PROGRAM STUDI D4 ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2019/2020 Definisi Escherichia coli Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus.
Sejarah Escherichia coli
Gambar 1.1 Theodor Escherich
(1857 -1911) Theodor Escherich adalah seorang dokter spesialis anak berkebangsaan Jerman yang pertama kali mengidentifikasi bakteri . Bakteri itu ia temukan pada tahun 1885 ketika meneliti penyebab penyakit usus parah yang menimpa anak-anak di negaranya. sampel kotoran anak-anak yang sakit, Theodor menemukan mikroba berbentuk lonjong yang berkembang dengan cepat. Ia menamakannya sebagai Bacillus Communis Coli. Setelah Theodor meninggal dunia pada 1911, genus bakteri ini kemudian dinamakan Escherichia coli atau dikenal sebagai E-coli, mengambil dari nama belakangnya Escherich. Theodor lahir pada tanggal 29 November 1857 di Ansbach, Jerman dan wafat pada tanggal 15 Februari 1911 di Vienna-Austria. Ia merupakan anak bungsu dari Dr Ferdinand Escherich (1810-1880), seorang anggota dewan distrik kesehatan, dan Maria Sophie Frederike von Stromer yang merupakan putri seorang kolonel tentara Bavaria. Maria Sophie adalah istri kedua Dr Ferdinand Escherich. Ibu Theodor itu meninggal dunia ketika ia berusia 5 tahun. Kemudian keluarganya pindah ke Jerman dan Dr Ferdinand pun menikah lagl Theodor kecil dikenal sebagai anak yang nakal atau jahil. Pada umur 12 tahun, ia dikirim ke sekolah asrama di , Austria selama tiga tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan enam bulan layanan militer di Strasbourg, Austria, Escherich memulai studi medis di Wirzburg pada tahun 1876 dan kemudian melanjutkan studinya di beberapa pusat perawatan medis, termasuk di Strasbourg-Austria, serta Berlin, Munich, dan Kiel-Jerman. Ia juga merupakan profesor di Universitas Graz dan Vienna. Pada tahun 1886, setelah melakukan penyelidikan di laboratorium secara intensif, Escherich menerbitkan sebuah monograf terkait hubungan bakteri usus dengan fisiologi pencernaan bayi. Karya ini, disajikan kepada Fakultas Kedokteran di dan diterbitkan di Stuttgart, dengan judul "Die Darmbakterien des Sauglings und ihre Beziehungen zur Physiologic der Verdauung" atau "Enterobacteria Bayi dan Hubungan Mereka dengan Fisiologi Pencernaan". Karyanya itu menjadi risalah habilitasi dan menetapkan dia sebagai ahli bakteri terkemuka di bidang pediatri. Beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri E. coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya saluran pencernaan yang terinfeksi. E-coli berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan yang melewati saluran usus besar manusia, memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
Gambar 1.2 Bakteri E. coli
Ukuran panjang sel E. coli rata-rata dua mikromejer, dengan volume sel sekitar 0,7 mikrometer kubik. E. coli hidup pada suhu di antara 20 derajat Celcius hingga sekitar 45 derajat Celcius. Dengan rentang suhu seperti itu, E-coli dapat tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri E. coli dikenal sebagai pencemar perairan, yang harus dihilangkan bila ingin air yang kita minum layak untuk dikonsumsi. E. coli juga dikenal sebagai bakteri penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan.Kendati demikian, bakteri E-coli bisa juga memberi keuntungan bagi manusia dengan turut berperan dalam memproduksi vitamin K. Keberadaan E-coli sebagai flora usus malah menjadi penghalang tumbuhnya bakteri lain yang kemungkinan berbahaya untuk tumbuh di dalam usus. Bahkan beberapa tahun belakangan, lewat kemajuan ilmu mikrobiologi dan rekayasa genetika, banyak potensi besar dari bakteri E-coli yang mulai terungkap. Sebagian besar potensi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia. Karena pertumbuhannya yang sangat cepat dan penanganan yang sangat mudah, membuat E- coli menjadi bakteri pilihan untuk proses rekayasa genetika. Keberadaan rekayasa genetika di seluruh dunia tidak pernah terlepas dari E-coli, karena struktur -nya yang sangat sederhana dan mudah untuk dimodifikasi.
Klasifikasi Escherichia coli
Secara garis besar klasifikasi bakteri E. coli berasal dari : Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia Spesies : Escherichia coli Secara morfologi E. coli berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 μm x 0,4 μm sampai 0,7 μm, gram negatif, tidak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. E. coli dapat bertahan hingga suhu 60o C selama 15 menit atau pada 55o C selama 60 menit (Pelzcar & Chan, 1986). Penyakit yang mungkin akan muncul akibat dari adanya bakteri E. coli adalah jenis- jenis penyakit yang dapat menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain seperti diare, muntaber, dan mual-mual. Masa inkubasi bakteri E. coli sekitar 6-24 jam hingga akhirnya gejala semakin parah pada tubuh orang yang terjangkiti. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh E. coli berupa infeksi saluran kemih dengan gejala yang timbul berupa sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritonitis, kolesistis dan meningitis (Bonang, 1992). E. coli dan Streptococcus adalah penyebab utama meningitis pada bayi dan merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz, et al., 1996). E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu : Enteroaggregative E. coli (EAEC) EAEC dikaitkan dengan diare persisten (> 14 hari) dan khususnya terjadi di negara-negara berkembang (Nataro, 1998). Diare jenis ini biasanya cair, sekretorik dan tidak disertai demam atau muntah dengan masa inkubasi diperkirakan 20 sampai 48 jam (Benenson, 1995). Enteropatogenik E. coli (EPEC) EPEC dikaitkan dengan diare pada bayi dan menyebabkan diare berair atau berdarah (US FDA). EPEC merupakan penyebab utama diare pada bayi di negara-negara berkembang. Penularan EPEC yaitu melalui rute fekal-oral dengan masa inkubasi selama 9 jam pada orang dewasa (Benenson, 1995). Enterotoksigenik E. coli (ETEC). ETEC terkait dengan dua sindrom klinis utama yaitu diare wisatawan dan diare pada anak- anak di negara berkembang (Nataro, 1998). Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik pada manusia yaitu dengan pelekatan pada sel epitel usus kecil. Masa inkubasi pendek (14 sampai 50 jam) dan menimbulkan gejala berupa diare berair, biasanya tanpa darah atau lendir dan tidak menimbulkan demam. Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare yang mirip dengan yang diare yang disebabkan oleh Vibrio cholerae (Benenson, 1995). Enteroinvasif E. coli (EIEC) EIEC merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Pada sebagian kecil pasien, EIEC dapat menghasilkan penyakit yang mirip dengan shigellosis (disentri) (Nataro, 1998; Benenson, 1995). Disentri yang disebabkan oleh EIEC biasanya terjadi dalam waktu 12 sampai 72 jam. Penyakit ini ditandai dengan munculnya darah dan lendir dalam tinja, kram perut, muntah, demam, menggigil, dan malaise. Enterohemoragik E. coli (EHEC) Bakteri ini mengeluarkan toksin yang disebabkan edema dan perdarahan di kolon. Penyakit ini ditandai dengan kejang akut dan diare cair yang cepat menjadi berdarah (Jawetz, et al., 1996). Morfologi Escherichia coli
Gambar 1.3 Anatomi E. coli
E. coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0– 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. E. coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Morfologi Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam– asam polisakarida. Mukoid kadang– kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. coli memproduksi macam- macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting. E. coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37oC pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. coli dapat bertahan hingga suhu 600oC selama 15 menit atau pada 550oC selama 60 menit (Bert. Howard C. 2004)
Jenis dan contoh bakteri Escherichia coli pathogen dan apatogen
1. Escherichia coli pathogen Jenis-jenis E.coli patogen yang dapat menyebabkan penyakit bagi tubuh, yaitu : a. ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli) ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies E. coli, yang sesuai dengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita oleh orang dari segala umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme ini sering menyebabkan diare pada bayi di negara-negara kurang berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju. Penyebab penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selama sekitar 20 tahun. Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakit yang disebabkan oleh ETEC, walaupun penyakit ini sering juga dijuluki travelers’ diarrhoea (diare pada orang yang melakukan perjalanan). Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan rasa tidak enak badan. Dosis infektif—Penelitian pada sukarelawan mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar (100 juta hinggal 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat membentuk koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan dapat menghasilkan racun. Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan. Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih sedikit. b. EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli) EPEC didefinisikan sebagai E. coli yang termasuk serogroup yang secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanisme virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkait dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxin E. coli yang khas. Diare bayi ( Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang biasanya disebabkan oleh EPEC. EPEC menyebabkan diare berair atau berdarah. Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang akut, mungkin disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel. Dosis infektif — EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya diduga sangat rendah. Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis infektifnya diduga mirip dengan penghuni usus besar (colonizer) yang lain (total dosis lebih dari 106 ). c. EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli) Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri (bacillary dysentery). Enteroinvasive E. coli(EIEC)/ E. coli penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella spp. Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan gejala disentri ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenis Shigella . Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu yang terinfeksi. Dosis infektif – Dosis infektif EIEC diduga hanya sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ). d. EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli) EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang tercemar, khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging babi, daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipe utama yang berkaitan dengan EHEC adalah E. coli O157:H7, yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada tahun 1982- 1983. EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pula sebagai Shiga Toxin Producing E. coli(STEC). Shiga toxin ini mematikan sel vero, sehingga disebut pula Verotoxin-Producing E. coli (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnya sapi, tanpa menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapat diisolasi dari feses ayam, kambing, domba, babi, anjing, kucing, dan sea gulls. Infeksi EHEC sering menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian perut, namun kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama sekali. Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering menimbulkan komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di Amerika Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut banyak disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua, berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, dan thrombotic thrombocytopenic purpura. e. EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli) EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya dapat food-borne maupun water-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 – 48 jam. f. DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli) Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini dengan sel-sel HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E. coli penyebab diare yang paling sedikit diketahui sifat-sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi di lapangan terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembang menemukan DAEC secara bermakna sebagai penyebab diare yang umum ditemukan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan studi lain gagal menemukan perbedaan ini. Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak prasekolah dibandingkan dengan pada bayi dan anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada penelitian lain ada strain DAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil menimbulkan diare dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi DAEC, begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor risiko serta masa Berikut skema Patogenik diare E.coli : 1) Gambar A. EPEC melekat pada enterocyte usus kecil, tetapi menghancurkan arsitektur microvillar yang normal, menginduksi lesi yang melekat dan tidak terlihat. Gangguan cytoskeletaldisertai dengan respon inflammasi dan diare. 1) Initial adhesion, 2) Protein translocation by type III secretion, 3) Pedestal formation. 2) Gambar B. EHEC juga menginduksi lesi di usus besar. Ciri khas EHEC adalah elaborasi Shiga toksin (Stx), absorpsi sistemik yang mengarah pada komplikasi yang berpotensi mengancam kehidupan. 3) Gambar C. Demikian pula ETEC, menginduksi sekresi enterotoksin heat-labile (LT) dan / atau heat-stable (ST) sehingga terjadi diare cair. 4) Gambar D. EAEC di epitel usus kecil dan besar dalam biofilm tebal dan menguraikan enterotoksin sekretorik dan sitotoksin. 5) Gambar E. EIEC menginvasi sel epitel kolon, melenyapkan phagosome dan bergerak melalui sel dengan nukleasi aktin mikrofilamen. Bakteri mungkin bergerak lateral melalui epitel dengan penyebaran sel-sel-sel langsung atau mungkin keluar dan masuk kembali ke membran plasma basolateral. 6) Gambar F. DAEC memunculkan efek transduksi sinyal karakteristik pada enterosit usus kecil yang bermanifestasi sebagai pertumbuhan proyeksi seluler.
Tahapan Perkembangan dari Bakteri Escherichia coli
E.coli dan manusai sebagai host hidup berdampingan dalam keadaan sehat dan saling menguntungkan selama beberapa dekade. Strain E.coli normal ini jarang menyebabkan penyakit kecuali padaimminocompromised atau adanya sumbatan pada gastrointestinal, misalnya peritonitis. E.coli normal ini berada pada lapisan lendir usus besar mamalia. Namun ada beberapa E.coli yang memperoleh virulensi spesifik sehingga mereka mampu betahan dan beradaptasio dengan kondisi yang baru dengan baik, dan ini memungkinkan mereka sebagai penyebab spektrum penyakit yang luas.Atribut virulensi ini sering dikodekan pada umsur-unsur genetika yang dapat dimobilisasi ke dalam berbagai strain untuk menciptakan kombinasi baru dari faktor virulensi , atau pada elemen genetik yang mungkin pernah bergerak, tetapi sekarang telah berevolusi menjadi ‘locked’ ke dalam genom. Hanya kombinasi faktor virulensi yang paling berhasil yang bertahan untuk manjadi spesifik “pathotypes” dari E.coli yang mampu menyebabkan penyakit pada individu yang sehat, seperti penyakit enterik/diare, infeksi saluran kemih (ISK), sepsis dan meningitis. Urinary Tract Infections (UTI atau ISK) adalah infeksi ekstraintestinal E.coli yang paling umum dan disebabkan oleh Uropathogenic E.coli (UPEC). Infeksi ekstraintestinal yang paling sering adalah meningitis dan sepsis, terutama meningitisassociated E.coli (MNEC). Dr.Imranito SpPD telah memaparkan bahwa penyebaran bakteri E.coli bisa melalui tiga jalan,yakni antar orang, makanan minuman, serta binatang. Pertama antara orang ke orang, kemudian dari makanan-minuman yang tidak dimasak dengan sempurna, dan bisa pula melewati binatang yang telah terinfeksi lalu menyebarkannya ke makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, misalnya lalat. Gejala infeksi akibat terjangkitnya bakteri E.coli biasanya berupa diare, mual, demam, dan muntah. Sementara, gejala infeksi paling serius berupa gagal ginjal akut disertai kerusakkan sel darah merah, gangguan syaraf, stroke, dan koma sehingga tingkat kematiannya bisa sebesar 3-5%. Masa inkubasi bakteri sekitar 6-24 jam hingga akhirnya gejala menjadi semakin parah pada tubuh yang terjangkiti. Apabila tidak segera ditangani, gejala terparah bisa mengakibatkan kematian karena dehidrasi berat. Kalau gejala baru muncul 48 jam kemudian, itu berarti bukan akibat bakteri E-coli. Cara membasmi penyebaran E-coli hanya dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); mengolah makanan dan minuman dengan sempurna serta mencuci tangan sebelum makan. DAFTAR PUSTAKA http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-escherichia-coli-ecoli.html https://aniromaningsih.blogspot.com/2015/05/makalah-eschericia-coli.html Bert. Howard C. 2004. E. Coli In Motion, Biological and Medical Physics Biomedical Engineering. New York : Springer Verlag AIP Press. Syahrurachman, A., Chatim, A., W.K. Soebandrio, A., Karuniawati, A., Santoso, A.U.S., Harun, Hasrul B.M., Bela, B. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara. https://www.astalog.com/11332/manfaat-bakteri-e-coli-bagi-manusia.htm https://lifestyle.okezone.com/read/2011/06/07/195/465529/bakteri-e-coli-menyebar- lewat-3-jalan-ini http://mmr.umy.ac.id/patogenesis-escherichia-coli/