam urat
asam dan
Asam urat dalam pekat
Kekakuan
Katabolisme
sel keluar sendi
Purin
Hambatan Respon inflamasi
Asam urat dalam serum meningkat mobilitas meningkat
(hiperuresemia) fisik
Gangguan Terjadi fagositosis
Hipersaturasi Asam urat dalam plasma citra tubuh Merangsang kristal oleh leukosit
dan garam urat di cairan tubuh
neutrofil (leukosit
PMN)
Terbentuk kristal Dibungkus oleh Merangsang neutrofil
monosodium urat (MSU) berbagai protein (leukosit PMN)
(termasuk IgG)
Terjadi fagositosis
Di Di jaringan kristal oleh
ginjal lunak dan leukosit
Penumpukan dan persendian
Terbentuk fagolisosom
pengendapan Penumpukan dan
MSU pengendapan
Merusak selaput protein
Pembentukan MSU
kristal
batu ginjal asam Pembentukan
urat tophus Terjadi ikatan hydrogen antara
permukaan kristal dengan membran
lisosom
Proteinuria,
Respon inflamasi Membran lisosom robek, terjadi
hipertensi ringan,
meningkat Peningkatan pelepasan enzim dan oksida radikal
urin asam dan
kerusakan jaringan ke sitoplasma (synovial)
pekat
Pembesaran dan
Demam penonjolan sendi Deformitas sendi Kontraktur sendi
Keseimbangan
cairan &
Kekakuan sendi Fibrosis dan/atau
elektrolit Nyeri hebat ankilosis tulang
Gangguan rasa Hambatan
nyaman mobilitas fisik
Defisit perawatan Gangguan citra
diri tubuh
Perubahan pola
tidur
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
KLIEN DENGAN GOUT ATHRITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dapat merujuk pada epidemologi penyakit tersebut cenderung
dialami oleh usia 40 tahun atau lebih (Junaidi, 2013). Menurut WHO diperkirakan
sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit rematik. Jumlah ini sesuai
peradangan.
2. Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat
menusuk.
3. Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi
pengukuran 0-4.
5. Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada
terjadinya gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah
dirawqat dengan masalah yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan
dengan klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi
klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya
kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan
berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon
nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan
peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga
akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap konsep
serangan.
Riwayat penyakit Gout pada keluarga
Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b. Pola nutrisi dan metabolic
Peningkatan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
Diet
c. Pola aktifitas dan Latihan
Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
d. Pola presepsi dan konsep diri
Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
3. Pemeriksaaan fisik
B1 (Breathing)
rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara
berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan
dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi,
konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri
lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan
anti hiperurisemia
B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
>Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong klien
bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Beberapa ferakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebuh
dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
samping
R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap
berulang
e. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat
R/meningkatkan penyembuhan.
4. DISCHARGE PLANNING
e. Klien dan keluarga dapat pergi ke Rumah Sakit/Puskesmas terdekat apabila ada gejala
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gout arthritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-
kristal monosodium urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan
nyeri pada sendi. Adapun faktor predisposisi yaitu gen dan usia, faktor presipitasi
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.