Jurnal ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi di RSUD DR. RM. Djoelham Binjai
Disusun oleh :
HUURIYAH ‘AATHIFAH FAATIN
102119007
Pembimbing :
dr. EKA HANDAYANI, Sp.OG
2019
Penelitian Klinis Faktor-Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini
ABSTRAK
spontan cairan ketuban dari kantong ketuban tempat bayi berada. Penelitian ini
Ginekologi pada tahun 2010. Peserta penelitian ini terdiri dari 120 pasien dengan
ketuban pecah dini (KPD). Semua pasien diminta untuk mengisi kueioner dan
memberikan bahan apusan endoserviks dan forniks vagina posterior dari seluruh
pasien. Setiap apusan dibiakkan dalam cawan agar darah, coklat, Mac Conkey,
dan dekstrosa, dengan biakan agar coklat diinkubasi pada candle extinction,
sementara cawan lainnya diinkubasi pada suhu udara 37C selama 24 – 48 jam.
Slide preparat basah juga dibuat dari seluruh bahan apusan untuk memeriksa
elemen jamur.
Hasil: Sebelas orang dari 120 pasien berusia kurang dari 18 tahun, 65 pasien pada
kelompok usia 19-29 tahun, 35 pasien pada kelompok 30-40 tahun, dan 9 pasien
sebanyak 52% dan nulipara dilaporkan pada 56% pasien. 105 pasien tidak
mengalami dua kali abortus, dan 2 pasien dengan tiga kali abortus. Berbagai sebab
terjadinya kebocoran masih belum diketahui (54), riwayat KPD sebelumnya (28),
ISK berulang (18), rasa gatal (6), polihidramnion (5), posisi tidak stabil (5), dan
normal pada 107 pasien dan tidak normal pada 13 pasien. Pemeriksaan vagina
didapatkan normal pada 106 pasien dan abnormal pada 14 pasien. Pemeriksaan
serviks normal pada 110 pasien dan abnormal pada 10 pasien. Perbedaannya
sebelumnya. Komplikasi ini paling sering ditemukan pada ibu rumah tangga.
Kelompok usia 20-30 tahun adalah kelompok paling banyak mengalami KPD.
PENDAHULUAN
ketuban dari kantong ketuban tempat bayi berada. Cairan ini keluar melalui
membran fetal yang pecah, terjadi setelah 28 minggu kehamilan dan pada
setidaknya satu jam sebelum onset kelahiran sebenarnya. KPD terjadi setelah 28
minggu dan sebelum 37 minggu usia kehamilan. KPD aterm terjadi setelah tepat
empat puluh minggu.1 KPD preterm dan KPD aterm dapat dibagi menjadi : KPD
awal (kurang dari dua belas jam sejak pecahnya membran fetal) dan KPD
memanjang (dua belas jam atau lebih telah berlalu sejak pecahnya membran
fetal).2 Terkadang, hal ini dapat terjadi pada awal kehamilan atau pada awal
Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi pada tahun 2010.
Peserta penelitian adalah 120 pasien dengan ketuban pecah dini (KPD). Berikut
Seluruh pasien diminta mengisi kuesioner dan melakukan pemeriksaan fisik, serta
endoserviks dan forniks vagina posterior dari seluruh pasien. Setiap apusan
dibiakkan dalam cawan agar darah, coklat, Mac Conkey, dan dekstrosa, dengan
biakan agar coklat diinkubasi pada candle extinction, sementara cawan lainnya
Slide preparat basah juga dibuat dari seluruh bahan apusan untuk memeriksa
elemen jamur. Pewarnaan Gram juga dilakukan pada seluruh spesimen untuk
ANALISIS STATISTIK
dengan analisis statistik menggunakan uji chi square. Nilai P < 0,05 dianggap
bermakna.
HASIL
tahun, 65 pasien pada kelompok usia 19-29 tahun, 35 pasien berusia antara 30-40
tahun, dan 9 pasien berusia lebih dari 40 tahun. Tabel 2 menunjukkan distribusi
dilaporkan pada 56% pasien. 105 pasien tidak memiliki riwayat abortus, 9 pasien
mengalami satu kali abortus, 4 pasien mengalami dua kali abortus, dan 2 pasien
ketuban. Penyebab ini dibagi menjadi yang belum diketahui (54), riwayat KPD
sebelumnya (28), ISK berulang (18), rasa gatal (6), polihidramnion (5), posisi
tidak stabil (5), dan perdarahan antepartum (4). Gambar 2 menunjukkan bahwa 92
pasien merupakan ibu rumah tangga, 24 pasien adalah pekerja, dan 4 pasien
merupakan pelajar. Gambar 3 menunjukkan bahwa pada pemeriksaan vulva
diperoleh hasil normal pada 107 pasien dan tidak normal pada 13 pasien.
Pemeriksaan vagina didapatkan normal pada 106 pasien dan abnormal pada 14
pasien. Pemeriksaan serviks normal pada 110 pasien dan abnormal pada 10
<18 11
19 – 29 65
30 – 40 35
>40 9
Total 120
Gravida Jumlah
Primi 52
2–4 50
>5 18
Paritas Jumlah
Nulipara 56
1–4 58
>5 6
Abortus Jumlah
Tidak pernah 105
Satu kali 9
Dua kali 4
Tiga kali 2
PEMBAHASAN
Ketuban pecah dini dapat terjadi pada kehamilan aterm atau segera
mendahului kelahiran, atau dapat juga merupakan komplikasi tak terduga selama
periode preterm, yang dinyatakan sebagai ketuban pecah dini preterm. Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan bahwa 11 dari 120 pasien berusia kurang
dari 18 tahun. 65 pasien pada kelompok usia 19-29 tahun, 35 pasien berusia antara
30-40 tahun, dan 9 pasien berusia lebih dari 40 tahun. Hasil penelitian kami
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Parry S et al.5 Suatu penelitian
Primigravida sebanyak 52% dan nulipara dilaporkan pada 56% pasien. 105 pasien
tidak memiliki riwayat abortus, 9 pasien mengalami satu kali abortus, 4 pasien
mengalami dua kali abortus, dan 2 pasien dengan tiga kali abortus. Hasil yang
serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan Hannah et al.7 Kami juga
gatal (6), polihidramnion (5), posisi tidak stabil (5), dan perdarahan antepartum
tangga, 24 pasien adalah pekerja, dan 4 pasien merupakan pelajar. Hasil penelitian
kami sejalan dengan penelitian yang dilakukan Myles et al.9. kami juga
melakukan pemeriksaan vulva yang didapatkan hasil normal pada 107 pasien dan
tidak normal pada 13 pasien. . Pemeriksaan vagina didapatkan normal pada 106
pasien dan abnormal pada 14 pasien. Pemeriksaan serviks normal pada 110 pasien
dan abnormal pada 10 pasien. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Park JS.10
KESIMPULAN
Komplikasi ini paling sering ditemukan pada ibu rumah tangga. Kelompok usia