Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa neonatal masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah

kelahiran. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 - 4000 gram. Bayi Baru Lahir

adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di

luar kandungan. Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam

kehidupan. Dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi

terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang

baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan

kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,bahkan

kematian .misalnya sebagai akibat infeksi pada bayi baru lahir.

Pada dasarnya perkembangan abnormal tidak hanya mencakup gangguan

perkembangan saja. Perkembangan abnormal juga berkaitan dengan

perkembangan yang lebih cepat atau lebih bagus dari pada rata-rata. Oleh

karena itu, saya mengambil topik ini sebagai kasus dengan diagnosa "

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengembangkan pola fikir ilmiah dan menambah pengetahuan serta untuk

memperoleh pengalaman nyata dari teori yang selama ini diperoleh dalam

melaksanakan asuhan kebidanan.


1.2.1 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan

sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan yang meliputi

1. Melaksanakan pengkajian data

2. Menentukan diagnosa

3. Mengidentifikasi masalah potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan

6. Melaksanakan rencana asuhan

7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Metode Pengumpulan Data

Ada cara untuk memperoleh kebidana ilmu pengetahuan/pemecahan

masalah pada dasarnya menggunakan ilmiah antaralain :

1. MetodeDekriptif

Yaitu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan untuk membentuk

gambaran suatu keadaan objektif

a. Studi kepustakaan

Mempelajari literatur beberapa buku yang berhubungan dengan kasus.

b. Studi Kasus

Mengadakan pengamatan langsung pada klien kemudian mengkaji klien,

mendiagnosa, merencanakan tindakan, dan melaksanakan evaluasi.


2. Bentuk Pengumpulan Data

a. Wawancara

Suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung pada klien / keluarga.

b. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan pada klien.

c. Studi Dokumentasi

Sumber data yang diperoleh dari catatan medik dan mengumpulkan

data dari buku-buku.

d. Studi Pustaka

Membaca sumber buku sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan

kebidanan.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, tujuan pustaka, metode penulisan, dn

sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan konsep dasar tentang neonatus dan konjungtivitis

serta manajemen yang terkait dengan masalah tersebut

BAB 3 : TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pengkajian data, interpretasi data dasar, masalah

potensial, kebutuhan segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi.


BAB 4 : PEMBAHASAN

BAB 5 : EVALUASI

Berisi tentang kesimpulan dan saran.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Neonatus


2.1.1 Pengertian

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari., selama periode ini

bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Bayi harus

berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik.

Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri.

Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar

kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Nurhayati, 2008).

2.1.2 Tanda-Tanda Neonatus Normal

Menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002

1) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian

turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.

2) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai

dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals,

serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.

3) Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).

4) Berat badan 2500 gram- 4000 gram.

5) Panjang badan lahir 48-52 cm.

6) Lingkar kepala 33-35cm.

7) Lingkar dada 30-38 cm.

8) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.


9) Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan memeluk.

10) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak

tangan, bayi akan mengengam.

11) Genatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).

12) Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).

13) Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama.mekonium bewarna coklat kehijauan.

2.1.3 Penanganan Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Mochtar, Rustam. 1998

1) Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan

pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.

2) Jam lahir dicatat dengan stop-watch.

3) Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala

lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah

keluar.

4) Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian

dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali

pusat.

5) Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta

menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.


6) Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari

lumuran darah, air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang

membersihkannya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.

7) Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.

8) Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya

kemudian dicatat dalam status.

9) Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat

untuk mencegah Blenorrhoe.

10) Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada

bayi laki-laki, periksa apakah ada femosis dan apakah descensus

testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat, pada bayi laki-laki

segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.

11) Apgar Score

Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi

5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas

reflek)

2.2 Konsep Anemi

2.2.1 Pengertian

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah


merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia
bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis
anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
2.2.2 Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤
1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,


(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan


oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang
tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

2.2.3 Etiologi:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
2.2.4 Klasifikasi anemia:

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:


1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
1. Anemia aplastik
Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
infeksi virus (khususnya hepatitis)↓

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
2. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
3. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang
normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasan
4. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang


sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi


Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,
pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi


6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh destruksi sel darah merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik
kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh


sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

2.2.5 Tanda dan Gejala


o Lemah, letih, lesu dan lelah
o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.

2.2.6 Kemungkinan Komplikasi yang muncul

Komplikasi umum akibat anemia adalah:


o Gagal jantung,
o Parestisia dan
o Kejang.

2.2.7 Pemeriksaan Khusus dan Penunjang


o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.

2.2.8 Terapi yang Dilakukan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah


yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada By Ny "R" usia 10 hari
dengan Anemia
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
pelayanan pada bidan yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
I. Pengkajian
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik subyektif maupun
data obyektif disertai hari/ tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian,
tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit.
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Bayi
Nama Bayi : Untuk mengetahui identitas bayi bahwa bayi
tersebut adalah benar-benar anak dari orang
tuanya.
Jenis Kelamin : Untuk perbedaan jeni/gerder
Tanggal lahir : Untuk mengetahui umur bayi
Anak ke berapa : Untuk mengetahui bayi tersebut anak keberapa
b. Bidata Orang tua
Nama Ayah/Ibu : Untuk mengenal, memanggil, dan menghindari
terjadinya kekeliruan ( Christina, 1993 : 41)
Umur Ibu : Untuk mengetahui keadaan Ibu terutama pada
persalinan pertama
Suku : Untuk mengetahui adat istiadat yang dianut
Pekerjaan Ayah/Ibu : Untuk mengetahui status ekonomi dan aktivitas
dan Penghasilan (Ibu) serta sosial ekonomi penderita agar
nasehat kita nanti sesuai.
Pendidikan : Untuk mengetahui status pengetahuan orang
tua.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama
pasien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan didalam melaksanakan asuhan
kebidanan (Depkes RI. 1995 : 14)
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien berada,
dapat menilai apakah lingkungan cukup aman
bagi bayi.
2. Keluhan Utama
Apa yang dikeluhkan Ibu tentang keadaan bayinya
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama
1. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis
2. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma
3. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita dan paritas. S karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba, 2000 : 2005)
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
a. Kehamilan
Ditanyakan pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat
hamil ini, periksa kemana dan sudah beberapa kali periksa, mendapat
obat apa saja setelah periksa.

b. Persalinan
Ditanyakan pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana
caranya serta penyulit yang dialami sewaktu Ibu melahirkan, kemudian
ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi
yang dilahirkan.
c. Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa
banyak, kontraksi uterus baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus
bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka jahitan
atau tidak.
d. Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang
badan bayi yang dilahirkan.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat,
aktivitas personal hygiene.
6. Riwayat Psikologi dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas kesehatan
baik atau tidak
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan
termasuk pantang makan, minum jamu dan kebiasaan berobat jika
sakit.
7. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
PB : normal (48 - 52 cm)
BBL : normal (2500 - 4000 gram)
LIKA : SOB : normal (32 cm)
FO : normal (34 cm)
MO : normal (35 cm)
SMB : normal (32 cm)
BP : normal (9,5 cm)
BT : normal (8 cm)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : simestris, tidak tampak benjolan abnormal, rambut
hitam tipis, ubun-ubun normal tidak cekung maupun
menonjol, tidak tampak adanya cepal hematoma, tidak
ada caput succedaneum
Wajah : tidak terlihat pucat dan kebiruan, wajah tampak
kemerahan
Mata : Simetris,conjungtiva bulbi hiperemis, sklera merah
muda, secret mukopurulen, pembengkakan kelopak
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Mulut : bibir warna merah, tidak ada labia skizis maupun
labiopalato skizis, lidah bersih
Telinga : bersih, simestris, tidak ada serumen.
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak
tampak pembesaran kelenjar limfe, dan tidak tampak
adanya retraksi dada
Dada : simestris, tidak tampak retraksi dada
Abdomen : tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum
kering masih terbungkus kasa steril.
Genetalia : bersih, testis sudah turun
Ekstremitas :
Atas : gerakan normal, aktif, tidak polidaksi dan sindaktil,
kuku tidak pucat
Bawah : gerakan normal, aktif, tidak polidaktil, kuku tidak
pucat
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan yang abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
vena jugularis dan dan tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe.
Dada : tidak teraba benjolan abnormal, tidak teraba
pembesaran hepar.
Abdomen : tidak teraba benjolan abnormal
b. Auskultasi
Dada : terdengar suara whenzing
c. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
b. Reflek
Moro : (+)
Rooting : (+)
Reflek menelan : (+)
Reflek menggenggam : (+)
Reflek menghisap : (+)
Tonic neck reflek : (+)
Babynsky : (+)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


A. Dx : NCB SMK umur 10 hari dengan anemia
Ds : Data yang diperoleh melalui anamnesa
Do : Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/smnolen/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
PB : normal (48 - 52 cm)
BBL : normal (2500 - 4000 gram)
LIKA : SOB : normal (32 cm)
FO : normal (34 cm)
MO : normal (35 cm)
SMB : normal (32 cm)
BP : normal (9,5 cm)
BT : normal (8 cm)
Bayi menangis kuat
Reflek
Moro : (+)
Rooting : (+)
Reflek menelan : (+)
Reflek menggenggam : (+)
Reflek menghisap : (+)
Tonic neck reflek : (+)
Babynsky : (+)

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial yang mungkin terjadi antara lain yang dapat terjadi jika
masalah tidak dapat ditangani.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Menetukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (koloborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan
lainnya)

V. INTERVENSI
Dx : NCB SMK umur 10 hari dengan anemia
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi diharapkan
tidak terjadi komplikasi lanjutan
Kriteria Hasil : Keadaan umum : baik
TTV dalam batas normal
Pernafasan : normal (40 - 60x/menit)
Suhu : normal (36,5oC - 37,5oC)
Nadi : normal (100 – 160 x / menit)
Berat badan : normal ( 2500 – 4000 )
Panjang badan : normal ( 48 – 52 cm )
Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
R: Mencegah terjadinya infeksi silang dari petugas ke bayi dan
sebaliknya
2. Obsevasi tanda-tanda vital dan timbangan BB
R: Deteksi dini adanya kelainan dan mengetahui perkembangan
nutrisi
3. Berikan tambahan zat besi dan asam folat
R: dapat menambah kadar hemoglobin
4.Kolabirasi dengan dokter dalam pemberian therapy
R: Mempercepat pemulihan kondisi bayi dan mencegah
komplikasi

VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi bayi

VII.EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari
asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Asuhan kebidaan pada By "A" usia 10 hari dengan anemia

Tanggal pengkajian : 3 januari 2015


Jam : 08.00 wib
Ruang : Periksa

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : By "R"
Umur : 6 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
No register : 6980

Nama Ayah : Tn "G" Nama Ibu : Ny "A"


Umur : 28 thn Umur : 24 thn
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Rp 1.000.000 Penghasilan :-
Alamat :gogorante Alamat : gogorante

2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bayinya tidak pernah menderita penyakit deman,
ikterus, kejang
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya sedang menderita penyakit pada mata
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun (jantung) menurun (DM) menular (TBC)
d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal
1) Pranatal :
 Trimester I : Ibu periksa 2x di Bidan, sewaktu hamil muda
pernah mengeluh mual dan mengalami anemia selama
periksa ibu mendapatkan obat tablet tambah
darah,calk,suplemen vitamin dan kapsul iodium
 Trimester II :Ibu periksa 2x di Bidan,tidak keluhan dan
selama periksa ibu mengalami anemia dan
mendapatkan obat tablet tambah darah,calk dan suplemen
vitamin
 Trimester III : Ibu periksa rutin 1 bulan sekali di Rumah
Sakit, tidak ada keluahan dan selama periksa ibu
mendapatkan obat tablet tambah darah,calk dan suplemen
vitamin

2) Natal :
Ibu mengatakan sebelum melahirkan anak pertamanya , ia
merasakan kenceng-kenceng di sertai keluar cairan lender dan
darah pada jalan lahir di rumahnya pada tanggal 24 desember
2014 pukul 08:00 WIB dan langsung di bawa ke rumah sakit
terdekat oleh suaminya .Pembukaan lengkap di sertai pecahnya
ketuban pada pukul 10:00 WIB dan setengah jam kemudian ia
melahirkan bayinya yang pertama dengan selamat secara
spontan tanpa penyulit apapun ,di tolong oleh Bidan Rumah
Sakit, tidak ada pendarahan.
3) Post natal :
Lahir tanggal :24 januari 2014, Jam: 10.30 WIB, BB/PB
:3300 gram/49 cm, Jenis kelamin : Laki-laki, Menangis
kuat , Tidak ada kelainan /cacat, Injeksi Vit K Noenatus dan
salep mata tetracyclin 0,1%.
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
BB : 3400 gr, PB : 49cm, Lila : 10,5 cm, Lida :48 cm
b. Perkembangan
Motorik :-
Adaptif :-
Bahasa :-
Social personal : -
5. Riwayat Psikososial
Ibu mengtakan ini adalah anak pertamanya dan sangat di harapkan
oleh suami dan keluarganya.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang telah didapat : iminisasi Hb Uniject
Reaksi setelah pemberian imunisasi : Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : bayi hanya di beri asi saja dan d susukan secara sering
Eliminasi : BAB 2x konsistensi lembek , BAK 5x
Istirahat : sepanjang waktu di gunakan untuk tidur
Aktivitas : menangis saat lapar, BAB,BAK
PH : mandi 2x/hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Keadaan Umum : lemah
TTV :
HR : 120 x/menit
RR : 40 x/menit
Suhu : 36,8 C
Antropometri
BB : 3,4 kg
PB : 49 cm
Lila : 10,5cm
Lika :FO : 34 cm
MO : 35 cm
SOB : 32 cm
Lida : 48 cm

2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Tidak ada caput succedaneum,tidak ada cephal
haematom,UUB dan UUK masih terbuka.sutura
masih teraba
Rambut : hitam, halus
Wajah : simetris, tidak sianosis
Mata : Simetris,conjungtiva pucat, sklera kuming, secret
mukopurulen, pembengkakan kelopak
Hidung : Bersih,tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan ,daun telinga matur ,
bersih
Mulut : Bibir simetris,tidak sianosis, tidak ada
labiopalatoschisis,tidak ada oral trus pada lidah dan
mukosa mulut
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris , ada penarikan otot intercostae yang
berlebihan, tidak terdengar bunyi ronchi dan
wheezing

Abdomen : Bentuk silindris ,tali pusat bersih ,tidak ada


pendarahan tali pusat, tidak ada infeksi pada tali
pusat, tidak ada omfalokel dan tidak ada omfalitis
Genitalia : testis sudah turun di srotum, tidak atresia ani
Ekstremitas : Tangan dan kaki Simetris , bebas aktif dan tidak
ada gangguan aktifitas

a. Refleks primitive
Rooting : baik
Sucking : baik
Swallowing : baik
Morro : baik
Grasphing : baik
Babinski : baik

b. Pemeriksaan Penunjang:
HB : 3 gr/dl

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa :NCB SMK Usia 10 hari dengan anemia

DS : ibu mengatakan bayinya rewel sejak tgl 30 Desember 2014 dan


terlihat lemas serta pucat

DO : KU: lemah, BB: 3400gr, PB: 49 cm


TTV : HR: 120 x/menit, RR: 40 x/menit, Suhu; 36,8 C
Mata : conjungtiva pucat , sklera kuning
Masalah :-

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


_

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


_

V. INTERVENSI
Diagnosa : NCB SMK Usia 10 hari dengan anemia
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan bayi tidak rewel, kadar Hb
kembali normal,tidak lemas dan tidak pucat.

Kriteria Hasil : mata : conjungtiva merah muda, sklera putih

Intervensi :
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
R: Mencegah terjadinya infeksi silang dari petugas ke bayi dan
sebaliknya
5. Obsevasi tanda-tanda vital dan timbangan BB
R: Deteksi dini adanya kelainan dan mengetahui perkembangan
nutrisi
6. Berikan tambahan zat besi dan asam folat
R: dapat menambah kadar hemoglobin
7. Kolabirasi dengan dokter dalam pemberian therapy
R: Mempercepat pemulihan kondisi bayi dan mencegah
komplikasi

VI. IMPLEMENTASI
Tgl : 3 januari 2015 jam :08.10 wib
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi dengan
menggunakn sabun dan air mengalir

2. Mengobservasi tanda vital HR: 120 x/menit, RR: 40 x/menit,


Suhu; 36,8 C

3. Memberikan tambahan zat besi dan asam folat untuk menambah


kadar hemoglobin

4. Kolaborasi pada dokter spesialis mata untuk pemberian terapi


lanjutan dan mencegah terjadinya komplikasi

VII. EVALUASI
Tgl : 3 januari 2015 jam : 08.25 wib
Diagnosa : NCB SMK Usia 10 hari dengan anemia
S :-
O : TTV: mata : sklera agak putih
HR: 120 x/menit bayi tidak rewel
RR: 40 x/menit
Suhu: 36,8 C

A : NCB SMK Usia 6 hari dengan conjungtivitis


P : Lanjutkan intervensi
Jaga kehangatan tubuh bayi
Berikan ASI secara ondemand
Mandikan bayi dan lakukan perawatan bayi sehari-hari
Berikan tambahan zat besi dan asam folat
Lakukan Rooming In
Lakukan control ulang
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam membuat asuhan kebidanan By "R" usia 10 hari dengan anemia adalah
membanadingkan antara teori dengan kasus yang ada mulai dari langkah 1 sampai
langkah VII. Pada pengkajian dalam teori dengan kasus ada kesenjangan karena
tidak sama pengkajian dilakukan dari data subjektif maupun objektif seperti pada
manajemen kebidanan.
Pada interprestasi data dasar tidak didapatkan kesenjangan antara teri dengan
kasus antisipasi diagnosa / masalah potensial dan kebutuhan segera. Pada teori
dan kasus kesenjangan karena antisipasi masalah yang mingkin muncul akibat
adanya masalah. Pada identifikasi kebutuhan segera disesuaikan dengan keadaan
pasien yaitu sama dengan teori yang ada.
Pada intervensi tidak terdapat kesenjanganantara teori dengan kasus karena
semua yang menjadi intervensi pada teori atau manajemen menjadi intervensi
yang kasus. Pada implementasi tidak terdapat kesenjangan pada teori dan kasus
yang menjadi intervensi di implementasikan pada kasus.
Pada evaluasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus karena
pada kasus intervensi yang dilakukan berhasil.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari., selama periode ini
bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Conjungtivitis
Neonatorum (Oftalmia Neonatorum) adalah suatu infeksi pada konjungtiva
(bagian putih mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata, pada kasus
conjungtivitis harus dilakukan penanganan lebih lanjut agar tidak terjadi
komplikasi selanjutnya.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada "R" usia 10 hari dengan anemia
diharapkan bayi tidak rewel karena kelainan pada mata dan mata bayi dapat
teratasi bayi menjadi sehat.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi penulis
1) Mahasiswa mampu mendapatkan teori yang lebih lengakap anemia
pada neonatus
2) Mengamati dan melakukan proses asuhan kebidanan dengan baik.

5.2.2 Bagi institusi


Menanbah sumber kepustakaan di bidang kebidanan sehingga membantu
mahasiswa dalam pembuatan asuhan kebidanan yang kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA

Nanny Lia Dewi, Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta
: Salemba Medika

kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/asuhan-bayi-baru
lahir/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai