Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“OKSIGENASI”

TINGKAT 1

NAMA ANGGOTA:

1. Ayu Oktaviani
2. Adinda
3. Gita Agustin Indriana
4. Hendri Asru
5. Saesa Salsabela

Jalan Batas 2 No. 54 , Kel. Baru , Pasar Rebo

Jakarta Timur – Indonesia


LAPORAN PENDAHUUAN OKSIGENASI

1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh. Pernafasan adalah peristiwa penghirupan udara luar
yang mengandung O² dan pengeluaran udara yang mengandung CO² sebagai sisa oksiasi
yang keluar dari tubuh. (Evelyn, 2001).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energy, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit
Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigenasi adlah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (
O² ) keadaan tubuh serta menghembuskan karbondioksida ( CO² ) sebagai hasil sisa
oksidasi.(Tarwoto,2004).
Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat vital
untuk hidup. Oksigen dalam tubuh diperlukan untuk metabolisme sel. Oksigenasi adalah
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya
oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen
meningkat dalam tubuh.
2. Etiologi
a. Faktor Fisiologis
 Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti, anemia.
 Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada, obstruksi saluran
pernafasan bagian atas.
 Hipovelemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya Oksigen.
 Meningkatnya metabolism seperti, infeksi, demam, luka, dll.
 Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti, kehamilan,
obesitas, muskulus skletar yang abnormal, penyakit ronis seperti TBC paru.
b. Faktor Prilaku
 Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
 Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
 Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
coroner.
 Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
 Kecemasan, menyebabkan metabolisme meningkat.
3. Fisiologi Oksigenasi
a. Saluran pernapasan bagian atas:
 Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui
hidung.
 Esophagus.
 Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
 Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring
saat proses menutup.
b. Saluran pernapasan bagian bawah:
1. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae
torakalis kelima.
2. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus
kanan dan kiri.
3. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan
karbondioksida.
5. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.
c. Proses Oksigenasi
 Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin
rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.
Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil
adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan,
yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
o Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
o Adanya kondisi jalan napas yang baik.
o Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
 Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler
paru dan co2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa paktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial (keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan tekanan
dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah
oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam
darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
 Transfortasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah,
latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.
4. Tanda dan Gejala
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi
t a n d a g a n g g u a n o k s i g e n a s i ( Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot
nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung),
dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut,
ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas y ang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, samnoleh, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal
(pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal
fekuensi pernafasan, irama, dan kedalaman nafas. (NANDA, 2013)
5. Manifestasi Klinik
- Suara nafas tidak normal.
- Perubaan jumlah pernafasan.
- Batuk disertai dahak.
- Penggunaan otot tambahan pernafasan.
- Dyspnea
- Penuruna urine.
- Penurunan ekspansi paru.
- Takhipnea.
6. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Pemantauan hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh
dokter, missal : nubulizer, kanula nasal, masker untuk membantu
pemberian oksigen jika dibutuhkan.
4. Pengunaan ventilator mekanik.
5. Fisioterapi dada
b. Keperawatan
o Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Pembersihan jalan nafas
 Latihan batuk efektif
 Suctioning
 Jalan nafas buatan
o Pola nafas tidak efektif
 Atur posisi pasien (semi fowler)
 Pemberian oksigen
 Teknik bernafas dan relaksasi.
o Gangguan pertukaran gas
 Atur posisi pasien (posisi fowler)
 Pemberian oksigen
 Suctioning
7. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
 Mengkaji pola batuk dan produksi sputum
 Mengkaji fungsi jantung
 Mengkaji tingkat oksigenasi jaringan
 Pengkajian fisik
 Mengkaji perasaan klien
 Respon fisiologis
 Mengkaji pola manajemen kesehatan persepsi
 Mengkaji pola metablik nutrisi
 Mengkaji pola toleransi kopping-stress
 Mengkaji pola hubungan an peran
2) Diagnosa Keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
secret berlebih ditandai dengan:
1. Gelisah,
2. Penurunan bunyi nafas,
3. Sputum dalam jumlah yang berlebih
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas ditandai dengan:
1. Perubahan kedalaman pernafasan
2. Penurunan ventilasi semenit
3. Perubahan ekskursi dada
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi ditandai dengan perubahan membrane kapiler alveolar
 Gangguan perfusi jaringan berhubungan denan vasokonstriksi
3) Intervensi
 Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan secret berlebih
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, bersihan
jalan nafas klien efektif dengan kriteria hasil:
- Menunjukan jalan nafas yang efektif
- Kemudahan bernafas
- Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas

Rencana keperawatan :

- Lakukan pemantauan pernapasan pasien


- Monitor TTV
- Lakukan dan bantu dalam terapi nebulizer
- Ajarkan teknik nafas dalam
- Kolaborasi pemberian obat

Evaluasi:

S : Klien mengatakan rileks

O : RR 20 kali per menit

A : Tujuan tercapai masalah akut dapat teratasi

P : Intervensi dihentikan

 Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, pola nafas
klien efektif dengan kriteria hasil:
- Pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
- Kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
- Fungsi paru dalam batas normal

Rencana Keperawatan:

- Pantau tanda-tanda vital


- Pantau pola pernapasa
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Klaborasi pemberian obat

Evaluasi:

S : Klien mengatakan rileks


O : RR 20 kali per menit
A : Tujuan tercapai masalah akut dapat teratasi
P : Intervensi dihentikan
 Dx : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi-
ventilas
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Suara nafas bersih
- TTV dalam rentang normal
- Ekspansi paru yang simetris
- Tidak menggunakan otot aseksorsi untuk bernafas.

Rencana keperawatan:

- Auskultasi suara nafas


- Monitor pola nafas
- Observasi sianosis
- Kolaborasi pembrian bronkodilator, dan terapi oksigenasi
DAFTAR PUSTAKA

International, NANDA. Diagnosis keperwatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.2013.


Jakarta:EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Eisi : 3.
Jakarta: Salemba Medika

Claurita Rindani. 2017. Oksigenisasi. Makalah.


http://rindaniclaurita07.blogspot.com/2017/06/makalah-oksigenasi.html. Sabtu, 20 April 2019

Muhammad Reza Pahlevi. 2012. Konsep Dasar Kebutuhan Oksigen di


http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-kebutuhan-oksigen.html.
Diakses pada Sabtu, 20 April 2019

Anda mungkin juga menyukai