Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi


dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk
kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba
secara optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi
menunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya
kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkungan
yang sesuai (Pelczar, 1986). Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
adalah suhu. Untuk pertumbuhan tiap-tiap jasad mempunyai suhu pertumbuhan yang
berbeda-beda, yaitu ada maksimum dan optimum (Dwijoseputro, 1994).
Daya tahan terhadap temperature tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada spesies yang
mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada
temperature 60oC, sebaliknya bakteri yang membentuk spora genus Bacillus dan genus
Clostridium itu tetap hidup setelah dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selama kira-kira
setengah jam (Dwijoseputro, 1994).
Temperatur maut (Termal Death Point) adalah temperature yang serendah-rendahnya
yang dapat membunuh bakteri yang berada dalam standar medium selama 10 menit. Tidak
semua individu dari suatu spesies mati bersama-sama pada suatu temperatur tertentu.
Biasanya individu yang satu lebih tahan daripada individu yang lain terhadap suatu
pemanasan sehingga tepat bila kita katakana adanya angka kematian pada suatu temperatur
(Termal Death Rate) (Dwijoseputro, 1994).
Mengenai pengaruh temperatur terhadap kegiatan fisiologi, maka mikroorganisme
dapat bertahan di dalam suatu batas temperatur tertentu. Menurut Madigan (dkk., 2012),
berdasarkan atas batas temperatur itu, bakteri dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Bakteri psikofil, yaitu bakteri yang memiliki temperatur optimum tumbuh pada
temperature 15oC atau lebih rendah.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang memiliki temperatur optimum tumbuh pada
temperature lebih dari 45oC.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang memiliki temperatur optimum tumbuh pada
temperature antara 45o-80oC.
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Madigan, T.M., Martinko, J.M., Stahl, D.A., & Clark, D.P. 2012. Brock Biology of
Microorganisms. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Pelczar, M.J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta: UI Press.


Diskusi

1. Jelaskan pengaruh ketujuh macam suhu tersebut dalam percobaan ini terhadap pertumbuhan
bakteri!
Jawab: Pengaruh ketujuh suhu ini terlihat pada saat bakteri sudah di inokulasikan pada medium
lempeng NA. Pada suhu 40ºC-70ºC, bakteri yang diuji masih bisa tubuh dengan baik, akan tetapi
pada suhu 80ºC pertubuhan bakteri mulai berkurang dan tidak tumbuh pada suhu 90ºC-100ºC.
Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 80ºC merupakan titik kematian termal. Dan pada saat
suhu mencapai 90ºC-100ºC bakteri yangdiuji tidak bisa tumbuh lagi.
2. Suhu berapakah yang merupakan titik kematian termal bakteri-bakteri yang digunakan dalam
percobaan ini?
Jawab: Bakteri yang telah kami uji coba memiliki titik kematian yakni pada suhu 90˚C - 100˚C.
3. Jelaskan mekanisme kematian bakteri akibat perlakuan dengan suhu tinggi?
Jawab: Mekanisme Kerusakan Oleh Panas. Inaktivasi bakteri oleh panas tidak dapatdigambarkan
dalam peristiwa biokimia sederhana.Meskipun efek letal panas lembabsuatu temperatur tertentu
biasanya dihubungkan dengan denaturasi dan koagulasiprotein, pola kerusakan oleh panas
tersebut cukup kompleks, dan secara tidakdiragukan koagulasi menyembunyikan suatu
perubahan kecil yang menginduksi selsebelum koagulasi menjadi nyata. Peristiwa yang
mematikan terutama produksi rantai-tunggal (terlepasnya rantai) DNA. Hilangnya viabilitas
(kelangsungan hidup) sel oleh panas sedang, dapat dihubungkan dengan pelepasan rantai DNA
tersebut.Kerusakan DNA terlihatbersifat enzimatik, sebagai akibat dari aktivasi nuklease.
Kemampuan sel untuk memperbaiki kerusakan dan memperoleh viabilitasnya bergantung pada
tempatfisiologik dan susunan genetik organisme.

Anda mungkin juga menyukai