Anda di halaman 1dari 4

Term Of Reference

Generasi baru yang terdidik secara baru, melahirkan kesadaran baru, bahwa nasib
rakyat tidak hanya dengan mengandalkan mimpi Dewi Keadilan. Sepanjang sejarah
perjalanan bangsa ini, peran pemuda selalu menarik untuk kita bahas, bukan hanya
karena perannya pada sejarah perubahan, namun juga peran yang dapat mengubah
nasib sebuah bangsa kedepannya.
Peran pemuda yang begitu penting telah dibuktikan melalui sejarah panjang
terbentuknya bangsa ini. Dimulai dari berdirinya sebuah organisasi kepemudaan
modern Budi Utomo yang dipelopori oleh Pemuda Soetomo yang berhasil
mengimpun para pemuda-pemuda yang memiliki keresahan dan kegelisahan yang
sama melihat kondisi masyarakat yang pada saat itu masih fokus pada masyarakat
Jawa. Setelah itu, kemudian banyak muncul organisasi-organisasi kepemudaan yang
berlatarbelakang kedaerahan. Tak cukup hanya sampai disitu, para pemuda kemudian
mulai memutuskan untuk berhimpun atas dasar untuk membentuk karakter bangsa ini
melalui Kongres Pemuda yang berlangsung 2 kali, yang merupakan titik kebangkitan
para pemuda. Salah satu hasil yang paling feomenal dari Kongres Pemuda ini adalah
lahirnya Sumpah Pemuda.
Sebagai hasil dari kesadaran kolektif, sumpah pemuda merupakan hasil
pemikiran yang melintasi imajinasi pada zamannya. Yang menjadi hal menarik ketika
itu adalah tidak ada jaminan bahwa apa yang dilakukan oleh para Pemuda memiliki
ujung atau muara yang jelas, satu-satu nya jaminan yang mereka tawarkan hanya
berupa keyakinan. Namun, pada akhirnya sejarah berhasil menjawab keraguan
tersebut, sekarang kita dapat berdiri diatas kaki kita sendiri menjadi bangsa yang
berdaulat dengan 200 juta jiwa lebih masyarakat didalamnya, itulah yang menjadi
muara dari keyakinan tersebut.
Setelah berhasil membangkitkan semangat para Pemuda di Nusantara, 17 tahun
kemudian merupakan momentum penting dalam sejarah bangsa ini yang juga
dipelopori oleh Pemuda. Pada saat itu Jepang kalah oleh Sekutu yang menyebabkan
kekosongan kekuasaan di tanah jajahan Nusantara, momen tersebut tidak
disian-siakan oleh bangsa kita. Kemudian golongan muda bertikai pendapat dengan
golongan tua tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan kita, kaum muda yang
merasa Proklamasi harus secepatnya dilaksanakan, menculik Soekarno untuk
mewujudkan hal tersebut. Hasil dari peristiwa tersebut adalah, merdekanya bangsa
Indonesia melalui Proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno tidak menjadi lebih baik, Soekarno
memimpin Indonesia dengan kekuasaan yang terkesan diktator. Pemuda kembali
muncul atas dasar keresahan terhadap pemimpin yang otoriter, zaman Orde Lama pun
runtuh. Sekarno digantikan oleh Soeharto, yang juga merupakan pemimpin yang tidak
lebih baik dari sebelumnya. 38 tahun menjadi Presiden, menjadikan Soeharto
pemimpin yang juga otoriter, belum lagi dengan kekuasaannya yang terkesan sangat
besar, pembungkaman suara rakyat di dalam negara “kedaulatan rakyat”, budaya
korup di lingkar kekuasaan, dan banyak permasalahan lainnya. Kemudian para
pemuda kembali muncul ke permukaan, kali ini mereka terhimpun dalam satu nama
yaitu “Mahasiswa”. Puncak pergerakan mahasiswa tersebut adalah pada tahun 1998
yang berhasil menjatuhkan rezim Soeharto, dan mewujudkan Reformasi di Indonesia.
Berangkat dari berbagai peristiwa diatas, maka pantaslah apabila kita mengatakan
bahwa Pemuda memiliki posisi yang sentral dalam sebuah perubahan. Karena
mengingat teori dari Phytagoras yang mengatakan bahwa tidak ada yang tetap di
dunia ini selain perubahan, maka yang akan terus terjadi di dunia ini adalah
perubahan-perubahan, entah kecil ataupun besar. Dalam hal ini, maka Pemuda
menemukan titik relevansinya. Karena pemuda merupakan satu golongan yang
memiliki andil cukup besar dalam sebuah perubahan.
Setelah berjalan melintasi sejarah masa lalu tentang peran pemuda dalam
perubahan bangsa ini, kita kemudia akan melihat potensi yang dapat dilakukan oleh
kaum muda dalam menghadapi masa depan. Melihat saat ini perkembangan zaman
terjadi begitu cepatnya, maka diperlukan pemikiran yang cepat dan tepat juga untuk
menghadapinya. Dan beban tersebut tentunya akan dipikul oleh para pemuda sebagai
aset untuk investasi jangka panjang. Jika para pemuda zaman dahulu memiliki
tanggung jawab untuk mendirikan bangsa ini dan menciptakan sebuah perubahan, saat
ini berbeda. Para pemuda saat ini memiliki tanggung jawab yang bisa dibilang cukup
berat, karena harus mampu membuat bangsa ini bertahan terhadap perubahan itu,
terlebih saat ini perubahan atau perkembangan zaman terjadi begitu cepatnya,
sehingga jika kita tak mampu untuk bertahan, maka kita akan tertinggal oleh
perubahan itu.
Membentuk karekter pemuda menjadi fokus yang sangat penting untuk dilakukan,
melalui sistem pendidikan yang ideal, lingkungan sosial yang ideal, dan pembentukan
moral yang ideal. Namun tak cukup hanya sampai disitu, orientasi kita saat ini perlu
sedikit dirubah. Mengingat semua orang saat ini dengan cukup mudah untuk
mendapatkan pendidikan yang tinggi, maka perlunya membentuk karakter yang beda
dari setiap individu pemuda. Salah satu caranya adalah peningkatan Soft skilll yang
tidak akan kita dapatkan di kelas-kelas dalam dunia pendidikan.
Organisasi yang merupakan wadah atau tempat untuk meningkatkan soft skill
tersebut sekarang menjadi sangat penting. Namun miris melihat kenyataan saat ini,
dimana para anak muda, khususnya dalam dunia kampus yang biasa kita sebut dengan
mahasiswa, banyak yang mulai apatis terhadap gerakan-gerakan seperti itu.
Sedangkan kita tahu betapa pentingnya organisasi dalam pembentukan karakter
pemuda yang telah panjang lebar telah kita bahas pada awal-awal tulisan ini melalui
sejarah-sejarah pergerakan pemuda.
Sangat banyak organisasi yang sebenarnya dapat dijalankan oleh para mahasiswa,
mulai dari lingkup yang paling sempit yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan, yang
ruang lingkupnya hanya sebatas jurusan saja. Meskipun ruang lingkupnya hanya
sebatas jurusan saja, namun organisasi HMJ tetaplah salah satu organisasi yang dapat
menjadi wadah pembentukan karakter mahasiswa, terlebih lagi organisasi tersebut
sesuai dengan latar belakang keilmuan mereka, ini akan memudahkan mereka untuk
bergerak dan mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapatkan dikelas.
Permasalahan kurangnya peminat organisasi saat ini dapat kita lihat dari pola
pikir para mahasiswa yang mulai melenceng. Kebanyakan mereka ditanamkan untuk
hanya mengejar prestasi akademik, lulus cepat, mendapat kerja di
perusahaan-perusahaan, dan lain sebagainya. Hal tersebut kemudian menjadi dogma
dilingkup mahasiswa zaman sekarang. Salah satu dogma yang mainstream dikalangan
mahasiswa adalah tuntutan untuk mengejar angka 4 dalam masa perkuliahannya, bila
kita jabarkan dalam perhitungan matematika, dari 1-10 maka yang paling tinggi
adalah angka 10, mengapa kita hanya bersusah payah belajar dikelas hanya untuk
mengejar angka 4? berarti dalam masa perkuliahan normal, yakni 4 tahun, kita hanya
memperoleh nilai 1 pertahunnya, lalu dimana 6 lainnya? Ternyata organisasi
merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan nilai lebih dari sekedar angka 4.
Organisasi menjadi tempat untuk mendapatkan nilai tambahan karena memuat
beberapa aspek didalamnya. Pertama, relasi yang menjadi investasi kita untuk masa
yang akan mendatang. Kedua, gotong royong yang ditanamkan oleh Bapak Pendiri
bangsa kita untuk negara ini. Oleh karena itu, mengoptimalkan peran organisasi
dalam pembentukan karakter pemuda, masih menjadi salah satu hal yang penting
untuk dilakukan, karena pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai