Anda di halaman 1dari 15

Berita Acara Presentasi Portofolio

Pada hari ini hari Rabu, tanggal 5 Oktober 2019 telah dipresentasikan portofolio
oleh:

Nama : dr. Lilia Muspida


Judul/ topik : Kejang Demam Kompleks
No. ID dan Nama
Pendamping : dr. Maryatul Aini
dr. Debby
No. ID dan Nama Wahana : RS Bhayangkara Tk III Polda Bengkulu

Nama Peserta Presentasi No. ID Peserta Tanda Tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.
10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping Pendamping

dr. Maryatul Aini dr. Debby


Portofolio

Kejang Demam Kompleks

Disusun Oleh:
Dr.Lilia Muspida

Pendamping:
Dr.Maryatul Aini
Dr. Debby

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Komite Internsip Dokter Indonesia
2019
HALAMAN PENGESAHAN

KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Disusun oleh:
dr.Lilia Muspida

Pendamping :
dr. Maryatul Aini
dr. Debby

Telah diterima sebagai syarat untuk mengikuti program dokter internship periode
November 2018 – November 2019 di RS Bhayangkara Tk III Polda Bengkulu.

Bengkulu, Oktober 2019

Pembimbing, Pembimbing,

dr.Maryatul Aini dr. Debby


PORTOFOLIO

Topik: Kejang Demam Kompleks


Tanggal (Kasus): 17 Januari 2019 Presenter: dr.Lilia Muspida
Tanggal Presentasi: 5 Oktober Pendamping I : dr.Maryatul Aini
2019 Pendamping II : dr. Debby
Tempat Presentasi: Ruang Aula RS Bhayangkara Tk III Polda Bengkulu
Objektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Anak laki laki 3 tahun datang dengan keluhan kejang
Tujuan: Diagnosis dan penatalaksanaan Kejang Demam Kompleks
Bahan Tinjauan
Riset Kasus Audit
Bahasan Pustaka
Cara
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Membahas
Nama : An.N Umur : 3 tahun
Data Nomor registrasi:
Bangsa : Indonesia Agama : Islam
Pasien 13.2X.XX
Alamat Rejang Lebong Pekerjaan: -
Nama Rumah Sakit:
Terdaftar sejak:
RS Bhayangkara Tk III Polda Telp.: 0736-341086
17 Januari 2019
Bengkulu
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/ gambaran klinis: Kejang Demam Kompleks
2. Riwayat kesehatan/ penyakit: Riwayat kejang disangkal
3. Riwayat pengobatan: Tidak ada
4. Riwayat keluarga: Tidak ada
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Riwayat Imunisasi : Lengkap
7. Lain-lain: -

DaftarPustaka
1. Arif Mansjoer., d.k.k,. 2000. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran.
Media Aesculapius FKUI. Jakarta.
2. Behrem RE, Kliegman RM,. 1992. Nelson Texbook of Pediatrics. WB
Sauders.Philadelpia.
3. Hardiono D. Pusponegoro, DwiPutroWidododanSofwan Ismail. 2006.
KonsensusPenatalaksanaanKejangDemam. BadanPenerbit IDAI. Jakarta
4. Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. KejangDemam di
StandarPelayananMedisKesehatanAnak.Badan penerbit IDAI. Jakarta
5. Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Kejang Demam di Ilmu Kesehatan Anak
2. FKUI. Jakarta.
Hasil Pembelajaran
1. Penegakan diagnosis Kejang Demam Kompleks
2. Tatalaksana Kejang Demam Kompleks

1. Subjektif
Keluhan utama:
Kejang sejak 2 jam SMRS
Riwayat perjalanan penyakit:
2 jam SMRS, Pasien datang dengan keluhan kejang yang dirasakan
tibatiba pada seluruh tubuh, kedua tangan mengepal, kaki kaku, mata
mendelik ke atas. Kejang berlangsung kurang lebih 5 menit. Setelah kejang
pasien sadar, dan menangis. Setelah kurang lebih 30 menit, pasien kejang
kembali dengan gerakan yang sama, berlangsung kurang lebih 10 menit.
Setelah kejang, pasien sadar dan menangis.
1 hari SMRS, ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam
yang tinggi. Demam dirasakan pada sore dan malam hari. BAK dan BAK
normal.
Riwayat penyakit dahulu:
- Riwayat kejang disangkal
Riwayat penyakit di keluarga:
Tidak ada keluarga yang punya penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien.
Riwayat Kehamilan :

Pemeriksaan di : Bidan

Frekuensi : Trimester I : 1x/ 1 bulan

Trimester II : 1x/ 1 bulan

Trimester III : 1x/ 2 minggu

Keluhan selama kehamilan: tidak ada

Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan tablet


penambah darah.

Riwayat Kelahiran

Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 2600 gram dan panjang 49
cm, lahir spontan, langsung menangis kuat, usia kehamilan 39 minggu.

Riwayat Postnatal

Rutin ke posyandu setiap bulan untuk menimbang dan ke puskesmas untuk


imunisasi.

Imunisasi

Jenis I II III IV

BCG 1 bulan - - -
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan -
Polio 2 hari 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan - - -
Hepatitis B Lahir 2 bulan 3 bulan -
Kesimpulan : imunisasi dasar lengkap sesuai Depkes
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Motorik Kasar

Mengangkat kepala : 3 bulan

Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

Duduk sendiri : 6 bulan

Berdiri sendiri : 11 bulan

Bahasa

Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan

Berkata (tidakspesifik) : 8,5 bulan

Motorik halus

Memegang benda : 3,5 bulan

Personal sosial

Tersenyum : 2 bulan

Mulai makan : 6 bulan

Tepuk tangan : 9 bulan

Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia

Riwayat Makan Minum Anak

1. Usia 0-6 bulan : ASI. Frekuensi minum ASI tiap kali bayi
menangis dan tampak kehausan, sehari biasanya lebih dari 8 kali
dan lama menyusui 10 menit, bergantian kiri kanan.
2. Usia 6-8 bulan :bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok kecil,
dengan diselingi dengan ASI jika bayi lapar. Buah pisang/papaya
sekali sehari satu potong (sianghari).
3. Usia 8-12 bulan:nasi tim 3 kali sehari satu mangkok kecil dengan
sayur hijau/wortel, lauk telur/tempe, diselingi dengan ASI jika
bayi masih lapar. Buah pepaya/pisang sehari 2 potong.
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup

Riwayat alergi:
Tidak ada
2. Objektif
Keadaan umum: tampak sakit sedang,
Kesadaran: compos mentis.
Tanda vital :
- HR (Nadi) : 165x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
- RR (LajuNafas) : 24x/menit
- Suhu : 39,0oC
- Status gizi : cukup
- SpO2 : 98 %
- BB : 14 kg

Status generalis
- Kepala : normocephali, rambut hitam sukar dicabut, distribusi
merata,
- Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-),sclera ikterik
(-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
- Hidung :epistaksis (-/-), discharge (-), septum deviasi (-)
Nafas cuping hidung(-)
- Telinga : discharge (-/-)
- Bibir : sianosis(-),sariawan (-), kering (-)
- Tenggorokan : faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : simetris, pembesarankelenjarlimfe (-)
- Thoraks : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
- Cor : Iktus kordis tidak tampak, Iktus kordis tidak kuat
angkat, Batas jantung kesan tidak membesar, BJ I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
- Abdomen : dinding dada setinggi dinding perut,peristaltik (+)
meningkat, tympani, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, turgor kembali cepat.
- Urogenital : dalam batas normal
- Ekstremitas : Superior Inferior
Akralhangat (+/+) (+/+)
Edema (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Ptekie (-/-) (-/-)
A. STATUS NEUROLOGIS
Motorik : Koordinasi baik, kekuatan

Sensorik : Belum dapat dinilai

ReflekFisiologis : +/+

Reflek Patologis : -/-

Meningeal Sign : Kaku kuduk : (-)

Brudzinsky I : (-)

Brudzinsky II : (-)

Kernig sign : (-)

- Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Hemoglobin 10,4 12.0 – 14.0 g/dl
Leukosit 9.900 3200-10000
Hitungjenisleukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 0 1-3%
 Batang 0 2-6 %
 Segmen 91 50-70 %
 Limposit 2 20-40 %
 Monosit 7 2-8 %
Eritrosit 4,1
Hematokrit 31%
Trombosit 187.000 > 150 ribu/mm2
Salmonella typhi H 1/320 Negative
Salmonella typhi O 1/320 Negative
3. Assessment
A. KLASIFIKASI

Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua :


a. Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15
menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk
umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak
berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80
% diantara seluruh kejang demam.
b. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
1.) Kejang lama > 15 menit
2.) Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum
didahului kejang parsial
3.) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.5

B. MANIFESTASI KLINIS

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan


bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya
tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis dan lain-lain.
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu
demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk
tonik – klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Postur tonik
(kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung
selama 10-20 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot
yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit),
lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat,
inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar
kesadarannya), gangguan pernafasan, apneu (henti nafas), dan
kulitnya kebiruan.1,3,5
Kejang umumnya berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak
tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa
detik/menit kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa
kelainan saraf. Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya
tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang
yang berlangsung lama (> 15 menit) sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan kerusakan permanen dari otak.4

C. TATALAKSANA
Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien
datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat
yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam intravena
adalah 0,3 -0,5 mg/kg perlahan –lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau
dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg. Obat yang praktis
dan dapat diberikan oleh orang tua atau dirumah adalah diazepam rektal.
Diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk
anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan
lebih dari 10 kg. Atau Diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak
dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak diatas usia 3 tahun.5
Bila setelah pemberian Diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5
menit. Bila setelah 2 kali pemberian Diazepam rektal masih tetap kejang,
dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan Diazepam
intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum berhenti
diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali
dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila
kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam
setelah dosis awal. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien
harus dirawat di ruang rawat intensif. Bila kejang berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam apakah kejang demam
sederhana atau kompleks dan faktor resikonya.5

1. Pemberian obat pada saat demam


a. Antipiretik
Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik
mengurangi resiko terjadinya kejang demam, namun para ahli di
Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis
Paracetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan
4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10
mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. Meskipun jarang, asam asetilsalisilat
dapat menyebabkan sindrom Reye terutama pada anak kurang
dari 18 bulan, sehingga penggunaan asam asetilsalisilat tidak
dianjurkan.2,3,5
b. Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
demam menurunkan resiko berulangnya kejang pada 30% -60%
kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg
setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC. Dosis tersebut cukup tinggi dan
menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada
25-39% kasus. Fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin pada
saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.
c. Pemberian Obat Rumat
1) Indikasi Pemberian obat Rumat
Pengobatan rumat diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu) ;
- Kejang lama > 15 menit
- Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd,
cerebral palsy, retardasi mental, hidrocephalus.
- Kejang fokal
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila ; kejang berulang
dua kali atau lebih dalam 24 jam, kejang demam terjadi pada
bayi kurang dari 12 bulan, kejang demam ≥ 4 kali per
tahun.5
2) Jenis Antikonvulsan untuk Pengobatan Rumat
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap
hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang.
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak
berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek
samping, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap
kasus selektif dan dalam jangka pendek. Pemakaian
fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat
pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil
kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam
valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis
asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan
fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan
rumat diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian
dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.5

Diagnosis
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yaitu ibu
pasien mengatakan pasien kejang sejak 2 jam SMRS. Frekuensi kejang yang
dialami 2 kali. Durasi kejang yang pertama 5 menit. Durasi kejang kedua 10
menit. Setelah kejang pasien sadar dan menangis. Pasien juga mengeluh
demam tinggi sejak 1 hari. Sesak napas. Pasien juga mengeluh sesak
semakin memberat sejak 1 hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya
peningkatan suhu tubuh 39,0 C dan peningkatan denyut jantung 165x/
menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan widal typhi H dan O
1/320. Diagnosis ditegakkan dari klasifikasi kejang demam.
Diagnosis kerja : Kejang demam kompleks
Diagnosis Banding : Status Epileptikus
- Plan
Non Operatif
Non Farmakologi
- O 2 l/m
Farmakologi
- IVFD Kaen 1B gtt 12x/m makro
- Propiretik 160 mg Supp
- Inj. Dexamethason 1,5 mg
- Stesolid 10 mg Suppbilakejang
- Inj. Ceftriaxone 1 x 750 mg ST

Anda mungkin juga menyukai