OTITIS EKSTERNA
2. OTITIS MEDIA AKUT
3. OTITIS MEDIA SEROSA
4. OTITIS MEDIA KRONIK
5. MASTOIDITIS
6. MIRINGITIS BULLOSA
7. BENDA ASING
8. PEFORASI MEMBRAN TIMPANI
9. OTOSKLEROSIS
10. PRESBIAKUSIS
11. SERUMEN PROP
12. MABUK PERJALANAN
13. TRAUMA ASKUSTIK AKUT
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
Definisi
Infeksi kronis liang telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang
keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul. OMSA dengan perforasi membrane
timpani bisa disebut OMSK jika prosesnya > 2 bulan.
Letak perforasi
- Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani
- Perforasi marginal : sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan annulus
atau sulkus timpanikum
- Perforasi atik : perforasi yang terletak pada pars flaksida
Jenis OMSK
benigna Maligna
Secret Mukoid, tidak berbau Purulent, berbau busuk
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi
audiogram Tuli konduktif ringan- Tuli konduktif atau
sedang campuran
Gejala Klinis :
- Otorea
- Gangguan pendengaran
- Otalgia
- Vertigo
Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk
perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi
perkembangan mikroorganisme. Cara pembersihan liang telinga (toilet telinga):
a) Antibiotik topical
Bila sekret berkurang atau tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung
antibiotik dan kortikosteroid. Irigasi dianjurkan dengan garam faal agar lingkungan bersifat
asam yang merupakan media yang buruk untuk tumbuhnya kuman.
Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka
tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1
minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman
penyebab dan uji resistensi.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah :
Polimiksin B atau polimiksin E: Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram
negatif.
Neomisin: Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif. Toksik terhadap
ginjal dan telinga.
Kloramfenikol :Obat ini bersifat bakterisid terhadap basil gram positif dan negatif
kecuali Pseudomonas aeruginosa.
b) Antibiotik sistemik.1,3
Pemilihan antibiotik sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman
penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan
sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan
yang ada pada penderita tersebut.
Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung
kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan
aminoglikosida dan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi
tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba
golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
Untuk bakteri anaerob dapat digunakan metronidazol yang bersifat bakterisid. Pada
OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per
8 jam selama 2-4 minggu.
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila
terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
kemudian dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang
dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronik, baik tipe benigna atau maligna, antara
lain :5
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan
patologik. Tujuannya adalah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi
ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
b. Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah
meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan
patolgik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini
ialah untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi intrakranial,
sementara fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah pasien tidak boleh
berenang seumur hidupnya dan harus kontrol teraut ke dokter.
Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur pada rongga operasi serta membuat
meatoplasti yang lebar sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi,
yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak
kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga
direndahkan. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga
mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada
d. Miringoplasti
Operasi ini merupakan operasi timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan
timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan di membran timpani. Tujuan operasi ialah
untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi
yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman fase tenang dengan ketulian ringan
yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
e. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK
tipe aman yang tidak bisa ditenagkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah
untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.
Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga
rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang
dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. Sebelum rekonstruksi
dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi,
untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang operasi ini harus dilakukan 2 tahap
dengan jarak waktu 6 s/d 12 bulan.
OTITIS MEDIA SEROSA AKUT (NON SUPURATIF)
Definisi
Keadaan terbentuknya secret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
gangguan fungsi tuba
Etiologi
- Sumbatan tuba
- Infeksi virus akibat infeksi saluran nafas atas
- Alergi
- Idiopatik
Epidemiologi
Gambaran klinis
- Pendengaran berkurang
- Rasa tersumbat di telinga
- Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit
- Terasa cairan bergerak saat posisi kepala berubah
- Sedikit nyeri di telinga
- Tinnitus dan vertigo dalam bentuk ringan
Diagnosis
1. Otoskopi :
- Membrane timpani retraksi
- Tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam cavum timpani
2. Garputala
- Tuli konduktif
Tata laksana
Medikamentosa :
Bedah :
Indikasi tonsilektomi:
1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun walaupun telah mendapat
terapi yang adekuat
2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofasial
3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan
napas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan core
pulmonale
4. Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dengan pengobatan
5. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
6. Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus β
hemoliticus
7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
8. Otitis media afusa/ otitis media supuratif