Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

TENTANG
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

Disusun oleh :
1. Adi putra
2. Anisa marta ningsih
3. Aisyah rahma alvi
4. Endah putri
5. Rery ferentia
6. Wahyu mustika rani

Dosen pembimbing :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan jahiliyah menuju zaman terang benderang addinul islam .

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pendidikan
Pancasila yang telah mengajar kami, kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membatu kami menyelesaikan makalah ini.

Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami meminta maaf
jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran dan kritiknya untuk
memperbaiki pembahasan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap
dan kebiasaan sasaran pendidikan.

Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang
lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan
dan tingkah lakunya sendiri. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran agar individu, keluarga, kelompok danmasyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri.

Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,keluarga,


kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Sehingga Pengetahuan
kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan
kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepadameningkatnya indikator
kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikankesehatan.

Rendahnya akses masyarakat atas informasi atau pendidikan kesehatanditengarai sebagai


penyebab utama rendahnya akses masyarakat atas kualitaslayanan kesehatan. Selain itu
perspektif pemerintah dalam membangun bidangkesehatan ini perlu dibenahi dari paradigma
sakit ke paradigma sehat dan darisemangat memungut atau retribusi kepada semangat
pelayanan.Dari paparandiatas maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis berupa
makalah dengan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai
berikut :

1. pengertian pendidikan kesehatan

2. tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan

3. ruang lingkup pendidikan kesehatan

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini, selaian untuk memenuhi salah satu tugas kuliah adalah :

1. Untuk memahami pengertian pendidikan kesehatan

2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan

3. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup pendidikan kesehatan


BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan),
proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan
apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan
adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012). Kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang
paling baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya
yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik maupun mental
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang


kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk
memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo,
2012).

A. Peranan Pendidikan Kesehatan

Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatanmengacu kepada


H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar
terhadap status kesehatan. Disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua. Pelayanan
kesehatan, dan keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan. Lawrence Green
menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3 faktor pokok yakni :
1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan
adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau
masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah
suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
B. Proses Pendidikan Kesehatan

Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Kegiatan belajar terdapat tiga
persalan pokok, yakni :

1) Persoalan masukan (input) Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah


menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang
sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

2) Persoalan proses Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh
timbale balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau
fasilitator) metode dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang
dipelajari.

3) Keluaran (output) Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa
kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar ini ke dalam 4 kelompok besar, yakni: Faktor materi (bahan mengajar),
lingkungan, instrumental, dan subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat
keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya.

C. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya


sasarannya juga berbeda. Misalnya:

Pendidikan Kesehatan di Keluarga

1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran guru dan murid,
yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS)

2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat,


balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga
pasien

3) Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan

4) Pendidikan Kesehatan di tempat umum ,misalnya pasar,terminal,bandar udara,tempat-


tempat pembelanjaan,tempat tempat olah raga, taman kota, dsb.

D. Aspek Sosial Budaya Dalam Pendidikan Kesehatan

Aspek Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

1) Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit

Masyarakat mempunyai batasan sehat atau sakit yang berbeda dengan konsep sehat dan sakit
versi sistem medis modern (penyakit disebabkan oleh makhluk halus, guna-guna, dan dosa
2) Kepercayaan

Kepercayaan dalam masyarakat sangat dipengaruhi tingkah laku kesehatan, beberapa


pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-kadang memberi pengaruh negatif
terhadap program kesehatan. Sifat fatalistik atau Fatalisme adalah ajaran atau paham bahwa
manusia dikuasai oleh nasib. Seperti contoh, orang-orang Islam di pedesaan menganggap
bahwa penyakit adalah cobaan dari Tuhan, dan kematian adalah kehendak Allah. Jadi, sulit
menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan saat sakit.

3) PendidikanMasih banyaknya penduduk yang berpendidikan rendah, petunjuk-petunjuk


kesehatan sering sulit ditangkap apabila cara menyampaikannya tidak disesuaikan dengan
tingkat pendidikan khayalaknya.

4) Nilai Kebudayaan Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku bangsa yang
mempunyai perbedaan dalam memberikan nilai pada satu obyek tertentu. Nilai kebudayaan
ini memberikan arti dan arah pada cara hidup, persepsi masyarakat terhadap kebutuhan dan
pilihan mereka untuk bertindak.

2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan

Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan
dan manfaat pendidikan kesehatan ialah:

a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih

besar pada kesehatan (dirinya).

e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah

terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan

mencegah penyakit menular.

f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,

keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak

yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan


terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup

dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit

tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2005).

Menurut Susilo (2011) tujuan pendidikan kesehatan terdiri dari :

1) Tujuan kaitannya dengan batasan sehat

Menurut WHO (1954) pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang
atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila
perilaku tidak sesuai dengan prinsip kesehatan maka dapat menyebabkan terjadinya
gangguan terhadap kesehatan. Masalah ini harus benar-benar dikuasai oleh semua kader
kesehatan di semua tingkat dan jajaran, sebab istilah sehat, bukan sekedar apa yang
terlihat oleh mata yakni tampak badannya besar dan kekar. Mungkin saja sebenarnya ia
menderita batin atau menderita gangguan jiwa yang menyebabkan ia tidak stabil, tingkah
laku dan sikapnya. Untuk menapai sehat seperti definisi diatas, maka orang harus
mengikuti berbagai latihan atau mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar orang benar-
benar menjadi sehat.

2) Mengubah perilaku kaitannya dengan budaya

Sikap dan perilaku adalah bagian dari budaya. Kebiasaan, adat istiadat, tata nilai atau
norma, adalah kebudayaan. Mengubah kebiasaan, apalagi adat kepercayaan yang telah
menjadi norma atau nilai di suatu kelompok masyarakat, tidak segampang itu untuk
mengubahnya.

Hal itu melalui proses yang sangat panjang karena kebudayaan adalah suatu sikap dan
perilaku serta cara berpikir orang yang terjadinya melalui proses belajar. Meskipun secara
garis besar tujuan dari pendidikan kesehatan mengubah perilaku belum sehat menjadi
perilaku sehat, namun perilaku tersebut ternyata mencakup hal yang luas, sehingga perlu
perilaku tersebut dikategorikan secara mendasar. Susilo membagi perilaku kesehatan sebagai
tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3 macam yaitu :

a) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat. Dengan
demikian kader kesehatan mempunyai tanggung jawab di dalam penyuluhannya
mengarahkan pada keadaan bahwa cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup
masyarakat sehari-hari.

b) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun
menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok. Itulah sebabnya dalam hal ini Pelayanan
Kesehatan Dasar (PHC=Primary Health Care) diarahkan agar dikelola sendiri oleh
masyarakat, dalam hal bentuk yang nyata adalah PKMD. Contoh PKMD adalah Posyandu.
Seterusnya dalam kegiatan ini diharapkan adanya langkah-langkah mencegah timbulnya
penyakit.
c) Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada
secara tepat. Ada kalanya masyarakat memanfaatkan sarana kesehatan yang ada secara
berlebihan. Sebaliknya sudah sakit belum pula menggunakan sarana kesehatan yang ada
sebagaimana mestinya

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu:

a. Dimensi Sasaran

1) Pendididkan kesehatan individual dengan sasaran individu.


2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.

b. Dimensi Tempat Pelaksanaannya

1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid yang


pelaksanaannya diintegrasikan dengan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).

2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan


Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran pasien
dan keluarga pasien.

3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.

c. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan

1) Promosi kesehatan (Health Promotion) Misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi


lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.

2) Perlindungan khusus (Specific Protection) Misal : Imunisasi

3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment) Misal :
dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

4) Rehabilitasi (Rehabilitation) Misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-


latihan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai