Acne Vulgaris PDF
Acne Vulgaris PDF
TINJAUAN PUSTAKA
AKNE VULGARIS
2.2 Epidemiologi
Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada
berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit:
e) Terjadinya stres psikik yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik
secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.
f) Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, kosmetik, cuaca/musim yang
secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis akne
vulgaris. ( Fleischer JR dkk, 2000; Wasitaatmadja, 2007)
Tabel 2.1: Bentuk lesi akne (Fleischer Jr, 2000; Wasitaatmadja, 2007; Harper J.C,
2003; Lubis, 2008)
Komedo tertutup( Lesinya kecil dan jelas berdiameter 0.1-3.0 mm. Lesi ini
Whitehead komedo) mengalami perbaikan dalam waktu 3-4 hari sebanyak 25%
dan akan berkembang menjadi lesi inflammasi sebanyak
75%.
2.5 Gradasi
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi pilihan
pengobatan. Ada berbagai pola pembagian gradasi penyakit akne vulgaris yang
dikemukakan. (Wasitaatmadja, 2007)
I Komedo di muka
IV Akne kongloblata
Tabel 2.3: Gradasi akne vulgaris menurut Frank (1970)
IV Akne papulopustular
VI Akne berat
Tabel 2.4: Gradasi akne vulgaris menurut Plewig dan Kligman (1975)
Penyakit kulit seperti akne vulgaris merupakan salah satu faktor yang dapat
menganggu pencitraan diri seseorang karena dapat mengubah penampilan fisik pasien
dan menimbulkan reaksi psikologis berupa kurangya keyakinan diri, perasaan malu,
marah dan depresi. Kesejahteraan secara fisik, emosional dan mental bergantung
kepada pendapat subyektif pasien berhubungan dengan nilai diri dan keyakinan diri
mereka. Jika seorang pasien mulai berpikir bahwa dia telah menjadi tidak
berharga dan kurang berharga daripada orang lain karena
sakit, ia akan mengembangkan citra diri yang negatif. Dengan demikian, akne
vulgaris sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan
menganggu kondisi mental pasien, penerimaan diri, kemampuan
untuk berfungsi secara sosial, dan kemampuan beradaptasi. (A. Potocka dkk, 2009;
Lasek dkk, 1998; Kokandi, 2010; Hanna dkk, 2003)
Gambaran 2.1 : Dampak akne vulgaris pada kualitas hidup pasien
Kesehatan fisik
Kesehatan mental
Faktor sosioekonomi
DLQI dikembangkan pada tahun 1994 dan merupakan instrumen pertama yang
digunakan untuk mengukur hubungan penyakit kulit dengan kualitas hidup pasien.
Kuesioner DLQI mengandung 10 pertanyaan sederhana yang telah divalidasi dan
dapat digunakan pada 33 kondisi kulit yang berbeda. DLQI merupakan
instrumen yang paling sering digunakan dalam penelitian jenis terkontrol karena
validitas dan reliabilitasnya baik serta cara penilaiannya sederhana. DLQI menilai
kualitas hidup pasien dewasa, yaitu berumur 16 tahun dan ke atas dalam 6 kategori,
yaitu: penilaian subyektif pasien terhadap gejala klinis, aktivitas sehari-hari, aktivitas
sosial, pekerjaan atau pendidikan, hubungan pasien sesama teman dan ahli keluarga
serta terapi yang diikuti. Semakin tinggi skor, semakin
terganggu kualitas hidup pasien.
Instrumen spesifik terhadap akne vulgaris termasuk “Acne Disability Index (ADI)”
dan “Cardiff Acne Disability Index (CADI)”. CADI(Motley dan Finlay, 1992)
merupakan kueosiner yang mengandung 5 soalan yang telah diringkaskan dari ADI
(Motley dan Finlay, 1989). CADI didesain untuk digunakan pada remaja dan
dewasa muda yang menderita akne vulgaris. CADI adalah kuesioner yang
mengandung 5 soalan yang menilai respons emosional, interaksi sosial, aktivitas
seharian dan pandangan subyektif pasien mengenai akne vulgaris yang dideritai.
Skor jawaban setiap pertanyaan adalah dari skala 0-3. Semakin tinggi skor, semakin
terganggu kualitas hidup pasien.
Mengukur hubungan akne vulgaris terhadap kualitas hidup dapat membantu seorang
dokter yang bertanggungjawab dalam pengobatan pasien akne
vulgaris untuk memahami penyakit dari persepsi pasien. Dalam
penelitian klinis, obat-obatan baru semakin sering dievaluasi menurut dampak
terapi terhadap kualitas hidup. Dalam
praktek klinis, memahami bagaimana hidup pasien dipengaruhi oleh akne
vulgaris dapat membantu dalam menentukan pengobatan yang paling tepat dan
sesuai untuk pasien. (Hanna dkk, 2003)