Oleh
Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak laki-laki 0-60 bulan
Umur Simpang Baku Berat Badan (kg)
-3 SD -2 SD -1 SD Median + 1SD + 2 SD + 3SD
48 Bulan 11,2 12,7 14,4 16,3 18,6 21,2 24,2
𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
Z Score=𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵 𝑝𝑎𝑑𝑎(−1 𝑆𝐷)
35−16,3
Z Score = 16,3−14,4
18,7
= = 9,84
1,9
Karena nilai z score 9,84 berarti status gizi tergolong gizi lebih
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
2) TB/U
Diketahui :
Berat badan anak = 35 kg
umur = 4 tahun × 12 bulan = 48 bulan
Standar Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) anak laki-laki 24-60 bulan
Umur Simpang Baku Tinggi Badan (cm)
(bulan)
-3 SD -2 SD -1 SD Median + 1SD + 2 SD + 3SD
48 90,7 94,9 99,1 103,3 107,5 111,7 115,9
𝑇𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
Z Score=𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝐵 𝑝𝑎𝑑𝑎(−1 𝑆𝐷)
110−103,3
Z Score = 103,3−99,1
6,7
= = 1,59
4,2
Nilai Z Score 1,59 berarti status gizi tergolong gizi normal
Normal - 2 SD s/d 2 SD
Tinggi > 2 𝑆𝐷
3) BB/TB
Diketahui :
Berat badan anak = 35 kg
umur = 4 tahun × 12 bulan = 48 bulan
Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) anak laki-laki 24-60
bulan
Tinggi Simpang Baku Berat Badan (kg)
Badan
(cm)
-3 SD -2 SD -1 SD Median + 1SD + 2 SD + 3SD
110 14,6 15,9 17,3 18,9 20,7 22,7 25,0
𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
Z Score=𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝐵 𝑝𝑎𝑑𝑎(−1 𝑆𝐷)
35−18,9
Z Score = 18,9−17,3
16,1
= = 10,3
1,6
Nilai Z Score berat badan menurut tinggi badan 10,3 berarti status gizi
tergolong gizi gemuk.
Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak
Normal - 2 SD s/d 2 SD
Gemuk > 2 𝑆𝐷
2. Biokimia
Pemeriksaan biokimia pasien tidak pernah melakukan
pemeriksaan secara biokimia
3. Fisik dan Klinis
Secara fisik pasien dalam keadaan sadar, masalah saluran
cerna tidak ada pasien sering mengalami flu serta batuk
akibat system imum menurun, ketika beraktivitas mudah
capai apabila aktifitas tubuh meningkat, orang tua selalu
merasakan ukuran baju anak makin lama makin besar
selalu berubah
Penilaian : berdasarkan hasil pemeriksaan saat ini dalan keadaan
sehat, dan sadar penyakit dahulu pasien sering mengalami flu dan
batuk karena aktifitas fisik menurun sistem imun menurun.
4. Dietary History
a. riwayat pasien dahulu kebiasaan balita makan 3 kali
sehari 1 kali selingan, pasien tidak memiliki alergi dan
pantangan makanan tertentu .
riwayat personal pasien sebagai berikut :
- berdasarkan sosial budaya pasien bernama D.
pasien seorang anak balita, pekerjaan kedua orang
tua pasien yaitu ayah sebagai pegawai swasta dan
ibu pasien wiraswasta dengan penghasilan ± Rp
5.000.000/ bulan dan pasien merupakan anak
pertama dari dua saudara
- riwayat obat-obatan dan konsumsi saat ini tidak
mendapatkan terapi medis dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan beserta suplemen.
- Riwayat penyakit dahulu pasien diketahui sering
mengalami flu dan batuk
Penilaian : berdasarkan hasil penilaian pasien D memiliki orang tua
yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta, riwayat
penyakit dahulu pasien sering mengalami flu dan batuk, pasien saat
ini pasien tidak mengkonsumsi obat dan suplemen tertentu.
b. riwayat gizi sekarang riwayat gizi sekarang balita
makan 3 kali sehari dan 1 kali selingan berdasarkan
hasil recall konsumsi makanan 24 jam terakhir energi
yang di peroleh 2404,6 kkal, protein 121,8 gram, lemak
82,8 gram dan Karbohidrat 282,8 gram
C. INTERVENSI GIZI
1. Planning
a. Terapi Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
Terapi Diet yang diberikan yaitu rendah kalori karena pasien, tinggi protein
tinggi serat karena pasien gizi lebih dan masih mengalami masa
pertumbuhan pada anak
Bentuk makanan yang diberikan makanan biasa karena pasien bisa
mengunyah dan menelan makanan
Cara pemberian makan 3 kali sehari dan 2 kali selingan.
b. Tujuan Diet
1. Memberikan makanan oral sesuai kebutuhan pasien
2. Memberikan asupan kalori rendah
3. Mencapai berat badan ideal
4. Mengurangi asupan kalori jika ditemukan masalah seperti gangguan
pernapasan.
5. Mengembalikan pola makan anak sesuai dengan usia
c. Syarat/prinsip Diet
Syarat diet
1. Energi diberikan cukup. Fungsi energi untuk mempertahankan aktivitas
fisik energi diberikan 1347.2 kkal/kg/BBI/hari.
Sumber bahan makanan : Beras, Jagung, Ubi Talas, Kentang
2. Protein diberikan 10-15% dari total kebutuhan energi, protein yang
diberikan tinggi 15% dari total energi yaitu 50 gram, fungsi protein
untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Sumber bahan makanan : Protein hewani ( ayam, ikan, sapi), Protein
nabati ( kacang kedelai, tahu, tempe)
3. Lemak diberikan 25 %-30% dari total kebutuhan energi yaitu 37,4
gram fungsi lemak untuk mengembalikan asupan lemak menjaga
kestabilan tubuh dan sebagai energi cadangan. Sumber bahan makanan
: minyak kelapa, margarine, alpukat
4. Karbohidrat diberikan 60 % dari sisa energi yaitu 202,8 gram, fungsi
lemak untuk penghasilan energi dan melindungi fungsi protein agar
tidak pecah menjadikan sumber energi. Sumber bahan makanan : roti,
kentang
5. Vitamin A diberikan cukup sesuai kebutuhan AKG ( Angka
Kecukupan Gizi) untuk kebutuhan tubuh. Bahan makanan : wortel,
papaya
6. Fe diberikan cukup sesuai AKG diberikan untuk sistem kekebalan
tubuh. Bahan makanan : Ayam ,ikan, daging
7. Vitamin C diberikan cukup sesuai kebutuhan AKG (Angka Kecukupan
Gizi) diberikan untuk sistem kekebalan tubuh. Bahan makanan :
Semangka, tomat, kelor, jeruk.
8. Serat diberikan tinggi sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi). Bahan
makanan buah-buahan dan sayuran
Masalah Gizi :
Saat ini pasien diberikan makan 3 kali/hari oleh ibunya. Orang tua pasien
jarang memberikan sayuran dan buah kepada anaknya, berat badan anak
selalu mengalami peningkatan yang pesat sekitar 2-3 kg setiap bulanya.
Tujuan :
- menurunkan jumlah kalori 200-300 kalori/ hari
- membuat berat badan menjadi ideal
- memberi konseling gizi
- terhindar dari body shamming
Konseling Gizi :
Konseling gizi yang dilakukan kepada orangtua agar dapat
memperhatikan pola makan anak, memperbanyak makan yang berserat
seperti buah dan sayur, serta menambahkan aktifitas anak seperti senam
dan berolaraga dan menurukan berat badan anak yang berlebih. Makan
penggunaan segitiga pring T yaitu 50 % dari buah dan sayur, 25 % dari
nasi, dan 25 % dari lauk
2. Implementasi
a. Kajian Terapi Diet
Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian
Jenis diet yang diberikan diet rendah kalori tinggi serat
Bentuk makanan yang diberikan makanan biasa
Cara pemberian makan 3 kali sehari 2 kali selingan
Keterangan :
Keterangan :
Defisit Berat : < 70%
Defisit Sedang : 70-79%
Defisit Ringan : 80-89%
Normal : 90-119%
Diatas kebutuhan : >120%
(Sumber : Standar % tingkat asupan menurut Depkes RI dalam NCP (Nutrition
Care Process) hal. 93).
Penilaian berdasarkan nilai gizi recal 24 jam asupan makan dan kebutuhan pasien kategori
tingkat konsumsi diatas kebutuhan energy, protein, lemak dan karbohidrat
b. Rekomendasi Diet:
Standar Diet : Standar makanan khusus
Pemesanan Diet : Diet Energi rendah , Serat Tinggi
D. MONITORING EVALUASI GIZI
Tanggal 6 Oktober
2019
Fisik Fisik sehat
Klinik -
Data Lab -
Obat -
III. PEMBAHASAN
Pasien Balita bernama D berusia 48 bulan dengan berat badan 35 kg dan tinggi badan 110
cm .memiliki status gizi lebih berdasarkan berat badan menurut umur > 2 SD, tinggi badan
menurut umur berada pada kategori gizi normal -2 SD sampai dengan 2 SD, indeks berat
badan menurut tinggi pada usia 48 bulan berada pada status kategori gizi gemuk > 2 SD.
pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan secara biokimia, Secara fisik pasien dalam
keadaan sadar, masalah saluran cerna tidak ada pasien sering mengalami flu serta batuk akibat
sistem imum menurun, ketika beraktivitas mudah capai apabila aktifitas tubuh meningkat,
orang tua selalu merasakan ukuran baju anak makin lama makin besar selalu berubah. pasien D
memiliki orang tua yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta, riwayat penyakit
dahulu pasien sering mengalami flu dan batuk, pasien saat ini pasien tidak mengkonsumsi obat
dan suplemen tertentu.hasil riwayat gizi sekarang dan food history sekarang balita makan 3 kali
sehari dan 1 kali selingan berdasarkan hasil recall konsumsi makanan 24 jam terakhir energi
yang di peroleh 2404,6 kkal, protein 121,8 gram, lemak 82,8 gram dan Karbohidrat 282,8
gram. Makanan Kesukaan pasien yaitu makanan yang bergoreng dan bersantan, makan
melebihi porsi yang disajikan pada lauk hewani. Makanan yang sangat dikonsumsi nasi, ikan
ayam dan makanan yang jarang dikonsumsi pada sayuran bayam dan kacang panjang. Terapi
Diet yang diberikan yaitu rendah kalori karena pasien, tinggi protein tinggi serat karena pasien
gizi lebih dan masih mengalami masa pertumbuhan pada anak.Bentuk makanan yang
diberikan makanan biasa karena pasien bisa mengunyah dan menelan makanan. Cara
pemberian makan 3 kali sehari dan 2 kali selingan. Tujuan diet agar mencapai status gizi ideal.
Saat ini pasien diberikan makan 3 kali/hari oleh ibunya. Orang tua pasien jarang
memberikan sayuran dan buah kepada anaknya, berat badan anak selalu mengalami
peningkatan yang pesat sekitar 2-3 kg setiap bulanya. Kebutuhan diet pasien setelah
dihitung energi 1347,2 kkal, protein 50,52 gram, lemak 37,4 gram, Karbohidrat, 208,
08 gram berdasarkan kategori tingkat konsumsi energi 178,44 % diatas kebutuhan,
protein tingkat konsumsi 241,09 % diatas kebutuhan, lemak 221,39% diatas kebutuhan,
dan karbohidrat 135,81 % diatas kebutuhan . Berdasarkan rencana parameter yang di
monitoring berat badan dapat menurun dan status gizi normal, fisik klinik lemah
berkurang asupan makan mencapai 100% , Rencana Konsultasi gizi . Masalah Gizi
pasien 3 kali sehari dan 1 kali selingan, pasien memiliki asupan makan berlebih.
IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki gizi lebih asupan
hasil recall konsumsi makanan 24 jam terakhir energi yang di peroleh 2404,6 kkal, protein
121,8 gram, lemak 82,8 gram dan Karbohidrat 282,8 gram. Kebutuhan diet pasien
setelah dihitung energi 1347,2 kkal, protein 50,52 gram, lemak 37,4 gram,
Karbohidrat, 208, 08 gram berdasarkan kategori tingkat konsumsi energi 178,44 %
diatas kebutuhan, protein tingkat konsumsi 241,09 % diatas kebutuhan, lemak
221,39% diatas kebutuhan, dan karbohidrat 135,81 % diatas kebutuhan. Diet yang
diberikan yaitu rendah kalori karena pasien, tinggi protein tinggi serat karena pasien gizi
lebih dan masih mengalami masa pertumbuhan pada anak.Bentuk makanan yang diberikan
makanan biasa karena pasien bisa mengunyah dan menelan makanan. Cara pemberian
makan 3 kali sehari dan 2 kali selingan. Tujuan diet agar mencapai status gizi ideal
b. Saran
Agar pasien dapat menjalani diet yang diberikan serta diberikan dukungan
pada keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita. 2008. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Anggraeni. AC. 2012. Nutritional Care Proces. Yogyakarta : Graha Ilmu
Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar. 2012. Terminologi dan Matriks dalam
Proses Asuhan Gizi Terstandar. Bandung : Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan
Sadikin
Nasar, SS dkk 2015. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3. JAKARTA : Falkutas
Kedokteran Universitas Indonesia