LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat
B. Etiologi
pembesaran prostat terjadi secara perlahan – lahan, efek perubahan juga terjadi
secara perlahan – lahan (Wim de Jong dikutip dalam buku Hida & Kusuma,
2013).
2
C. Patofisiologi
oleh penunaan, tanda klinis BPH biasanya muncul pada lebih dari 50 tahun ke
sebagai poliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjer normal
yang tersisa. Prostat tersebut mengelilingi uretra dan pembesaran pada bagian
periuretral yang menyebabkan obstruksi leher kandung kemih dan uretra pars
hormon karena dengan penunaan kadar testosterone serum menurun dan kadar
D. Menifestasi Klinis
Klien BPH dapat menujjukan berbagai macam tanda dan gejala. Gejala
BPH berganti – danti dari waktu ke waktu dan mungkin dapat semakin parah,
Berbagai tanda dan gejala dapat di bagi dalam dua kategori yaitu :
pengososngan kandung kemih) dan irirtatif ( hasil dari obstruksi yang sudah
berjalan lama pada leher kandung kemih), (Yuliana, 2011 dikutip dalam buku
Askep BPH
3
f) Dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urine dan
Huda & Kusuma, 2013, derajat berat BPH di bedakan menjadi 4 stadium yaitu:
pengobaatan konservatif.
Askep BPH
4
2. Clinical gradding : banyaknya sisa urine di ukur tiap pagi hari setelah
b) Grade 1 : sisa 0 – 50 cc
Askep BPH
5
E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada klien BPH adalah antara lain : sering
dengan semakin beratnya BPH dapat terjadi obstruksi saluran kemih, karena
urine tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih dan apabila tidak di obati dapat menyebabkan gagal ginjal.
hemeroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk batu endapan
F. Diagnostik test
meliputi :
1. Riwayat medis yaitu keluhan – keluhan yang dihadapi, penyakit lain yang
3. Pemeriksaan laboratorium
kadar protein spesifik dalam darah, tinggi kadar protein tersebut dapat
Askep BPH
6
prostat.
c) Urinalisis, untuk mengetahui kelainan yang terdapat pada air seni yang
perdarahan .
G. Penatalaksanaan
1. Stadium 1
Askep BPH
7
alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera
pemakaian lama.
2. Stadium 2
3. Stadium 3
perkirakan prostat sudah cukup besar, sehingga reseksi tidak akan selesai
4. Stadium 4
Askep BPH
8
BAB II
A. Pengkajian
1. Data Umum
alamat.
2. Keluhan utama.
3. Riwayat kesehatan.
Alasan klien masuk Rumah sakit dan keadaan keluhan yang dirasakan
Skala, T : time).
Rumah sakit, dioperasi dan apakah pernah menderita penyakit yang sama
Askep BPH
9
d. Riwayat psikososial.
3) Pola koping : Meyangkut hal – hal yang dilakukan klien atau keluarga
e. Riwayat spritual
4. Pengkajian primer
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
urine.
Askep BPH
10
5. Pengkajian sekunder
yaitu:
status fisik.
perkusi adalah untuk menentukan batas – batas organ atau bagian tubuh.
bunyi usus.
6. Pengelompokan data
a. Data subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian.
b. Data objektif
Askep BPH
11
7. Analisa data
gambarkan dengan jelas melalui analisa data yang terdiri dari 3 komponen
B. Diagnosa keperawatan.
pembesaran prostat
4. Risiko defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan
muntah.
dapat berkurang.
Kriteria hasil :
Skala nyeri 0.
Askep BPH
12
oleh klien.
pembesaran prostat
Kriteria hasil :
Askep BPH
13
membersihkan ginjal
Kriteria hasil :
psikologi.
Askep BPH
14
serotinin, neuro transmitter yang membantu klien tertidur dan tidur lebih
relaksasi.
klien beristirahat.
lampu.
4. Risiko defisit volume cairan dan elektrolit tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
Kriteria hasil:
Askep BPH
15
b. Kaji, pantau, dan catat intake dan output cairan. Secara teliti, termasuk
urin, catat warna urine, konsistensi urin dan berat jenis urin
Kriteria hasil :
dolor.
Askep BPH
16
infeksi.
infeksi.
klien berkurang.
Kriteria hasil :
Ku baik
Askep BPH
17
d. Beri informasi yang jelas pada setiap prosedur yang akan dilakukan
prosedur/tindakan
Askep BPH