Anda di halaman 1dari 23

CASE STUDY

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN


KONSEP DIRI

Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes (sesuaidosenpengajar)

Disusun Oleh:
Kelompok IV

Erna Auliana Ariantina Putri 1610913320008


Ervina Dwi Atika Arisandi 1610913320009
Muhammad Khoiru Rezal 1610913310025
Maya Aulia Ahda 1610913320018
Muhammad Faisal Amir 1610913310022
Muhammad Hafiz 1610913310023
Nor Amelia 1610913320030
Sahrawardi 1610913310036
Yhogy putra mulya bahtera 1610913310043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pengampu : Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes


Kelompok : IV (Empat)
Nama Anggota :
Erna Auliana Ariantina Putri 1610913320008
Ervina Dwi Atika Arisandi 1610913320009
Muhammad Khoiru Rezal 1610913310025
Maya Aulia Ahda 1610913320018
Muhammad Faisal Amir 1610913310022
Muhammad Hafiz 1610913310023
Nor Amelia 1610913320030
Sahrawardi 1610913310036
Yhogy Putra Mulya Bahtera 1610913310043

Banjarbaru, 27 Juni 2019

Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes


BAB I

Topik : Konsep Diri


Andri, 20 tahun, mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di
Banjarmasin, mengalami kecelakaan lalu lintas 3 hari yang lalu. Akibat
kecelakaan tersebut Andri harus menjalani amputasi pada kaki kirinya. Ibu
Andri terus menemaninya selama berada di rumah sakit dan selalu
memberikan dukungan. Ayah Andri jarang berada di rumah sakit karena
belum percaya dengan kejadian yang menimpa putranya. Andri adalah
seorang mahasiswa yang berprestasi, ia adalah kapten tim basket di
Fakultasnya dan bulan depan Andri dijadwalkan untuk mengikuti
kompetisi basket tingkat nasional yang selama ini ia impikan.
Kondisi Andri saat ini sudah mulai stabil dan ia direncanakan
menjalani program rehabilitasi. Dokter juga merencanakan akan
memasang kaki prostetik pada Andri. Anda adalah seorang perawat yang
merawat Andri dan hari ini Anda melakukan tindakan perawatan luka
amputasi. Selama tindakan, Andri tidak mau melihat bagian kakinya yang
terluka dan menolak untuk mendiskusikan program rehabilitasi yang akan
ia jalani. Ibu Andri juga mengatakan kepada Anda bahwa putranya
menjadi pemurung dan tidak banyak bicara.
BAB II

1. Pengertian Konsep Diri


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart, Gail & Sundeen,
Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC). Konsep diri
adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap dan persepsi bahwa sadar maupun sadar. Konsep diri
memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter & Perry.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

2. Komponen konsep diri dan berdasarkan kasus komponen konsep diri mana
yang terganggu pada andri?
Komponen – komponen konsep diri
a. Menurut Hurlock ( dalam tasli 1997), komponen diri terdiri dari :
1) Komponen Perceptual yaitu gambaran yang dimiliki individu
mengenai penampilan fisiknya serta kesan yang di bentuknya
terhadap orang lain.
2) Komponen Konseptual yaitu konsep yang dimiliki individu
mengenai karakteristik dirinya, kemampuan yang dimiliki dan
pengalaman serta gambaran masa depannya yang di dalamnya
termasuk kualitas penyesuaian diri dan kemandirian.
3) Komponen sikap yaitu perasaan yang dimiliki individu mengenai
dirinya sendiri, sikap terhadap statusnya, masa depannya, harga
dirinya, kepuasannya, keyakinan dirinya, nilai – nilai aspirasi dan
keterikatan dirinya.
b. Menurut buku konsep dasar keperawatan komponen konsep diri terdiri
dari:
1) Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan
individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek
yang kontak secara terus menerus (anting, make-up, kontak lensa,
pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun sekarang.
2) Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan atau nilai
pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-
cita, keinginan, harapan, tentang diri sendiri.
3) Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Pencapaian ideal diri atau cita-cita/harapan langsung
menghasilkan perasaan berharga.
4) Peran
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial
yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok
sosial, tiap individu mempunyai berbagai peran yang terintergasi
dalam pola fungsi individu
5) Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,
menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Pengertian identitas adalah organisasi, sintesa dari semua gambaran
utuh dirinya, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut atau
jabatan dan peran.
c. Menurut Stuart dan Sudden, Rentang konsep diri mulai dari respons
Adaptif sampai dengan respons Maladaptif yang terdiri dari:

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Diri Konsep Diri Positif Harga Diri Rendah Keracunan identitas Depersonalisasi

1) Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian
tertinggi seorang manusia. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi
kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan
biologis.
2) Konsep Diri Positif
Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi
dengan banyak situasi. Ia memandang hal-hal buruk memiliki hikmah dan
bukan sebagai akhir dari segalanya. Orang seperti ini biasanya lebih
percaya diri, optimis dan selalu berpikir ada yang bisa dipecahkan.
3) Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah suatu perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan.
4) Depersonalisasi
Kehilangan atau perubahan temporer dalam perasaan yang biasa mengenai
realitas diri sendiri. Dalam suatu tahap depersonalisasi, orang merasa
terpisah dari dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Mereka mungkin
merasa seperti sedang bermimpi atau bertingkah laku seperti robot.

Jadi, menurut beberapa penjelasan diatas setelah dikaitkan dengan


kasus komponen diri mana yang terganggu pada Andri yaitu komponen
konsep diri Citra Tubuh dimana menrurut pengertiannya merupakan sikap
atau persepsi individu terhadap tubuhnya seperti, fungsi, struktur,
keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus menerus. Setelah
Andri menjalani amputasi pada kaki kirinya karena kecelakaan lalu lintas.
Andri juga seorang mahasiswa yang berprestasi, ia kapten tim basket di
Fakultasnya dan bulan depan Andri dijadwalkan untuk mengikuti
kompetisi basket tingkat nasional yang selama ini ia impikan.Ayah Andri
jarang berada di rumah sakit karena belum percaya dengan kejadian yang
menimpa putranya dan ketika dilakukan perawatan luka amputasi Andri
tidak mau melihat bagian kakinya yang terluka dan menolak untuk
mendiskusikan program rehabilitasi yang akan ia jalani. Ibu Andri juga
mengatakan kepada Anda bahwa putranya menjadi pemurung dan tidak
banyak bicara.

3. Perkembangan Konsep Diri


Menurut kelompok kami konsep diri merupakan salah satu aspek
perkembangan psikologi peserta didik yang penting yang dialami oleh
seorang guru. Karena merupakan salah satu variabel yang menentukan
dalam proses pendidikan. Rendahnya prestasi siswa dan motivasi belajar
siswa serta terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku siswa dikelas
banyak disebabkan oleh persepsi dan sikap negatif siswa terhadap diri
sendiri. Sama halnya terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar banyak disebabkan oleh sikap siswa yang memandang dirinya
tidak mampu melaksanakan tugas-tugas di sekolah. (Potter, P. A. & Perry,
A. G, 2005).
Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan
konsep diri yang dimilikinya. Banyak kondisi dalam kehidupan remaja
turut membentuk pola kepribadian melalui pengarhnya pada konsep diri
seperti perubahan fisik, dan psikologi pada masa remaja. Beberapa faktor
yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu (Syarif, 2015)
1) Usia Kematangan. Remaja yang matang lebih awal, yang
diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa,
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik.
2) Penampilan Diri. Penampilan diri yang berbeda membuat remaja
merasa rendah diri meskipun perbedaan yang menambah daya tarik
fisik.
3) Nama dan Julukan. Remaja peka dan merasa malu bila teman-
teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau bila mereka
member nama julukan yang bernada cemoohan.
4) Hubungan Keluarga. Seorang remaja yang mempunyai hubungan
yang erat dengan seseorang anggota keluarga akan
mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama.
5) Teman-teman Sebaya. Teman sebaya mempengaruhi pola
kepribadian remaja dalam dua cara, yaitu konsep diri remaja
merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman
tentang dirinya, dan ia berada dalam tekanan untuk
mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
6) Kreativitas. Remaja yang semasa kanak-kanak di dorong agar
kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis,
mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang
memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya.
7) Cita-cita. Bila remaja mempunyai cita-cita yang realistic tentang
kemampuannya akan lebih banyak mengalami keberhasilan. Ini
akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang
lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.

4. Faktor yang memengaruhi konsep diri. Berdasarkan kasus, faktor


mana yang menjadikan Andri mengalami perubahan pada konsep
dirinya?
Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan
konsep diri yang dimilikinya. Banyak kondisi dalam kehidupan Andri
turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri
seperti perubahan fisik, dan psikologi pada masa remaja. Beberapa faktor
yang mempengaruhi konsep yaitu : (Gufron M, 2011)
a. Penampilan Diri. Penampilan diri yang berbeda membuat remaja
merasa rendah diri meskipun perbedaan yang menambah daya tarik
fisik. Pada kasus, Andri usia 20 tahun mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan kaki kiri harus di Amputasi.
b. Umpan balik dari lingkungan. Pada kasus ,tidak ada satupun teman
dari Andri yang menjenguknya padahal Andri mau bertanding basket
dalam beberapa hari kedepan yang selama ini ia impikan, seharusnya
Andri memerlukan dukungan dari teman sekitarnya .
c. Pola asuh orang tua. Ibunya berkata bahwa Andri menjadi murung dan
tidak banyak berbicara karena kejadian tersebut

5. Proses keperawatan dan konsep diri yang meliputi:


a. Pengkajian
1) Aspek penting yang harus dikaji oleh perawat
Pengkajian yang perlu dilakukan pada orang yang mengalami
gangguan konsep diri yaitu (Yusuf, dkk. 2015):

Faktor Predisposisi
1. Citra tubuh
a) Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi).
b) Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat
tumbuh kembang atau penyakit).
c) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan
fungsi tubuh.
d) Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
Kasus:
Citra tubuh yang terganggu yaitu karena adanya kehilangan bagian
tubuh: “Andri harus menjalani amputasi pada kaki kirinya akibat
kecelakaan yang dialaminya.”
2. Harga diri
a) Penolakan
b) Kurang penghargaan
c) Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu
dituruti, terlalu dituntut
d) Persaingan antara keluarga
e) Kesalahan dan kegagalan berulang
f) Tidak mampu mencapai standar.
Kasus:
Harga diri yang terganggu yaitu penolakan: “Andri tidak mau
melihat bagian kakinya yang terluka dan menolak untuk
mendiskusikan program rehabilitasi yang akan ia jalani.”
3. Ideal diri
a) Cita-cita yang terlalu tinggi
b) Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan
c) Ideal diri samar atau tidak jelas.
Kasus:
Ideal diri yang terganggu yaitu harapan yang tidak sesuai
dengan kenyataan: “Andri adalah kapten tim basket di
Fakultasnya dan bulan depan Andri dijadwalkan untuk
mengikuti kompetisi basket tingkat nasional yang selama ini ia
impikan.”
4. Peran
a) Stereotipe peran seks
b) Tuntutan peran kerja
c) Harapan peran kultural.
Kasus:
Peran Andri sebagai kapten tim basket dapat terganggu akibat
kondisinya saat ini.
5. Identitas diri
a) Ketidakpercayaan orang tua
b) Tekanan dari teman sebaya
c) Perubahan struktur sosial
Kasus:
Identitas diri Andri terganggu karena ketidakpercayaan dari
orang tua: “Ayah Andri jarang berada di rumah sakit karena
belum percaya dengan kejadian yang menimpa putranya.”
Faktor Presipitasi
1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
3. Transisi peran perkembangan.
4. Transisi peran situasi.
5. Transisi peran sehat-sakit.
Kasus:
Faktor presipitasi pada kasus yaitu:
a) Trauma: dengan adanya kejadian kecelakaan lalu lintas yang
dialami oleh Andri sehingga mengakibatkan kaki kiri Andri
harus diamputasi, hal tersebut akan menimbulkan trauma berat
pada diri Andri.
b) Transisi peran situasi: dengan adanya kejadian tersebut, maka
Andri harus bisa beradaptasi dengan kondisinya saat ini.
Perilaku
a. Citra tubuh
a) Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu.
b) Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh.
c) Menolak usaha rehabilitasi.
b. Harga diri rendah
a) Produktivitas menurun.
b) Gangguan berhubungan.
c) Perasaan negatif terhadap tubuh
d) Ketegangan peran
e) Pesimis menghadapi hidup
f) Penolakan kemampuan diri
g) Menarik diri secara sosial
h) Menarik diri dari realitas.
c. Kerancuan identitas
a) Perasaan hampa.
b) Perasaan mengambang tentang diri.
c) Tingkat ansietas tinggi.
d) Masalah estimasi.
d. Depersonalisasi

Mekanisme Koping
Dua tipe mekanisme koping yaitu reaksi atas orientasi tugas
(menyelesaikan masalah) dan mekanisme pertahanan ego (tanpa
kesadaran dan pemikiran yang tidak rasional/maladaptif/negatif).
Mekanisme koping yang dimiliki Andri bertipe mekanisme
pertahanan ego, hal ini dapat dilihat dari perilaku Andri yang
menjadi pemurung dan tidak banyak bicara (negatif).
2) Hal-hal yang harus diperhatikan oleh perawat pada saat
melakukan pengkajian konsep diri klien.
Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data
objektif dan subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri baik
yang aktual maupun potensial dan pada perilaku yang berkaitan
dengan perubahan konsep diri. Pengkajian keperawatan harus
mencakup pertimbangan tentang perilaku koping sebelumnya; sifat,
besar, dan intensitas stresor; dan sumber internal dan eksternal
klien. Seringkali perawat lupa untuk mengkaji bagaimana klien
mengatasi stresor di masa lalu. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengkajian konsep diri (Yusuf dkk, 2015):
a) Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit.
b) Bagaimana perawat bereaksi terhadap stress.
c) Kekuatan komunikasi non verbal ditunjukkan kepada klien dan
keluarganya.
d) Nilai dan harapan pribadi yang ditunjukkan untuk
mempengaruhi klien.
e) Bagaimana pendekatan yang tidak menghakimi dan bermanfaat
bagi klien.

3) Cara perawat membina hubungan saling percaya ketika


melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan
Cara perawat membina hubungan saling percaya salah
satunya denganBina hubungan saling terbuka percaya dan
menerima pasien bagaimanapun keadaan ego pasien dengan tujuan
untuk membangun rasa saling percaya antara perawat dan klien
dengan rasional untuk mengurangi sikap ancaman perawat kepada
pasien membangun penerimaan aspek kepribadian, juga untuk
menilai keadaan pasien untuk uji realitas pasien, kontrol diri pasien
dan juga sebagai acuan untuk membuat asuhan keperawatan di
kemudian hari. Contoh dalam tidakan keperawatan seperti berikut
(Suhron M, 2017):
a. Mendengarkan perkataan pasien
b. Mendukung pembahasan tentang pikiran dan perasaan yang
diungkapkan pasien.
c. Memberikan respon terhadap perkataan pasien tanpa mendakwa.
d. Memberikan motivasi terhadap pasien bahwa dia adalah
seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu
menolong dirinya sendiri.
e. Mulai dengan meyakinkan identitas pasien.
f. Berikan dukungan untuk mengurangi tingkat ansietas panic pada
pasien.
g. Dekati pasien dengan cara tidak memaksa.
h. Terima dan upayakan klarifikasi komunikasi verbal dan non
verbal yang tidak dipahami.
i. Cegah pasien dari pengisolasian diri.
j. Tetapkan batasan untuk perilaku yang tidak tepat bagi kondisi
pasien.
b. Diagnosa Keperawatan

No Data Etiologi Problem


1 Ds: Gangguan Citra Harga Diri Rendah Situasional
- Ibu Andri mengatakan
Tubuh (00120)
bahwa putranya menjadi
pemurung dan tidak
Definisi:
banyak bicara.
Munculnya persepsi negatif tentang
Do:
makna diri sebagai respons terhadap
- Andri tidak mau melihat
situasi saat ini.
bagian kakinya yang
terluka dan menolak
untuk mendiskusikan
program rehabilitasi.
2 Ds: Kondisi terkait: Gangguan Citra Tubuh (00118)
Perubahan
Do:
- Pasien mengalami Fungsi Tubuh Definisi:
amputasi pada kaki Konfusi dalam gambaran mental
sebelah kiri. tentang diri fisik individu.
- Andri tidak mau melihat
bagian kakinya yang
terluka dan menolak
untuk mendiskusikan
program rehabilitasi.

c. Intervensi keperawatan untuk meningkatkan konsep diri

Diagnosa Perencanaan Intervensi


Keperawatan Keperawatan Keperawatan
Harga Diri Rendah: Setelah dilakukan tindakan Intervensi (NIC) keperawatan yang dapat
Situasional (00120) keperawatan selama 3x pertemuan (3 dilakukan perawat demi memenuhi
hari), didapatkan kriteria hasil: kriteria NOC dalam beberapa hari
NOC kedepan dapat berupa :
-Harga diri (1205) • Peningkatan Harga Diri (5400) :
Kriteria hasil: 1. Monitor pernyataan pasien mengenai
1. Verbalisasi penerimaan diri dari harga diri
skala 1 (tidak pernah positif) menjadi 2. Dukung pasien untuk bisa
skala 3 (kadang-kadang positif) mengidentifikas kekuatan
2. Penerimaan terhadap keterbatasan 3. Bantu pasien untuk menemukan
diri dari skala 1 (tidak pernah positif) penerimaan diri
menjadi skala 3 (kadang-kadang 4. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-
positif) aktivitas yang akan meningkatkan
3. Gambaran diri dari skala 1 (tidak harga diri
pernah positif) menjadi skala 3 5. Bantu pasien untuk
(kadang-kadang positif) mengiidentifikasi respon positif dari
4. Tingkat kepercayaan diri dari skala orang lain.
1 (tidak pernah positif) menjadi skala 6. Bantu pasien untuk mengatasi
3 (kadang-kadang positif) bulliying atau ejekan.
- Koping (1302) • Peningkatan Koping (5230)
1. Mengidentifikasi pola koping yang
efektif dari skala 1 (tidak pernah 1. Bantu pasien dalam
menunjukkan) menjadi skala 3 mengidentifikasikan tujuan jangka
(kadang-kadang menunjukkan) panjang dan pendek yangtepat
2. Mengidentifikasi pola koping yang 2. Berikan suasana penerimaan
tidak efektif dari skala 1 (tidak pernah 3. Bantu pasien dalam
menunjukkan) menjadi skala 3 mengembangkan penilaian terkait
(kadang-kadang menunjukkan) dengn kejadian dengan lebih
3. Menyatakan penerimaan terhadap obyektif.
situasi dari skala 1 (tidak pernah 4. Dukung kemampuan mengatasi
menunjukkan) menjadi skala 3 situasi secaa berangsur-angsur
(kadang-kadang menunjukkan) 5. Tumbuhkdan cara penyaluran
4. Modifikasi gaya hidup untuk kemarahan dan permusuhan yang
mengurangi stress dari skala 1 (tidak konstruktif
pernah menunjukkan) menjadi skala 3 6. Bantu pasien dalam mengidentifkasi
(kadang-kadang menunjukkan) sistem dukungan yang tersedia
7. Bantu pasien untuk mengidentipikasi
strategi-strategi positif untuk
mengatasi keterbatasan dan
mengelola kebutuhan gaya hidup
maupi perubahan peran.
Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan Intervensi (NIC) keperawatan yang dapat
Tubuh (00118) keperawatan selama 3x pertemuan (3 dilakukan perawat demi memenuhi
hari), didapatkan kriteria hasil: kriteria NOC dalam beberapa hari
NOC kedepan dapat berupa :
-Citra tubuh (1200) • Peningkatan Citra Tubuh (5220)
Kriteria hasil: 1. Tentukan harapan citra diri pasien
1.Gambaran internal diri dari skala 1 didasarkan pada tahap perkembangan
(tidak pernah positif) menjadi skala 3 2. Bantu pasien untuk mendiskusikan
(kadang-kadang positif) perubahan-perubahan (bagain tubuh)
2. Sikap terhadap menyentuh bagian disebabkan adanya penyakit atau
tubuh yang terkena dari skala 1 (tidak
pernah positif) menjadi skala 3 pembedahan, dengan cara yang tepat.
(kadang-kadang positif) 3. Bantu pasien utuk memnentukan
3. Kepuasan dengan penampilan tubuh keberlanjutan dari perubahan aktual
dari skala 1 (tidak pernah positif) dari tubuh atau tingkat fungsinya
menjadi skala 3 (kadang-kadang 4. Bntu psien memisahkan penampilan
positif) fisik dari perasaan berharga ssecara
4. Kepuasan dengan fungsi tubuh dari pribadi, dengan cara yang tepat
skala 1 (tidak pernah positif) menjadi 5. Ajar kan orangtua untuk melihat
skala 3 (kadang-kadang positif) pentingnya respon mereka terhadap
5. Penyesuaian terhadap perubahan perubahan tubuh anak dan
tubuh akibat cedera dari skala 1 (tidak penyesuaian di masa depan, dengan
pernah positif) menjadi skala 3 cara yang tepat.
(kadang-kadang positif) 6. Bantu identifikasi cara untuk
menurunkan dampak dari adanya
perubahan bentuk melalui pakaian,
kaki palsu, dengan cara yang tepat.
7. Bantu pasien untuk
mengidentifikasikan tindakan yang
akan menigkatkan penampilan.
d. Implementasidan Evaluasi

No DiagnosaK Tanggaldan Implementasi


eperawatan waktu
1. Harga diri 26 Juni 2019 • Peningkatan Harga Diri :
(1205) 09.00 – 1. Memonitor pernyataan pasien
10.00 WITA mengenai harga diri
2. Mendukung pasien untuk bisa
mengidentifikas kekuatan
3. Membantu pasien untuk menemukan
penerimaan diri
4. Memfasilitasi lingkungan dan
aktivitas-aktivitas yang akan
meningkatkan harga diri
5. Membantu pasien untuk
mengiidentifikasi respon positif dari
orang lain.
6. Membantu pasien untuk mengatasi
bulliying atau ejekan.
• Peningkatan Koping (5230)
1. Membantu pasien dalam
mengidentifikasikan tujuan jangka
panjang dan pendek yang tepat
2. Memberikan suasana penerimaan
3. Membantu pasien dalam
mengembangkan penilaian terkait
dengn kejadian dengan lebih
obyektif.
4. Mendukung kemampuan mengatasi
situasi secaa berangsur-angsur
5. Menumbuhkan cara penyaluran
kemarahan dan permusuhan yang
konstruktif
6. Membantu pasien dalam
mengidentifkasi sistem dukungan
yang tersedia
7. Membantu pasien untuk
mengidentipikasi strategi-strategi
positif untuk mengatasi keterbatasan
dan mengelola kebutuhan gaya
hidup maupi perubahan peran
2. Gangguan Citra 26 Juni 2019 • Peningkatan Citra Tubuh:
Tubuh (00118) 10.00 – 1. Menentukan harapan citra diri pasien
11.00 WITA didasarkan pada tahap
perkembangan
2. Membantu pasien untuk
mendiskusikan perubahan-
perubahan (bagain tubuh)
disebabkan adanya penyakit atau
pembedahan, dengan cara yang
tepat.
3. Membantu pasien utuk
memnentukan keberlanjutan dari
perubahan aktual dari tubuh atau
tingkat fungsinya.
4. Membantu psien memisahkan
penampilan fisik dari perasaan
berharga ssecara pribadi, dengan
cara yang tepat
5. Mengajarkan orang tua untuk
melihat pentingnya respon mereka
terhadap perubahan tubuh anak dan
penyesuaian di masa depan, dengan
cara yang tepat.
6. Membantu identifikasi cara untuk
menurunkan dampak dari adanya
perubahan bentuk melalui pakaian,
kaki palsu, dengan cara yang tepat.
7. Membantu pasien untuk
mengidentifikasikan tindakan yang
akan menigkatkan penampilan.
e. Evaluasi
1. Kemampuan yang diharapkan dari pasien.
a) Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien.
b) Pasien mengungkapkan penerimaan terhadap keterbatasan diri.
c) Pasien mengungkapkan kepuasan terhadap penampilan dan
fungsi tubuh.
d) Kepercayaan diri pasien meningkat
e) Pasien dapat mengidentifikasi pola koping yang efektif.
f) Pasien menunjukkan sikap positif dalam menyentuh bagian
tubuh yang terkena.
g) Pasien dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan tubuh
akibat cedera..
DAFTAR PUSTAKA

Gufron, M. 2011. Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Potter & Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan

praktik. Jakarta : EGC

Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:

EGC.

Suhron M. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Konsep Self Esteem. Jakarta: Mitra

Wacana Media

Syarif, Kemali. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Medan : UNIMED PERSS

Yusuf Ah. dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika
Lampiran Pembagian Tugas dalam Kelompok

1. Nor Amelia
- Pengertian konsep diri
- Komponen konsep diri
2. Maya Aulia Ahda
- Perkembangan Konsep Diri
- Faktor yang memengaruhi konsep diri
3. Ervina Dwi Atika Arisandi, Muhammad Faisal Amir, Muhammad Khoiru
Rezal, Muhammad Hafiz, Sahrawardi
- Asuhan Keperawatan
4. Yhogy Putra Mulya Bahtera
- PPT
- Print + Jilid
- Komponen konsep diri
5. Erna Auliana Ariantina Putri
- Cover, Lempeng, BAB 1
- Edit

Anda mungkin juga menyukai