Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rismawaty (NIM: 436689)

Kelas : Pengauditan Forensik (Maksi-39/AUD)

RINGKASAN MATERI DAN KULIAH KE-9

FRAUD LAPORAN KEUANGAN


 Laporan keuangan yang disiapkan oleh organisasi memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga
pasar modal tetap efisien. Organisasi menyediakan pengungkapan yang berarti atas perusahaan. Pasar
saham dan obligasi merupakan komponen yang kritis untuk ekonomi kapitalis. Efisiensi, likuiditas, dan
resiliency pasar ini tergantung pada kemampuan investor, kreditor, dan regulator dalam menilai kinerja
keuangan bisnis yang menaikkan modal.

 Sifat alami dari fraud laporan keuangan antara lain:


a. Setiap kasus fraud laporan keuangan meliputi manajemen tingkat atas, kerugian investor dalam
jumlah yang besar, dan dapat berlanjut dalam beberapa tahun. Fraud manajemen seringkali
merupakan hasil dari tekanan untuk memenuhi ekspektasi internal atau eksternal dan memulai yang
kecil dengan ekspektasi bahwa hal tersebut akan diperbaiki. Namun, ketika suatu kesepakatan dibuat
untuk memulai fraud, sangat sulit untuk membaliknya.
b. Fraud laporan keuangan, seperti fraud lainnya, meliputi kebohongan yang disengaja dan
persembunyian yang diusahakan. Fraud laporan keuangan dapat disembunyikan melalui
dokumentasi palsu dan kolusi (antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga). Sayangnya, tidak
seperti fraud lainnya, fraud laporan keuangan jarang terlihat. Gejala fraud, indikator, atau red flag
biasanya diamati. Karena apa yang kelihatan seperti gejala dapat disebabkan oleh faktor lain yang
masuk akal, munculnya gejala fraud tidak selalu mengindikasikan keberadaan fraud.
 Selama 2000-2001, beberapa fraud laporan keuangan ditemukan di perusahaan Amerika. Seperti
kebanyakan fraud, fraud-fraud ini dilakukan dengan tiga elemen fraud: tekanan, kesempatan, dan
rasionalisasi. Beberapa faktor yang memicu badai fraud laporan keuangan ini yaitu: a booming
economy, allowing fraud to be concealed; a general decay of moral values; misplaced executive
incentives; analysts’ high expectations; high debt levels; a focus on accounting rules rather than
principles; a lack of auditor independence; greed by executives, banks, and investors; dan educator
failures.
 Beberapa studi telah memperlihatkan kesamaan antara kasus-kasus fraud laporan keuangan yang
dideteksi. Contohnya yaitu: fraud laporan keuangan seringkali berjalan beberapa tahun sebelum
terdeteksi; pengakuan pendapatan, lebih saji aset, dan kurang saji biaya adalah metode yang paling
umum digunakan; manajemen atas selalu dilibatkan dalam fraud; kebanyaka perusahaan yang terlibat
dalan fraud laporan keuangan memiliki pengawasan yang lemah oleh dewan direksi dan komite audit;
dan perusahaan fraud memiliki ukuran yang berbeda dari perusahaan auditnya.
 Motivasi untuk melakukan fraud laporan keuangan bervariasi. Seperti diindikasikan sebelumnya dalam
analisis badai fraud, terkadang motivasi yaitu untuk mendukung harga penawaran saham atau obligasi
yang tinggi. Di waktu yang lain, motivasi digunakan untuk meningkatkan harga saham perusahaan atau
untuk memaksimalkan bonus manajemen. Dalam beberapa perusahaan yang menerbitkan fraudulent
laporan keuangan, eksekutif atas memiliki saham perusahaan yang besar, dan perubahan dalam harga
saham akan memiliki dampak yang besar atas kekayaan pribadi mereka.
Kadang-kadang, manajer divisi melebihsajikan hasil keuangan untuk memenuhi ekspektasi perusahaan.
Seringkali, saat tekanan pada manajemen tinggi dan menghadapi kegagalan, beberapa manajer akan
melakukan kecurangan. Saat motivasi untuk fraud laporan keuangan berbeda, hasilnya akan selalu sama
yaitu konsekuensi yang terbalik untuk perusahaan.
 Mengidentifikasi fraud exposure adalah salah satu langkah yang paling sulit dalam mendeteksi fraud
laporan keuangan. Mengidentifikasi exposure dengan benar berarti anda harus mengerti operasi dan sifat
organisasi yang anda akan pelajari, baik sifat industri dan saingannya. Investigator harus memiliki
pengertian yang baik atas manajemen organisasi dan apa yang memotivasi mereka. Investigator harus
mengerti bagaimana perusahaan diorganisasikan dan waspada atas hubungan yang dimiliki perusahaan
dengan pihak lain dan pengaruh yang setiap pihak tersebut miliki atas manajemen. Sebagai tambahan,
investigator dan auditor harus menggunakan strategi reasoning saat berusaha untuk mendeteksi fraud.
Strategi reasoning mengacu pada kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan metode pelaku fraud
dalam menyembunyikan fraud. Beberapa tingkat strategi reasoning terjadi saat merencanakan audit
yaitu:
a. Zero-order reasoning, terjadi saat auditor dan auditee hanya mempertimbangkan kondisi yang
mempengaruhi secara langsung diri mereka tetapi tidak pihak lain.
b. First-order reasoning, berarti bahwa auditor mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhi secara
langsung auditee.
c. Higher-order reasoning, terjadi saat auditor mempertimbangkan lapisan kompleksitas tambahan,
termasuk bagaimana manajemen dapat mengantisipasi perilaku auditor.
 Dalam mempertimbangkan data keuangan dan non keuangan untuk menilai risiko fraud, auditor dapat
mengidentifikasi fraud risk exposures dengan memeriksa empat kelompok fraud exposure, yaitu:
a. Manajemen dan direktur perusahaan
Tiga aspek manajemen yang harus diinvestigasi yaitu:
1. Latar belakang manajemen
2. Motivasi manajemen
3. Pengarug managemen dalam pengambilan keputusan perusahaan
a. Hubungan perusahaan dengan pihak lain
Fraud laporan keuangan sering dilakukan dengan bantuan organisasi lain yang nyata atau fiktif.
b. Sifat alami organisasi yang akan diperiksa dan industry dimana organisasi beroperasi.
Fraud laporan keuangan terkadang ditutupi dengan menciptakan struktur organisasi yang
membuatnya mudah untuk menyembunyikan fraud. Atribut organisasi yang berpotensi pada fraud
exposure antara lain: struktur organisasi yang kompleks, organisasi tanpa departemen audit internal,
dewan direksi tanpa atau dengan sedikit pihak luar pada dewan komite audit.
Industri organisasi harus diperiksa secara hati-hati. Beberapa industry lebih berisiko daripada yang
lain. Contohnya tahun 1980-an, the savings and loan (S&L) industry adalah yang paling berisiko,
saat ini perusahaan teknologi adalah yang berisiko tinggi dan menunjukkan fraud yang sering
diungkap oleh SEC AAERs.
c. Hasil keuangan dan karakteristik operasi organisasi
Gejala fraud paling sering menunjukkan diri mereka dalam laporan keuangan. Dalam menilai fraud
exposure melalui laporan keuangan dan karakteristik operasi, saldo dan nilai harus dibandingkan
dengan hal yang sama pada organisasi sejenis dalam industri yang sama, dan kenyataan dunia yang
mengacu pada nilai laporan keuangan harus ditentukan.

Short Case 1
Pengungkapan fraud dalam kasus ini yaitu:
 Manajemen dan direktur perusahaan
The senior officers merupakan sahabat. Mereka memiliki banyak kekuasaan dalam perusahaan baru,
yang mengijinkan mereka untuk berkolusi jika diperlukan. Posisi mereka dalam perusahaan mengijinkan
mereka untuk mempengaruhi keputusan dan melanggar pengendalian internal. Mereka memiliki
persentase saham yang besar, sehingga mereka memiliki motivasi pribadi agar harga saham menjadi
setinggi mungkin. Mereka terdiri dari persentase yang besar atas dewan direksi, sehingga mereka adalah
insider.
 Hubungan perusahaan dengan pihak lain
Fakta bahwa presiden bank local ditunjuk menjadi dewan direksi tidak hanya menunjukkan kejanggalan
dalam dewan (karena dia telah meminjamkan uang pada perusahaan), tetapi juga menunjukkan perhatian
tentang seberapa valid transaksi antara perusahaan dan bank. Apakah bank memberikan perusahaan
kelonggaran jangka waktu pinjaman atau tingkat bunga yang tidak masuk akal? Seseorang mungkin
peduli pada hubungan perusahaan dengan pegawai pemerintah kota, yang merasa termotivasi kuat untuk
tetap membiarkan perusahaan ini di kota karena perusahaan mendorong ekonomi kota dan menyediakan
pekerjaaan.

Short Case 2
1. Would a good system of internal controls have prevented these fraudulent backdating practices?
In determining whether or not a good system of internal controls would have prevented fraudulent
backdating practices, it is important to understand who the perpetrators were. Internal controls are most
effective in preventing or detecting employees who commit fraud when acting alone. When collusion
(two or more people are involved), internal controls are less effective. When top management and the
directors are involved, as was the case with option backdating, they can often “override” internal
controls. Internal control activities (procedures) such as segregation of duties, proper authorizations, and
so forth, wouldn’t be nearly as effective in preventing this type of fraud as would a good control
environment (tone at the top.) While a few of these firms’ backdating practices were caught by auditors
or outsiders, most backdating revelations have come from companies themselves after thoroughly
examining all options granted in the past.
2. Why would executives and directors of so many companies have allowed this dishonest practice in their
companies?
The question of why executives and directors would have allowed this fraudulent practice is a tough
one. Hopefully, in most cases, the option backdating was known by only a few people. Those
individuals probably engaged in the practice because of the elements of the fraud triangle: (1) they felt a
pressure to increase their compensation—greed, (2) they perceived an opportunity to backdate without
getting caught—no one had been paying attention to option dating in the past, and (3) they rationalized
that it was okay—everyone else was doing it. With respect to the rationalization, they were correct.
While everyone wasn’t doing it, lots of companies were. The fact that many others are acting illegal
doesn’t make it right.
3. Would a whistle-blower system have helped to prevent or reveal these dishonest practices?
A whistle-blower system allows individuals to call in anonymously to report suspected violations. A
whistle-blower system would probably be the most effective way to catch this kind of fraud because
individuals who saw the dishonest acts could report violations by company executives without fear of
reprisal because no one knows who the anonymous caller is. Whistle-blower systems are most important
where internal controls can be overridden. The fact that a whistle-blower system is in place helps
prevent or deters dishonest acts. Providing a way for everyone who could see fraud to easily report that
fraud significantly increases the likelihood that dishonest acts will be reported.

Short Case 4
Tidak seperti embezzlement dan misappropriation, fraud laporan keuangan biasanya dilakukan oleh individu
di posisi tertinggi dalam organisasi, dan sering atas nama organisasi dihadapkan untuk melawan organisasi.
Contohnya: anggota manajemen puncak yang memanipulasi laporan keuangan supaya menaikkan
pendapatan dan menaikkan harga saham. Di sisi yang lain, embezzlement dan misappropriation terjadi saat
karyawan mencuri dari organisasi dimana mereka bekerja. Contohnya: manajemen menengah, karyawan.

Anda mungkin juga menyukai