BISNIS
OLEH
KELOMPOK 5:
PRODI AKUNTANSI
PEMBAHASAN
5.1 Pengertian Profesi dan Bisnis Sebagai Profesi
Istilah profesi, professional, dan profesionalisme sudah sangat sering
dipergunakan baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam berbagai tulisan
dimedia massa, jurnla ilmiah, atau buku teks. Akan tetapi, ternyata arti yang diberikan
pada istilah-istilah tersebut cukup beragam. Untuk memahami beragamnya pengertian
profesi, professional, dan profesionalisme tersebut, di bawah ini dikutip beberapa
definisi dari berbagai sumber.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
“Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejujuran, dan sebagainya tertentu”
Menurut Sonny Keraf (1998):
“Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi dan dengan melibatkan pribadi
(moral) yang mendalam.
Menurut Hidayat Nur Wahid:
“Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar dilakukan oleh seseorang, sebuah
‘pekerjaan’ yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, ditekuni secara
konsisten, sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang berprofesi di bidang
tersebut. Sedangkan profesional yang memayungi profesi tersebut adalah semangat,
paradigma, spirit, tingkah laku, ideologi, pemikiran, gairah untuk terus menerus
secara dewasa, secara intelek meningkatkan kualitas profesi mereka”
Pada awalnya, sebenarnya pengertian profesi dimaksudkan sebagai sebutan
untuk pekerjaan mulia yang dilakukan oleh dokter, akuntan, pengacara dan sejenisnya.
Profesi ini disebut mulia karena orang yang menyandang profesi seperti ini tidak
semata-mata menggunakan keahliannya untuk tujuan mencari nafkah (uang), tetapi
juga mempunyai misi sosial dan pekerjaannya berdampak luas bagi masyarakat.
Ciri-ciri Profesi :
1. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.
2. Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian dan keterampilan
tinggi.
3. Pengetahuan, keahlian dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan formal,
pelatihan dan praktik/pengalaman langsung.
4. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
5. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
6. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi untuk
hidup layak.
7. Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran, mengembangkan
program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta menyempurnakan,
menegakkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik di antara anggota profesi tersebut.
8. Ada ijin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.
2. Menurut Weiss :
a. martabat/hak
b. Kewajiban
c. Kewajaran
d. Keadilan
3. Menurut Sonny Keraf :
a. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya - Jakarta : Salemba Empat, 2009
Rindjin, Ketut. Etika Bisnis dan Implementasinnya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004