Anda di halaman 1dari 12

Nomor : 440/147/SOP/PKM-SM/UKP/VIII/2018

Revisike : 0
BerlakuTgl : 6 Agustus 2018

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PROSEDUR KLINIS PENATALAKSANAAN DIARE NON SPESIFIK

DiperiksaOleh : Disahkan :
PenanggungJawabMutu Kepala UPTD PuskesmasSetiaMekar

ANA ROMA IDA SITANGGANG AHMAD DIMYATI


NIP. 19681129 199003 2 003 NIP. 19690307 199403 1 006

UPTD PUSKESMAS SETIA MEKAR


JL.Anggrek VI Blok J No.33 RT. 04 RW. 19 Telp. (021) 88340440
TAMBUN - BEKASI
PROSEDUR KLINIS DIARE NON
SPESIFIK
No. Dokumen :
440/589/SOP/PKM-SM/X/2018

SOP No. Revisi :0


Tanggal Terbit : 11 Oktober
2018
Halaman : 1/2
UPTD AHMAD DIMYATI
PUSKESMAS NIP. 19690307
SETIA MEKAR 199403 1 006
1. Pengertian 1.1 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHgdan atau
diastolik > 90 mmHg.
90 – 95 % dari penderita hipertensi penyebabnya tidak
diketahui (Essential Hipertension).
1.2 Kriteria Diagnosis
1.2.1 Klasifikasi tingkat tekanan darah berdasarkan JNC
VII
Kategori Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-139
80-89 mmHg
mmHg
Hipertensi stage 1 140-159
90-99 mmHg
mmHg
Hipertensi stage 2 > 160 mmHg >100 mmHg

1.3 Diagnosis Banding


1.3.1 Proses akibat white coat hipertension
1.3.2 Proses Akibat obat
1.3.3 Nyeri akibat tekanan intra cerebral
1.3.4 Ensefalitis
1.4 PemeriksaanPenunjang
1.4.1 Urinalisis (Proteinuri atau albuminuria)
1.4.2 Tes Gula darah
1.4.3 Tes Kolesterol (Profil lipid)
1.4.4 Ureum Kreatinin
1.4.5 Funduskopi
1.4.6 EKG
1.4.7 Rontgen thorax
1.4.8 Terapi
1.5 Modifikasi Gaya Hidup
1.5.1 Giziseimbang dan pembatasan gula, garam dan
lemak
1.5.2 Mempertahankan berat badan dan lingkar
pinggang ideal
1.5.3 Gaya hidup aktif /olah raga teratur
1.5.4 Stop merokok
1.5.5 Membatasi konsumsi alkohol ( bagi yang minum)
1.6 Hipertensi tanpa compelling indication
1.6.1 Hipertensi stage-1
1.6.1.1 Deuretik
1.6.1.2 HCT 12,5-50 mg/hari
1.6.1.3 Furosemid 2x20-80 mg/hari
1.6.2 Penghambat ACE
1.6.2.1 Captopril 2x25-100 mg/hari
1.6.2.2 Enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari
1.6.3 Penyekat reseptor beta
1.6.3.1 Atenolol 25-100 mg/hari dosis tunggal
1.6.4 Penghambat calsium
1.6.4.1 Diltiazem extended release 1x180-
420mg/hari
1.6.4.2 Amlodipin 1x2,5-10 mg/hari
1.6.4.3 Nifedipin long acting 30-60 mg/hari
1.6.5 Hipertensi stage-2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
selama 2 minggu dapat di berikan kombinasi 2
obat, misalnya golongan (deuretik, tiazid dan
penghambat ACE) atau Antagonis reseptor A II
(losartan 1-2 x 25-100 mg/hari) atau penyekat
reseptor beta atau penghambat kalsium
1.6.6 Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi
diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang
diminum sekali sehari atau 2 kali sehari
1.6.7 Hipertensi Compelling indication
Obat yang direkomendasikan
Di Peny Pengh Antag Pengh Anta
Indikasi ur ekat ambat onis ambat goni
Khusus eti beta ACE resept kanal s
k (BB) (ACEi or A II kalsiu aldo
) (ARB) m stero
(CCB) n
Gagal ѵ Ѵ ѵ ѵ
jantung
Pasca Ѵ Ѵ ѵ
infark
miokard
akut
Risiko ѵ Ѵ Ѵ
tinggi
penyaki
t
koroner
DM ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Penyaki Ѵ ѵ
t gagal
ginjal
kronik
Penceg ѵ Ѵ
ahan
stroke
berulan
g

1.7 Kondisi khusus lain


1.7.1 Obesitas dan sindrom metabolik
Lingkar pinggang laki-laki > 90 cm/ perempuan >
80 cm. Tolerasi glukosa terganggu dengan GDP ≥
110 mg/dl, tekanan darah minimal 130/85 mmhg,
trigliserida tinggi ≥150 mg/dl, kolesterol HDL
rendah < 40 mg/dl (laki-laki) dan < 50 mg/dl
(perempuan)
Modifikasi gaya hidup yang intensif dengan terapi
utama ACE, pilihan lain reseptor A II, penghambat
calsium dan penghambat beta
1.7.2 Hipertrofi ventrikel kiri
Tatalaksana tekanan darah agresif termasuk
penurunan berat badan, restriksi asupan natrium
terapi dengan semua kelas antihipertensi kecuali
vasodilator langsung, yaitu hidralazin minoksidil.
1.7.3 Penyakit Arteri Perifer
Semua kelas antihipertensi, tatalaksana faktor
risiko dan pemberian aspirin
1.7.4 Lanjut Usia
Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mh/hari
Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit
penyerta
17.5 Kehamilan
Golongan metildopa, penyekat β, antagonis
kalsium, vasodilator.
Penghambat ACE dan antagonis reseptor A II
tidak boleh digunakan selama kehamilan
1.8 KriteriaRujukan
1.8.1 Krisis Hipertensi (Hipertensi emergency dan
urgensi)
1.8.2 Hipertensidengankomplikasi
1.8.3 Resistensi hipertensi
1.9 Rujukanditujukanke :
1.9.1 dr. Spesialis Mata ( Jikaadagangguanpenglihatan )
1.9.2 dr. Spesialis Penyakit jantung ( TD > 170/100 )
1.9.3 dr.Spesialissyaraf(Hipertensiberatataudengankom
plikasi/riwayat stroke)
2. Tujuan SebagaiacuanuntukpenatalaksanaanHipertensidi UPTD
Puskesmas SetiaMekar.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD PuskesmasSetiaMekarNomor
188/170/PKM-
SM/UKP/VI/2018tentangStandarPelayananKlinis
4. Referensi 4.1 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014
tentang Puskesmas
4.2 PeraturanMenteriKesehatan RI Nomor 5 tahun 2015
tentangPanduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan
Primer
5. Alat 5.1 Tensimeter
dan 5.2 Termometer
Bahan 5.3 ATK
5.4 Buku status pasien
5.5 Pengukur TB dan BB
6. Prosedur/ 6.1 Perawat melakukan pengukuran tekanan darah dan
langkah- mencatat dalam buku status pasien. Pengukuran
langkah tekanan darah dilakukan dalam keadaaan pasien duduk
bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit. Dengan
manset yang sesuai (menutupi 80% lengan) kemudian
pengukuran diulang setelah 10 menit.
6.2 Perawat mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
6.3 Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien antara
lain:
6.3.1 Sudah berapa lama menderita hipertensi
6.3.2 Obat apa yang biasa diminum dan dosis obat
tersebut
6.3.3 Adakah riwayat penyakit hipertensi dalam
keluarga
6.3.4 Apakah menderita penyakit lain (seperti jantung
koroner, gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit
serebrovaskular)
6.3.5 Kebiasaan merokok, kebiasaan makan, pekerjaan
6.3.6 Adakah rasa sakit kepala, mimisan, telinga
berdenging, rasa berat ditengkuk, insomnia, mata
berkunang-kunang.
6.4 Doktermelakukanpemeriksaanfisik.
6.4.1 Melakukanpemeriksaanthorax:
 Menilai irama denyut jantung, batas jantung, dan
JVP
 Memeriksa paru untuk mencari ronki.
 Melakukan pemeriksaan status neurologis
 Memeriksa ekstremitas.
 Menilai pulsasi arteri perifer.
 Mancari edema.
6.5 Jika diperlukan, Dokter melakukan pemeriksaan
penunjang (periksa Lab, EKG atau Foto Ro Thorax)
6.6 Dokter melakukan terapi sesuai acuan di atas
6.7 Dokter melakukan rujukan jika memenuhi kriteria di atas,
jika menolak di rujuk buat persetujuan menolak dirujuk
7. Diagram Alur
Perawat Dokter
Perawatmelakukanpeng
mengukur Berat melakukan
ukurantekanandarah,
Badan dan anamnesa
suhubadandanmencatat
terhadap
dalambuku status Tinggi Badan pasien
pasien

Jika diperlukan,
Dokter melakukan terapi Dokter melakukan Doktermelaku
pemeriksaan kanpemeriksa
sesuai acuan di atas
penunjang (periksa anfisik
Lab, EKG atau Foto
Ro Thorax)

Dokter melakukan rujukan


jika memenuhi kriteria di
atas, jika menolak di rujuk
buat persetujuan
8. Unit/RuangTe RuangPemeriksaanUmum
maenolak dirujuk
rkait
9. Dokumen 9.1 Rekam Medis
terkait 9.2 Buku Register
9.3 Blangko resep
9.4 Form rujukan pasien umum / JKN
9.5 Buku Kendali Rujukan
10. Rekamanhisto No. Yang diubah Isi perubahan Tgl.
ris Mulaidiberlakuk
an
PROSEDUR KLINIS DIARE NON
SPESIFIK
No.Dokumen :
440/589/SOP/PKM-SM/X/2018
DAFTAR No. Revisi :0
TILIK TanggalTerbit : 11 Oktober
2018
Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS AHMAD DIMYATI
SETIA MEKAR

Unit :........................................................................................
NamaPetugas :........................................................................................
Tanggalpelaksanaan :........................................................................................

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah Perawat mengukur suhu badan dan mencatat


dalam buku status pasien?
2. Apakah Perawat mengukur Berat Badan dan Tinggi
Badan?
3. Apakah Dokter mendiagnosa Diare?
4. Apakah Dokter melakukan pemeriksaan fisik?

5. Apakah Dokter melakukan terapi sesuai acuan

6. Apakah Dokter melakukan terapi terapi A untuk terapi diare


tanpa dehidrasi?
7. Apakah Dokter melakukan terapi B untuk terapi diare
dehidrasi ringan/sedang
Dokter melakukan terapi C untuk terapi dare
8. Apakah
dehidrasi berat
rujukan jika memenuhi kriteria di atas, jika menolak
di rujuk buat persetujuan maenolak dirujuk?
CR = 100 %
Bekasi, ………….…
Auditie Pelaksana/Auditor

(………................) (..................................................)

\
PROSEDUR KLINIS PNEUMONIA
No.Dokumen :
440/429/SOP/PKM-
SM/IX/2018
DAFTAR
No. Revisi :0
TILIK
TanggalTerbit : 28 September
2018
Halaman : 1/1
UPTD
AHMAD
PUSKESMAS
DIMYATI
SETIA MEKAR

Unit :........................................................................................
NamaPetugas :........................................................................................
Tanggalpelaksanaan :........................................................................................

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah Petugas menerima pasien dengan ramah?


2. Apakah Petugas melakukan pengukuran berat badan, tinggi
badan, mengukur suhu badan dan mencatat dalam
buku status pasien ?
3. Apakah Petugas melakukan anamnesa ?
4. Apakah a. Petugas melakukan pemeriksaan,
melihat dan mendengarkan : adakah
nafas cepat Apakah terlihat tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam (
TDDK, apakah terdengar stridor
,apakah teraba demam atau terlalu
dingin ?
5. Apakah Petugas menentukan ada tidaknya tanda bahaya?

6. Apakah Mengklarifikasi penyakit?

CR = 100 %
Bekasi, ………….…
Auditie Pelaksana/Auditor

(………................) (..................................................)
PROSEDUR KLINIS LAYANAN
REHIDRASI ORAL AKTIF (LROA)
No.Dokumen :
440/588/SOP/PKM-
SM/UKM/X/2018
DAFTAR
No. Revisi :0
TILIK
TanggalTerbit : : 11 Oktober
2018
Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS AHMAD DIMYATI
SETIA MEKAR

Unit :........................................................................................
NamaPetugas :........................................................................................
Tanggalpelaksanaan :........................................................................................

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah Petugas menyiapkan sendok dan gelas?


2. Apakah Petugs memasukkan air ±200 ml ke dalam gelas?
3. Apakah Petugas menuang oralit ke dalam gelas yang berisi
air?
4. Apakah Petugs mengaduk sampai rata?

5. Apakah Oralit di minum sesuai dosis?

Bekasi, ………….…
Auditie Pelaksana/Auditor

(………................) (..................................................)

Anda mungkin juga menyukai