Untuk menangani masalah otonomi khusus di Papua dibutuhkan pengawasan dari
pemerintah melalui Kementrian Dalam Negeri juga partisipasi masyarakat di daerah.
Dengan demikian sangat diharapkan peran masyarakat di daerah seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial keagamaan di Papua. Penyalahgunaan dana otonomi khusus dapat ditangani dengan diberlakukannya pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut oleh MRP. MRP haruslah membentuk tim khusus dari setiap masalah yang terjadi di Papua sehingga pengawasan oleh MRP dapat tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan masalah yang lain. Selanjutnya pihak yang melakukan penyalahgunaan dana otonomi khusus dapat dikenakan sanksi seusai undang-undang yang berlaku. Selain itu, pencegahan penyalahgunaan dana otonomi khusus dapat dilakukan dengan memberi pendidikan kepada calon Kepala Daerah mengenai kesadaran pentingnya dana otonomi khusus bagi masyarakat Papua agar Kepala Daerah tidak terpengaruh oleh interferensi dari pihak lawan pemerintahannya. Kajian mengenai pembatasan kewenangan pusat, provinsi, ataupun kota di Papua juga dapat mengurangi kegiatan/program yang tumpang tindih antara pusat dan daerah. Hal yang paling mendasar dari solusi di atas adalah perlu adanya pemberdayaan masyarakat Papua dengan pendekatan budaya sehingga terciptanya kualitas masyarakat Papua yang baik untuk membantu KPK atau badan pengawas lainnya mengawasi pemerintahan daerahnya sendiri.