Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II (ELS3112)


PENGUAT DIFERENSIAL

Sari Feronika Nadapdap (14S17017) – S1 Teknik Elektro


Asisten Praktikum : Waldo Nainggolan
Waktu Praktikum : 13.00 – 17.00 / 11 Oktober 2019
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak

In the differential amplifier practicum, praktikan is expected to win the weak (small) signal in the middle of
interference with the differential amplifier. Able to change the role of each component / circuit in the differential
amplifier. Bipolar transistors with various configurations. Change, measure and install differential-mode and general-
gain amplification in mounting differential amplifiers in various configurations. There is also a differential amplifier
itself is an amplifier that works to request a signal that is the difference between the two inputs.

Key words: differential amplifier, common mode, configuration, transistor

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Op-amp atau penguat operasional adalah 2.1 Prinsip Penguat Differential


salah satu jenis penguat elektronika dengan
coupling DC yang memiliki penguatan (gain) Penguat diferensial adalah penguat yang
yang besar dimana terdapat dua masukan dan satu memiliki dua input dan memperkuat selisih
keluaran. Op-amp umumnya tersedia dalam tegangan pada kedua input tersebut. Pada keadaan
bentuk IC dan yang paling banyak digunakan ideal pada penguat diferensial sinyal interferensi
adalah seri 741. yang berupa sinyal yang sama (common signal)
yang masuk pada kedua input akan dihilangkan
Adapun yang menjadi tujuan dari praktikum pada proses penguatan karena hanya selisih
ini adalah sebagai berikut : tegangan yang diperkuat. Namun demikian pada
implementasinya penguat diferensial juga
 Memahami bagaimana memperkuat lemah
memberikan output yang berasal dari sinyal
(kecil) sinyal di tengah interferensi dengan
bersama tersebut. Hubungan input dan ouput pada
penguat diferensial.
penguat diferensial tampak pada Gambar berikut.
 Mengevaluasi peran masing-masing
komponen/ rangkaian pada penguat
diferensial.
 Mengamati perilaku tahap penguatan
diferensial dengan transistor bipolar dengan
berbagai konfigurasi.
 Mengamati, mengukur, dan menganalisa
penguatan differential-mode dan common-
mode pada tahap penguat diferensial dengan
berbagai konfigurasi.

Pada penguat seperti ini diinginkan penguat


dengan penguatan diferensial yang besar dan
penguat common mode nol atau sangat kecil.
Dengan demikian penguat ini dapat digunakan hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar nilai
untuk memperkuat sinyal kecul yang mucul resistansi biasnya. Namun demikian untuk
bersamaan dengan sinyal interferensi yang besar. menjaga penguatan diferensialnya maka perlu
digunakan juga tegangan bias yang lebih tinggi
Besaran perbandingan penguatan diferensial agar arus biasnya tetap.
Ad dan penguatan common mode Acm disebut
sebagai CMMR Common Mode Rejection Ratio,
sbb:
2.3 Penguat Diferensial dengan Resistor pada
𝐴𝑑 Emitor
𝐶𝑀𝑅𝑅 = 20 log | |
𝐴𝑐𝑚
Penguat diferensial di atas mempunyai
jangkauan penguatan linier yang sangat kecil
(jauh di bawah VT). Untuk memperoleh penguat
2.2 Rangkaian Dasar Penguat Diferensial diferensal dengan jangkauan penguatan linier
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri yang lebih besar digunakan resistansi degenerasi
dari rangkaian pasangan transistor dengan emitor emitor Re. Pada rangkaian demikian diperoleh
bersama, bias arus, dan rangkaian beban seperti penguatan diferensial
tampak pada Gambar berikut. 𝟐𝛂𝐑𝐜
𝐀𝐝 =
𝟐(𝐑𝐞 +𝐫𝐞 )

dimana α adalah penguatan arus emitor ke


kolektor. Penambahan resistor Re ini akan
mengurangi penguatan diferensialnya.

ada penguat seperti ini penguatan common


modenya adalah sbb:
𝛂𝚫𝐑 𝐜
𝐀𝐜𝐦 =
𝟐𝐑 𝐄𝐄 + 𝐑 𝐞 + 𝐫𝐞
Gambar prinsip penguatan differential Tampak dari persamaan terakhir
penambahan resistansi degerasi emitor juga akan
Penguat diferensial tersebut akan
memperbaiki atau menekan penguatan common
memberikan penguatan diferensial sbb.:
mode.
𝒗𝒐𝒅
𝑨𝒅 = = 𝐠 𝐦 𝑹𝒄 2.4 Penguat Diferensial dengan Bias Cermin
𝒗𝒊𝒄𝒎
Arus dan Beban Aktif
dimana gm adalah trankondutansi transistor
Peningkatan resistansi rangkaian sumber arus
pada arus bias yang diberikan. Penguatan
bias dapat dilakukan dengan menggantikan
diferensial ini sebanding dengan arus bias pada
resistor dengan sebuah cermin arus. Dalam
transistornya.
keadaan demikian resistansi sumber arus adalah
Penguatan common mode untuk pasangan resistansi output transistor cermin arus ybs.
diferensial ini adalah
Resistansi kolektor pada pasangan
𝒗𝒐𝒅 𝛂𝚫𝐑 𝐜 diferensial dapat juga digantikan dengan beban
𝑨𝒄𝒎 = = aktif berupa cermin arus. Sinyal output untuk
𝒗𝒊𝒄𝒎 𝟐𝐑 𝐄𝐄 + 𝐫𝐞
pasangan diferensial seperti ini diambil pada salah
dimana REEadalah resistansi sumber arus satu terminal kolektor pasangan diferensialnya.
bias yang digunakan dan readalah parameter Untuk rangkaian yang demikian akan diperoleh
resistansi emitor transistor pada sinyal kecil. penguatan diferensial
Penguat common mode dapat ditekan dengan
menggunakan resistansi sumber arus yang besar. 𝟏
𝐀𝐝 = 𝐠 𝐫
Untuk rangkaian dengan bias sumber arus resistor 𝟐 𝐦 𝐨
Dimana gm adalah transkonduktasi sinyal pada Gambar 1-3. Besaran amplituda
kecil transistor pasangan diferensial dan ro adalah tegangan yang diberikan dapat diberikan
resistansi output transisor beban aktif. Penguatan hingga mendekati tegangan catu daya VCC.
yang diperoleh akan sangat besar mengingat Dalam percobaan ini digunakan VCC 9V,
umumnya resistansi output ro juga sangat besar. maka amplituda tegangan common mode
dapat diberikan hingga maksimum 9V.
Penguatan common mode untuk rangkaian
dengan beban aktif ini akan mendekati: 2. Untuk Differential Mode pemberian
𝐫𝟎 𝟒 tegangan input menggunakan hubungan
𝐀𝐜𝐦 = − seperti pada Gambar 1-4. Amplituda
𝛃𝟑 𝐑 𝐄𝐄
tegangan yang diberikan berada pada kisaran
dimana ro4 adalah resistasi output transistor mV. Rangkaian pada Gambar 1-4 (a)
beban pada terminal ouput, 3 adalah penguatan memerlukan penguat operasional yang
arus transistor beban pasangannya, dan REE mempunyai tegangan offset dan derau
resistansi output sumber arus bias. rendah. Berikan amplituda yang cukup besar
untuk mengatasi derau namun tidak terlalu
2.5 Nonidealitas pada Penguat Diferensial besar untuk menghindari output lebih banyak
Penguat diferensial ideal bila pasangan pada keadaan saturasi. Amplituda yang
diferensial yang digunakan seluruh paramter digunakan dapat berada antara 10-40mV.
sepenuhnya sama. Namun pada kenyataannya
akan sangat diperoleh komponen yang demikian.

Pada kasus rangkaian diferensial dengan


beban resistor akan ada ofset tegangan input VOS
penguat diferensial sebesar:
𝐕𝐓 𝚫𝐑 𝐜
𝐕𝐨𝐬 =
𝐑𝐜 Gambar Rangkaian Pemberi Tegangan Input
Demikian juga dengan transistor yang Common Mode
digunakan, bila arus saturasinya tidak persis sama
maka akan diperoleh tegangan ofset sebesar

Percobaan 1: Penguat Diferensial


𝐕𝐓 𝚫𝐈𝐬
𝐕𝐨𝐬 =
𝐈𝐬

Selain itu perbadaan penguatan arus juga


akan memberikan arus ofset input I OS sebesar Gambar Rangkaian Pemberi Tegangan Input
Diferensial
𝚫𝛃 (a) ) -½vd dan +½vd dan (b) 0 dan vd
𝐈𝐨𝐬 = 𝐈𝐁
𝛃
3.2 Pasangan Diferensial dengan Bias Resistor

1. Susunlah rangkaian penguat dengan


III. PROSEDUR PERCOBAAN pasangan diferensial seperti pada Gambar 1-
5. Nilai- nilai komponen dan bersaran
3.1 Pemberian dan Pengukuran Tegangan untuk tegangan catu daya yang dipilih adalah RC1
Pasangan Difrerensial = RC2 = 10 kΩ, Rbias = 5 kΩ, Q1 = Q2 =
2N3904, dan VCC = 9 V. Ukurlah arus bias
1. Untuk pemberian tegangan input Common yang mengalir pada RC1, RC2, dan Rbias.
Mode pada pasangan diferensial pada
percobaan ini, gunakan hubungan seperti
Gambar Rangkaian Penguat Diferensial
dengan Bias Resistor 5 kΩ Gambar Rangkaian Penguat Diferensial
dengan Bias Resistor 8,6 kΩ
2. Amati penguatan mode diferensial untuk
penguat tersebut dengan membaca tegangan 6. Lakukan juga pengamatan yang sama untuk
output single ended (hanya pada salah satu rangkaian diferensial dengan bias resistor dan
vO+ atau vO- terhadap ground), maupun dan degenerasi emitor.
diferensial (selisih vO+ dan vO-). Saat
mengamati tegangan diferensial, jangan
hubungkan terminal output dengan
ground karena cara tersebut akan
mengubah rangkaian percobaan. Catatlah
hasil pengamatan vO+, vO- dan vO+ - vO-
tersebut.
3. Gunakan mode xy untuk melihat kurva
karakteristik transfer tegangan VTC
tegangan output vO (satu-satu secara
terpisah) terhadap input diferensial vid.
4. Lanjutkan pengamatan untuk penguatan
common mode pada output yang sama vO+,
vOdan vO+ - vO-. Catat hasil pengamatan
Gambar Rangkaian Penguat Diferensial
tersebut.
dengan Bias Resistor dan Emitor
5. Ulangi pengamatan arus DC, penguatan
Degeneratif
mode diferensial, dan penguatan common
mode ini untuk rangkaian dengan resistansi 3.3 Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin Arus
bias dan tegangan bias negatif yang lebih
tinggi seperti pada Gambar 1-6 di bawah ini. 1. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 1-8
di bawah ini. Gunakan transistor 2N3904
untuk Q3 dan Q4. Ukurlah arus DC yang
mengalir pada RC1, RC2, dan RRef serta
arus pada kolektor Q4 I C4.
3. Ubahlah rangkaian dengan memberikan
beban pada output seperti pada Gambar 1-10
berikut ini. Amati penguatan diferensial dan
penguatan bersama pada terminal output vo
(pada beban RL).

Gambar Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias


Cermin Arus

2. Lakukan pengamatan untuk penguatan mode


diferensial dan penguatan common mode. Gambar rangkaian penguat differensial
3. Gunakan DCA Pro untuk menentukan Ro
transistor Q4
IV. HASIL DAN ANALIS
3.4. Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin
Arus dan Beban Aktif Berikut adalah hasil analisis dari percobaan dalam
praktikum ini :
1. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 1-9
di bawah ini. Gunakan transistor 2N3906
untuk Q5 dan Q6. Ukurlah arus DC yang 4.1 Pemberian dan Pengukuran Tegangan
mengalir antara kolektor Q1 dan Q5, antara untuk Pasangan Difrerensial
kolektor Q2 dan Q6, dan arus kolektor Q4.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
supaya praktikan dapat melakukan
pemberian input dalam konfigurasi input
diferensial maupun pada common mode.
Adapun besarnya tegangan input yang
diberikan pada dalam konfigurassi penguat
diferensial adalah sebesar 10 mVPP, dan pada
penguat common mode adalah sebesar 2 VPP.

Maka data yang dapat diperoleh dari


percobaan pemberian dan pengukuran
tegangan untuk pasangan diferensial adalah :

No Komponen Nilai arus (mA)


1 RC1 12
𝑥2.5 = 0.12
Gambar rangkaian penguat diferensial bias 250
cermin arus dan beban aktif 2 RC2 8
𝑥2.5 = 0.08
250
3 RBias 41
2. Lakukan pengamatan untuk penguatan mode 𝑥2.5 = 0.41
diferensial dan penguatan common mode. 250
Perhatikan bentuk output yang diperoleh.
4.3 Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin
Arus

Berikut merupakan data-data yang diperoleh


dari percobaan pengamatan diferensial
dengan bias current mirror.

No Komponen Nilai arus (mA)


1 RC1 0.01
2 RC2 1.38
3 RC3 1.69

4.2 Pasanagan Diferensial dengan Bias Berikut adalah gambar keluaran yang
Resistor diperoleh :

berikut merupakan data-data yang diperoleh


dari percobaan pasanagan diferensial dengan
bias resistor.

No Komponen Nilai arus (mA)


1 RC1 100
𝑥2.5 = 1.00
250
2 RC2 72
𝑥2.5 = 0.72
250
3 RBias 173
𝑥2.5 = 1.73
250
Diferensial mode
Berikut adalah pengamatan pada tegangan
output positif dan negative pada masing- Dari data-data tersebut dapat kita Tarik
masing sinyal input : kesimpulan bahwa rangkaian diferensial
dengan bias cermin arus mengahsilkan nilai
penguatan yang lebih besar dibandingkan
dengan penguatan diferensial dengan bias
resistor.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
dimana cermin arus lebih dekat dengan
sumber arus ideal dibandingkan dengan
resistor.

Common mode
dalam kasus ini diperoleh nilai arus pada Q4
dan pada Reff memiliki nilai yang sama pada
arusnya. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan rangkaian merupakan rangkaian
merupakan rangkaian cermin arus yang
dimana akan menghasilkan nilai arus pada
kedua transistor bernilai sama.

Rangkaian diferensial dan cermin arus


mengharuskan transistor mempunyai
perilaku yang sama agar penguatan dari resistansi maka semakin besar pula
arusnya sama. penguatan yang terjadi, dengan kata lain
resistansi berbanding lurus dengan
4.4 Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin penguatan.
Arus dan Beban Aktif 4. Dalam input common mode besarnya
penguatan diferensial dapat ditentukan oleh
Berikut adalah data-data yang diperoleh beberapa factor yaitu resistansi pada emitter
dalam percobaan pasangan diferensial dan resistansi bias. Pabila semakin besar nilai
dengan bias cermin arus dan beban aktif dari resistansi maka semakin kecil pula
penguatan yang terjadi, dengan kata lain
No Komponen Nilai arus (mA) resistansi berbanding terbalik dengan
1 Q1 – Q5 2.37 penguatan.
2 Q2 – Q6 2.37 5. Pada percobaan cermin arus (current mirror)
3 Q4 4.25 sebagai beban aktif dapat menghasilkan
resistansi kolektor yang besar sehingga
menghasilkan penguatan yang besar pula.
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa 6. Salah satu komponen dalam penguat
nilai Q1 – Q5 sama dengan nilai Q2 – Q6 hal diferensial yaitu beban pada kolektor (factor
tersebut terjadi dikarenakan rangkaian tersebut penguat) merupakan salah satu factor yang
merupakan rangkaian cermin arus sehingga akan menyebabkan tegangan output membesar.
diperoleh nilai arus yang sama pada kedua Dimana beban kolektor merupakan resistor
transistor yang sama. atau transistor sebagai beban aktif yang
berfungsi sebgai penguat.
Adapun Q4 merupakan hasil penjumlahan dari (Q1
– Q5 ) dengan (Q2 – Q6 ), dan dalam tabel terebut
tidak sesuai dengan hasil penjumlahan tersebut,
VI. DAFTAR PUSTAKA
hal tersebut dikarenakan adanya nilai toleransi
transistor.
[1] Dewi, Rosana. 17 Februari 2015. “
Note : beberapa percobaan tidak dapat PENGUAT DIFERENSIAL ”.
diselesaikan oleh praktikan oleh karena https://www.scribd.com/document/2935773
ketidak pahaman praktikan akan percobaan. 34/EL2205-2-13213060 . 01 Oktober 2019.

[2] Modul Praktikum Elektronika Teknik Elektro


V. KESIMPULAN Institut Teknologi Del.
[3] Rezky, Andhika. 12 Maret 2002. “ Transistor
Kesimpulan yang dapat kami peroleh berdasarkan
dan Op-Amp”.
percobaan yang dilakukan dari prektikum ini
https://id.scribd.com/document/172768508/M
adalah :
akalah-Transistor-Dan-Op-Amp. 15 Oktober
1. Penguatan differensial berfungsi dalam 2019.
memperkuat sinyal lemah ditengah adanya
noise (interferensi) yang terjadi pada
pemberian sinyal input common mode,
kerana penguatan diferensial pada common
mode menyebabkanatenuasi (pelemahan)
2. Ada dua jenis konfigurasi input pada
penguatan diferensial, yaitu penguatan
diferensial mode dan penguatan common
mode.
3. Dalam input diferensial mode besarnya
penguatan diferensial dapat ditentukan oleh
beberapa factor yaitu resistansi pada emitter
dan resistansi bias. Pabila semakin besar nilai

Anda mungkin juga menyukai