Askep Anak Typoid
Askep Anak Typoid
Disusun Oleh:
1. Chrisinta Yuli Rahmawati (172303101003)
2. Putri Ayu Rokhomat (172303101030)
3. Aprilia Tri Wulandari (172303101040)
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,berkat limpah rahmat
dan petunjuk-Nya ,kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai
Keperawatan Anak pada penyakit “Demam Thypoid” yang kami susun dari berbagai
sumber.
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami lebih jauh
tentang. “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Patologis Dari Sistem Pencernaan Dan Metabolik Endokrin (Thypoid)”. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharap kan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar buku ini
lebih sempurna dan dapat meningkatkan pembangunan bagi para pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi para
pembaca dan kita semua.
Lumajang, 22-02-2019
Penyusun
DAFTAR ISI
2.1.3 Klasifikasi
Menurut WHO (2003), ada 3 macam klasifikasi demam tifoid dengan perbedaan
gejala klinis:
1. Demam tifoid akut non komplikasi
Demam tifoidakut dikarakteristikkan dengan adanya demam berkepanjangan
abnormalis. Fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan diare pada
anak-anak). Sakit kepala, malaise, dan anoksia. Bentuk bronchitis biasa
terjadi pada fase awal penyakit selama periode demam, sampai 25%penyakit
menunjukkan adanya rose spot pada dada, abdomen dn punggung.
2. Demam tifoid dengan komplikasi
Pada demam tifoid akut, keadaan mungkin dapat berkembang menjadi
komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan
kliniknya, hingga 10% pasien dapat mengalami komplikasi, mulai dari
melena, perforasi, usus dan peningkatan ketidaknyamanan abdomen.
3. Keadaan karier
Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien.
Karier tifoid bersifat kronis dalam hal sekresi salmonella typhi di feses.
2.1.4 Patofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk ke saluran pencernaan, khususnya usus
halus berama makanan, melalui pembuluh limfe. Kuman ini masuk atau menginvasi
jaringan limfoid mesenterika. Di sini akan terjadi nekrosis dan peradangan. Kuman
yang berada pada jaringan imfoid tersebut masuk ke peredaran darah menuju limpa.
Di sini biasanya pasien merasakan nyeri. Kuman tersebut akankeluar dari hati dan
limpa. Kemudian, kembali ke usus halus dan kuman mengeluarkan endotoksin yang
dapat menyebabkan reinfeksi di usus halus. Kuman akan berkembang biak di sini.
Kuman Salmonella typhosa dan endotoksin merangsang sintesis dan pelepasan
pirogen yang akhirnya beredar di darah dan mempengaruhi pusat. (Marni,2016)
Salmonella typhosa
Menginvasi jaringan
limfoid
Peradangan
Pasien merasa
Hati Limpa nyeri
keluar
usus halus
Kuman dan endotoksin
Perdarahan
Menyebar ke seluruh tubuh Tukak mukosa
Perforasi
2.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda khas penyakit ini yaitu yaitu demam tinggi kurang lebih satu minggu
disertai nyeri kepela hebat dan gangguan saluran pencernaan, bahkan ada yang
sampai mengalami gangguan kesadaran. Demam tinggi biasanya dimulai sore hari
sampai dengan malam hari. Kemudian, menurun pada pagi hari. Demam ini terjadi
kurang lebih selama 7 hari. Pada anak yang mengalami demam tinggi dapat terjadi
kejang. Gangguan pencernaan yang terjadi pada pasien demam thypoid yaitu mual,
muntah, nyeri ulu hati, perut kembung, anoreksia, lidah typoid (kotor, bagian
nelakang tampak putih pucat dan tebal, serta bagian unujung dan tepi kemerahan).
Selain itu juga dapat menyebabkan diare dan konstipasi. Gangguan kesadaran juga
dapat terjadi pada pasien demam typoid yaitu apatis, dan somnolen. Pada minggu
kedua, dapat terjadi hepatomegali, splenomegali, dan terdapat roseola. Roseola
merupakan bintik kecil kemerahan yang hilang dengan penekanan. Roseola ini
terdapat pada daerah perut, dada, dan kadang bokong.
Pemeriksaan fisik menujukan peningkatan suhu tubuh,lidah typoid,
hepatomegali, splenomegali, dan terdapat reseola (tidak semua pasien ada).
Pembahasan limpa terjadi pada akhir minggu pertama, tidak progresif dengan
konsistensi yang lebih lunak. Pada anak berusia di bawah 2 tahun, tanda dan gejala
yang terjadi yaitu demam tinggi mendadak, disertai muntah, kejang, dan tanda
rangsangan meninggal. (Marni,2016)
2.1.7 Penatalaksaan
Penatalaksaaan demam typoid dilakukan dengan terapi suportif, simptomatis, dan
pemberian antibiotik jika sudahditanggakkan diasnotik.
1. Terapi Suportif Demam Typoid:
a. Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
b. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
c. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
d. Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran),
kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien.
2. Terapi Simptomatik Demam Typoid:
a. Antipiretik, misalnya Parasetamol 3-4x500 mg (dewasa), 10 mg/kgBB/x
(maksimal hingga 6x/hari)
b. Mengurangi simtomatis gastrointestinal, misalnya antiemetik (Domperidon
3x10 mg atau Ondansetron 2x4 mg atau Metoclopramide 3x5 mg)
3. Terapi Definitif Demam Typoid (Antibiotik):
3.1 Kesimpulan
Penyakit Demam Tifoid (entric fever) adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. Penyakit infeksi dari
Salmonella (Salmonellosis) ialah segolongan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
sejumlah besar spesies yang tergolong dalam genus Salmonella, biasanya mengenai
saluran pecernaan. Pertimbangkan demam tofoid pada anak yang demam dan
memiliki salah satu tanda seperti diare (konstipasi), muntah, nyeri perut, dan sakit
kepala (batuk). Demam ini berlangsung selama 7 hari atau lebih.
Macam-macam demam typoid itu sendiri antara lain: Keadaan karier, Demam
tifoid dengan komplikasi, Demam tifoid akut non komplikasi. Dan memiliki tanda
khas yakni tanda khas penyakit ini yaitu yaitu demam tinggi kurang lebih satu
minggu disertai nyeri kepela hebat dan gangguan saluran pencernaan, bahkan ada
yang sampai mengalami gangguan kesadaran.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang
budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA