Anda di halaman 1dari 24

Menghitung Daya Dukung Tanah

Selasa, Oktober 30, 2012 Adi Atmadilaga No comments

Banyak rumus yang dapat dipakai untuk


mendisain Pondasi. Pilihan yang dipakai sangat
tergantung dari kebiasaan seseorang dalam
perencanaan pondasi dan data-data tanah yang
tersedia. Kami hanya akan membatasi pada
rumus pondasi dangkal dan pondasi dalam
tunggal. Kedua jenis pondasi ini sering ditemui
di lapangan.

Peck dkk membedakan pondasi dalam dan


pondasi dangkaldari nilai kedalaman (Df/B):

 v Df/B > 4 : Pondasi dalam


 v Df/B ≤ 1 : Pondasi Dangkal

Dimana

Df : Nilai Kedalaman Pondasi


B : Lebar Pondasi
1. Menentukan daya dukung pondasi Dangkal

Daya dukung ultimit (ultimit bearing capacity/qult)didefinisikan sebagai beban


maksimum per satuan luasdimana tanah masih dapat mendukung beban
tanpamengalami keruntuhan.

- Rumus Terzaghi
(Bila memakai data pengujian Laboratorium)

qult = C.Nc + γb.Nq.Df + 0,5.γb.B.Nγ

dimana :
qult = Daya Dukung Ultimit Pondasi
C = Cohesi Tanah
γb = Berat Volume Tanah
Df = Kedalaman Dasar Pondasi
B = Lebar Pondasi dianggap 1,00 meter

Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung Terzaghi ditentukan oleh besar sudut geser
dalam
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult) , Langkah
selanjutnya menghitung daya dukung ijin Tanah yaitu :

q = qult / Sf

dimana :
q = Daya Dukung ijin Tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor Keamanan biasanya nilainya diambil 3

Tabel. 2.1.1 Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi


Ф Nc Nq Nγ Nc' Nq' Nγ'

0 5,7 1,0 0,0 5,7 1 0

5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2

10 9,6 2,7 1,2 8 1,9 0,5

15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9

20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7

25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2

30 37,2 22,5 19,7 19 8,3 5,7

34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9

35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1

40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8

45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7

48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4

50 347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1

-- Rumus Meyerhof
Bila memakai data pengujian Sondir

qult = qc. B. (1 + D/B). 1/40

Dimana :

qult = Daya Dukung Ultimit Tanah


qC = Nilai Conus
B = Lebar Pondasi (dianggap 1 meter)
D= Kedalaman Dasar Pondasi
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung UltimitTanah (qult) , Langkah
selanjutnya menghitung dayadukung ijin tanah yaitu :

q = qult / Sf

dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor Keamanan biasanya nilainya diambil 3

Daya dukung ijin tanah dapat juga dihitung langsungdengan cara :

q = qc/40 (untuk besaran B sembarang)

dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qc = Nilai Konus

Menentukan daya dukung pondasi Dalam

Daya dukung pondasi dalam merupakan penggabungan dua kekuatan daya


dukung, yaitu daya dukung ujung (qe) dan daya dukung lekatan (qs)

Rumus Daya Dukung ujung tiang

P = qc. A/3. + JHF. O /5

dimana :

P = Daya Dukung Tiang


qc = Nilai Konus
A = Luas Penampang Tiang
JHF = Nilai Hambatan Lekat per pias
O = Keliling Tiang
3 & 5 = Koefisien Keamanan

Rumus Daya Dukung ujung tiang metode LCPC, 1991

qe = qc. Kc. Ap

dimana :
qe = Daya Dukung ujung tiang
qc = Nilai Konus
Kc = Faktor Nilai Konus (lihat tabel 2.2.1)
Ap = Luas penampang ujung tiang
a. Rumus Daya Dukung lekatan (qs)
qs = .JHp. As

dimana :
qs = Daya Dukung lekatan
JHP = Nilai Hambatan Pelekat (dari uji Sondir)
As = Selimut tiang

b. Rumus Daya Dukung Batas dan Daya dukung ijin

qult = qe +.qs
Dimana :
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
qe = Daya Dukung Ujung Tiang
qs = Daya Dukung Lekatan

Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung UltimitTanah (qult) , Langkah


selanjutnya menghitung dayadukung ijin tanah yaitu :

q = qult / Sf

dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
Sf = Faktor Keamanan biasanya nilainya diambil 3

Tabel 2.2.1. Nilai Kc (Titi dan Abu Farsakh 1991)

Jenis Tanah Faktor qonus Ujung Tiang

Drilling Pile Driven Pile

Clays dan Silts 0,375 0,600


Sands dan Gravels 0,15 0,375
Chalk 0,200 0,400
Pengolahan Data Sondir

Kamis, Februari 16, 2012 Adi Atmadilaga 1 comment

Pengolahan data sondir diperlukan bagi kepentingan interprestasi desain untuk


pondasi tower (atau pole) transmisi. Data yang dibutuhkan dari lapangan adalah
berupa raw data, yang memuat hasil bacaan manometer tiap interval kedalaman
per 20 cm sampai kedalaman akhir konus, yaitu bacaan yang pertama berupa
perlawanan konus (qc) dan bacaan kedua berupa perlawanan geser (qc+fs).
Nomor ID konus yang digunakan, kedalamanan muka air tanah,
pelaksana/penanggung jawab pencatatan/pembacaan manometer, tanggal
penyelidikan, lokasi (sawah/ladang/rawa), prediksi muka banjir (jika ada), Nama
proyek, Nomor lokasi (nomor tower), dll.

Hasil pengolahan berbentuk tabel perhitungan dan grafik sondir, yang memuat
informasi berikut :
qc (perlawanan konus, atau daya dukung);
fs (perlawanan geser);
rf (angka banding geser, atau friction ratio);
Tf (geseran total)

Perhitungan dan penggambaran grafik sondir ini dilakukan dengan menggunakan


komputer yang memakai software dari Microsoft Excel atau program software
yang khusus untuk pengolahan data CPT (Cone Penetration Test).
Data hasil pengukuran adalah cell yang berwarna kuning, dan rumus yang
terpakai adalah sebagai berikut :
Dari tabel diatas terlihat bahwa Variabel Dc, Ds dan Ls adalah dimensi konus
yang dipakai pada penyelidikan ini, variabel ini akan dihitung sebagai koreksi alat
konus.

Dari tabel diatas kita akan memindahkan kedalam bentuk grafik yang disebut juga
Grafik sondir.
Pada tabel perhitungan sondir, terdapat kolom estimasi jenis tanah, jenis tanah
yang diprediksikan adalah berdasarkan angka friction ratio, Rf. Pengklasifikasian
ini bermacam-macam tergantung dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan
beberapa ahli geoteknik. Penggunaan klasifikasi ini diserahkan kepada pembaca
blog yang tercinta.
Dari hasil penyondiran , jenis tanah Sand (pasir) dapat diketahui dari nilai qc yang
tinggi dan Rf yang kecil, sebaliknay untuk Clay (lempung) qc-nya kecil dan Rf-
nya tinggi.

Walau kelompok jenis tanah cukup banyak, namun penulis hanya


mengelompokkan kedalam 2 kelompok besar saja yaitu sand atau clay , semoga
maklum adanya.
Metoda Rasio Daya Dukung California(California Bearing Ration =
CBR Method)

Sabtu, Desember 08, 2012 Adi Atmadilaga No comments

Metoda ini mengkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi di laboratorium


atau di lapangan dengan rencana empiris(empirical design charts) tebal lapisan
perkerasan. Hal ini digunakan sebagai metoda perencanaan perkerasan lentur
(fleksibel pavement) jalan raya dan lapangan terbang.tebal perkerasan di tentukan
oleh nilai C.B.R.

Definisi

California Bearing Ration(CBR) merupakan sesuatu perbandingan antara beban


percobaan (test load) dengan beban standar(standard load) dan dinyatakan
prsentasi.

C.B.R=PT

Ket:

 PT = beban percobaan(test load)


 PS = beban standar(standard load)

Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan
dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar
100% dalam memikul beban lalu lintas

Beban standar yang dipakai untuk percobaan CBR


Penetrasi Beban Penetrasi Beban standar Beban standar
pluyer (in) standar (lb) plunyer (mm) (kg) (kN)
0,10 3000 2,25 1370 13,50
0,20 4500 5,00 2055 20,00
0,30 5700 7,50 2630 25,50
0,40 6900 10,00 3180 31,00
0,50 7800 12,50 3600 35,00

Percobaan- percobaan CBR

 Percobaan di laboratorium:

1. Bina Marga: PB – 0113 – 76


2. ASTM : D – 1883 – 73
3. AASHTO : T – 193 – 81

a. Tujuan :
Untuk menentukan nilai daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum.

b. Alat- alat yang digunakan:


Hampir sama dengan alat- alat percobaan pemadatan standar maupun modifikasi
dengan spesifikasi seperti tabel berikut :

Spesifikasi percobaan CBR


Metoda Jumlah pukulan Jumlah lapisan Berat palu
(N)
D- 698 : 2 (tanah 56 3 24,50
berbutir halus) (B)
4 (tanah 56 3 24,50
berbutir kasar) (D)
D- 1557 : 2 (tanah 56 5 44,50
berbutir halus) (B)
4 (tanah 56 5 44,50
berbutir kasar) (D)

c. Cara melakukan percobaan.

Metoda yang digunakan dalam standar ASTM D -7 atau D – 1557 – 70. Diameter
tabung = 6 inci = 5 cm dan tinggi = 5 sampai 7 inci = 12,50 cm.

Dengan menggunakan dongkrak mekanis sebuah piston penetrasi ditekan supaya


masuk kedalam tanah dengan kecepatan tetap = 1,25mm/menit dengan beban
awal = 0,05 kN.

Pembebanan pada plunyer di amati pada penetrasi berturut-turut : 0,625 ;1,250


;1,875 ;2,500 ;3,750 ;5000 ;6,250 dan 7,500mm.hasil pengamatan dapat diplot
dalam kertas kurva.
d. Analisis perhitungan

Nilai CBR dihitung pada harga penetrasi 2,500 dan 5,000mm dengan beban
standar = 13,50kN dan 20,00kN

Umumnya nilai CBR dengan penetrasi 2,500mm lebih besar dari penetrasi
5,000mm.

 Percobaan dilapangan

CBR Asli

a. Tujuan:
Untuk mengntrol apakah kepadatan yang diperoleh sudah sesuai dengan yang
diinginkan.

b. Alat- alat yan digunakan:


1. Truk dengan pembebanan
2. Piston penetrasi dari logam
3. Timbangan
4. Dongkrak hidrolis atau mekanik
5. Arloji beban dan arloji cincin penguji lengkap dengan cincin pengujinya
6. rol meter, kunci dll

c. cara melakukan percobaan:


1. Dilapangan:

(a) Tanah digali sesuai lokasi kemudian dibuat deskripsisecara visual


(b) Tabung diletakkan di permukaan tanah dan kemudian diberi beban melalui
truk dengan dibantu dongkrak sebagai alat penekan.
(c) Contoh tanah diambil sebanyak 2 tabung.
(d) Contoh tanah dibersihkan dan ditutup rapat dan dibawa ke laboratorium.
(e) Satu conto langsung diuji dan yang lain direndam selama

2. Di laboratorium.
(a) Beban statis diletakan pada bagian atas tabung untuk mencegah
pengembangan tanah dalam tabung.
(b) Arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dipasang dan angka dinolkan.
(c) Catat angka yang dibaca pada arloji pengukur pada formulir.

d. Analisis perhitungan .

Nilai CBR dihitung pada penetrasi = 0,10 inci dan 0,20 inci

CBR lapangan.
a. Tujuan:
Untuk mendapatkan nilai CBR langsung di lokasi.

b. Alat- alat yang digunakan:


1. Piston penetrasi dari logam.
2. Cincin penguji dengan arloji pembacaan.
3. .Arloji pembacaan beban.
4. Mesin penetrasi.
5. beban truk.
6. CBR asli.

c. Cara melakukan prcobaan:


1. Benda uji didapat langsung pada tanah dasar.
2. Mula-mula diletakan beban statis untuk mencegah mengembangnya tanah dan
kehilangan kadar air benda uji.
3. Piston dipasang dapa benda uji.
4. Arloji pembacaan beban dan arloji pembacaan penetrasi dibuat nol.
5. Pembebanan dimulai dengan teratur.
6. Pembaca pembebanan pada penetrasi dicatat.
7. hasil pemeriksaan di gambarkan dalam kertas kurva.

3. Jenis- jenis CBR.

1. CBR lapangan.
Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di lapangan, sesui dengan kondisi
tanah dasar pada saat itu.
Memeriksa apakah kepadatan yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

2. CBR lapangn rendaman.


Digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah lapisan tanah
dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi, terletak didaerah yang badan jalannya
sering terendam air pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau.
Pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau.

3. CBR laboratorium.
Dibagi 2 macam:
a. CBR laboratorium rendaman (soaked laboratory CBR/soaked design CBR).
b. CBR laboratorium tanpa rendaman (unsoaked laboratory/unsoaked design
CBR).

Beberapa cara menaksir Dan menentukan nilai CBR.

1. Menaksir nilai CBR secara empiris.


Pada tanah dasar rencana yang merupakan tanah dasar galian yang cukup dalam
pengmbilan contoh tanah sebanyak yang diperlukan untuk pemeriksaan CBR
sukar diperoleh.

2. CBR rencana rendaman.


Penyelidikan tanah dilapangan dengan uji Sondir

Kamis, Februari 16, 2012 Adi Atmadilaga No comments


Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk keperluan desain pondasi TL. Yang sering
digunakan adalah dengan metode sondir. Mengingat bahwa umumnya rute jalur
transmisi sangat panjang dan lokasinya seperti persawahan dan perbukitan dan
jauh dari jalan yang bisa diakses dengan kendaraan roda empat, , untuk
gampangnya dipakai mesin sondir ringan, yaitu dengan kapasitas sondir 2.5 ton.
Dan alat sondir ini mudah diangkut dengan kendaraan kecil (pick up) dengan bak
terbuka dan dibawa ke lokasi penyondiran dengan tenaga manusia. Tim sondir
biasanya terdiri dari 5 orang.

Standar umum yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini adalah :


ASTM D3441 – 05 Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Tests
of Soil
SNI 2827:2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Penyondiran dilakukan secara manual (mechanic hydraulic) pada titik tempat
dimana pondasi akan dibangun. Untuk kepentingan penyelidikan tanah ,
penyondiran dilakukan pada setiap titik di areal tapak tower (tower area) biasanya
1 lokasi dititik pusat(tengah)nya. Jika tiang transmisi menggunakan tower, ada 4
kaki (leg) dan tiap leg akan dibuat pondasi, maka dilakukan sondir pada tiap
tengah kaki-kaki tower tersebut atau di titik pusat telapak (foot) pondasi tersebut,
demi keakuratan dalam proses desainnya.

Jumlah dan lokasi titik yang disondir tidak ada aturan pasti, yang jelas pada tiap
lokasi tower atau pole, minimal diambil satu hasil penyelidikan sondir. Urusan
beginian diserahkan kepada Geotechnic Engineer berdasarkan Engineering
Judgement yang dimilikinya. Filosofi dalam hasil investigasi adalah tiap titik
lokasi penyelidikan selalu berbeda daya dukungnya. Dari pengalaman kami
kecepatan progress pelaksanaan sondir di TL (transmission line) adalah 2-4 lokasi
tower perhari dengan 1 titik per lokasi tower.

Alat sondir memiliki alat ukur 2 buah manometer, dengan skala berbeda dan
ukuran diameter manometer itu juga berbeda. Manometer berguna mengukur gaya
tekan, skala satuannya bermacam-macam (seperti kg atau ton, atau kg/cm2 ).
Untuk sondir ringan manometer yang dipakai adalah untuk ukuran 0-50 kg/cm2
dan 0-250 kg/cm2. Manometer yang dipakai selalu dikalibrasi dan bersertifikasi
sebelum dipergunakan. Secara reguler manometer dikalibrasi (kami
melakukannya per semester atau sebelum dipergunakan secara efektif di proyek
TL, sedangkan SNI mensyaratkan minimal 1 kali dalam periode 3 tahun).
Batang sondir (rod) dipergunakan untuk menyondir secara vertikal hingga
kedalaman tanah 25 m dari permukaan tanah, atau kira2 ada 25 batang yang lurus
(vertically) ( panjang 1 btg = 1 m) yang lurus. Umumnya dari supplier jumlah
batang hanya disediakan 20 buah saja, perlu diorder kembali untuk keperluan
pengukuran yang lebih dalam dan cadangan sewaktu-waktu hilang atau
rusak/bengkok. Dan tipe konus (cone) yang selalu dipakai adalah hanya dual-cone
atau bikonus (lihat gambar). Untuk pelumas alat sondir perlu diperhatikan bahwa
oli yang dipakai adalah dengan tingkat kekentalan (vikositas) khusus, yaitu SAE-
10, dan jarang didapatkan disekitar lokasi, maka perlu disediakan dengan jumlah
yang cukup selama perawatan dan pemakaian.

…..

Satu hal yang sering terjadi, dimana pengguna (end user) jarang memperhatikan
bahwa ukuran konus tidak sesuai dengan standar baik ASTM ataupun SNI
dikarenakan fabrikator alat yang tidak konsisten. Bila ukuran konus tidak sesuai
maka dalam perhitungan sondir akan dibuat angka koreksi konus, atau dikenal
dengan sebutan koreksi alat. Bila deviasi dimensi konus ini sangat besar dari
persyaratan standar, maka konus tidak boleh digunakan!!! Bila digunakan jumlah
yang banyak dari perlatan sondir maka tiap konus diberikan nomor pengenalnya
atau ID (identifikasi), agar perhitungan sondir sesuai dengan pendataan.

Dalam pelaksanaan sondir pada proyek TL sesuai spesifikasi (technical


requirement), kedalaman penyelidikan dibatasi maksimum 25 m atau konus telah
mencapai 20o kg/cm2 (penekanan sebanyak 3 x berturut-turut) atau yg umum
kami gunakan dibatasi sampai angka 150 kg/cm2 atau mencapai kedalaman 20
meter, tergantung mana dulu yang tercapai apakah gaya tekan konus atau
kedalaman maksimumnya.

Dalam prakteknya, bila lapisan tanah tidak dapat ditembus pada kedalaman yang
dangkal 1-3m, atau angka penetrasi konus maksimum tercapai, dan bila
diasumsikan menyentuh lapisan batuan/ bongkahan batu, maka dilakukan
penyondiran ulang dititik lain didekatnya sekitar 2m lebih dari titik sebelumnya.

Penyelidikan sondir harus dilakukan dilokasi pembuatan pondasi tower/pole.


Karena SATU kali penyondiran untuk mewakili beberapa lokasi tower haram
dilakukan. Celakanya lagi jika ada anggapan bahwa dalam satu wilayah RT/RW,
kondisi lapisan tanah serupa, seperti kata bang haji,”TERLAAALU..!”.

Penyelidikan sondir adalah secara tegak lurus (vertical), miring/bersudut gak


diperbolehkan, apalagi horizontal (emangnya mau buat terowongan apa?!).

Data sondir yang dibutuhkan selain dari angka perlawanan konus dan gaya
gesernya adalah penentuan kedalaman air tanah (ground water level) yang
diindikasikan basahnya batang sondir/pipa sondir pada kedalam tertentu selama
pengujian. Hal ini bisa juga diperoleh dari survei sumur penduduk sekitarnya jika
memungkinkan. Kedalaman muka air tanah biasanya juga berbeda antara musim
kering atau hujan. Kondisi lokasi juga perlu diperhatikan apakah, daerah tapak
tower terendam dalam keadaan banjir (musim hujan, apakah ada banjir tahunan
atau pada periode tertentu, seperti disawah atau rawa misalnya). Proyeksi
ketinggian banjir juga sedapat mungkin diketahui dan dicantumkan dalam laporan
penyelidikan.

Dalam peyondiran informasi penting adalah lokasi tower/pole, tiap lokasi tapak
tower ditandai dengan marka dari beton yang berisikan nomor lokasi atau nomor
tower, letak marka ini adalah sebagai center peg (CP) dan jangan sampai
dipindahkan dari tempatnya atau terganggu oleh peralatan dan pekerja (karena
bila ketahuan surveyor jalur, bisa dimarahin habis-habisan). Pantangan
penyondiran jangan dilakukan pada titik daerah dimana terdapat jalur pipa listrik,
gas atau air, karena berbahaya bagi keselamatan pekerja dan konstruksi eksisting,
atau daerah pemakaman (karena pasti ada komplain dari dunia lain), hati-hati
untuk lokasi yang ada semburan gas alam (natural gases) seperti methan, situs
purbakala, dll. Dan jangan pula mengharapkan dari hasil penyondiran akan
ditemukan ladang sumur minyak yang baru, keterlaluan itu namanya.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
TERHADAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PONDASI

Sabtu, Desember 03, 2011 Adi Atmadilaga No comments

Air Tanah (m.a.t)

Berdampak terhadap kapasitas dukung, stabilitas keseluruhan, ganguan


dewatering (mengeringkan sumur tetangga), dan teknik pelaksanaan (lempung
becek diinjak-injak pekerja secara berlebihan dapat merusak kap. dukung tanah).

Podasi bisa miring pada tanah granular terendam air akibat gerusan pada dasar
pondasi. Sehingga disarankan jangan dibawah m.a.t atau dengan teknik
pelaksanaan yang baik.

Pondasi Baru Dekat dengan Pondasi Lama

Pondasi lama akan terbawa turun juga akibat beban pondasi baru. Solusinya
dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran beban 1:1) atau gunakan sheet pile.
Suku ke-2 kapasitas dukung tanah akan hilang, sehingga kapasitas dukung
menjadi berkurang. Solusi dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran 1:1) atau
gunakan sheet pile/buis beton.

Volume konstan akan menggesar tanah secara lateral dan bangunan kecil akan
terdorong ke samping. Dapat juga bangunan kecil akan terbawa turun. Jika
bangunan besar turun 5 cm biasa saja, tetapi kalau bangunan kecil bagaimana ?
Solusi buat pondasi pile hingga lapisan keras/lap batuan.

Berkatian dengan Aliran Air (erosi)

Dasar pondasi harus dibawah pengaruh gerusan.

Pondasi diatas tanah pasir yang tidak padat


Masalah yang timbul adalah setlement, erosi air baik dipermukaan maupun
didalam tanah. Untuk mencegah dampak erosi permukaan diperlukan kedalaman
pondasi yang cukup, namun untuk erosi yang ada dalam tanah diusahakan jangan
ada pemompaan atau aliran air.

Pondasi diatas tanah ekspansif

Pondasi Terdorong Masuk Pondasi Terangkat

Sifat tanah ekspansif : pada saat basah mengembang dan pada saat kering tanah
menyusut baik ke arah vertikal (dominan) maupun horisontal.

Pada jalan jika penyusutan tidak bersamaan, aspal akan pecah-pecah. Sedangkan
pada saat pengembangan kapasitas dukung tanah mengecil yang dapat berakibat
penurunan yang tidak merata.

Solusi : Mengganti tanah dengan tanah yang baik, perbaikan tanah dengan bahan
kimia (semen/kapur), pengontrolan kadar air agar tidak terjadi penyusutan dan
pengembangan.
Untuk pondasi dapat dipasang rongga pengatur kembang susut.

Untuk pondasi tiang, agar tiang tidak terpengaruh kebang susut dapat digunakan
pelapis bitumen agar permukaan tiang licin sehingga tidak menarik maupun
mendorong tiang.

Untuk pasangan tegel rumah diatas tanah ekspansif disarankan,

Sedangkan untuk pondasi telapak disarankan mengganti lapisan ekspansif dengan


jenis tanah yang tidak ekspansif.
Pondasi diatas tanah lempung non-ekspansif

Laminating Clays (lempung keras tapi berlapis dan bercelah) akan menyebabkan
bidang licin jika ada air hujan sehingga qu tidak bisa ditetapkan besarnya.
Disarankan menggunakan residual strength-nya. Lempung lunak akan
menimbulkan masalah setlement dan kapasitas dukung yang rendah dan jenis
tanah ini dapat mengalir dan menggeser tiang pancang.

Pondasi diatas timbunan yang tidak direncanakan

Jika akan mendesain pondasi diatas timbunan yang tidak direncanakan perlu
diyakinkan dahulu materialnya apa, dan keseragaman/kepadatannya bagaimana.
Apakah materialnya berupa sampah, puing bangunan, tanah bekas tanaman atau
kayu. Masalah yang timbul adalah perbadaan setlement akibat kepadatan dan
keseragaman yang berbeda-beda.

FAKTOR LINGKUNGAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

PRINSIP : Menjaga Kelestarian Lingkungan dengan mempertimbangkan dampak


pada lingkungan, meminimalkan dampak dan mencegah serta mengatasi dan
memperbaiki.

PENGEBORAN

Saat penyelidikan tanah, lubang bor jangan dibiarkan terbuka untuk menghindari
pencemaran air tanah. Perlu dipikirkan penyelamatan Top Soil, pencegahan
kerusakan struktur tanah pada pengoboran di dekat sungai /aliran air serta efek
pengeboran pada muka air tanah terutama di atas lapisan rapat air.
BAHAN GALIAN

Bahan galian jangan masuk ke saluran drainase dan tercecer dijalan.

PELAKSANAAN PONDASI

Pertimbangkan dampak kebisingan dan getaran akibat pemancangan tiang.

PENGGUNDULAN TANAMAN

Pertimbangkan erosi dan instabilitas lereng serta kembang susut aktif.

PEKERJAAN DITEPI SUNGAI/LAUT

Reklamasi pantai akan menyebabkan hidraulik gradien turun, aliran air lamban
dan banjir. Pertimbangkan pengaruh intrusi air laut dan keragaman hayati.

PEMOTONGAN BUKIT

Perlu dipertimbangkan bahaya longsor.

PENGEMBANGAN DAERAH YANG DILINDUNGI

Pantai berterumbu karang, berbakau dan pasir bukit alami.

Anda mungkin juga menyukai