Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

(Kanker Paru-Paru)

Nama: Nurul Rifka Maharanii

Prodi: Sanitasi

Dosen Pembimbing: Yunicho, SKM., M.Kes

Tahun Ajaran 2019/2020

POLTEKKES MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KANKER PARU-PARU

Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru.
Kanker ini lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan
merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Walaupun sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang
yang bukan perokok, terutama pada orang yang sering terpapar zat kimia di
lingkungan kerjanya atau terpapar asap rokok dari orang lain.

A. Sejarah penyakit kanker paru-paru:

Kanker paru jarang dijumpai sebelum ditemukannya kebiasaan merokok; bahkan


belum dikenali sebagai suatu penyakit khusus hingga tahun 1761. Berbagai aspek
berbeda dari kanker paru dijelaskan lebih jauh pada tahun 1810. Jumlah kanker paru
ganas hanya sebanyak 1% dari semua kanker yang ditemukan pada autopsi pada tahun
1878, tetapi telah meningkat 10–15% di awal 1900-an. Laporan kasus dalam literatur
kedokteran hanya sebanyak 374 di seluruh dunia pada tahun 1912, tetapi kajian pada
hasil autopsi menunjukkan bahwa insiden kanker paru telah meningkat dari 0, 3%
pada 1852 menjadi 5, 66% pada 1952. Di Jerman pada 1929, dokter Fritz Lickint
menemukan hubungan antara kebiasaan merokok dengan kanker paru, yang menjadi
penyebab munculnya kampanye antirokok yang agresif. British Doctors Study, yang
dipublikasikan pada 1950-an, merupakan bukti kuat epidemiologis hubungan antara
kanker paru dengan kebiasaan merokok. Akibatnya, pada 1964 Surgeon General
Amerika Serikat menyarankan para perokok untuk berhenti merokok.

Hubungan dengan gas radon pertama kali dijumpai di kalangan penambang


di Pegunungan Ore di dekat Schneeberg, Saxony. Perak telah ditambang di sana sejak
1470, dan tambang ini kaya dengan uranium, yang disertai radium, dan gas
radon. Para penambang menderita jumlah penyakit paru-paru yang tak sebanding,
yang kemudian dikenali sebagai kanker paru pada 1870-an. Walaupun ada penemuan
ini, penambangan tetap berlanjut hingga 1950-an, karena adanya permintaan uranium
dari Uni Republik Sosialis Soviet. Radon dikonfirmasi sebagai penyebab kanker paru
pada tahun 1960-an.

Pneumonektomi pertama yang sukses untuk kanker paru dilakukan pada 1933.
Radioterapi paliatif telah digunakan sejak 1940-an. Radioterapi radikal, yang mulai
digunakan pada 1950-an, merupakan usaha untuk menggunakan dosis radiasi yang
lebih besar pada pasien kanker paru dengan stadium yang relatif awal, tetapi yang
tidak cocok untuk pembedahan. Pada 1997, radioterapi dipercepat dengan
hiperfraksionisasi dipandang sebagai perbaikan terhadap radioterapi radikal
konvensional. Untuk kanker paru sel kecil, upaya awal dilakukan pada 1960-an saat
pembedahan dan radioterapi radikal tidak berhasil. Pada tahun 1970-an,
dikembangkan perawatan kemoterapi yang sukses.

1). Jumlah kasus


Menurut data statistic WHO, di Indonesia, persentase penyebab kematian
akibat kanker paru pada pria sebesar 21.8%, pada wanita sebesar 9.1%,
rata-rata terdapat 22.475 pria dan 8.390 wanita meninggal akibat kanker
paru setiap tahunnya.
2). Kaitan Mistis

! Mitos 1: Sudah terlambat jika Anda merokok selama bertahun-tahun

Fakta: Berhenti merokok memiliki efek baik yang cepat terhadap tubuh
Anda. Peredaran darah Anda akan membaik dan paru Anda akan bekerja
lebih baik. Risiko kanker akan mulai turun seiring berjalannya waktu.

Dalam waktu 10 tahun setelah Anda berhenti merokok, kemungkinan Anda


terkena penyakit kanker paru akan berkurang hingga separuh dari risiko
Anda sekarang.

! Mitos 2: Rokok rendah tar lebih aman dari rokok biasa

Fakta: Rokok rendah tar dan rokok biasa sama-sama berisiko menyebabkan
kanker paru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok menthol (yang
biasanya rendah tar) mungkin lebih berbahaya dan bikin Anda lebih sulit
untuk berhenti merokok. Sensasi dingin dari rokok menthol mendorong
sebagian orang untuk menarik napas lebih dalam sehingga efeknya justru
lebih berbahaya.

! Mitos 3: Suplemen antioksidan melindungi Anda dari kanker paru

Fakta: Tak disangka-sangka, peneliti menemukan risiko kanker yang lebih tinggi di
kalangan perokok yang mengonsumsi suplemen antioksidan, seperti beta-karoten.
Bicarakan dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda merokok dan ingin
mengonsumsi suplemen antioksidan.

Akan tetapi, antioksidan alami yang bisa Anda temukan dari bahan pangan asli
seperti sayur dan buah-buahan terbukti mampu mencegah kerusakan sel karena
Anda merokok. Meski begitu, kerusakan sel bakal tetap terjadi selama Anda belum
berhenti merokok.

! Mitos 4: Pipa dan cerutu lebih sehat daripada rokok

Fakta: Pipa dan cerutu sama seperti rokok. Kedua hal tersebut akan
membuat Anda berisiko terkena kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker
esofagus, dan kanker paru. Merokok dengan cerutu justru lebih berisiko
menyebabkan penyakit jantung dan paru.

! Mitos 5: Merokok adalah satu-satunya risiko yang menyebabkan kanker


paru

Fakta: Merokok merupakan faktor risiko yang terbesar, tapi masih ada faktor
lain. Penyebab kanker paru nomor dua adalah gas radioaktif tidak berbau
yang disebut radon. Gas ini berasal dari batu dan tanah, bisa meresap ke
dalam rumah dan bangunan lain.

Anda dapat menguji rumah atau kantor Anda apakah mengandung gas radon
tersebut atau tidak dengan menghubungi departemen kesehatan.

! Mitos 6: Bedak tabur merupakan penyebab kanker paru

Fakta: Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang jelas antara kanker
paru dengan menghirup bedak tabur. Orang yang bekerja dengan bahan
kimialain, seperti asbes dan vinil klorida lebih berisiko terkena penyakit ini.

! Mitos 7: Jika sudah kena kanker, sia-sia saja berhenti merokok

Fakta: Jika Anda berhenti merokok, perawatan untuk kanker bisa bekerja
lebih baik dan efek samping obat jadi lebih ringan. Bila Anda butuh
pembedahan (operasi), mantan perokok lebih cepat sembuh dibandingkan
dengan perokok.

Selain itu, jika Anda membutuhkan terapi radiasi untuk kanker laring, Anda
cenderung tidak mengalami suara serak setelah berhenti merokok. Dalam
beberapa kasus, berhenti merokok juga dapat mencegah kanker berkembang
semakin parah.

! Mitos 8: Berolahraga tidak memengaruhi risiko terhadap kanker paru

Fakta: Dari sejumlah hasil penelitian, orang yang melakukan olahraga fisik
secara teratur cenderung tidak terkena kanker paru. Olahraga juga membantu
kerja paru Anda lebih baik dan membantu mencegah penyakit jantung, stroke,
dan penyakit lainnya.

! Mitos 9: Polusi udara bukan penyebab kanker paru

Fakta: Sejauh ini tembakau merupakan penyebab yang terbanyak. Namun,


polusi udara juga menjadi faktor risiko. Orang yang tinggal di daerah dengan
banyak penyakit lebih mungkin terkena kanker dibandingkan mereka yang
tinggal di tempat yang bersih.

3). Upaya Masyarakat Menanggulangi Sebelum Periode Ilmu Pengetahuan

Kanker paru-paru dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat


meningkatkan risiko munculnya kanker ini. Cara yang dapat dilakukan adalah:

• Jangan merokok, berhentilah merokok, dan hindari asap rokok. Ini


merupakan cara utama untuk mencegah kanker paru-paru.
• Gunakan alat pelindung diri di tempat kerja yang banyak paparan bahan
kimia berbahaya.
• Lakukan pemeriksaan secara rutin, terutama bila Anda memiliki riwayat
merokok atau bekerja di lingkungan yang tinggi paparan bahan kimia.
• Perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta hindari mengonsumsi suplemen
vitamin dalam dosis besar.
• Lakukan olahraga secara teratur selama 30 menit tiap harinya.

4). Upaya Masyarakat Menanggulangi pada Periode Ilmu Pengetahuan

Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah melalui operasi.
Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan
radioterapi dan kemoterapi.

Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan lain untuk menangani kanker paru-paru,
yaitu terapi target, terapi ablasi, terapi fotodinamik, dan krioterapi.
B. Gejala Penyakit Kanker Paru-Paru
! Membutuhkan diagnosis medis
Gejala termasuk batuk (sering dengan darah), nyeri dada, napas berbunyi, dan
penurunan berat badan. Gejala ini sering tidak muncul sampai kanker sudah
pada tahapan lanjut

! Orang mungkin mengalami:

Area nyeri: dada atau tulang rusuk

Batuk: berdahak, berdarah, kering atau kronis

Pernapasan: infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi, napas pendek atau
sesak

Seluruh tubuh: kehilangan selera makan atau kelelahan

Juga umum: pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan atau
serak

Anda mungkin juga menyukai