Anda di halaman 1dari 16

RAMA DAN SHINTA

TOKOH POKOK :

 Rama : M. Arik Raditiya


 Shinta : Nabila Mtiara Sari
 Laksmana : M. Ramadhani
 Hanoman : M. Akbar adi
 Rahwana : M azib
 Resi Walmiki : M Adi prayoga
 Rusa : M ilyas
 Lawa : Ika Kasani
TOKOH CADANGAN :
 Raja : ilham
 Ratu : iin
 Baruna(dewi air) : Irma
 Dayang 1 : niken
 Dayang 2 : meylinda
 Dayang 3 :
 Dayang 4 :


Suatu hari, ada dua orang pemuda, bernama Rama dan adiknya
Laksmana yang sedang melaksakan misi untuk menumpas para raksasa di.
Sampai akhirnya mereka mendengar kabar bahwa Raja Wideha mengadakan
sayembara. Gadis yang cantik sudah saatnya menikah dengan salah satu
pangeran terbaik.

ADEGAN 1
mana : “Kakanda aku dengar kerajaan Wiedha mengadakan sayembara mencari
pangeran untuk putri Wiedha.Kau harus ikut serta, Kakanda.”
: “Astaga, kau ingin kakakmu ini mendapatkan jodoh melalui sebuah sayembara?
Itu jelas bukan awal kisah cinta sejati.” ( menggeleng)
mana : “Setidaknya Kakanda bersedia melihat dulu puteri itu, menurut kabar, wangi
kulitnya semerbak hingga ratusan meter. Matanya mampu meruntuhkan
dinding kesombongan. Dan hatinya, bahkan bisa menaklukkan senjata paling
hebat di dunia. Setelah dilihat, nanti baru Kakanda putuskan sendiri apakah
akan menulis kisah cinta sejati dari sebuah sayembara atau bukan. Ayolah, apa
salahnya dicoba, bukan ? “
Rama :Baiklah, seperti apa omong kosong kecantikan gadis itu.
Rama mendengus, memasang busur dan anak panah di
punggung,berangkat menuju ibukota Wideha.
ADEGAN 2
Laksamana : “Kita sudah terlambat kakanda.”
Rama : “Ayo kita lewat sini.”
Ketika seluruh pangeran sudah berkumpul di balai agung ibukota
Wideha, Rama justeru salah memasuki ruangan.Rama terpesona saat
melihat Shinta sedang membantu dayang – dayang yang tidak sengaja
menumpahkan nampan berisi buah-buahan.
Dayang1 : “Maafkan kami,tuanPuteri!” ( merasa bersalah)
Dayang 2 : “ Ia tuan Puteri,maafkan kami.”
a : “Tidak usah dipikirkan. Tidak apa -apa.” ( menenangkan dayang – dayang sambil
memunguti buah-buahan yang berserakan di lantai )
ng1 : “Kami tiadak sengaja tuan Puteri.”
Rama memperhatikan Shinta.
Rama : “Siapakah gadis itu?” ( berbisik pada Laksmana)
Laksmana : “Gadis itu adalah Shinta Kakanda.”
Shinta dan Dayang sangat terkejut ketika melihat lelaki memasuki
bangunan khusus perempuan.
: “Maaf, sungguh maafkan kami. Kami sedikitpun tidak bermaksud buruk, kami
tidak sengaja, kami salah masuk ruangan.”
Shinta : “Siapa kalian ?”
: “Maaf tuan Putri,kami adalah pemuda yang ingin melihat sayembara.”
Sinta : “Dayang,tolong antarkan pemuda -pemuda ini ketempat sayembara.”
Dayang 1,2 : “Baik tuan Puteri.” Mari (sambil menunjukan jalan )
Shinta : “Pemuda gagah itu pastilah salah-satu petualang seperti
banyak pengunjung yang ikut hadir
meramaikan Ibukota.(berbicara sendiri)
: “Ah, andaikata dia bukan puteri seorang Raja, yang harus
memperoleh jodoh melalui sebuah sayembara, akan menyenangkan
bisa berpetualang melihat dunia luas.”(Berbicara dengan Laksamana).
Laksmana : “Kakanda sayembara itu mudah sekaligus rumit.”
Rama : “Mengapa Laksmana?”
mana : “ Mereka hanya diminta menarik busur, pusaka kerajaan Wideha.
Busur itu bukan busur biasa kakanda, busur itu milik Dewa Siwa yang
dihadiahkan ke bumi, jangankan menarik talinya, bahkan mengangkat
busur itu saja banyak yang tidakmampu Kakanda.”
Rama : “Jangan kau remehkan kakandamu ini
dinda.”
Ketika Rama mulai mengangkat busur itu, ia menoleh ke
Laksmana adiknya,Laksmana pun menjawab lirikan itu dengan anggukn
kepala. Rama mulai memanah dan sssssiiiittt tepat jatuh di tengah
lingkaran yang telah di siapkan. Tepuk tangan semarak mengiringi
langakah kaki Rama.
: “Saya umumkan wahai rakyatku bahwa pemenang sayembara ini
adalah Rama.” (sambil mengangkat tangan kanan Rama)
ADEGAN 3
Sayembara telah berakhir, pernikahan antara Rama dan Shinta
segera dilangsungkan.Rama yang tampan berjalan dengan Shinta yang
jelita (tersenyum bahagia). Sementara itu Raja dan Ratu berbincang
berdua.
: “ Dinda,bagaimana jika aku mengangkat Rama menjadi
penerusku,apakah kamu menyutujuinya ?”
ri : “Tidak Kakanda,Rama hanyalah orang biasa yang hendak mengambil
tahta kerajaan kita.”
Raja : “Itu tidaklah benar Dinda,Rama adalah kesatria yang mulia.”
ri : “Kita lihat saja nanti. Brata anakkulah yang lebih pantas menjadi
raja Wiedha. “ (didalam hati)
: (meninggalkan Ibu tiri sendiri dan mendekati Rama dan Sinta)
“Bahagialah kalian anakku.” (merangkul Rama dan Shinta).
Melalui sebuah intrik yang licik, Rama dan Shinta justeru terusir
dan dibuang ke hutan rimba selama empat belas tahun. Barata, adik
tirinya menjadi raja, dan Raja Kosala meninggal dalam kesedihan
panjang.
a : “Kanda Empat belas tahunkita disini.” (Shinta tidur di pangkuan
Rama)
Rama : “Bersabarlah engkau Dinda.” (Sambil
mengelus rambut istri tercintanya)
Mereka diuji oleh berbagai godaan dan rintangan.. Dan
puncaknya saat Rahwana, Raja Alengka, berniat menculik Shinta yang
jelita. Rahwana adalah raja para raksasa. Kesaktiannya tiada tara.
Hari naas itu, Shinta melihat seekor anak kijang, begitu lucu,
lincah loncat kesana kemari. Shinta meminta Rama mengejar anak
kijang itu. Rama memutuskan mengejar kijang itu,
a : “ Kakanda,lihatlah kijang itu Kakanda. Aku ingin kau
menangkapnya.”
Rama : “ Baiklah Dinda. Laksmana,tetaplah kau
disini.”
Laksmana : “ Baik kakanda”
Kijang itu bukan kijang biasa, melainkan anak buah Rahwana
yang sedang menyamar.
Setelah masuk ke dalam hutan yang lebih lebat, Rama berhasil
memanahnya, dan kijang itu berubah wujud, berseru meminta tolong,
menirukan suara Rama.
Kijang : “Tolong, tolong.”
Mendengar teriakan itu, Shinta panik. Dia cemas suaminya
terluka, meminta Laksmana menyusul.
Shinta : “Laksmana,kau dengar itu ? Susulah Kakandamu.”
Laksmana : “ Tapi ku harus menjagamu Nimas.”
Shinta : “ cepatlah laksmana, jangan khawatirkan aku.”
mana : “ Baiklah.” (membuata lingkaran dari tanah dan beranjak pergi
mininggalkan shinta)
Laksmana meninggalkan Shinta yang berlindung dalam lingkaran.
Tetapi Rahwana cerdik, dia menyamar menjadi seorang pertapa tua,
berjalan terbungkuk, yang kehausan. Rahwana tidak bisa masuk ke
dalam lingkaran, tapi dia bisa membujuk Shintaagar melangkah keluar
mengulurkan kendi air minum.
ana : “ Nak, bolehkah kiranya kakek meminta air barang sedikit ? Kakek
benar-benar haus.”
a : “ Tentu boleh kek, tuggu sebentar ! “ (mengambilkan minum) Ini
Kek silahkan. (Menyodorkan kendi air minum)
Shinta tak menyadari bahwa tanganya
telah keluar dari lingkaran, Rahwana pun menyambar tangan
Shinta dan membawanyalari.
Rahwana tertawa puas, rencana besarnya telah berhasil.
Rahwana : “Hahahahaha.”(Rahwana tertawa lepas)
Shinta : “Tolong lepaskan aku, Tolong.”
Rama dan Laksmana sedih melihat Shinta telah diculik
Rahwana. Karna tidaklah mudah merebut Shinta dari Rahwana. Rama
memutuskan meminta bantuan bangsa Wanara(manusia kera) dipimpin
oleh panglima Hanoman.
: “ Hanoman,bantulah aku merebut kembali Shinta istriku dari
Rahwana.”
man : “ Apa yang akan kamu berikan pada kami,jika kami mau membantu.”
: “ Seperempat kebun pisang Alengka akan jadi milik bangsa
wanara.”
Hanoman : “ Baiklah kami bersedia.” (memulai perjalanan)
Masalah pertama menghadang rombongan itu, adalah
menyeberangiSungai.
Tidak semua anggota pasukan manusia kera bisa terbang.
B.winara : “ ak ak ak uk uk aaak uuuk.”
man : “ Tuan, kita tidak mungkin menyebrangi sungai ini. Apakah ada jalan
lain? “
Rama : “Tidak ini adalah satu –satu nya jalan menuju
Alengka.”
Rama meminta bantuan Baruna, dewa yang mengurus air.
Baruna menolaknya, karna dia tidak mau terlibat dalam pertempuran.
Rama : “ Bantu aku untuk melewati sungai ini
Baruna.”
Baruna : “ Maaf Rama aku tidak bisa membantumu.”
Rama habis kesabaran, Rama mengangkat busur Dewa Siwa,
berdiri penuh rasa marah, menghadap sungai yang menghambat
mereka. Anak panah ditarik, dan Rama berseru lantang
Rama : “Jika kau tidak mau membantuku, wahai Baruna, akan aku keringkan
seluruh sungai ini dengan anak panahku.”
Baruna gemetar berpikir, pilihannya terbatas, binasa seluruh air,
atau membantu penyerbuan Rama. Maka Baruna menawarkan
membangun sebuah jembatan. Dan dalam waktu singkat, jembatan itu
terwujud, membentang panjang atas nama cinta.
Pasukan manusia kera menyerbu kerajaan Alengka, dan pertempuran besar
tidak dapat dihindarkan lagi.
Panah sakti milik Rama akhirnya menghujam dada Rahwana, dan raja
raksasa paling sakti itu tumbang. Dan Shinta berhasil di rebut kembali.
Namun setelah kembalinya Rama dan Shinta ke Ayodya, entah kenapa
Rama kehilangan kepercayaannya kepada Shinta.
Rama : “Aku tidak bisa mempercayaiShinta begitu saja, Laksmana.” (
mnghembuskan nafas )
mana : “Bagaimana mungkin kau tidak mempercayainya, Kakanda ? Empat
belas tahun Shinta setia menemanimu. Empat belas tahun hidup penuh
penderitaan demi mengabdi padamu. Ditambah berbulan-bulan di
tahan oleh Rahwana, berbulan-bulan menanggung penderitaan di
sarang raksasa. Bagaimana mungkin kau tidak mempercayai Shinta?”
: “Karena berbulan-bulan itulah, Laksmana. Siapa yang tahu apa yang
telah terjadi di Alengka? Siapa yang bisa memastikannya?”
Laksmana : “Aku tidak percaya kalimat itu keluar dari mulutmu,
Kakanda.”
Saat Rama membawa Shinta kembali ke Kosala, tahta kerajaan
Kosala dikembalikan oleh Barata kepada Rama. Rama menjadi raja
Kosala.
Tapi kesenangan itu hanya sebentar, bisik-bisik kotor merasuki
penduduk kerajaan Kosala. Apalagi kalau bukan kabar burung. Shinta
sudah tidak suci lagi. Berbulan-bulan ditawan Rahwana, siapa yang bisa
memastikan Shinta tetap mampu menjaga diri.
Rama : “Shinta sudah tak suci lagi Laksmana.”
mana : “Omong kosong semua ini. Aku bersumpah, Shinta tidak akan pernah
berkhianat. Kakanda seharusnya tidak mendengarkan bisik-bisik di luar
sana. Di mana mereka saat Kakanda dan Shinta terusir empat belas
tahun. Di mana mereka saat Kakanda memimpin ribuan pasukan
Wanara? Tidak ada satu pun rakyat Kosala yang peduli? Kenapa
sekarang mereka peduli sekali dengan sesuatu yang bukan urusa
mereka?”
: “Tetapi mereka rakyatku, Laksmana. Aku tidak bisa menjadi Raja
mereka yang baik, jika mereka tidak mempercayai Ratunya.” ( tatapan
kosong )
mana : “Karena Kakanda Raja dan mereka rakyat, maka Kakanda bisa
memerintahkan untuk menghentikan seluruh omong kosong.”
Keputusan besar itu diambil Rama, dia memerintahkan agar ujian
kesucian digelar untuk Shinta. Melewati api yang berkobar tinggi. Jika
Shinta selamat melaluinya, maka tidak akan ada keraguan lagi.
Rama : “Aku akan mengadakan ujian untuk Shinta
Laksmana.”
Laksmana : “Ujiana apa Kakanda?”
: “Ujian api kesucian untuk Shinta, dengan melewati api yang
berkobar tinggi. Jika Shinta selamat melaluinya, maka tidak akan ada
keraguan lagi Laksmana”
Laksmana : “Apakah Kakanda masih mencintai Shinta?” ( Lirih)
: “Tentu aku mencintainya, Laksmana. Bagaimana mungkin kau
bertanya hal itu?”
mana : “Maka Kakanda telah melakukan kesalahan besar. Kepercayaan
adalah pondasi penting sebuah cinta, Kakanda telah kehilangan pondasi
itu. Besok lusa, hal ini akan terulang kembali. Besok lusa, tanpa
pondasi tersebut, Kakanda hanya akan menjadi olok-olok seluruh
penduduk Ayodya.”
Rama : “ Apa maksudmu ? “
mana : “ Bukan, Ujian ini dilakukan hanya untuk menutup resah di hati
Kakanda. Besok, Shinta akan berhasil melewati kobaran api itu, tapi
Kakanda, tidak akan pernah berhasil memadamkan keresahan itu.” (
membungkuk, ijin pamit dan keluar meninggalkan singgasana )
Pagi itu Shinta berjalan keluar dengan menggunakan baju dan
selendang putih. Dengan disaksikan seluruh rakyat Ayodya, para resi
memulai prosesi. Sebuah kidung dinyaniykan. Puja-puji untuk seorng
putri yang akan membuktikan diri.
“Dusta takkan bercampur dengan jujur
Hina takkan bercampur dengan mulia
Oh, minyak takkan pernah menyatu dengan air
Kebaikan takkan bercampur dengan .khianatan
Oh, Dewi Shinta takkan pernah menyatu dengan gadis hina”
Setelah lagu dinyanyikan, Laksmana benar, satu menit kemudian
Shinta dengan anggunnya keluar dari kobaran api suci tanpa luka
sedikitpun. Rama bernafas dengan lega.
Laksmana : “ Kau lihat itu kakanda? Iasuci tanpa luka
sedikitpun.”
Rama : “ Kali ini kau memang benar Laksmana.”
Beberapa bulan sejak prosesi api suci, bisik-bisik kabar kembali
terdengar di telinga Rama. Banyak yang beranggapan bahwa Shinta
dapat melewati api suci karena ilmu sihir yang telah di dapat dari
Rahwana.
Rama : “ Laksmana apakah menurutmu,Shinta
memiliki ilmu gaib?”
mana : “ Sungguh tega kau Kakanda. Ujian apa lagi yang kau buat agar kau
percaya pada Shinta. ”
Laksmana yang tak tahan dengan situasi di kerajaan memutuskan
untuk pergi menjadi pertapa.
Rama : “ Aku akan mengusir Shinta ,Pamanda.”
Hanoman : “Kau tidak akan melakukannya, Paduka Rama.”
: “Tapi bagaimana aku akan menghadapi rakyatku, Pamanda. Dari
kota hingga desa, di setiap sudut, pelosok, mereka berbisik tentang hal
itu. Bagaimana aku meletakkan wajah seorang Raja yang berwibawa
jika mereka tidak percaya dengan Ratunya? Siapa yang bisa bersaksi
Shinta tidak sedang menipu kita semua? Siapa?”
man : “Astaga, Paduka Rama, sungguh tidak ada yang terjadi di taman
Asoka. Bukankah kau sendiri yang menyuruhku berbulan-bulan
mengintai kerajaan Alengka selama pembuatan jembatan itu,
memastikan apakah Shinta baik-baik saja. Istrimu adalah perempuan
terhormat, dia tidak akan berkhianat walau di pikiran sekalipun.
Akulah saksinya.”
Rama : “(menggeleng)”
Hanoman : “Paduka Rama tidak percaya padaku?”
: “Aku tidak bisa lagi percaya pada siapapun dalam situasi ini,
Pamanda.”(lirih)
man : “ Jika itu memang keputusanmu,maka aku tidak bisa berbuat apa –
apa Paduka Rama.”
Keputusan kedua diambil. Dan kali ini lebih mengenaskan dari
sekadar melewati api suci.
: “Menurut rakyatku,Shinta yang telah menguasai sihir gelap pastilah
ia mampu melewatinya.”
Hanoman : “ Lantas apa yang akan paduka Rama lakukan?”
Rama : “Mudah, akan membuang Shinta dari
Ayodya.”
Hanoman : “Kau telah kehilangan akal sehat, Paduka Rama. Kau, kau
tidak akan melakukannya, bukan? itu berlebihan.”
Rama : “ Tidak,pamanda.”
Tapi entah alasan apa yang membuat Rama begitu gelap mata,
keputusan Rama sudah bulat. Duhai, kemanakah cinta mereka selama
ini? Empat belas tahun Shinta menemani Rama terusir dari Ayodya,
membuktikan pengabdiannya. Berbulan-bulan Shinta tidak sekalipun
lalai membisikkan nama Rama di penjara taman Asoka, berharap suami
tercintanya tiba, merebutnya kembali.
Hanoman : “Apakah kau masih mencintai Shinta, Paduka
Rama?”
: “Tentu saja, Pamanda. Tentu saja. Aku mencintainya. Tapi rakyat
Ayodya membutuhkan bukti bahwa Shinta akan mampu melewati masa
pembuangannya.”
man : “Bukan rakyat Ayodya. Bukan mereka, tapi Padukalah yang
membutuhkan itu semua untuk memadamkan api kecurigaan dalam
hati. Camkan ini, Paduka, esok lusa, Shinta akan berhasil melalui masa
terbuangnya, tapi Paduka tidak akan pernah mampu melewati resah
itu.” ( melangkah pergi )
Shinta mendengar perintah pengusiran itu dibacakan sendiri oleh
suaminya. Kali ini dia memang tidak kuasa menahan kesedihan hati,
matanya berkaca-kaca, tapi dia mengangguk patuh. Shinta sedikitpun
tidak pernah meragukan cinta Rama. Shinta sedih karena dia tidak
kunjung mampu meyakinkan rakyat Ayodya, Shinta sedih harus
berpisah dengan suami tercinta.
: “ Shinta, kau harus membuktikan kesetiaanmu padaku. Kau harus
pergi jauh dari Ayodya selama sepuluh tahun. Apakah kau sanggup?”
a : “Jangan cemaskan aku, Kakanda. Aku akan baik-baik saja. Masa
pembuangan ini tidak akan lama, apalah arti sepuluh tahun demi
membuktikan cinta kita akan abadi. Jangan cemaskan aku, Kakanda.
Sedikit pun jangan terbetik perasaan itu.” ( lirih )
Senja itu, saat gelap mulai menghampiri ibukota Ayodya, prosesi
pengusiran Shinta dimulai. Tidak ada yang boleh menemaninya, tidak
ada yang boleh membantunya.
a : “ Aku tak boleh menangis, hanya butuh waktu sepuluh tahun, aku
pasti kuat melewati ujian ini, demi cintaku pada suamiku. “ ( dalam
hati )
“Dusta takkan bercampur dengan jujur
Hina takkan bercampur dengan mulia
Oh, minyak takkan pernah menyatu dengan air
Kebaikan takkan bercampur dengan keburukan
Kesetiaan takkan bercampur dengan pengkhianatan
Oh, Dewi Shinta takkan pernah menyatu dengan gadis hina”
Senja itu, disaksikan ribuan rakyat, disaksikan Rama yang berdiri
memejamkan mata di kursi singgasana, sendirian Shinta dilepas
meninggalkan istana dan menjalani ujian sepuluh tahun terbuang..
Shinta : “ Aku akan baik-baik saja. Aku akan kuat” (
menyeka air mata)
Sampai ia melihat seekor beruang yang sedang berlari ke
arahnya, dengan sekuat tenaga ia berlari sampai akhirnya, kaki Shinta
tersangkut akar dan terjatuh.
Shinta : “Apakah ini akhir dari segalanya ?”
Tidak, Karna ada seseorang yang telahmenolongnya ,dia adalah
Resi Walmiki. Resi Walmiki adalah pertapa yang memiliki kemampuan
melihat watak seseorang hanya dengan melihat wajahnya.
Resi : “ Kisanak tidak apa-apa?”
Shinta : “ Ia,tuan ini siapa ?”
Resi : “ Nanti saya jelaskan,mari ikut saya.”
Berjalan menuju ke padepokan,tempat tinggal para resi.
Shinta : “ (berjalan,dengan rangkulan Resi), Tempat apa ini
tuan?”
: “ Ini adalah padepokan kami, kisanak boleh tinggal disini.
Mari,masuk.( mengajak Shinta untuk masuk ke padepokan)
Shinta : “ Terima kasih tuan, kalau boleh tau siapa nama
tuan ?”
: “ Kisanak bisa memanggil saya Resi Walmiki.” (sambil mengobati
Shinta ) Luka kisanak tidak terlalu parah,minumlah ramuan
ini.”(menyodorkan ramuan)
Shinta : “ (meminum )Terimakasih, Atas kebaikan tuan.”
: “ Kelihatany, kisanak tengah mengandung dua calon kesatria yang
hebat seperti ayahnya.”
a : “ Bagaimana tuan tau?”
: “ Semua telah digariskan oleh sang yang widi.”
a : “(Shinta terdiam,mendengarkan ucapan resi Walmiki)
: “ Sebaiknya kisanak beristirahatlah dahulu.” (Menutup pintu)

Hari demi hari berlalu, perut Shinta semakin membesar,


penduduk padepokan itu diliputi kegembiraan karna penghuni baru
mereka akan segera melahirkan. Seorang ibu setengah baya membantu
Shinta melahirkan, dua orang anak kembar, laki-laki, tampan seperti
Ayahnya.
Shinta memberi nama kedua anak kembarnya Lawa dan Kusa. Dia
dengan air mata berlinang menciumi dua bayi yang lahir di tanah
pembuangan itu.
Delapan tahun kemudian Lawa dan Kusa tumbuh menjadi ksatria
yang baik. Sekecil itu, mereka adalah pemanah terbaik di padepokan,
melihat bakat hebat itu, Resi Walmiki menghadiahkan busur panah
kembar dari Dewa Brahma. Itu bukan senjata mematikan dibanding
busur Dewa Siwa milik Ayah mereka, tapi panah itu menyimpan rahasia
tersendiri.
: “ Paman,busur ini adalah busur pertama yang paling indah yang
pernah ku lihat.”
Kusa : “ Terima kasih Paman.”
Resi : “ Gunakanlah busur ini untuk kebaikan putraku.”
: “ Paman,aku merasa ada yang lain dari busur ini.” (Sambil menarik
busur )
Lawa : “ Ia paman, Seperti ada kekuatan lain.”
n : “ (tersenyum) Kalian akan mengetahuinya kelak pada
watunya.”(pergi meninggalkan mereka berdua)
Shinta kembali termenung saatmengetahui masa pengusiran
itu telahhabis,karna Rama tak kunjung menjemputnya.
Shinta termangu menatap gerbang setiap hari untuk memastikan
bahwa suaminya akan menjemputnya. Tapi sepertinya penantiannya
sia-sia, karna sang suami tak pernah datang menjemputnya.
Shinta menjadi kurus kering karna tak mau di suruh makan.
Sang anak menjadi bingung, apa gerangan yang terjadi pada ibundanya
sampai bisa seperti ini. Sampai akhirnya anak-anaknya tahu bahwa ini
semua karna ayahya
: “ Paman ceritakan pada kami,apa yang sebenarnya terjadi pada
biung ku?
: “ Mengapa biung slalu termenung ketika melihat pintu gerbang
padepokan ini ?”
: “ Biungmu adalah orang yang telah dibuang selama sepuluh tahun
oleh Romomu sendiri hanya karena sebuahprasangka.Tidak hanya
itusemua pengorbananBiungmu selama ini Tidak cukup untuk
menguatkan kepercayaan bopomu pada biungmu, ujian api suci yang
bahkan bisa membakar seorang dewa pendusta, telah di lalui biungmu.
Biungmu juga di buang ke Hutan ini, selama sepuluh tahun untuk
meyakinkan bopomu. Sekarang ini saat masa pembuangan itu telah
berlalu,namun bopomu tidak tergerakkah hatinya untukdatang
menjemput biungmu. Rahasia besar ini sudah saatnya kau ketahui
putraku,
: “ Apa itu,Paman?”
Resi : “ Busur yang ku berikan itu bukanlah busur biasa.”
Kusa : “ Lalu?”
: “ Pusaka busur itu adalah milik Dewa Brahma,putraku. Rahasia
besar busur itu adalaah kebencian. Busur itu akan berlipat-lipat
menjadi lebih hebat saat dipegang oleh orang yang memiliki alasan
kebencian yang sah, berhak, dan direstui terbalaskan.”
Lawa dan Kusa berangkat meninggalkan padepokan tanpa
diketahui oleh siapapun. Mereka menyerbu kerajaan Kosala. Mereka
menghukum semuanya, menghancur leburkan kerajaan. Benteng
pertahanan kerajaan Kosala berjatuhan.
Mendengar kabar pemberontakan itu, rama memutuskan
mengirim pasukan hanoman untuk menumpas dua anak tersebut.
Lawa : “(memanah para wanara)”
Hanoman : “Hai, siapa kalian ? Hentikan semua ini!”
L&W : “ 1,2,3 (panah mereka menancap dada Hanoman)
Hanoman tumbang seketika saat dua anak itu mengarahkan
panahnya.
Shinta bahkan tak menyadari bahwa kedua anaknya pergi untuk
memberontak kerajaan Ayodya.
a : Anakku, anak-anakku Lawa dan Kusa, apa yang telah mereka
lakukan? Kerusakan apa yang telah mereka perbuat? Seberapa besar
kebencian itu?
Shinta menyusul ke ibukota ditemani oleh Resi Walmiki. Saat
Lawa dan Kusa memasuki Kerajaan Ayodya. Dua anak kembar itu
datang sambil menyanyikan lagu itu, lagu prosesi ujian milik Ibunya:
“Dusta takkan bercampur dengan jujur
Hina takkan bercampur dengan mulia
Oh, minyak takkan pernah menyatu dengan air
Kebaikan takkan bercampur dengan keburukan
Kesetiaan takkan bercampur dengan pengkhianatan
Oh, Dewi Shinta takkan pernah menyatu dengan gadis hina”
Rama berdiri dari singgasananya. Menyiapkan busur dan anak
panah miliknya. Sampai suara perempuan menghentikan semuanya.
Rama : “ Shinta, benarkah itu kau istriku ? “ (
mendekat )
Shinta : “ Jangan nak, ibu mohon. Jangan lakukan ini ! “ (
menangis )
Lawa : “ Lepaskan kami, bu. Biarkan kami membunuhnya

Shinta : ” Dia ayah kalian.Ibu mohon. Demi ibu “
Kusa : “ Dia bukan ayah kami ! “
Shinta : “ Ibu mohon jangan ! “ ( menangis )
: “Kami akan membalaskan sakit hati Ibu. Kami akan menghukum
seluruh Ayodya.”
Rama : “ Apa ? benarkah mereka anakku ? “
Shinta : “ (mengangguk lemah sambil menunduk).
Tapi lagi-lagi Rama tak percaya dengan Shinta. Rama lebih
menuruti bisikan rakyatnya
Rama : “ Tidak ! mereka bukan anakku ! “
Shinta : “ (Tertunduk, nafasnya tersengal, dia menangis
tersedu)
Oh Ibu, lihatlah, setelah begitu banyak pengorbanan yang kulakukan,
setelah begitu besar harapan yang kubangun, siang ini, disaksikan
ribuan orang, suamiku menolak percaya padaku.
a : “Oh Ibu, oh ibu pertiwi, dengarkan anakmu. Dengarkan anakmu. Oh
Ibu, belahlah tanahmu, belahlah perutmu “ (Tersungkur, tak kuat
berdiri)
Rama yang menyadari apa yang hendak dilakukan Shinta loncat
panik. Shinta tersungkur, tangannya mencabik-cabik tanah.
a : “Oh Ibu, bukalah pintumu, buktikanlah ke seluruh semesta, jika
anakmu ini memang ternoda, maka tolaklah diriku yang hina,
lemparkan aku kembali ke langit tanpa nyawa. Tapi jika aku memang
suci, terimalah anakmu kembali, aku mohon. Aku sungguh tidak kuat
lagi.”
: “ Jangan lakukan ! “ ( berlutut di depan Shinta ) “ Jangan lakukan
Shinta, demi aku “
Shinta : “ Ibu, bukalah pintumu “ ( memukul-mukul tanah )
: “ Dengarkan aku, Shinta. Maafkan aku. Maafkan aku yang tidak
mempercayaimu “
Shinta : “ IBU, aku mohon, aku sudah tak tahan lagi “( merangkak
menjauh )
Rama : “Kembalilah padaku, Shinta. Demi anak-anak kita.”
Tangan Rama berusaha menggapai rambut beruban Shinta yang
sekarang kotor oleh debu.Sejengkal lagi tangan itu berhasil menahan
Shinta. Bumi lebih dulu merekah. Sempurna sudah, terbelah dua.
Shinta berurai air-mata, tak berpikir panjang langsung melompat.
: “ Putraku mari kita pulang.”(Resi,Lawa,dan Kusa meninggalkan
Ayodya dan kembali ke padepokan.)
. Beberapa minggu kemudian, Rama meninggalkan tahta Ayodya,
dia memutuskan menyusul adiknya Laksmana menjadi pertapa. Lawa
dan Kusa yang menyaksikan kalau Ibunya tetap mencintai Rama hingga
detik terakhir, berhasil dibujuk Resi Walmiki kembali ke padepokan.
Mereka tetap membenci Ayahnya, tapi mereka menghentikan berbuat
kerusakan. Besok lusa, mereka menjadi ksatria tiada tanding.
Sementara rakyat Ayodya? Mereka tetap sibuk dengan tabiat buruk
bisik-bisik kotor itu.

-Tamat-
.

Anda mungkin juga menyukai